• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya Yang ditempuh Imuem Mukim Dalam Mengaktifkan

Dalam dokumen Media Sain dan Teknologi Abulyatama (Halaman 102-107)

24 Anzani, S.Ag selaku Plt Camat

5. Kendala yang dihadapi Imuem Mukim dalam sistem Pemerintahan

5.1 Upaya Yang ditempuh Imuem Mukim Dalam Mengaktifkan

Pemerintahan Mukim

Tugas dan fungsi yang layak diberikan kepada Imuem Mukim adalah mengkoordinir gampong, mengawasi keuchik-keuchik dan menampung persoalan dari kechik. Sedang- kan tugas Camat adalah sebagai atasan Imuem Mukim yang mengkoordinil segala kegiatan Mukim di dalam wilayahnya.30

Di Kecamatan Seunagan fungsi dan tugas Mukim dalam menghidupkan kembali keberadaan Imuem Mukim sehingga lem-

28

Nyak Na Ye, Imuem Mukim Keude Linteung, Wawancara pada tanggal 23 April 2010 di Desa Kabu Kecamatan Seunagan Timur Kabupaten Nagan Raya.

29

Zulfika, SH. Kabag. Hukum Setdakab. Nagan Raya, Wawancara Pada tanggal 21 Mei 2010di Suka Makmue Kabupaten Nagan Raya.

30

Teuku Tjut Adek. BA, Ketua MAA Kab. Nagan Raya, Wawancara pada tanggal 10 Juni 2010 di Jeuram Kecamatan Seunagan Kab. Nagan Raya.

baga pemerintahan dapat berjalan dan Mukim tidak hanya sebagai lembaga adat yang menyelesaikan persoalan-persoalan di dalam gampong yang berada diwilayahnya akan tetapi meluas ke persoalan-persoalan yang lain. Untuk itu wewenang yang telah ada pada Mukim saat ini lebih dikembangkan kepada posisi lain agar pemerintahan Mukim memiliki wibawa didalam masyarakat.31

Imuem Mukim untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya sangatlah susah. Hal ini disebabkan oleh keadaan yang membuat Imuem Mukim tidak ada fungsi dan tugas yang berjalan di kabupaten Nagan Raya dan belum lagi seorang Imuem Mukim tersebut berbicara masalah dalam rumah tangganya sendiri yang pendapatannya saja tidak bisa untuk mencukupi nafkah dalam keluarga. Kalau kita berbicara kenapa Imuem Mukim dahulu makmur dalam masyarakat maupun keluargannya ini dikarenakan ada hak-hak adat atas tanah (ulayat) Gampong dan kedudukan Imuem Mukim dalam Gampong sebagai pengurus sumber alam yang ada didalam Kemukimannya.32

Untuk saat ini para Imuem Mukim merasa pesimis terhadap kelangsungan Pemerintahan Mukim, karena kewibawaan Mukim sudah tidak ada lagi yang diakibatkan oleh tidak dilaksanakan aturan- aturan tentang Mukim. Keuchik dengan mudah menhadap ke Camat untuk meminta penyelesaian suatu permasalahan, tampa diselesaikan permasalahan tersebut lebih dahulu dengan Mukim. Dan bagaimana mau bejalan Pemerintahan Mukim, Camat sendiri yang memberi peluang para keuchik untuk tidak mematuhi Mukim. Oleh karena itu

31

Anzani, S.Ag selaku Plt. Camat Seunagan, Wawancara pada tanggal 26 mei 2010 di Jeuram Kab. Nagan Raya.

32

Sahabuddin, Mukim Suak Sikha, Wawancara pada tanggal 22 Mei 2010 di Simpang Peut Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya.

Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

Imuem Mukim berharap agar mukim dapat diberdayakan sebagaiman mestinya sehingga tidak ada anggapan masyarakat yang bahwa Mukim adalah saat diperlukan. Maka fungsi Mukim dalam masyarakat adalah apabila masyarakat tidak lagi membutuhkan maka saat itu tidak ada fungsi Imuem Mukim. Harusnya pemerintah membuat ketegasan didalam peraturan sehingga Pemerintahan Mukim dapat berjalan sebagaimana di amanatkan oleh UUPA No.11 tahun 2006.33

Dan dalam pelaksanaan pemerintahan Mukim tidak akan terjadi dualisme Pemerintahan jika antara Camat dan Mukim saling koodinasi dalam menjalankan roda pmerintahan, sehingga tidak ada perasan curiga diantara kedua lembaga pemerintahan tesebut dan masing-masing mempunyai kewibaan tersendiri dalam masyarakat.34

Belum adanya kewenangan yang diberikan kepada Imuem Mukim sehingga kedudukan, tugas dan fungsinya tidak dapat berjalan apalagi mengharapkan berjalannya manajemen seperti sebuah badan pemerin- tahan yang telah ada. Akan tetapi apabila wewenang Imuem Mukim jelas didalam menjalankan Pemerintahan Mukim maka akan berjalan seperti yang di harapkan oleh UUPA dan qanun.35

Belum ada satu landasan dalam pelaksanaan Imuem Mukim di tingkat Kabupaten sehingga untuk menentukan

33

H. Nyak Dollah Illah, Imuem Mukim Paya Undan, Wawancara pada tanggal 26 Mei 2010 di desa Latong Kecamatan Seunagan Kab. Nagan Raya

34

Drs. Djasmi, Setda Kabupaten Nagan Raya, Wawancara pada tanggal 3 Mei 2010 di Jeuram Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya.

35

Mohd. Al-fatah, Ketua DPRD Kabupaten Nagan Raya, Wawancara pada tanggal 6 Mei 2010 di Suka Makmue Kab. Nagan Raya

fungsi dan tugas Imuem Mukim yang diberikan maka apabila telah ada aturannya dapat dijadikan arah dari tugas dan fungsi dapat dijelaskan, untuk saat ini yang ada landasanya hanya qanun no. 4 tahun 2003 yang disahkan oleh Gubenur Prov. NAD.36

Seharusnya didalam pemilihan Imuem Mukim :

1. Pemilihan Imuem Mukim harus sesuai dengan aturan yang telah ada

2. Jangan ada interpensi dari Pemerintah daerah didalam menetapkan Imuem Mukim

3. Syarat-syarat menjadi Imuem Mukim dan Keuchik harus jelas37

Imuem Mukim dimasa yang akan datang diharapkan dapat berperan dalam segala lini didalam pemerataan pem- bangunan diwilayah kemukiman, di anta- ranya: Imuem Mukim dan Keuchik harus kompak tentang apa yang perlu dibangun di dalam Gampong. Mukim sebagai lembaga adat yang mengurus segala permasalah diwilayahnya, sebelum permasalahan itu dibawa ke Camat atau pengadilan. Apabila ada bantuan yang diberikan kepada masyarakat maka pihak kecamatan atau siapapun yang menyalurkan bantuan tersebut harus melibatkan Mukim didalam membe- rikan informasi terhadap pemberinan bantuan kepada masyarakat dan diharapkan kepada Camat agar Imuem Mukim dapat berjalan.38

36

Said Azman, SH., Selaku Tokoh Masyarakat, Wawancara Pada tanggal 23 April 2010 di Suka Makmue Kabupaten Nagan Raya.

37

Drh Muhammad Zhahid, Ketua KNPI Kabupaten Nagan Raya, Tokoh

Masyarakat , Wawancara pada tanggal 21 Mei 2010 di Simpang Peut Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya.

