• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM PROFESI APOTEKER DEPOK

DAFTAR LAMPIRAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu penyakit yang banyak menimbulkan kesakitan dan kematian pada manusia adalah kanker. Kanker adalah penyakit paling berbahaya yang ditandai dengan pembelahan sel yang tidak terkendali. Sel-sel tersebut mampu menyerang jaringan biologis lainnya dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis). Pertumbuhan yang tidak terkendali tersebut menyebabkan mutasi di gen vital yang mengendalikan pembelahan sel. Beberapa mutasi dapat mengubah sel normal menjadi sel kanker. Mutasi dapat terjadi secara spontan ataupun diwariskan. Penyakit kanker disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain : virus, kecanduan rokok, radiasi sinar ultraviolet, zat kimia, makanan berlemak, faktor keturunan, dan lain-lain (Macdonald, dkk., 2005).

Beberapa jenis pengobatan penyakit kanker antara lain yakni bedah (operasi), radioterapi, kemoterapi, terapi hormon, immunoterapi, dan kombinasi. Kemoterapi adalah pemberian golongan obat-obatan tertentu dengan tujuan menghambat pertumbuhan sel kanker dan bahkan ada yang dapat membunuh sel kanker. Obat itu disebut "sitostatika atau obat anti-kanker”.

Keberhasilan terhadap pengobatan kanker meliputi ketaatan mengikuti jadwal kemoterapi yang sudah ditetapkan sesuai dengan protokol pengobatan yang dipilih dalam bentuk beberapa siklus yang harus diikuti. Siklus pengobatan ini hendaknya diikuti sampai tuntas tanpa terputus karena sel-sel kanker adalah sel yang sangat cepat mengalami perkembangan jauh melebihi sel-sel tubuh yang normal. Jika proses pengobatannya tidak tuntas, sel-sel tersebut dapat berkembang lagi menjadi lebih banyak. Dimana, dalam hal ini, ketersediaan obat haruslah terpenuhi agar proses kemoterapi tidak terputus atau terhambat.

Oleh karena itu, maka perlu dilakukan pendataan mengenai jumlah pasien yang menjalani kemoterapi dan regimen terapi obatnya agar dapat diketahui perkiraan kebutuhan jumlah obat disetiap bulannya, yang mana pendataan tersebut dapat digunakan untuk melakukan perencanaan dan memprediksi pengadaan obat sitostatika disetiap bulannya.

2

Universitas Indonesia

1.2 Tujuan

Untuk memperkirakan kebutuhan obat sitostatika pada pasien yang menjalani kemoterapi di Poli Bedah RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo bulan Oktober 2013 agar proses kemoterapi tidak terhambat.

2.1 Kanker

Kanker ialah suatu penyakit sel dengan ciri gangguan atau kegagalan mekanisme pengatur multiplikasi dan fungsi homeostasis lainnya pada organisme multiseluler. Sifat umum dari kanker ialah pertumbuhan berlebihan umumnya berbentuk tumor, gangguan diferensiasi dari sel dan jaringan sehingga mirip jaringan mudigah, bersifat invasif (mampu tumbuh di jaringan sekitarnya), bersifat metastatik (menyebar ke tempat lain dan menyebabkan pertumbuhan baru), memiliki heriditas bawaan (acquired heredity) yaitu turunan sel kanker juga dapat menimbulkan kanker, dan pergeseran metabolism kea rah pembentukan makromolekul dari nukleosida dan asam amino serta peningkatan katabolisme karbohidrat untuk energi sel (Nafrialdi dan S. Gan, 2007).

2.2 Kemoterapi

Kemoterapi (juga disebut kemo) merupakan jenis pengobatan kanker yang menggunakan obat untuk menghancurkan sel-sel kanker. Kemoterapi merupakan terapi sistemik dari penanganan kanker yang dapat digunakan untuk menghambat pertumbuhan atau untuk membunuh sel-sel kanker dengan obat sitostatika. Kemoterapi digunakan untuk penanganan primer, atau tambahan dari terapi radiasi atau pembedahan (Skeel, 2007). Kemoterapi adalah terapi sistemik yang efeknya mempengaruhi seluruh tubuh. Aksi target dari kemoterapi tidak hanya terbatas pada jaringan ganas, hal itu juga mempengaruhi sel-sel normal. Tingkat keparahan efek samping tergantung pada agen tertentu, dosis, lamanya pengobatan, obat yang digunakan, respon individu, dan status kesehatan saat ini. Penggunaan waktu dan terapi yang tepat seperti antiemetic, antidiarrhe, agen

hematopoetik, dan antibiotik, serta perubahan pola makan, sangat penting

bagaimana mengatur efektivitasnya terkait dengan efek samping pengobatan (Grant, 2008).

