• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manfaat Aksi Perubahan

Dalam dokumen LAPORAN AKSI PERUBAHAN (Halaman 15-0)

BAB I PENDAHULUAN

C. Manfaat Aksi Perubahan

Inovasi yang digagas penulis memiliki berbagai manfaat baik bagi penulis sebagai team leader, bagi unit kerja dan instansi serta bagi lembaga pelatihan.

1. Manfaat Aksi Perubahan Bagi Team Leader

a. Memudahkan pengawasan terhadap pelaksanaan penyusunan RDTR.

b. Memudahkan penilaian terhadap kualitas penyusunan RDTR.

c. Memudahkan mengetahui historis dan kronologis proses penyusunan RDTR terutama dalam tahapan pengolahan data yaitu analisis spasial.

d. Memudahkan akses terhadap data dan dokumen yang menjadi input maupun yang dihasilkan dalam proses pengolahan data.

2. Manfaat Aksi Perubahan Bagi Unit Kerja dan Instansi a. Meningkatkan kuantitas penyusunan RDTR.

b. Meningkatkan kualitas penyusunan RDTR khususnya pada aspek analisis spasial, kemudahan akses dan transparansi bagi pemerintah daerah

c. Memudahkan pimpinan melakukan pemantauan terhadap kualitas penyusunan RDTR dan tindakan koreksi jika diperlukan.

3. Manfaat Aksi Perubahan Bagi Lembaga Pelatihan PPSDM Kementerian ATR/BPN

a. Memberikan refleksi terhadap kesuksesan metode pelatihan, metode penyampaian bahan ajar dan latihan-latihan yang diberikan kepada peserta.

b. Memperkaya koleksi ide dan inovasi yang dapat menjadi masukan bagi instansi Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN untuk dapat direplikasi di unit kerja lain dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik secara menyeluruh.

4. Manfaat Aksi Perubahan Bagi Kementerian, Lembaga dan Masyarakat.

a. Tersedianya RDTR sebagai alas spasial untuk pembangunan (investasi).

b. Adanya jaminan kepastian berusaha.

c. Meningkatkan nilai EODB index bagi Negara Indonesia.

d. Adanya kemudahan dalam berinvestasi.

e. Mempercepat dalam berinvestasi.

BAB II

PROFIL KINERJA PELAYANAN

A. Tugas Dan Fungsi Pelayanan 1. Tugas dan Fungsi Instansi

Direktorat Jenderal Tata Ruang (DJTR) yang disebut juga sebagai Ditjen I merupakan sebuah unsur pelaksana yang dinaungi oleh Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN). Secara umum, DJTR menyediakan Rencana Tata Ruang dan juga data penataan kawasan yang dikoleksi dari daerah. Namun secara khusus Ditjen ini juga melakukan proses persetujuan substansi untuk Raperda Rencana Tata Ruang. Untuk melaksanakan tugas tersebut, DJTR menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: penyiapan perumusan kebijakan dan strategi di bidang perencanaan tata ruang wilayah nasional, pulau/kepulauan, dan kawasan strategis nasional; Struktur organisasi DJTR adalah sebagaimana digambarkan dalam bagan berikut:

Gambar 1. Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Tata Ruang

Pada Struktur organisasi yang di tunjukkan pada Gambar 7 tersebut terlihat bahwa DJTR terdiri dari Sekretariat Direktorat Jenderal, Direktorat Perencanaan Tata Ruang, Direktorat Pemanfaatan Ruang, Direktorat Penataan Kawasan dan Direktorat Pembinaan Perencanaan

Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah. Tugas dari masing-masing Direktorat adalah sebagai berikut:

a. Sekretariat Direktorat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan pemberian pelayanan administratif kepada seluruh satuan organisasi di lingkungan DJTR.

b. Direktorat Perencanaan Tata Ruang mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang perencanaan tata ruang wilayah nasional, pulau/kepulauan, dan kawasan strategis nasional.

c. Direktorat Pemanfaatan Tata Ruang mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang pemanfaatan ruang dalam rangka perwujudan rencana tata ruang wilayah nasional, rencana tata ruang pulau/kepulauan, dan rencana tata ruang kawasan strategis nasional.

d. Direktorat Penataan Kawasan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang penataan kawasan perkotaan, kawasan perdesaan, kawasan baru, dan kawasan ekonomi.

e. Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaaatan Ruang Daerah (PPTRPRD) mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang pembinaan perencanaan tata ruang dan pemanfaatan ruang daerah.