38

T.Djuneidi, Sekretaris MAA Kabupaten Nagan Raya, Tokoh Masyarakat , Wawancara pada tanggal 21 Mei 2010di Keude Blang Sapek Kec. Suka Makmue,

Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

Dalam menyelesaikan sengketa didalam pemerintahan Gampong yang diproses melalui pengadilan gampong maka mukim terlebih dahulu meminta pertang- gungjawaban keuchik terhadap kelangsungan gampong yang di pimpim selama peme- rintahannya, kemudian memudahkan mukim di dalam mengatur setiap kegiatan di dalam gampong sebagaimana diharapkan oleh warganya.39

Lembaga-lembaga yang telah dike- luarkan qanun oleh Pemerintah sehingga diperlukan suatu aturan pelaksanaannya, akan tetapi aturan tersebut diserahkan kepada Kabupaten/kota sedangkan sistem dan syarat-syarat yang berhubungan dengan Pemilihan ditentukan oleh Pemerintah dalam hal ini Pemerintah Aceh. Sehingga di daerah menjadi kebinggungan didalam membuat aturan seperti yang diperintahkan didalam UUPA No.11 tahun 2006. Dan hal ini ditakuti adalah posisi Camat dimana, jika qanun tentang mukim di sahkan karena hampir semua kedudukan, tugas dan fungsi Camat ada pada kesemua aturan tersebut.40 V. Kesimpulan

1. Kedudukan Mukim adalah sebagai unit pemerintahan yang membawahi bebe- rapa Gampong yang berada langsung di bawah dan bertanggung jawab kepada Camat yang mempunyai tugas untuk menyelenggarakan pemerintahan, pe- laksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan peningkatan pelaksanaan Syariat Islam, sebagai

Kabupaten Nagan Raya

39

Sahabuddin, Mukim Suak Sikha, Wawancara pada tanggal 22 Mei 2010 di Simpang Peut Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya.

40

Zulfika, SH. Kabag. Hukum Setdakab. Nagan Raya, Wawancara Pada tanggal 21 Mei 2010di Suka Makmue Kabupaten Nagan Raya.

penyelenggaraan Pemerintahan, antara lain: penetapan organisasi Pemerintahan Mukim, penetapan perangkat Mukim. Membina kehidupan beragama dan pelaksanaan Syariat Islam di wilayah kerjanya.

2. Kendala yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Nagan Raya dalam menja- lankan pemerintahan Mukim adalah Pemerintah Kabupaten Nagan Raya belum berani dalam mengambil kebi- jakan untuk membuat Peraturan (Qanun) tentang kedudukan dan tupoksi Mukim dikarenakan belum ada petunjuk dari Pemerintah Nanggroe Aceh Darussalam.

3. Upaya yang dilakukan untuk meng- aktifkan kembali Kedudukan dan tugas Mukim dalam pemerintahan di Kabu- paten Nagan Raya adalah dengan mene- tapkan Organisasi Pemerintahan Mukim tentang struktur Pemerintahan Mukim yang terdiri dari Imuem Mukim, Imuem Chiek dan Sekretaris Mukim dan penetapan perangkat Mukim adalah untuk penyelenggaraan Pemerintahan Mukim. Disamping itu pemerintah Kecamatan juga bertugas untuk mema- jukan Pemerintahan Mukim, karena Camat dalam setiap pelaksanaan peme- rintahan di kecamatan sangat berperan sehingga apabila ada keuchik yang menajukan permasalahan tanpa pembe- rintahuan terlebih dahulu kepada Imuem Mukim.

Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

99

DAFTAR PUSTAKA

Al-Yasa‟ Abubakar, Pelaksanaan Syariat Islam di Aceh, Proposal dan Tantangan Pelaksanaannya. IAIN-Ar-Raniry, Banda Aceh, 1999.

---, Bunga Rapai Pelaksanaan Syariat Islam (Pendukung Qanun Pelaksanaan Syariat Islam, Dinas Syariat Islam Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Banda Aceh, 2005.

---, Dinas Syariat Islam Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Banda Aceh, 2006. Alfian, Teuku Ibrahim. Wajah Aceh dalam Lintas Sejarah. Yogyakarta, Gajah Mada

University Pess, 2005.

