BAB II TINJAUAN UMUM KOTA DUMAI
1.7 Letak dan Keadaan Geografis
Kota Dumai memiliki luas wilayah 2.040 Km2 terdiri dari 7 kecamatan dan 33 kelurahan. wilayah Kota Dumai memiliki ilklim tropis dengan sushu udara brkisar anatara 210 C – 360 C dan terdapat dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau.
Batas–batas wilayah Kota Dumai sebagai berikut : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Rupat.
b. Sebelah Timur berbatasan dengan kecamatan Bukit Batu Kabupaten Bengkalis.
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Mandau dan Kecamatan Bukit Batu Kabupaten Bengkalis.
d. Sebelahh Barat berbatasan dengan Kecamatan Tanah Putih dan Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan Hilir.
Kota dumai terdapat kecamatan dan kelurahan, berikut adalah beberapa kecamatan dan kelurahan yang berada di Kota Dumai :
Tabel 2.1
Jumlah Kecamatan dan Kelurahan Di Kota Dumai
No Kecamatan Kelurahan
1 Dumai Barat Bagan Keladi, Pangkalan Sesai, Purnama, Simpang Tetap Darul Ichsan.
2 Dumai Timur Bukit Batrem, Buluh Kasap, Jaya Mukti, Tanjung Palas, Teluk Binjai
3 Bukit Kapur Bagan Besar, Bukit Kayu Kapur, Bukit Nenas, Gurun Panjang, Kampung Barat.
4 Medang Kampai Guntung, Mundam, Teluk Makmur Pelintung 5 Sungai Sembilan Bangsal Aceh, Basilam Baru, Batu tertip, lubuk
gaung, Tanjung penyembal.
6 Dumai Kota Laksamana, Rimba Sekampung, Bintan, Dumai Kota, Sukajadi
7 Dumai Selatan Bukit Timah, Mekar Sari, Bumi Ayu, Ratu Sima, Bukit Datuk.
Sumber dari : Badan Statistik Kota Dumai 1.8 Keadaan Penduduk
Kota dumai menurut statistik pada tahun 2019 tercatat memiliki jumlah penduduk sebanyak 308.812 jiwa, meningkat 1,82% dari Tahun 2018 yaitu jumlah penduduk laki – laki sebanyak 158.287 jiwa sedangkan penduduk perempuan sebanyak 150.525 jiwa. Dengan kepadatan penduduk 178.00 jiwa/km2 dengan laju pertumbuhan penduduk berkisar 3,51 persen/tahun.
Tabel 2.2
Jumlah Penduduk Kota Dumai
No Tahun Populasi
1 2010 253.803 jiwa
2 2012 277.995 jiwa
3 2018 288.741 jiwa
4 2019 300.638 jiwa
Sumbe dari : Badan Statistik Kota Dumai
Menurut data tahun 2019, jumlah penduduk Kota Dumai yang terdiri dari berbagai suku bangsa seperti Melayu, Batak, Minang sebagai warga mayoritas, Jawa, Bugis, dan Tionghoa adalah sebanayak 300.638 jiwa dengan kepadatan rata – rata 179 jiwa/km2 dan laju pertumbuhan sebesar 3,7% per tahun. Islam adalah agama mayoritas yang dipeluk penduduknya. Kecamatan dengan penduduk terbanyak pada saat tahun 2019 adalah Dumai Timur dengan Jumlah penduduk 66.435 jiwa (21,51%), sedangka kecamatan degan penduduk terendah adalah Medang Kampai
dengan jumlah penduduk 12.351 jiwa (4,00%). Setiap tahunnya jumlah penduduk yang ada di kota dumai megalami penambahan dari tahun ketahun.
