• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN KHUSUS

4.5 Satelit Farmasi Intensive Care Unit (ICU)

Satelit Farmasi ICU merupakan salah satu unit yang melayani pasien selama 24 jam setiap hari. Setelit ini beroperasi mulai pukul 07.30 – 14.30 untuk

shift pertama, pukul 14.00 – 21.00 untuk shift kedua, dan pukul 21.00 – 08.00

untuk shift ketiga. Pelayanan resep dilakukan untuk pasien jaminan maupun pasien umum yang membayar secara tunai. Satelit ini melayani resep rawat inap dari ICU dewasa, ICCU, dan juga menyiapkan paket tindakan endoskopi.

Pelayanan farmasi di Satelit Farmasi ICU dikelola oleh satu orang Apoteker manajemen perbekalan farmasi dan satu orang Apoteker klinis, dibantu oleh delapan orang Asisten Apoteker dan dua orang pekarya. Apoteker manajemen perbekalan farmasi bertanggung jawab atas ketersediaan perbekalan farmasi sedangkan Apoteker farmasi klinis bertanggung jawab atas perkembangan pasien secara klinis. Kedua apoteker tersebut berada dibawah tanggung jawab Koordinator Pelayanan Farmasi.

Pelayanan kefarmasian yang dilakukan di Satelit Farmasi ICU meliputi pengelolaan perbekalan kefarmasian, mulai dari perencanaan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian. Pelayanan farmasi klinis yang dilakukan di Satelit Farnasi ICU meliputi parade pagi, visite pasien, pengkajian resep,

monitoring obat, konseling obat pasien pulang di ICCU dan pemberian informasi

obat.

4.5.1 Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Satelit Farmasi ICU

Perencanaan perbekalan farmasi di Satelit Farmasi ICU dilakukan 2 kali dalam satu tahun berdasarkan pemeriksaan pada kartu stok dan banyaknya kebutuhan perbekalan farmasi dari resep.

Pengadaan perbekalan farmasi di Satelit Farmasi ICU menggunakan defekta online ke Gudang Pusat setiap hari Senin dan Kamis, sedangkan untuk pengambilan barang dilakukan pada hari Selasa dan Jumat. Sama halnya dengan satelit-satelit lain, satelit farmasi ICU melakukan pengadaan perbekalan farmasi sesuai dengan standar prosedur operasional yang berlaku.

Penyimpanan perbekalan farmasi dibedakan berdasarkan jenisnya, yaitu obat dan alat kesehatan. Penyimpanan obat di Satelit Farmasi ICU dilakukan

69

Universitas Indonesia

berdasarkan bentuk sediaan, generik atau nama dagang. Untuk alat kesehatan, penyimpanan dilakukan berdasarkan fungsi dan penggunaannya. Sama halnya dengan satelit-satelit lain, penyimpanan perbekalan farmasi sudah dilakukan sesuai dengan standar prosedur operasional yang telah ditetapkan, termasuk obat-obat narkotika dan psikotropika, obat-obat-obat-obat high alert, serta obat-obat-obat-obat termolabil.

Di Satelit Farmasi ICU terdapat pelabelan khusus dalam penyimpanan obat yaitu obat-obat LASA dan obat yang mendekati waktu daluwasa. Penyimpanan obat-obat LASA telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dengan tidak meletakkan dua jenis obat yang tergolong LASA secara berdampingan dan diberikan stiker LASA berwarna hijau yang ditempelkan pada wadah penyimpanan obat. Obat yang mendekati waktu daluwarsa dimasukkan ke dalam plastik obat berwarna kuning dan diberi label warna kuning dengan mencantumkan bulan dan tahun daluwarsa obat tersebut.