Pada tahun 2019 Direktorat Jenderal Tata Ruang mendapatkan anggaran untuk melakukan percepatan pembuatan 57 RDTR Kabupaten/Kota di daerah yang memilki potensi investasi melalui mekanisme Bantuan Teknis (Bantek). Daerah-daerah tersebut sesuai dengan usulan dari Kementerian

Koordinator Bidang Perekonomian dan Badan Pembangunan Nasional (Bappenas). 57 RDTR tersebut guna mendukung Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik/Online Single Submission (OSS). Secara tugas dan fungsi pembuatan RDTR di kerjakan atau dilaksanakan oleh Direktorat PPTRPRD. Dikarenakan waktu yang di berikan untuk membuat 57 RDTR tersebut hanya 6 bulan, lebih cepat dari waktu normal yang biasanya di selesaikan lebih dari 12 bulan atau 1 tahun maka pembuatan 57 RDTR OSS tersebut dikerjakan oleh empat direktorat yang ada di DJTR. Masing-masing direktorat menyusun 14 s.d. 15 RDTR. Berikut merupakan daftar 57 RDTR OSS yang di tunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Daftar 57 RDTR OSS

No. Nama RDTR

1 RDTR Kabupaten Sumedang 2 RDTR Kabupaten Subang 3 RDTR Kabupaten Purwakarta 4 RDTR Kabupaten Purbalingga 5 RDTR Kota Kediri

6 RDTR Kabupaten Sidoarjo 7 RDTR Kabupaten Lamongan 8 RDTR Kabupaten Gresik 9 RDTR Kabupaten Tanggamus 10 RDTR Kabupaten Lampung selatan 11 RDTR Kabupaten Konawe

12 RDTR Kota Kendari 13 RDTR Kabupaten Tabalong 14 RDTR Kabupaten Kotabaru 15 RDTR Kabupaten Sumbawa

16 RDTR Kabupaten Halmahera Selatan 17 RDTR Kabupaten Jepara

18 RDTR Kabupaten Cilacap 19 RDTR Kota Makassar 20 RDTR Kabupaten Maros 21 RDTR Kota Bogor

22 RDTR Kabupaten Sukabumi 23 RDTR Kabupaten Majalengka

24 RDTR Kabupaten Bogor 25 RDTR Kabupaten Sintang 26 RDTR Kabupaten Sanggau 27 RDTR Kabupaten Landak 28 RDTR Kabupaten Ketapang 29 RDTR Kota Dumai

30 RDTR Kabupaten Siak 31 RDTR Kabupaten Pelalawan 32 RDTR Kabupaten Indragiri Hilir 33 RDTR Kabupaten Bengkalis 34 RDTR Kabupaten Batu Bara 35 RDTR Kota Batam

36 RDTR Kota Palembang

37 RDTR Kabupaten Musi Banyuasin 38 RDTR Kabupaten Banyuasin 39 RDTR Kota Balikpapan 40 RDTR Kabupaten Kutai Timur 41 RDTR Kabupaten Kutai Barat 42 RDTR Kabupaten Berau 43 RDTR Kabupaten Bulungan

44 RDTR Kabupaten Kotawaringin Timur 45 RDTR Kota Semarang

46 RDTR Kabupaten Pekalongan 47 RDTR Kabupaten Bandung

48 RDTR Kabupaten Batang 49 RDTR Kota Cilegon

50 RDTR Kabupaten Tangerang 51 RDTR Kabupaten Tapanuli Utara 52 RDTR Kabupaten Deli Serdang

53 RDTR Kabupaten Tapanuli Selatan 54 RDTR Kabupaten Buleleng 55 RDTR Kabupaten Gunung Mas 56 RDTR Kabupaten Bolaang Mangondow 57 RDTR Kabupaten Morowali

Penulis saat ini bertugas di Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional pada Seksi Perencanaan Umum dan Monitoring Evaluasi, Subdit Perencanaan dan Kemitraan, Direktorat Pemanfaatan Ruang, Direktorat Jenderal Tata Ruang. Serta menjadi ketua Pokja Data dan Informasi, Direktorat Jenderal Tata Ruang.