Berdasarkan kelompok umur penduduk kota Dumai paling banyak berada pada kelompok umur 0 – 4 tahun yang paling sediki pada kelompok umur 60 – 64 tahun, dengan jumlah masing – masing sebesar 34.085 jiwa dan 8.315 jiwa, dapat dilihat pada tabel 2.3
Tabel 2. 3
Jumlah Penduduk Di kota Dumai Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin KELOMPOK
UMUR LAKI – LAKI PEREMPUAN
JUMLAH PENDUDUK
0 – 4 Tahun 17.326 16.759 34.085
5 -9 Tahun 15.830 15.207 31.037
10 – 14 Tahun 14.121 13.373 27.494
15 – 19 Tahun 13.673 12.558 26.231
20 – 24 Tahun 12.516 12.038 24.554
25 – 29 Tahun 14.404 13.570 27.614
30 – 34 Tahun 13.182 12.975 26.157
35 – 39 Tahun 12.130 11.887 24.017
40 – 44 Tahun 11.327 10.856 22.183
45 – 49 Tahun 10.176 9.610 19.786
50 – 54 Tahun 8.086 7.693 15.779
55 – 59 Tahun 6.273 5.835 12.108
60 – 64 Tahun 4.634 3.681 8.315
65+ 4.969 4.969 7.841
Jumlah 158.287 150.525 308.812
Sumber Data : Badan Statistik Kota Dumai 2019
Pada tabel diatas ini menerangkan tentang jumlah penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin dapat ditarik kesimpulan bahwa jumlah penduduk laki–laki terbanyak adalah berumur 0–4 tahun dan jumlah penduduk perempuan terbanyak juga pada umur 0–4 tahun.
1.9 Gambaran Masyarakat Batak di Kota Dumai 1.9.1 Punguan Marga (Perkumpulan Marga)
Masyarakat Batak Toba yang tinggal di perantauan masih memegang teguh nilai-nilai dan adat kebudayaan, khususnya masyarakatat Batak Toba yang tinggal di Kota Dumai. Etnis Batak berusaha mempertahankan identitasnya dengan mendirikan berbagai organisasi yang berdasarkan kekerabatan, seperti halnya dalam membentuk sebuah kekerabatan diantara satu kelompok marga. Mereka yakin dengan adanya punguan marga (perkumpulan marga) ini akan membawa mereka pada sebuah wujud kepedulian mereka pada nilai-nilai budaya yang selama ini mereka pertahankan, dengan perkumpulan marga tesebut mereka juga akan membentuk sebuah tali persaudaraan antara yang satu dengan yang lainnya, tanpa saling mengenal dan tahu diantara mereka para anggota dari perkumpulan tersebut.
Keberadaan organisasi Masyarakat Batak Toba di Kota Dumai yaitu Puguan- Pungan Marga yang d idalamnya mencakup Boru dohot Bere se Kota Dumai memberikan manfaat bagi para anggotanya. Adanya organisasi ini membuat masyarakat Batak Toba lebih mengenal adat budaya mereka, terutama bagi anak-anak yang lahir di Kota Dumai. Organisasi ini mewadahi setiap anggota untuk bisa saling mengenal dengan sesama marga mereka. Organisasi ini merupakan sebuah organisasi yang berdiri atasa dasar kesamaan marga. Di Kota Dumai sediri, lebih dari 100 punguan marga. Masing-masing perkumpulan tersebut memiliki visi misi, struktur kepengurusan, Anggaran Dasar dan lain sebagainya. Hal ini tentu sangat memberikan
dampak positif yaitu menjadi pengikat antar marga dan mempererat hubungan kekerabatan.
1.9.2 Parsahutaon (Serikat Tolong Menolong)
Masyarakat Batak menyadari bahwa etnis batak telah tersebar di wilayah Indonesia, untuk menjaga kelestarian budaya batak mereka membentuk sebuah pekumpulan atau paguyuban di daerah perantau. Perkumpulan masyarakat Batak ini disebut dengan Punguan parsahutaon. Punguan parsahutaon ini terbentuk agar setiap masyarakat tetap melangsungkan Upacara adat seperti upacara dat pernikahan, upacara adat masa kehamilan sampai masa bayi dan upacara adat kematian. Setiap anggota ikut saling membantu ketika keberadaan mereka memang dibutuhkan, sehingga kebersamaan dapat lebih terasa dan dapat saling meningkatkan solidaritas sosial antar masyarakat batak perantauan.
Dengan melestarikan adat istiadat maka sistem kekerabatan akan juga lestari karena setiap adat akan terlaksana apabila dihadiri oleh Dalihan Na Tolu, yang merupakan nilai kekerabatan pada masyarakat Batak. Berhubungan dengan itu, fungsi Punguan parsahutaon ini adalah untuk memelihara identitas dan akar budaya. Tidak bisa dipungkiri di kota perantau yang sangat besar dan majemuk serta modern orang bisa merasa kehilangan identitas adat istiadat mereka dan meningkatkan hubungan kekerabatan masyarakata batak yang ada di perantauan.