Sistem distribusi yang dilakukan di Satelit Farmasi ICU meliputi peresepan individual dan floor stock. Pada sistem distribusi peresepan individual, dokter menuliskan resep obat secara manual. Resep biasanya diantar ke satelit oleh perawat atau keluarga pasien. Petugas satelit akan melakukan verifikasi terhadap resep yang diterima. Verifikasi resep, meliputi verifikasi administratif, farmasetik, klinis dan kelengkapan lainnya, seperti kelengkapan persyaratan jaminan pasien serta hasil lab untuk penggunaan obat-obat tertentu, seperti albumin. Setelah verifikasi, jumlah obat dan jenis obat dimasukkan melalui sistem IT dan diberi harga. Setelah itu, obat disiapkan oleh petugas satelit. Petugas pelaksana dispensing mengambil obat dengan jenis dan jumlah yang sesuai dengan permintaan dalam resep, lalu dicatat mutasinya pada kartu stok. Selanjutnya, obat dikemas dan diberi etiket. Setelah selesai dispensing, petugas ruangan diinformasikan oleh pertugas Satelit Farmasi ICU untuk mengambilnya di Satelit Farmasi ICU. Berbeda dengan resep harian, perawat atau dokter yang telah menyerahkan resep cito ke Satelit ICU akan menunggu obat yang di

dispensing untuk segera dibawa ke ruang rawat.

Untuk sistem distribusi floor stock, Satelit Farmasi ICU mendistribusikan perbekalan farmasi ke ruang rawat berupa troli emergensi. Prosedur penggunaan barang pada troli emergensi sudah dilakukan sesuai dengan standar prosedur

operasional yang telah ditetapkan. Yang bertanggungjawab atas troli emergensi adalah farmasi dan perawat. Farmasi bertanggungjawab dalam hal perbekalan farmasi, sedangkan perawat bertanggungjawab dalam hal pengontrolan kelengkapan dan penggunaan alat di dalam troli.

Obat pasien dapat diretur jika obat tidak digunakan, kondisinya masih layak pakai, dan berasal dari Satelit Farmasi ICU. Prosedur retur obat tidak dilaksanakan sepenuhnya sesuai dengan standar prosedur operasional yang telah ditetapkan. Prosedur retur obat yang dilakukan di Satelit Farmasi ICU yaitu perawat mengecek perbekalan farmasi yang diretur lalu menuliskan di form retur dan menyerahkan ke satelit, petugas satelit mengecek kembali baik jenis maupun jumlah perbekalan farmasi tanpa didampingi dengan perawat dan selanjutnya petugas satelit mengembalikan perbekalan pada tempatnya dan menulis di kartu stok.

4.5.2 Pelayanan Farmasi Klinik di Satelit Farmasi ICU

Pelayanan farmasi klinik yang dilakukan di Satelit Farnasi ICU meliputi parade pagi, visite pasien, pengkajian resep, monitoring obat, konseling obat pasien pulang di ICCU dan pemberian informasi obat.

Apoteker klinis di Satelit Farmasi ICU melakukan parade pagi setiap pukul 08.00 – 10.00 WIB bersama dokter, perawat, dan dietisian. Parade ini bertujuan untuk membahas seputar permasalahan pasien, perkembangan pasien, dan rencana tindakan atau pengobatan yang akan diberikan kepada pasien. Apoteker akan memberikan rekomendasi mengenai obat yang dibutuhkan dalam perawatan pasien, ketersediaan obat di Instalasi Farmasi, dosis obat yang sesuai indikasinya, dan interaksi obat. Selain itu, perencanaan pengobatan pasien juga disesuaikan dengan hasil laboratorium pasien.

Setelah parade pagi, apoteker klinis melaksanakan visite bersama dokter, perawat, dan dietisian. Melalui kegiatan visite, tim tersebut dapat mengetahui kondisi pasien yang sebenarnya. Pada saat melakukan visite, dapat terjadi perubahan terapi ataupun tindakan. Peran apoteker pada saat itu adalah memberikan rekomendasi dan berkoordinasi dengan dokter terkait rencana terapi atau tindakan yang akan diterapkan.

