• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tempat dan Kedudukan Imuem Mukim dalam sistem Pemerintahan

Dalam dokumen Media Sain dan Teknologi Abulyatama (Halaman 95-98)

4 Soeyatno, Sejarah Sosial

IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.1 Kedudukan, Tugas dan Fungs

4.1.3 Tempat dan Kedudukan Imuem Mukim dalam sistem Pemerintahan

Kabupaten

Pembentukan Mukim di Aceh adalah untuk membantu jalannya roda pemerintahan di Nanggroe Aceh Darussalam terutama di Kabupaten Nagan Raya, dalam hal pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, peningkatan pelayanan kepada masyarakat yang berada di wilayah kemukimannya. Keberadaan Pemerintahan Mukim sangat membantu Pemerintah daerah didalam meningkatkan pelaksanaan pelayanan secara cepat kepada masyarakat sehingga tidak harus menunggu berlarut-larut dalam menyelesaikan sesuatu permasalahan di dalam Gampong. Menurut Drs. Djasmi Setda Kabupaten Nagan Raya, kedudukan Pemerintahan Mukim di Kabupaten Nagan

14

Nyak Na Ye, Imuem Mukim Keude Linteung, Wawancara pada tanggal 23 April 2010 di Desa Kabu Kecamatan Seunagan Timur Kabupaten Nagan Raya.

15

H. Nyak Dollah Illah, Imuem Mukim Paya Undan, Wawancara pada tanggal 26 Mei 2010 di desa Latong Kecamatan Seunagan Kab. Nagan Raya

Raya adalah : struktur lembaga Mukim berada di bawah Pemerintahan Kecamatan yang bertugas mengawasi Pemerintahan Mukim dan berada diatas Pemerintahan Gampong. Fungsi dan tugas Pemerintahan Mukim sama dengan Pemerintahan Kecamatan tetapi wilayah Pemerintahan Kukim tidak seluas Pemerintahan Kecamatan karena Mukim berada dibawah Pemerintah Kecamatan.16

Tugas yang diberikan kepada Imuem Mukim adalah mengkoodinir Gampong yang ada diwilayahnya, mengawasi keuchik- keuchik serta menampung permasalahan dari Gampong. Sedangkan tugas Camat adalah mengkoordinil Lembaga Pemerintahan Mukim sehingga dapat berjalan seperti amanat Qanun No 4 tahun 2003 tentang Mukim.17

Fungsi dan tugas Mukim yang dirasakan sekarang tidak berjalan sebagaimana yang ada didalam qanun dan pelaksanaan itu hampir semua Mukim di Kabuapten Nagan Raya adalah sebatas mengatarkan surat-surat ke keuchik dan menghadiri acara-acara seremonial yang diadakan oleh pihak Pemerintah Kabupaten Maupun Kecamatan, 18

Pemerintahan Mukim perlu di berdayakan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai aparatur Pemerintahan sebagaimana di harapkan oleh UUPA No. 11

16

Drs. Djasmi, Setda Kabupaten Nagan Raya, Wawancara pada tanggal 3 Juni 2010 di Jeuram Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya.

17

Teuku Tjut Adek. BA, Ketua MAA Kab. Nagan Raya, Wawancara pada tanggal 10 Mei 2010 di Jeuram Kecamatan Seunagan Kab. Nagan Raya.

18

Said Zulkarnaeni, Camat Seunagan Timur, Wawancara pada tanggal, 23 April 2010 di Keude Linteng Kecamatan Seunagan Timur Kabupaten Nagan Raya.

Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

Tahun 2006 maka tugas Camat selaku Pemerintahan Kecamatan dan koordinator bagi Imuem Mukim harus bisa mengarahkan para Keuchik untuk berkoordinasi kepada Imuem Mukim pada setiap ada kegiatan dalam melaksanakan Pemerintahan Gampong untuk kemakmuran ditengan masyarakat gampong.19

Kedudukan dan tugas Imuem Mukim dalam melaksanakan pembangunan sebagaimana yang diharapkan masyarakat adalah :

1. Kedudukan dan tugas Imuem Mukim dalam pembuatan qanun dalam pembangunan gampong serta meli- batkan masyarakat dalam pembuatan qanun pembangunan tersebut.