Di kota Dumai sendiri ada banyak Parsahutaon, dan biasanya perkumpulan itu didasari dengan lingkungan tempat tinggal. Perkumpulan Pasrsahutaon ini sering juga disebut Serikat Tolong Menolong (STM). Tolong menolong bukan “barang baru”
bagi masyarakat Indonesia. Setiap suku bangsa mengenalnya dengan istilah yang berbeda. Orang Batak menyebutnya “Dalihan Na Tolu”. Dalihan Na tolu ini berawal dari nilai kekerabatannya, dengan kekerabatan inilah mereka saling tolong menolong.
Tolong menolong merupakan ciri cerminan salah satu perilaku sosial seperti tolong
kerjasama, menyumbang, menolong, kejujuran, kedermawanan, serta mempertimbangkan hak dan kesejahteraan orang lain.
Adapun Parsahutaon yang ada di Dumai antara lain Parsahutaon Jalan Merdeka, Parsahutaon Jalan Air Bersih, Parsahutaon Rim Ni Tahi, Parsahutaon Pardomuan, Parsahutaon Kesuma Ujung Jaya Mukti Parsahutaon Rimba Sekampung, Parsahutaon Bukit Batrem I, Parsahutaon Bukit Batrem II, PArsahutaon Bukit Timah , Parsahutaon Masiurupan, Parsahutaon Bumi Ayu, dan Parsahutaon Tegalega.
1.9.3 Ikatan Keluarga Masyarakat Batak Dumai (IKMBD)
Pada tanggal 13 September 1992 berjumlah 12 (dua belas) Parsahutaon (Perkumpulan) warga Batak di wilayah hukum Kota Administratif (Kotif) Dumai, mufakat mengadakan musyawarah untuk mendirikan Ikatan Keluarga Masyarakat Batak atau dengan nama singkat IKMBD. Hasil musyawarah saat itu terpilih Tuan B.Doloksaribu sebagai Ketua Umum IKMBD masa bakti 1992-1995, wakil Ketua I, St.R.Marpaung (Almarhum), Ketua II, P.Hutabarat (Almarhum), Ketua III, St.S.T.Pardede, Sekretaris Umum, M.Lumbantobing, Sekretaris I, St.M.Nadapdap , Sekretaris II, V.Silingo, Bendahara Umum, E.Simanjuntak (Almarhum), BendaharaII,B.Siahaan (Almarhum) dan Koordinator saksi, Drs.B.Tambunan dan K.Hutagalung Ketua Parsahutaon MARSIURUPAN saat itu. Sebagai Pembina/penasehat H.Hasibuan (Alm) dan pendeta-pendeta/Pastor yang berdomisili saat itu di di Kota Dumai.
Berjumlah 12 perkumpulan warga batak di Kota Administratif (Kotif) Dumai saat itu mufakat yakin memberi kepercayaan kepada Tuan B.Doloksaribu untuk memimpin IKMBD masa bakti 1992-1995.Penasehat, Ketua dan anggota 12 Parsahutaon bermufakat mempercayakan kepada Tuan B.Doloksaribu untuk membeli 1 (satu) unit mobil Ambulance. Kemudian saat itu, setiap Kepala Keluarga (KK)
selama 3 (tiga) bulan. Bahwa kepercayaan yang diberikan 12 anggota perkumpulan warga Batak Dumai kepada Tuan B.Doloksaribu untuk memimpin IKMBD masa bakti 1992-1995 sangat membuahkan hasil yang baik. Buktinya saat itu terkumpul uang dari Parsahutaon masing-masing daerah sehingga terkumpul uang sebesar Rp.1.327.000,-.
Pada tanggal 28 September 1992, team perumus mengadakan rapat untuk membahas anggaran dasar/anggaran rumah tangga (AD/ART), bertempat di Jl.Sultan Syarif Kasim No: 285, yang dihadiri ketua umum IKMBD, Tuan B.Doloksaribu dan 10 orang pengurus IKMBD.Kemudian pada tanggal 1 Oktober 1992 diadakan lagi rapat kedua untuk melakukan pembahasan khusus AD/ART, bertempat di Jl.Merdeka No.40 Dumai. Setelah AD/ARD disahkan, selanjutnya dibagikan kepada ketua dan pengurus berjumlah 12 perkumpulan warga batak di Dumai.