2. Tugas dan Fungsi Unit Kerja

1. Tugas dan Fungsi Direktorat Pemanfaatan Ruang

Tugas dari Direktorat Pemanfaatan Ruang adalah melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang pemanfaatan ruang dalam rangka perwujudan rencana tata ruang wilayah nasional, rencana tata ruang pulau/kepulauan, dan rencana tata ruang kawasan strategis nasional. Sedangkan fungsi dari direktorat pemanfaaran ruang yaitu:

a. Penyiapan perumusan kebijakan dan strategi di bidang pemanfaatan ruang wilayah nasional, pulau/kepulauan, dan kawasan strategis nasional;

b. Penyiapan dan pelaksanaan program di bidang pemanfaatan ruang wilayah nasional, pulau/kepulauan, dan kawasan strategis nasional;

c. Penyiapan instrumen dan pelaksanaan peningkatan peran serta masyarakat dalam pemanfaatan ruang;

d. Penyiapan pengelolaan data dan informasi serta bahan komunikasi;

e. Penyusunan pedoman bidang pemanfaatan ruang;

f. Pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi program pemanfaatan ruang wilayah nasional, pulau/kepulauan, dan kawasan strategis nasional serta fasilitasi pelaksanaan kerja sama regional;

g. Penyiapan bahan koordinasi lintas sektor dan lintas wilayah dalam penataan ruang;

h. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pemanfaatan ruang wilayah nasional, pulau/kepulauan, dan kawasan strategis nasional; dan

i. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat.

Direktorat Pemanfaatan Ruang memiliki tugas untuk mengawal serta mewujudkan RTRWN, RTR pulau/kepulauan, dan RTR KSN. Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Pemanfaatan Ruang memiliki dua fungsi utama yaitu:

a. Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang

Sinkronisasi merupakan sebuah kegiatan untuk menghubungkan rencana tata ruang dengan rencana pembangunan sektor (kementerian/lembaga). Dalam konteks ini, Direktorat Pemanfaatan Ruang berperan sebagai jembatan antara keduanya. Pada sinkronisasi, terdapat tiga tahapan umum yaitu identifikasi dokumen penilaian prioritasi program, dan usulan program yang merupakan keluaran kegiatan sinkronisasi. Usulan ini berbentuk matriks dan peta dan akan menjadi bahas pembahasan di forum antarsektor. Selain itu, terdapat juga dukungan mitra kementerian/lembaga. Secara lengkap, berikut alur kerja sinkronisasi:

Gambar 2 Alur kerja sinkronisasi program Pemanfaatan Ruang

b. Monitoring dan Evaluasi Implementasi Rencana Tata Ruang

Monitoring dan evaluasi (monev) merupakan sebuah kegiatan untuk melihat implementasi rencana tata ruang. Pada monev, hal pertama yang dilakukan ialah menelaah semua aspek yang terlibat (RTR, kedudukan kementerian dan lembaga, serta kebijakan sektor). Selanjutnya, dilakukan kajian tipologi kesesuaian dengan beberapa parameter seperti progress pengembangan, lokasi, dan waktu. Adapun kajian tipologi yang ditinjau melingkupi struktur ruang dan pola ruang. Kajian ini dilakukan dengan menyandingkan peta rencana dengan peta RBI terbaru untuk dianalisis serta dinilai persentase kesesuaiannya. Selanjutnya, analisis serta kajian akan menghasilkan kesimpulan yang berfungsi untuk peninjauan kembali (PK) dan pengendalian pemanfaatan ruang apabila terjadi penyimpangan. Berikut ialah contoh tahapan monev implementasi RTR KSN.

Gambar 3 Tahapan Monev Implementasi RTR KSN

Selain melakukan sinkronisasi program dan monitoring dan evaluasi program pemanfaatan ruang, Direktorat pemanfaata pada tahun 2019 juga melakukan penyusunan RDTR OSS yang termasuk di dalam 57 RDTR OSS. Berikut merupakan daftar RDTR OSS yang disusun oleh Direktorat Pemanfaatan yang di tunjukkan pada Table 2.