Ateng Syafruddin, Titik Berat Otonomi pada Daerah Tingkat II, Mandar Maju, Bandung, 1993

Bambang Sunggono, Metodelogi Penelitian Hukum, Raja Grafika Persada, Jakarta, 1997. C.S.T. Kansil, Christine S.T. Kansil, Pemerintahan Daerah Indonesi Hukum Adminstrasi

Daerah, Sinar Grafika, jakarta, 2004

Dasril Radjah, Hukum Tata Negara Indonesia (edisi Revisi), Rineka Cipta, Jakarta, 2005 Dediknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 2005. H. Rozali Abdullah,

Pelaksanaan Otonomi Luas Dengan Pemilihan Kepala Daerah Secara Langsung, Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2005

Harry Kawilarang, Aceh dari Sultan Iskandar Muda ke Helsinki, Diantara Primamitra Media, Yogyakarta, 2008

H.R. Otje Salman,S, Anthon F. Susanto, Teori Hukum (Mengingat, Mengumpulkan, dan Membuka Kembali), Refika Aditama, Bandung, 20007

Jimly Asshiddiqie, Hukum Tata Negara Darurat, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2008 K.F.L. Van Langen, Susunan Pemerintahan Aceh Semasa Kesultanan, Pusat Dokumentasi

dan Dokumen Informasi Aceh, Banda Aceh, 2001.

Munjiah, Azhari, Zainal Abidin, “Eksitensi dan Peran Lembaga Mukim dalam Penyelesaian Sengketa Tanah di Zona Industri Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh Utara”. Laporan Penelitian. Banda Aceh, 1999

M. Syamsudin, dkk, Adat Istiadat Daerah Provinsi Aceh, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Banda Aceh, 1994.

Mahdi Syahbandir. “Eksistensi Imuem Mukim di Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh Besar”. Thesis, Universitas Padjadjaran Bandung, 1995.

Muhammad Umar, Peradaban Aceh (Tamaddun) I, CV. Ryanindo Buana Surya, Jakarta Pusat, 2006

………….., Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Pemerintahan Mukim dalam Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Biro Pemerintahan Sekretariat Daerah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Tahun 2004

…………, Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Pemerintahan Gampong dalam Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Biro Pemerintahan Sekretariat Daerah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Tahun 2005.

Ronny Hanitio Soemitro, Metode Penelitian Hukum dan Jurimentri, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1990.

R.G. Kartasapoetra, Sistematika Hukum Tatanegara, Rineka Cipta, jakarta, 1993 Saifullah, Refleksi Sosiologo Hukum, Refika Aditama, Bandung, 2007

Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

100

Singarimbun, Aceh Dimata Kolonialis, Terjemahan The Achenese, Snouck Hurgronje, Yayasan Soko Guru, Jakarta,1985.

Sjachran Basah, Tiga Tulisan Tentang Hukum, Armico, Bandung, 1986

Siswanto Sunarno, Hukum Pemerintahan Daerah di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 2008

Soeyatno, Sejarah Sosial Masyarakat Sibreh, dalam Segi-segi Sosial Budaya Masyarakat Aceh, Dalam Alfian, Hasil-hasil Penelitian dengan Metode Grounded Research, Jakarta : Pustaka LP3ES Indonesia,

Suerjono Soekanto, Pokok-pokok Sosiologi Hukum, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007

Soepomo, Bab-Bab Tentang Hukum Adat, Djambatan, Jakarta, 1963.

Tim Penyusun, Himpunan Undang-undang, Keputusan Presiden, Perda/Qanun dan Implementasi Menuju Pelaksanaan Syariat Islam, Dinas Syariat Islam Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2004.

Tim Riset JKMS Aceh, Mukim Masa Ke Masa, Banda Aceh , 2008

T.M. Djuned, dkk, Bunga Rapai Menuju Revitasi Hukom Adat Aceh, Yayasan Rumpun Bambu, Banda Aceh, 2003.

Jurnal Tasimak Vol. II, No. 1 April 2011 ISSN 2086 - 8421

101

Dalam dokumen Media Sain dan Teknologi Abulyatama (Halaman 102-107)