• Tidak ada hasil yang ditemukan

LARUTAN ASAM BASA Oleh

Dalam dokumen Media Sain dan Teknologi Abulyatama (Halaman 51-53)

Drs. Muhammad, M.Si.1 ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) dan latihan berstruktur terhadap hasil belajar kimia siswa pada pokok bahasan larutan asam basa. Populasi dalam penelitian ini adalah sampel total yaitu seluruh siswa kelas III IPA SMAN 1 Indra Jaya. Seluruh siswa kemudian dijadikan sebagai sampel dalam penelitian. Kelas pertama adalah kelas ekperimen yang diajarkan dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD dan latihan berstruktur dan kelas kontrol diberikan perlakuan dengan pengajaran konvensional. Dari data post test yang digunakan untuk mengukur hasil belajar kimia siswa diperoleh bahwa kelas kontrol memiliki nilai rata-rata. 73.60 dengan varians 9.75, sedangkan untuk kelas ekperimen diperoleh rata-rata nilai hasil belajar kimia sebesar 79.6 dan varians 10.98. Dari hasil pengolahan data dipemilih bahwa kedua data nilai hasil belajar kimia siswa berdistribusi secara normal. berdasarkan uji hipotesis dengan uji kesamaan rata-rata satu pihak diperoleh thitung untuk α- 0.05 sebesar 2.59 dan ttabel 1.667 sehingga thitung (2.59) > ttabel (1,667).

dengan demikian Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti ada pengaruh yang signifikan antara pembelajaran kooperatif tipe STAD dan latihan berstruktur tcrhadap prestasi belajar kimia siswa pada pokok bahasan larutan asam basa.

1

Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

PENDAHULUAN

Keberhasilan seorang guru dalam mengajar akan tercapai, jika guru dapat memotivasi, dan memberi fasilitas kepada siswa untuk memahami masalah melalui semua tahap proses belajar, dengan cara inilah siswa akan mendapatkan pengalarnam belajar yang bermakna.

Mata pelajaran kimia syarat dengan konsep, mulai dari konsep yang sederhana sehingga konsep yang kompleks dan abstrak. Hal ini mengakibatkan mata pelajaran kimia merupakan mata pelajaran yang sulit bagi siswa. Banyak siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) yang gagal dalam belajar kimia. Hal ini tercermin dari rendahnya nilai kimia siswa, seperti nilai rata-rata kimia siswa SMA Program IPA T.A. 2001/2002 adalah 4,3 (http//www.Puspendik/ laphasi/Lapw.htm). Menurut Nakhleh, sebagian besar konsep- konsep kimia masih merupakan konsep yang abstrak bagi siswa, dan bahkan mereka tidak dapat mengenali konsep-konsep kunci atau hubungan antar konsep yang diperlukan untuk memahami konsep tersebut. (Nakhleh, 1994). Akibatnya, siswa tidak membangun pemahaman konsep-konsep kimia yang fundamental pada awal mereka belajar kimia, sehingga siswa mengalami kesulitan dalam belajar kimia.

Salah satu komponen hasil belajar siswa adalah kegiatan pembelajaran yang mengaktifkan siswa. Hal ini membutuhkan suatu metode pembelajaran yang lain yang membuat siswa tertarik dan tidak membosankan. Dalam pembelajaran kimia telah banyak digunakan metode dan pendekatan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Pendekatan kooperatif merupakan salah satu pendekatan yang lebih banyak mengaktifkan siswa dalam pembelajaran. Pembelajaran kooperatif memanfaatkan kecendrungan siswa untuk berinteraksi dengan siswa lainya. Di dalam pembelajaran kooperatif ini dibutuhkan beberapa orang dengan tingkat intelegensi yang berbeda membentuk sebuah kelompok kecil. Anggota kelompok tersebut harus bekerja sama untuk membahas

permasalahan yang ada, memecahkan dan merumuskan permasalahan atas persetujuan kelompok tersebut.

Belajar kooperatif merupakan salah satu pendekatan alternatif yang ditawarkan dalam kurikulum berbasis kompetisi 2004 yang memberikan pengalaman pemecahan dan penyelesaian masalah secara kelompok dapat meningkatkan hasil belajar siswa sehingga belajar menjadi lebih bermakna bagi peserta didik. Belajar kooperatif dapat saling menguntungkan antar siswa yang bekerja bersama-sama, siswa yang berkemampuan tinggi akan menjadi tutor sebaya lagi siswa yang berkemampuan rendah. Dalam pembelajaran Kooperatif tejadi peningkatan nilai rata-rata dari 56.20 menjadi 64.37 (Nauli, 2006). Slavin menelaah dan melaporkan bahwa dari 45 pendekatan yang dilaksanakan dari tahun 1972-1986, 37 diantaranya menunjukan bahwa kelas kooperatif menunjukan hasil belajar yang lebih tinggi dari kelas kontrol. (Ibrahim, 2000). Dari 37 orang siswa yang diteliti sebanyak 35 orang siswa yang aktif belajar dan mencapai memecahkan masalah sebesar 86,5% serta memperoleh nilai yang tinggi dalam pembelajaran dengan metode kooperatif (Hutagaol, 2005).

Latihan berstruktur merupakan salah satu metode yang dikombinasikan dengan pembelajaran kooperatif. Karena dalam metode ini guru memberikan latihan-latihan secara berstruktur yaitu dari soal-soal yang mudah menuju soal-soal yang sulit dan dicari dilakukan berulang-ulang (Rumansyah, 2003).

Dengan diterapkannya metode latihan berstruktur ini para siswa akan merasa terbimbing secara baik dan dapat menyelesaikan soal-soal yang diberikan guru dengan benar dan juga siswa nantinya akan memiliki kecakapan mental dalam memecahkan setiap permasalahan secara berstruktur yang tentunya membuat mereka terlatih untuk berpikir secara lebih sistematis, logis, teliti, dan teratur. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Sarah bahwa penerapan metode latihan berstruktur pada konsep reaksi redoks dapat meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa yaitu sebesar 90 % (Sarah, 2005).

Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

Agar memberikan persepsi yang sama dalam peneliti ini perlu dibuat batasan sehingga penelitian ini terarah dan dapat mencapai tujuan. Batasan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah:

a. Perbaikan peranan guru dan metode pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa

b. Metode kooperatif yang digunakan adalah metode kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) c. Pengayaan pembelajaran melalui

latihan terstruktur

d. Pokok bahasan dalam penelitian ini adalah larutan asam basa

e. Penelitian ini dilaksanakan pada kelas XI IPA semester genap tahun ajaran 2008/2009.

Berdasarkan latar belakang masalah dan batasan masalah di atas, maka masalah yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan latihan berstruktur pada pokok bahasan larutan asam basa.

Pengolahan data dilaksanakan untuk menguji hipotesis berikut:

Ha : Ada pengaruh yang signifikan pembelajaran kooperatif tipe STAD dan latihan berstruktur terhadap hasil belajar kimia siswa pada pokok bahasan larutan asam basa.

Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan pembelajaran kooperatif tipe STAD dan latihan berstruktur terhadap hasil belajar kimia siswa pada pokok bahasan larutanasam basa.

Dalam dokumen Media Sain dan Teknologi Abulyatama (Halaman 51-53)