Tabel 2. Daftar 14 RDTR yang disusun Direktorat Pemanfaatan

No. Nama RDTR

1. RDTR Kota Dumai 2. RDTR Kabupaten Siak

3. RDTR Kabupaten Indragiri Hilir 4. RDTR Kabupaten Bengkalis 11. RDTR Kabupaten Majalengka 12. RDTR Kabupaten Subang 13. RDTR Kabupaten Sukabumi 14. RDTR Kota Bogor

Dalam Permen ATR/BPN No. 8 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, disebutkan bahwa Seksi Perencanaan Umum dan Monitoring Evaluasi, Direktorat Pemanfaatan Ruang mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan dan strategi operasional, rencana dan program, serta monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan teknis dan program di bidang pemanfaatan ruang wilayah nasional, pulau/kepulauan, dan kawasan strategis nasional.

Tugas penyiapan bahan penyusunan kebijakan dan strategi operasional, rencana dan program meliputi:

a. Mempersiapakan usulan Renstra b. Melakukan review Renstra

c. Mengusulkan revisi Renstra

d. Melakukan penentuan alokasi pagu per kegiatan berdasarkan alokasi Pagu Indikatif, Pagu Anggaran dan Pagu Alokasi Anggaran

e. Menerima usulan RKAKL dan kelengkapan Pagu Indikatif, Anggaran, Alokasi Anggaran dari Unit Eselon II

f. Memverifikasi dan gabungan data usulan RKAKL dan kelengkapan serta melakukan perbaikan jika berdasarkan terdapat usulan yang tidak sesuai

g. Memverifikasi, perbaikan dan menggabung data usulan RKAKL serta kelengkapannya

h. Melakukan review/penelitian internal, perbaikan dan menggabungkan data usulan RKAKL serta kelengkapannya dan menyusun draft nota dinas RKAKL, ADK RKAKL hasil verifikasi dan kelengkapannya

i. Melaporkan ADK hasil review/penelitian dan konsep nota dinas Sesditjen-Kepala Biro kepada Kasubag Program dan Anggaran j. Memeriksa ADK hasil verifikasi dan kelengkapannya serta

konsep nota dinas

k. Memeriksa ADK hasil verifikasi, kelengkapan dan konsep nota dinas

l. Memeriksa nota dinas, ADK dan kelengkapannya sebagai lampiran

m. Melakukan koordinasi dengan Unit Eselon III untuk menyusun TOR dan RAB

n. Melakukan koordinasi dengan Bagian Program terkait pagu alokasi anggaran dan penyesuaiannya di TOR serta RAB

Tugas monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan teknis dan program di bidang pemanfaatan ruang meliputi:

a. Melakukan input form kinerja bulanan

b. Melakukan progres monitoring dan evaluasi fisik serta keuangan per triwulan

c. Melakukan analisis penentuan bobot dan target IKK Unit Eselon II

d. Melakukan input realisasi fisik dan keuangan ke dalam aplikasi e-monev Bappenas, SKMPP, dan SMART DJA

e. Melakukan monitoring progres pelaksanaan kegiatan pada masing-masing Unit Eselon III

f. Melakukan penyusunan Laporan Kinerja

2. Tugas dan Fungsi pada Pokja Datin (Ad-Hoc)

Selain penulis bertugas di Seksi Perencanaan Umum dan Monitoring Evaluasi, Direktorat Pemanfaatan Ruang penulis juga bertugas di Pokja Data dan Informasi (Datin). Dimana Pokja Data dan Informasi DJTR memiliki struktur organisasi sebagai berikut yang di tunjukkan pada Gambar 4.

Gambar 4 Struktur Organisasi Tim Data dan Informasi

Pokja Datin DJTR merupakan Pokja yang bertugas menyebarluaskan informasi penyelenggaraan penataan ruang secara efektif dan efisien kepada semua stakeholder. Pokja Datin terbentuk berdasarkan SK Direktur Jenderal Tata Ruang Nomor 04/KPTS/200/III/2017 Tentang Pembentukan Tim Data dan Informasi. Saat ini SK tersebut telah diperbaharui dengan SK Nomor 04/SK.200.OT.01/VII/2019. Pokja Datin terdiri atas Tim Pengarah dan Tim Teknis. Tim Pengarah terdiri

dari Ketua dan Sekretaris. Tim Teknis terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Anggota bidang Jaringan, Pengembangan Sistem dan Data Website.