Tanggal 27 November 1992, pengurus/penasehat IKMBD mengadakan musyawarah bertempat di Gedung Estomihi Jl.Sultan Syarif Kasim Dumai, untuk membicarakan mengenai mencari tanah untuk organisasi IKMBD. Dari hasil musyawarah saat itu, pengurus dan penasehat IKMBD mengambil suatu keputusan untuk membeli tanah seluas lebih kurang 8 (delapan) hektar, terletak di Kampung Baru, RT IV. RW.I,Kecamatan Bukit Kapur, dengan harga sebesar Rp. 14.600.000,-, alas hak Surat Keterangan yang diterbitkan oleh Camat.
Setelah kepemimpinan Tuan B.Doloksaribu berakhir, selanjutnya kepengurusan IKMBD dipimpin oleh SW.Simanungkalit (mantan anggota DPRD Dumai), kemudian dipimpin oleh (Alm)Japatar Silaban sejak tahun 2009 sampai tahun 2016. Pada tanggal 28 November 2016, IKMBD melaksanakan musyawarah besar (mubes) bertempat di gedung serbaguna Sintani Kota Dumai. Pimpinan sidang dipimpin oleh Drs Paruntungan Pane,MM (mantan anggota DPRD Kota Dumai).
Susunan Pengurus Harian IKMBD Periode 2017-2021: Ketua Umum, Ir.
Parluhutan Harianja, Wakil Ketua, Bisker P. Siregar, Wakil Ketua, Ir Sukardi Gultom, Sekretaris Umum, Maruli Sianturi, Wakil Sekretaris, Linton Hutauruk, Bendahara Umum, Harrison Sihotang.
Departemen Organisasi Dan Humas: Herbet Hasibuan,SH (Koordinator), Jonly Siahaan, TP.Sitompul, Richad Sirait, Ir. Toga Tampubolon dan Haranata Simanjuntak.
Departemen Hukum Dan HAM: Berlin Nadeak, SH (Koordinator), Cassarolly Sinaga Sinaga, SH, Mangaratua Tampubolon, SH dan NH.Gultom,SH.
Departemen Seni Dan Budaya: St. A.Simatupang (Koordinator), RC.Bintang, Merry Br Pasaribu, Parman Situmorang, J.Gultom dan B.Simatupang.
1.9.4 Pemuda Batak Bersatu Kota Dumai
Pemuda Batak Bersatu Kota Dumai secara sah menggelar sidang awal pembentukan untuk memilih Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) di tanggal 12 Juli 2020. Sahat Hutagalung terpilih dari hasil musyawarah pemilihan pengurus Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Pemuda Batak Bersatu Kota Dumai, yang dilaksanakan di jalan sei pakning, kelurahan Tanjung Palas kecamatan Kota Dumai Timur. Pimpinan sidang di pimpin oleh Berton Hutahuruk didampingi oleh Poltak Maruli Panahatan sebagai ketua panitia acara Hermanto Sitorus sebagai sekretaris, beserta lima tokoh dari suku batak. Batak Karo, batak Simalungun, batak pakpak/deri, batak mandailing/angkola, batak Toba.
Visi misi dari Pemuda Batak Bersatu Kota Dumai ‘Satu Rasa Satu Jiwa Solidaritas, Toleransi, Kerukunan Dan Gotong Royong’, organisasi berlambangkan gambar sesosok wajah yang dihiasi sentuhan kearifan lokal, mengartikan bahwasanya
merupakan benteng yang diharapkan mampu melindungi semua anggota pemuda Batak, dari segala ancaman dan permasalahan.“Solidaritas menjadi kekuatan untuk meningkatkan toleransi antara sesama anggota, sesama suku Batak, dengan suku lain, maupun golongan yang lain, sehingga pemuda Batak bersatu dimanapun berada selalu bijaksana dan dapat beradaptasi untuk menuju kejayaan dan kemakmuran,
1.9.5 Generasi Muda Batak Dumai (GMBD
Tanggal 17 Maret 2020 secara resmi dikukuhkan organisasi Generasi Muda Batak Dumai .Pengukuhan Generasi Muda Batak Dumai yg diadakan di Gedung Pinang Kampai Jalan Merdeka Baru Dumai
TAMPAKNA DO TAJOM NA,RIM NI TAHI DO GOGONA.DGN SEMBOYAN MARSADA MA HITA....HORAS....HARAS...HORAS...!!!!!!!!!