71

Universitas Indonesia

Selain itu, apoteker klinis juga melakukan pengkajian resep. Apoteker mengkaji kesesuaian farmasetik dan klinis obat yang diresepkan oleh dokter. Jika terdapat terapi yang kurang sesuai, apoteker meminta konfirmasi kepada dokter yang bersangkutan dan memberi rekomendasi jika diperlukan. Monitoring obat dilakukan oleh apoteker dengan memeriksa kesesuaian antara resep, kardeks, dan status pasien serta menganalisis perkembangan pasien dengan terapi yang diperoleh.

Pasien di ICU dengan kondisi yang telah stabil umumnya akan dipindahkan ke ruang rawat inap di Gedung A, sedangkan pasien ICCU yang kondisinya sudah baik dapat dipulangkan. Apoteker klinis juga melaksanakan kegiatan farmasi klinis di ICCU, salah satunya adalah memberikan informasi obat pada pasien yang akan pulang dengan melampirkan form informasi obat pulang yang berisikan mengenai informasi obat-obat yang diberikan disertai dengan indikasi, jumlah obat maupun aturan pemakaian. Apoteker juga mencantumkan nomor telepon yang dapat dihubungi sehingga pasien dapat menanyakan hal-hal yang kurang jelas terkait dengan terapi pengobatan pasien kepada apoteker di rumah.

Selama pelaksanaan PKPA di Satelit Farmasi ICU, terdapat beberapa hal yang diamati oleh mahasiswa. Berikut adalah hasil pengamatan serta beberapa masukan untuk memperbaiki kinerja di Satelit Farmasi ICU :

a. Resep-resep yang diterima di Satelit ICU terkadang tidak memenuhi kelengkapan syarat penulisan resep. Contohnya, seringkali ditemukan tidak ada nama dokter, riwayat alergi, jenis sediaan, kekuatan sediaan, nomor rekam medis (NRM) pasien, serta tanggal lahir pasien. Hal ini mungkin disebabkan karena dokter lupa menulis, terburu-buru, atau karena dokter menganggap bahwa petugas farmasi telah mengetahui obat ataupun data administrasi yang dimaksud. Ketidaklengkapan syarat penulisan resep ini dapat berpotensi menyebabkan terjadinya medication error.

b. Petugas Satelit Farmasi ICU harus menuliskan etiket manual dengan jumlah yang sangat banyak dari setiap resep dan pengerjaannya dalam waktu yang sesingkat mungkin.

c. Satelit Farmasi ICU dilengkapi dengan lemari yang tingginya dapat mencapai lebih dari dua meter. Terdapat beberapa perbekalan farmasi serta dokumen yang diletakkan pada posisi yang cukup tinggi dan sulit dijangkau oleh petugas. Biasanya petugas menggunakan alat bantu kursi untuk menjangkau perbekalan farmasi serta dokumen yang diletakkan pada posisi tersebut. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja.

d. Satelit Farmasi ICU terletak cukup jauh dari ruang tunggu keluarga pasien sehingga petugas satelit harus berteriak keluar ruangan untuk memanggil keluarga pasien saat pengurusan tagihan obat atau administrasi pasien.

e. Penyimpanan perbekalan farmasi di Satelit Farmasi ICU sudah tertata dengan cukup baik. Akan tetapi, masih ditemukan beberapa produk obat tablet yang disimpan tercampur dalam satu wadah. Penyimpanan obat tersebut berisiko menimbulkan kesalahan dan menyulitkan pencarian obat saat proses

dispensing.

f. Prosedur retur obat di Satelit Farmasi ICU dilakukan tidak sesuai dengan standar prosedur operasional yang ditetapkan yakni petugas satelit tidak langsung memeriksa jumlah dan jenis obat yang telah diretur oleh perawat. g. Pelayanan farmasi klinis berupa konseling pasien pulang masih terdapat

sedikit kekurangan yakni pasien yang akan pulang harus menunggu cukup lama untuk menerima konseling dari apoteker.

h. Tidak adanya petugas kasir khusus di ICU sehingga asisten apoteker ikut dalam proses pengembalian barang dalam bentuk uang kepada keluarga pasien jika barang tersebut tidak terpakai.