Berikut merupakan tugas dari masing-masing bagian.

1) Tim Pengarah bertugas:

a. memberikan arahan dan saran kepada Tim Teknis dalam pelaksanaan data dan informasi yang dimohonkan kepada Direktorat Jenderal Tata Ruang; dan

b. melakukan monitoring, pengawasan, dan evaluasi terhadap pelaksanaan data dan informasi yang dilakukan oleh Tim Teknis.

2) Tim Teknis yang terdiri atas:

a. Ketua, yang bertugas:

i. Menyusun program kerja dan melakukan monitoring, dan evaluasi terhadap pelaksanaan kinerja anggota tim teknis;

ii. Mengkoordinasikan rapat pembahasan yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan tim teknis;

iii. Mengkoordinasikan pelaksanaan sosialisasi mengenai data dan informasi di bidang penataan ruang kepada stakeholder yang berkepentingan;

iv. Mengkoordinasikan pelaksanaan digitalisasi rencana tata ruang dalam rangka integrasi data dan informasi kedalam sistem di Lingkungan Direktorat Jenderal Tata Ruang; dan

v. Melaporkan pelaksanaan pekerjaan yang telah dilakukan kepada Tim Pengarah setiap 1 (satu) kali dalam 2 (dua) minggu, atau setiap dibutuhkan.

b. Sekretaris, yang bertugas:

i. Membantu Ketua dalam menyusun rencana kerja Pokja Datin;

ii. Membantu penyelenggaraan rapat pembahasan yang diperlukan oleh Tim Teknis; dan

iii. Menyimpan dan mendokumentasikan hasil pelaksanaan pekerjaan Pokja Datin.

c. Anggota yang dibagi menjadi 3 (tiga) bidang, yaitu:

i. Bidang Jaringan dan Hardware, yang bertugas:

a) Menjalankan petunjuk dan arahan dari Ketua dan Sekretaris;

b) Membantu Ketua dan Sekretaris dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan pekerjaan;

c) Melakukan penyediaan, pelayanan, dan pemeliharaan jaringan dan hardware untuk mendukung pekerjaan pengelolaan daya dan informasi bidang tata ruang;

d) Melakukan analisis kebutuhan

penyediaan/pengembangan hardware; dan

e) Melaporkan pekerjaan kepada Ketua setiap 1 (satu) kali dalam 2 (dua) minggu atau setiap dibutuhkan.

ii. Bidang Pengembangan Sistem, yang bertugas:

a) Menjalankan petunjuk dan arahan dari Ketua dan Sekretaris;

b) Membantu Ketua dan Sekretaris dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan pekerjaan;

c) Melakukan perencanaan pengembangan sistem;

d) Membuat blueprint Teknologi Informasi dan roadmap pengembangan sistem dilingkungan Direktorat Jenderal Tata Ruang;

e) Melakukan supervisi konversi rencana tata ruang menjadi suatu struktur digital yang siap untuk dimasukkan kedalam sistem di Lingkungan Direktorat Jenderal Tata Ruang;

f) Melakukan input data hasil konversi yang dilakukan oleh pihak ketiga kedalam sistem di Lingkungan Direktorat Jenderal Tata Ruang; dan

g) Melaporkan pekerjaan kepada Ketua setiap 1 (satu) kali dalam 2 (dua) minggu atau setiap dibutuhkan.

iii. Bidang Data Website, yang bertugas:

a) Menjalankan petunjuk dan arahan dari Ketua dan Sekretaris;

b) Membantu Ketua dan Sekretaris dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan pekerjaan;

c) Mengumpulkan dokumen, data, berita dan keterangan yang diperlukan untuk mengisi konten website baik dari reporter maupun seksi data dan informasi di lingkungan Direktorat Jenderal Tata Ruang

d) Melaporkan pekerjaan kepada Ketua setiap 1 (satu) kali dalam 2 (dua) minggu atau setiap dibutuhkan.