Adapun Visi dari Generasi Muda Batak Dumai ini adalah:
Menjadi Generasi Muda Batak Dumai yang turut mewujudkan masyarakat Dumai yang makmur dan sejahtera materiil dan spiritual berazaskan Pancasila dan berdasarkan UUD 1945, dan Misi :
1. Mengamalkan Pancasila dan UUD 1945 sebagai Falsafah hidup Bangsa dan 0Ideologi Negara.
2. Melestarikan budaya Batak yang beretika dengan tetap menjaga nilai-nilai kearifan lokal Kota Dumai.
3. Menjunjung tinggi nilai-nilai, norma, hukum yang didukung oleh penguasaan iman, ilmu dan pengabdian dengan menjunjung tinggi semangat gotong royong dan kerjasama.
4. Melahirkan kader-kader Generasi Muda Batak Dumai yang militan, inovatif, mandiri, kreatif, berintegritas, beritelektual dan terbuka tanpa mempersoalkan perbedaan pilihan politik, gender, profesi, dan status sosial
Pengukuhan Organisasi ini terplih Pengukuhan Ketua Henok Parulian Tambunan.S.kom, Sekjend Ronald Sihombing.ST dan jajaran nya dilantik oleh Bapak Wakil Walikota Dumai Eko Suharjo.SE dan didampingi oleh Dewan Penasehat GMBD SW.Simanungkalit, Drs.Paruntungan Pane.MSi,Marles Saragih(mewakili) dan disaksikan oleh bpk Zainal Abidin.SH, Bapak Hendri Sandra.SE.MSi dan juga tokoh masyarakat ,LSM Dumai .
Berikut adalah jumlah kepala keluarga Batak yang ada di Kota Dumai berdasarkan Parsahutaon.
No.