2. Fungsi Imuem Mukim dalam memfa- silitasi masyarakat untuk meningkatkan dan menjunjung tinggi keadilan baik didalam kemu-kiman maupun diluar kemukiman.

3. Imeum Mukim bertugas memper- siapkan masyarakat dalam memahami pentingnya pembengunan dan demo- krasi didalam pelaksanaan Pemerintah- an Mukim di gampong.

Menjalankan Pemerintahan Mukim di Kabupaten Nagan Raya perlu mengatur strategi, sehingga Pemerintahan Mukim dapat berjalan di dalam masyarakat adalah: 1. Imuem Mukim perlu meningkatkan untuk

membuat rancangan qanun didalam meningkatkan kemakmuran Mukim dan Gampong.

2. Meningkatkan kemampuan masyarakat memiliki kesiapan untuk terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan kontrol pengawasan terhadap kegiatan-kegiatan pembangunan dalam Mukim.

3. Menumbuhkan dalam masyarakat kesadaran kritis tentang hak untuk terlibat

19

H. Zainal Abidin Nyak Syeck, S.Ag, Tokoh Masyarakat, Wawancara pada tanggal 23 April 2010 di Keude Linteng Kabupaten Nagan Raya.

dalam proses pembuatan kebijakan terhadap aturan yang dibuat oleh pemerintah dalam menetapkan isi dalam qanun.

4. Menyelenggarakan kegiatan pelatihan untuk memperkuat pengetahuan dan keterampilan anggota masyarakat demi kepentingan pembangunan di tingkat Mukim dan Gampong.

5. Mengembalikan dan memperkuat fungsi dan tugas lembaga-lembaga adat di tengah kehidupan bermasyarakat.

Pemberdayaan Pemerintahan Mukim dalam kecamatan sebagai upaya melakukan pembinaan guna meningkatkan kemampuan Mukim baik di segi aparatur, keuangan maupun manajerial agar terciptanya gampong yang mampu menyelenggarakan kegiatan pemerintah sesuai kewenangan yang dimiliki Mukim sebagai unit pemerintahan yang otonomi.

Pengalaman sejarah telah membuktikan pelaksanaan UU No 5 tahun 1979 tentang pemerintahan Desa belum memenuhi harapan masyarakat. Hal itu disebabkan antara lain pemerintah menghendaki penyeragaman bentuk dan susunan organisasi pemerintahan desa. Sedangkan UUD 1945 mengakui keanekaragaman adat yang mempunyai hak untuk mengatur diri sendiri. Selain itu telah melemahkan masyarakat desa sebagai milik bangsa Indonesia yang memiliki keanekaragaman nilai-nilai budaya, adat istiadat serta kebiasaan yang hidup dan berkembang dalam masyarakat itu sendiri.

Pemerintah desa seharusnya memberikan pelayanan perlindungan dan pemberdayaan bagi masyarakat, tetapi dalam kenyataannya telah dirancang dari atas untuk memenuhi kepentingan pemerintahan tingkat atas. Tidak tegas mengakui adanya hak mengatur rumah tangga desa, berbagai urusan seharusnya menjadi urusan rumah tangga desa cenderung diambil alih pemerintahan tingkat atas. Cenderung membentuk birokrasi yang mengedepankan kekuasaan yang sentralistis dan mengabaikan kedaulatan rakyat.

Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

Dalam UU No 5 juga telah meng- hancurkan fungsi dan tugas Mukim dalam sistem pemerintahan di Aceh yang secara turun-temurun telah diakui oleh masyarakat di Aceh. Seperti yang terjadi di Mukim Keude Linteng yang mana Camat telah mengintruksikan kepada Keuchik apabila ada permasalahan di dalam Gampong maka harus dilibatkan Imuem Mukim untuk menyelesaikannya akan tetapi para Keuchik tidaak pernah mengindahkannya dan malah dalam hal surat menyurat para Imuem Mukim tidak tahu sama sekali di karenakan tidak ada satu surat keluarkan yang ada tembusan untuk Imuem Mukim setempat.20

Dalam UU No.11 Thn 2006 tentang Pemerintah Aceh, Mukim adalah kesatuan masyarakat hukum di bawah kecamatan yang terdiri atas gabungan beberapa gampong yang mempunyai batas wilayah tertentu yang dipimpin oleh Imeum Mukim atau nama lain dan berkedudukan langsung di bawah camat, dalam menyelenggarakan kewenangan pemerintahan yang menjadi kewenangannya terdiri dari: melaksanakan sendiri, menyerahkan sebagian kewenangan Pemerintah kepada Pemerintah Aceh dan pemerintah kabupaten/kota, Melimpahkan sebagian kepada Gubernur selaku wakil Pemerintah dan/atau instansi Pemerintah, menugaskan sebagian urusan kepada Pemerintah Aceh dan pemerintah kabupaten/ kota dan gampong berdasarkan asas tugas pembantuan.

Di Kabupaten Nagan Raya Camat mencoba melibatkan Imuem Mukim dalam menjalankan tugas dan fungsi dalam pemerintahan. Melibatkan Imuem Mukim oleh Camat dalam hal mempersiapkan hal yang menyangkut data masyarakat yang berada di wilayah kemukimannya. Dan juga sekarang Mukim dilibatkan dalam hal tanda

20

Nyak Na Ye, Imuem Mukim Keude Linteung, Wawancara pada tanggal 23 April 2010 di Desa Kabu Kecamatan Seunagan Timur Kabupaten Nagan Raya..

tangan untuk mengetahui segala surat yang ada dikeluarkan oleh Kepala Desa. Mukim juga dilibatkan dalam hal pengurusan Tanah milik adat yang mau dijual, disamping itu mukim juga sebagai saksi dalam berbagai hal dilibatkan oleh Camat.21

Dalam menyelesaikan sengketa didalam pemerintahan Gampong yang diproses melalui pengadilan gampong maka mukim terlebih dahulu meminta pertanggung- jawaban keuchik terhadap kelangsungan gampong yang di pimpim selama pemerintahannya, kemudian memudahkan mukim di dalam mengatur setiap kegiatan di dalam gampong sebagaimana diharapkan oleh warganya.22

Oleh karena itu dengan telah adanya penyeragaman pola pemeritahan daerah di seluruh Indonesia melalui Undang-undang No. 5 Tahun 1974 tentang Pemerintahan Daerah, yang kemudian diikuti dengan lahirnya Undang-undang No. 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa, menunjukkan sistem pemerintahan ini menutup peluang bagi daerah untuk membentuk pola pemerintahan daerah yan berdasarkan karakter dan budaya daerah yang sekaligus melemahkan posisi masyarakat dan lembaga adat terhadap akses kepemilikan atau penguasaan atas sumber daya alam. Dapat dikatakan bahwa kehadiran struktur politik desa selama masa orde baru telah mengikis eksitensi Mukim yang selama ini mampu memegang peranan sosial masyarakat, menjaga relasi harmonis antar Gampong.

21

Said Zulkarnaeni, Camat Seunagan Timur, Wawancara pada tanggal, 23 April 2010 di Keude Linteng Kecamatan Seunagan Timur Kabupaten Nagan Raya.

22

Sahabuddin, Mukim Suak Sikha, Wawancara pada tanggal 22 Juni 2010 di Simpang Peut Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya.

Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

4.2 Kendala yang dihadapi Imuem

Dalam dokumen Media Sain dan Teknologi Abulyatama (Halaman 95-98)