Terkait dengan tugas tersebut, pengembangan sistem merupakan bagian dari mengkoordinasikan pelaksanaan digitalisasi rencana tata ruang dalam rangka integrasi data dan informasi menjadi tanggung jawab Pokja Data dan Informasi. Pengembangan sistem yang ada harus

berkaitan dengan Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Jenderal Tata Ruang.

3. Area Bermasalah

Tugas penulis sebagai kepala Seksi Perencanaan Umum dan Monitoring Evaluasi di Direktorat Pemanfaatan Ruang berfokus pada penyiapan bahan penyusunan kebijakan dan strategi operasional, rencana dan program, serta monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan teknis dan program di bidang pemanfaatan ruang wilayah nasional, pulau/kepulauan, dan kawasan strategis nasional.

Berdasarkan data diatas maka permasalah yang dihadapi pada seksi Perencanaan Umum dan Monev adalah sebagai berikut

a. Kegiatan yang dilakukan pada Seksi Perencanaan Umum dan Monev memiliki time frame yang pendek sehingga batas waktu untuk penyelesaian pekerjaan amatlah singkat.

b. Kerapkali perlu dilakukannya perubahan pada kegiatan yang dilakukan sehingga memerlukan revisi yang berulang.

c. Untuk monitoring dan pengendalian pekerjaan, banyaknya input yang harus dilakukan pada berbagai aplikasi misalnya form evaluasi bulanan, form evaluasi realisasi keuangan dan fisik triwulan, form e-monev Bappenas, form Smart DJA, form e-monev SKMPP, form progress pelaksanaan kegiatan.

d. Sulitnya memperkecil gap antara realisasi fisik (substansi) dengan realisasi keuangan.

Sedangkan tugas penulis sebagai ketua Pokja Datin berfokus pada pemberian arahan dan saran serta melakukan monitoring, pengawasan, dan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh tim teknis. Kegiatan yang dilakukan oleh tim teknis Datin adalah pengelolaan dan pengembangan sistem informasi serta jaringan yang ada di DJTR.

Pekerjaan di Pokja Datin disesuaikan dengan kebutuhan DJTR dan sering kali memerlukan suatu inovasi untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Berdasarkan data diatas permasalah yang dihadapi pada Pokja Datin adalah sebagai berikut

a. Sedikitnya Rencana Tata Ruang yang sudah diundangkan dalam bentuk Peraturan Pemerintah (PP), Peraturan Presiden (Perpres), dan Peraturan Daerah (Perda) terlebih Rencana Detail Tata Ruang.

b. Beragamnya kualitas Rencana Tata Ruang yang dihasilkan.

Terutama Rencana Detail Tata Ruang dikarenakan memiliki skala ketelitian peta 1: 5000.

c. Proses penyusunan materi teknis RDTR saat ini masih dilakukan secara manual dikarenakan belum adanya aplikasi yang dapat mengawal proses penyusunan.

Dikarenakan usulan Renstra DJTR 2020-2024 adalah tersedianya 2000 RDTR maka area permasalahan yang dijadikan usulan sebagai rencana aksi perubahan adalah terkait dengan tugas dan fungsi pada Pokja Datin.

Saat ini analisis rencana tata ruang dilakukan secara manual dan terpisah (belum ada aplikasi yang membantu automatisasi) dan belum memiliki standar analisis pembuatan rencana tata ruang yang ditetapkan. Sehingga saat ini masih memerlukan waktu yang cukup lama untuk proses analisis.

Berdasarkan Lampiran III Permen ATR/BPN Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota ada beberapa analisis penyusunan RDTR yang harus dilakukan baik itu analisis spasial maupun non spasial. Analisis yang perlu dilakukan berdasarkan Gambar 8 yaitu :

a. analisis struktur internal BWP;

b. analisis sistem penggunaan lahan (land use);

c. analisis kedudukan dan peran BWP dalam wilayah yang lebih luas;

d. analisis sumber daya alam dan fisik atau lingkungan BWP;

e. analisis sosial budaya;

f. analisis kependudukan;

g. analisis ekonomi dan sektor unggulan;

h. analisis transportasi (pergerakan);

i. analisis sumber daya buatan;

j. analisis lingkungan binaan;

k. analisis kelembagaan; dan

l. analisis pembiayaan pembangunan.