NAMA PARSAHUTAON/ALAMAT
JUMLAH KK
1. P.P.M.PULAU PAYUNG PULAU MAMPU MARSIURUPAN 82
2. PARSAHUTAON STM TELADAN JLN BUNDARAN DUMAI TIMUR
129
3. PARSAHUTAON TEGALEGA KOTA DUMAI 65
4. PARSAHUTAON SILIWANGI JAYA MUKTI JL.KESUMA-SILIWANGI
54
5. PARSAHUTAON LEPPIN JALAN BIKUNG LEPPIN 54
6. PARSAHUTAON SIMPANG MURNI II 44
7. STM PARSAORAN JL.AIR BERSIH KESEMATAN 115
8. PARSAHUTAON SATAHI PANGKALAN SESAI 45
9. STM PARDOMUAN NAULI GG.SALAK GG.SENTUL 81
10. STM MEKAR SARI KM.12 BUKIT TIMAH 28
11. PARSAHUTAON MERDEKA BARU SUDIRMAN 15
12. SERIKAT DOS-DOS ROHA B.BATREM II 151
13. PARAHUTAON SAROHA SIMPANG SIAK 30
14. STM PARSAHUTAON KURNIA TANJUNG PALAS SEKITARNYA BLOK 1 B
16
15. STM SATAHI BUKIT ABAS KEC.BUKIT KAPUR 24
16. PARSAHUTAON DOS ROHA GANG HORAS TEGALEGA 89
17. PARSAHUTAON MERDEKA DAN SEKITARNYA 39
18. PARSAHUTAON DOS ROHA SIMPANG PT BUKIT TIMAH 70
19. PARSAHUTAON SIMPANG MURINI PARDOMUAN 15
20. PARSAHUTAON DOS ROHA RIMBA SEKAMPUNG 131
21. PARSAHUTAON ASR NAULI BTN TAHAP III 15
22. PARSAHUTAON PARDAMEAN III B.BATREM II 58
23. PARSAHUTAON PARET TENGAH JAYA MUKTI 8
24. PARSAHUTAON ULI DAME GG.MANGGGIS SUDIRMAN 56
25. PARSAHUTAON LAMPU ULINA BUMI AYU 40
26. PARSAHUTAON DOS ROHA MERDEKA BARU 50
27. PARSAHUTAON BUKIT BATREM DUMAI TIMUR 36
28. PARSAHUTAON STM MEDANG KAMPAI PELINTUNG 49
29. PARSAHUTAON SIMPANG MORINI B.KAPUR 44
30. PARSAHUTAON B.BINTANG B.BATREM DUMAI TIMUR 120
31. PARSAHUTAON SAOR NAULI MERDEKA BARU -
32. PARSAHUTAON LAMRETTA BUMI AYU 59
33. PARSAHUTAON DAME LESTAR JL. MAWAR MELUR 82
34. PARSAHUTAON SAHAT NAULI MERDEKA BARU 78
35. PARSAHUTAON MARSAOR BAGAN BESAR 47
36. PARSAHUTAON SAHATA SAOLOAN TERIKAT JL.SUDRIMAN 52
37. PARSAHUTAON LAM GANDA JL.SIKUMANA B.BATREM 35
38. PARSAHUTAON RAP HITA RAWA PANJANG 26
39. PARSAHUTAON RIM NI TAHI JAYA MUKTI 73
40. PARSAHUTAON DOS ROHA BUKIT BATREM 121
41. STM K AIR BERSIH 158
42. PARSAHUTAON DOS ROHA JAYA MUKTI 53
43. PARSAHUTAON STM JL.AIR BERSIH 195
44. PARSAHUTAON STM PARDOMUAN JL.AIR BERSIH 128
45. PARSAHUTAON MARTABE GG NAULI JAYA MUKTI 71
46. PARSAHUTAON GANG RANTAU JAYA MUKTI 54
47. PARSAHUTAON HORAS BUKIT TIMAH 172
48. PARSAHUTAON DAMAI KASIH BUKIT TIMAH 104
49. PARSAHUTAON SAUDURAN BELAKANG RAMAYANA 41
50. PARSAHUTAON SAURDOT JALAN MERANTI DARAT DAN SEKITAR
25
51. PARSAHUTAON DAME ROHA PURNAMA DUMAI BARAT 23
52. PARSAHUTAON DOS ROHA BULUH KASAP PATTIMURA 51
53. PARSAHUTAON TANJUNG SARI JAYA MUKTI 38
54. PARSAHUTAON DOS ROHA BUMI AYU 64
55. PARSAHUTAON GANG MARTIMBANG TEGALEGA 43
56. SAOLOAN JL KELAKAP RATU SIMA 80
57. PARSAHUTAON SADA NI ROHA PANGKALAN SESAI 76
58. PARSAHUTAON DOS TAHI JAKOLIN 139
59. PARSAHUTAON HOLONG MARSIURUPAN PANGKALAN SESAI 109
60. PARSAHUTAON MUNDAM SEJAHTERA JAYA MUKTI 24
61. PARSAHUTAON STR MADUMA BUKIT BATREM 2 49
62 PARSAHUTAON KARYA BAKTI BAGAN BESAR 18
63. PARSAHUTAON MADUMA GANG PARIS 44
64. PARSAHUTAON BELAKANG GEREJA KOTAJL.SS.KASIM 35
65. STM BUKIT BATREM 171
66. STM DOS ROHA AIR BERSIH 35
67. PARSAHUTAON DOS NI ROHA SIDOMULYO MAMPU 72
68. PARSAHUTAON MARTUNAS BATU BINTANG 14
69. PARSAHUTAON SATAHI ULI BASA MERDEKA BARU 96.
70. PARSAHUTAON JL.RUPAT NAULI 36
71. RIMNITAHI BUMI AYU 63
72 PARSAHUTAON DOS ROHA JALAN BINTAN 28
73. PARSAHUTAON STM MANDIRI BUKIT KAPUR 42
74. PARSAHUTAON KOPERTA BUKIT DATUK 44
75. PARSAHUTAON MAULIATE JAYA MUKTI 66
76. PARSAHUTAON PANORAMA DAN SEKITARNYA JM 34
TOTAL JUMLAH KELUARGA IKMBD 4.877 KK
BAB III
Marga dan Sistem Kekerabatan pada Masyarakat Batak Toba 3.1 Marga dalam Masyarakat Batak Toba
Dari mitologi penciptaan diketahui bahwa semua orang Batak berasal dari Si Raja Batak. Si Raja Batak mempunyai dua putra,yaitu Guru Tatea Bulan dan Raja Isumboan. Kemudian nama dua putra ini menjadi nama dari dua kemlompok besar marga Batak,yaitu LONTUNG dan SUMBA. Dari kedua kelompok marga ini lahirlah marga-marga orang Batak,yang pada saat ini sudah ada sebanyak 467 marga (Situmorang, H.B. 1983:23)