4

Universitas Indonesia

Konsep Dasar Kemoterapi yakni meliputi (Tan, 2011): a. Hipotesis kematian sel secara fraksional

Setiap kali pemberian pengulangan dosis kemoterapi, sejumlah proporsi yang tetap, dari sel kanker akan mati.

b. Prinsip “3 log kill, 1 log regrowth”

Jika jumlah sel 1010, setiap siklus kemoterapi akan membunuh 103 (3 log) sel, kemudian pemberian siklus selanjutnya membutuhkan beberapa minggu agar pasien pulih dan selama waktu tersebut tumor tumbuh 101 (1 log).

Gambar 2.1. Grafik sel kanker yang dihambat pertumbuhannya melalui proses

kemoterapi

2.3 Perencanaan

Perencanaan perbekalan farmasi adalah salah satu fungsi yang menentukan dalam proses pengadaan perbekalan farmasidi rumah sakit. Tujuan perencanaan adalah untuk menetapkan jenis dan jumlah perbekalan farmasi sesuai dengan pola penyakit dan kebutuhan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Tahapan perencanaan kebutuhan farmasi meliputi (Departemen Kesehatan RI, 2008) : a. Pemilihan

Fungsi pemilihan adalah untuk menentukan apakah perbekalan farmasi benar-benar diperlukan sesuai dengan jumlah pasien/kunjungan dan pola penyakit di rumah sakit. Pemilihan obat di rumah sakit merujuk kepada Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) sesuai dengan kelas masing-masing rumah sakit,

Formularium RS, Formularium Jaminan Kesehatan bagi masyarakat miskin, Daftar Plafon Harga Obat (DPHO) Askes dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek).

b. Kompilasi Penggunaan

Kompilasi penggunaan perbekalan farmasi berfungsi untuk mengetahui penggunaan bulanan masing-masing jenis perbekalan farmasi di unit pelayanan selama setahun dan sebagai pembanding bagi stok optimum.

c. Perhitungan Kebutuhan

Perhitungan kebutuhan obat dilakukan untuk menghindari masalah kekosongan obat atau kelebihan obat. Metode yang biasa digunakan dalam perhitungan kebutuhan obat, antara lain (Departemen Kesehatan RI, 2008) : 1) Metode Konsumsi

Perhitungan kebutuhan dengan metode konsumsi didasarkan pada data riel konsumsi perbekalan farmasi periode lalu, dengan berbagai penyesuaian dan koreksi.

2) Metode Morbiditas

Dinamakan metode morbiditas karena dasar perhitungan adalah jumlah kebutuhan perbekalan farmasi yang digunakan untuk beban kesakitan (morbidity

load) yang harus dilayani. Metode morbiditas adalah perhitungan kebubuhan

perbekalan farmasi berdasarkan pola penyakit, perkiraan kenaikan kunjungan dan waktu tunggu (lead time).

3) Metode Kombinasi

Pada kasus tertentu digunakan metode morbiditas/epidemiologi, selain itu dihitung dengan menggunakan metode konsumsi. Misalnya metode morbiditas digunakan untuk meghitung obat-obat yang digunakan untuk kasus demam berdarah berdasarkan angka prevalensinya, sisanya dihitung dengan menggunakan metode konsumsi.

d. Evaluasi Perencanaan

Berdasarkan perhitungan kebutuhan perbekalan farmasi untuk tahun yang akan datang, diperoleh jumlah kebutuhan dan idealnya diikuti dengan evaluasi. Evaluasi dapat dilakukan dengan cara/teknik seperti analisis nilai ABC untuk

6

Universitas Indonesia

evaluasi aspek ekonomi, kriteria VEN untuk evaluasi aspek medik/terapi, kombinasi ABC dan VEN, dan revisi daftar perbekalan farmasi.

BAB 3

METODE PENGKAJIAN