Dan analisis penyusunan PZ ada 9 analisis yang perlu dilakukan diantaranya yaitu:

a. analisis karakteristik peruntukan zona;

b. analisis jenis dan karakteristik kegiatan;

c. analisis kesesuaian kegiatan terhadap zona;

d. analisis dampak kegiatan;

e. analisis pertumbuhan dan pertambahan penduduk;

f. analisis gap antara kualitas zona dengan kondisi eksisting;

g. analisis karakteristik spesifik lokasi;

h. analisis ketentuan standar setiap sektor;

i. analisis kewenangan.

Ada dua belas analisis penyusunan RDTR dan sembilan analisis penyusunan PZ yang perlu dilakukan dan pastinya memerlukan waktu yang cukup banyak. Saat ini analisis dilakukan oleh konsultan atau pemerintah daerah yang sedang menyusun RDTR sehingga belum diketahui secara pasti kualitas dari RDTR yang disusun tersebut. Oleh karena itu Pokja Datin melakukan pengembangan aplikasi dalam analisis rencana tata ruang melaui RTR Builder. Diharapkan dengan adanya

aplikasi tersebut kualitas dari RDTR lebih dapat terpantau serta mempercepat dalam proses analisis. Sehingga target 2000 RDTR dapat tercapai.

B. Sumber Daya Instansi 1. Sumber Daya Manusia

Tabel 3. Daftar sumber daya manusia di Seksi Perencanaan Umum dan Monitoring Evaluasi, Direktorat Pemanfaatan Ruang

No. Jabatan/Posisi/Fungsi Jenjang

Pendidikan Latar Belakang Pendidikan

1 Kepala seksi S2

S1 Teknik Informatika S2 Proyek Manajemen Konstruksi

2 Jafung Analisis

Perencana S1 S1 Administrasi Perkantoran

3

Tenaga Ahli

Perencanaan Wilayah

dan Kota S1 S1 Perencanaan Wilayah dan

Kota (PWK) 4 Tenaga Ahli Kebijakan

Publik S1 S1 Perencanaan Wilayah dan

Kota (PWK)

5 Tenaga Ahli Ekonomi S1 S1 Akuntansi

Tabel 4. Daftar sumber daya manusia di Pokja Data dan Informasi

No. Jabatan/Posisi/Fungsi Jumlah Jenjang

Pendidikan Latar Belakang

Programmer 2 S1 S1 Sistem Informasi

5 Tenaga Ahli Jaringan 2 S1 S1 Teknik Informatika

6 Tenaga Ahli

Komunikasi Publik 1 S1 S1 Ilmu Komunikasi

7 Tenaga Ahli Data

Entry 1 2 S1 S1 Teknik Informatika

Berdasarkan Tabel 3, sumber daya manusia di Seksi Perencanaan Umum dan Monitoring Evaluasi, Direktorat Pemanfaatan Ruang ada bermacam-macam latar belakang pendidikan dari mulai bidang administrasi perkantoran, PWK, hingga akutansi. Sedangkan berdasarkan Tabel 4, sumber daya manusia di Pokja Data dan Informasi keseluruhan merupakan tenaga ahli dengan mayoritas berlatarbelakang pendidikan sistem informasi dan teknik informasi. Namun ada beberapa yang berlatarbelakang pendidikan selain sistem informasi yaitu pada bagian administrasi dan pengelolaan berita/konten website. Oleh karena itu Ada beberapa kegiatan yang dikerjakan oleh Pokja Datin salah satunya adalah pengembangan RTR Builder.

2. Sarana dan Prasarana

Tabel 5. Daftar sarana dan Prasarana yang ada di Seksi Perencanaan Umum dan Monitoring Evaluasi, Direktorat Pemanfaatan Ruang

No. Nama sarana/prasarana jumlah

1 laptop 3

2 komputer 4

3 scanner 2

4 printer 3

Tabel 6. Daftar sarana dan Prasarana yang ada di Pokja Datin DJTR

No. Nama sarana/prasarana jumlah

1 laptop 3

2 komputer 4

3 scanner 2

4 printer 3

Jumlah sarana dan prasarana yang ada di Seksi Perencanaan Umum dan

Jumlah sarana dan prasarana yang ada di Seksi Perencanaan Umum dan

Dalam dokumen LAPORAN AKSI PERUBAHAN (Halaman 15-0)