Raja Batak
Guru Tateabulan Raja Isumbaon
Gambar 3.1 Silsilah Si Raja Batak Sumber : Buku Pustaha Batak hal.34
1.Raja Biak Biak 2.Sariburaja 3.Limbongmulanana 4.Sagalaaja 5.Malauraja 1.Siboruparomas 2,Siborupareme 3.Siborubidinglaut 4.Nan Tinjo 1.Tuan Sorimangaraja 2.Raja Asiasi 3.Sangkarsomalidang
Vergouwen membagi marga dalam empat kelompok yang dimulai dari kelompok paling besar. Dia memakai kata ‘batang’ untuk satu kelompok marga-marga, misalnya batang Guru Tateabulan (LONTUNG) darimana seluruh keturunan Lontung berasal. Kemudian menyusul ‘kepala marga’, yaitu marga keturunan Lontung : Situmorang, Sinaga, Pandiangan, Nainggolan, Simatupang, Aritonang, dan Siregar. Marga ini berdiri sendiri. Sesudah itu menyusul cabang marga, misalnya Ruma Hombar dan Si Batu untuk Nainggolan (Vergouwen 1933:7-8,35).
Marga seorang laki-laki mungkin bermula sejak 15 tahun bahkan 20 turunan yang lalu. Ini berarti telah berlangsung paling tidak empat abad yang silam. Titik temu marga seseorang dengan marga orang lain dalam suatu kelompok etnis berada pada beberapa turunan yang lebih awal, dan begitulah setetusnya hubungan itu berlanjut semakin ke belakang, sampai ke zaman paling tua yang masih dikenal, dan akhirnya sampai pada legenda (Vergouwem 1993:2)
Dalihan Na Tolu bagi orang Batak sudah merupakan deep culture, yaitu budaya yang tidak akan lapuk oleh panas, tidak luntur karena hujan, tahan uji dan selalu relevan, ia sudah mendarah daging dan “merasuk” ke dalam jiwa orang Batak.
Sehingga sekalipun budaya Batak bersentuhan dengan budaya baru, misanya agama Kristen berkembang dan dianut oleh mayoritas orang Batak, Dalihan Na Tolu akan berusaha untuk tetap eksis dengan melakukan penyesuaian dengan budaya baru itu. Dalihan Na Tolu dapat disesuaikan dengan iman Kristen, dentgan kata lain budaya, upacara adat dan seterusnya harus berupaya untuk tetap disinari dengan Injil, hal yang benar-benar sangat bertentangan dengan agama dihapuskan. 11
Dalihan Na Tolu ( Tungku Nan Tiga) terdiri dari tiga pilar yaitu :
1. Hula-hula, adalah kelompok marga pihak si pemberi perempuan, marga dari mana istri atau ibu berasal.
2. Dongan Sabutuha teridiri dari kelompok orang yang semarga, satu silsilah yang dilacak dari satu tetunggul nenek moyang dari satu ompu, satu leluhur.
3. Boru, adalah kelompok marga si penerima perempuan, pihak kepada marga diberikan anak perempuan, pihak kepada marga mana diberikan anak perempuan untuk menjadi istrinya.
Secara harafiah Dalihan Natolu adalah tiga tiang tungku. Kata dalihan berasal dari kata dalik yang berarti dais (bersen- tuhan). Ketiga tungku dalihan adalah simbol dari Hula-hula, Dongan Sabutuha dan Boru. Sedangkan masyarakat Toba adalah simbol periuk yang diletakkan di atas dalihan. Tidak semua tungku yang terbuat dari batu disebut dalihan. Sebuah tungku dapat disebut dalihan apabila terdiri dari tiga buah batu. Alat-alat masak modern seperti yang dihasilkan pabrik sama sekali bukan dalihan.12
Orang Batak Toba percaya bahwa alam semesta diciptakan oleh Mulajadi Na Bolon (Sang Asal Mula yang Mahabesar). Menurut Anicetus Sinaga Mulajadi Na Bolon mengatasi waktu, tidak mempunyai awal dan akhir, berasal dari keabadian dan bersifat abadi. Ia hadir dalam alam semesta yang terdiri dari tiga bagian, yakni Banua Ginjang (dunia atas), Banua Tonga (dunia tengah), dan Banua Toru (dunia bawah). Banua Ginjang adalah tempat tinggal Mulajadi Na Bolon. 13Dari dunia inilah (dunia atas) segala sesuatu yang ada di bumi diciptakan; matahari, bulan, bintang, tanah dan manusia. Dunia ini juga tempat tinggal roh para leluhur, roh-roh orang yang belum lahir dan yang sudah meninggal. Bagian dunia yang kedua adalah Banua Tonga-tempat tinggal manusia yang masih hidup, yang ketiga adalah Banua Toru-tempat orang-orang yang telah meninggal, tapi hanya jasadnya saja, sedangkan jiwanya kembali ke Banua Ginjang.
12Kamus Budaya Batak Toba (Jakarta: Balai Pustaka, 1987, hlm 37)
13 Anicetus B. Sinaga, The Toba Batak High God: Transendence and immanence. West Germany: Anthropos Institute, 1981) 47.
Peran Sang Asal Mula yang Mahabesar (Mulajadi Na Bolon) yang menjadikan alam semesta hadir secara nyata dalam kehidu- pan konkret pengalaman keseharian manusia. Pancaran kuasa ke- hadiran-Nya dalam dunia yang terbagi dalam tiga bagian dibuk- tikan dengan kehadiran ketiga pribadi pelayan-Nya, yaitu Bataraguru, Soripada, dan Mangalabulan. ketiganya merupakan pancaran dan personifikasi dari kekuasaan Sang Pencipta. Batara Guru adalah daya mencipta dan pemelihara adat serta hukum; Soripada sebagai penjamin kebutuhan, pelindung dari bahaya, dan penjaga kesucian; dan Mangalabulan adalah pancaran dan personifikasi kekuasaan dan penyelenggaraan Mulajadi Na Bolon sendiri yang memberi berkat tetapi juga dapat mendatang kan peperangan dan kerusuhan.
Bila dihubungkan dengan konsep “Trinitas” dalam iman kris- tiani memiliki kemiripan. Dapat dikatakan kemiripan konsep “Trinitas” (Allah Tri Tunggal) dengan konsep “Debata Natolu” Allah yang tiga dalam “Dalihan Natolu” menjadi alasan menarik bagi orang Batak Toba sehingga mereka dapat dengan mudah me- nerima ajaran iman Kristen. Dalam terang Iman Kristiani Allah itu satu/Esa/Tunggal tetapi memiliki tiga pribadi yaitu Allah Bapa, Allah Putra (Tuhan Yesus) dan Allah Roh Kudus. Ketiganya menyatu satu sama lain dan tidak terpisahkan. Ketiga Pribadi ilahi ini hanya satu Allah karena masing-masing memiliki secara setara kepenuhan kodrat ilahi yag satu dan tak terbagi. Mereka berbeda satu sama lain karena relasi yang menghubungkan mereka satu sama lain. Bapa melahirkan Putra, Putra dilahirkan oleh Bapa, Roh Kudus keluar dari Bapa dan Putra.
Bila dihubungkan dengan konsep “Trinitas” dalam iman kris- tiani memiliki kemiripan. Dapat dikatakan kemiripan konsep “Trinitas” (Allah Tri Tunggal) dengan konsep “Debata Natolu” Allah yang tiga dalam “Dalihan Natolu” menjadi alasan menarik bagi orang Batak Toba sehingga mereka dapat dengan mudah me- nerima ajaran iman Kristen. Dalam terang Iman Kristiani Allah itu satu/Esa/Tunggal tetapi memiliki tiga pribadi yaitu Allah Bapa, Allah Putra (Tuhan Yesus) dan Allah Roh Kudus. Ketiganya menyatu satu sama lain dan tidak terpisahkan. Ketiga Pribadi ilahi ini hanya satu Allah karena masing-masing memiliki secara setara kepenuhan kodrat ilahi yag satu dan tak terbagi. Mereka berbeda satu sama lain karena relasi yang menghubungkan mereka satu sama lain. Bapa melahirkan Putra, Putra dilahirkan oleh Bapa, Roh Kudus keluar dari Bapa dan Putra.