• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

I.5 Manfaat Penelitian

Dan manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara akademis, penelitian ini dapat disumbangkan kepada Fisip USU khususnya Jurusan Ilmu Komunikasi.

2. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam penerapan teori komunikasi khususnya teori tentang strategi pemasaran yang efektif guna meningkatkan hunian kamar.

3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pemilik dan para pegawai pemasaran Hotel Tiara Medan khususnya dan pengguna hunian kamar pada umumnya.

BAB II

URAIAN TEORITIS II.1 Komunikasi

II.1.1 Pengertian Komunikasi

Manusia tercipta sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa adanya bantuan dari orang lain, bantuan tersebut didapatkan melalui sebuah komunikasi antara manusia yang satu dengan lainnya. Dengan adanya komunikasi, maka terciptalah sebuah kehidupan yang saling melengkapi satu sama lain. Istilah komunikasi merupakan terjemahan yang diambil dari bahasa Inggris “communication” yang berasal dari bahasa latin “communicare” yang berarti berpartisipasi atau memberitahukan dan perkataan ini bersumber pada kata communis yang berarti “sama”, yaitu sama makna mengenai suatu hal. Jadi komunikasi berlangsung apabila antara orang-orang yang terlibat terdapat kesamaan makna mengenai sesuatu hal yang dikomunikasikan. Jelasnya, jika seseorang mengerti tentang sesuatu yang dinyatakan orang lain kepadanya, maka komunikasi itu dapat berlangsung dan sebaliknya (Mulyana, 2005: 3).

Selanjutnya Effendy (1993: 3), istilah komunikasi berasal dari bahasa latin

“communicatio” yang bersumber pada kata “communis” yang berarti sama dalam arti kata yaitu sama makna. Dengan demikian komunikasi adalah kesamaan antara komunikator dan komunikan dengan tujuan untuk mengubah sikap, opini dan pandangan/ perilaku orang lain tentang pesan yang disampaikan.

Kemudian berdasarkan paradigma Effendy (2002: 8), komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain memberitahu atau untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku, baik langsung secara lisan maupun tidak langsung melalui media. Menurut Sobur (2004: 19) komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam. Dari beberapa definisi di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari seorang komunikator kepada komunikan melalui saluran atau media tertentu dengan maksud untuk mengubah perilaku komunikan sesuai dengan keinginan komunikator.

Komunikasi umumnya diartikan sebagai proses pengoperasian lambang-lambang yang mengandung arti. Menurut Mufid (1999: 10), komunikasi adalah sebagai bentuk interaksi yang dilakukan melalui lambang-lambang yang mungkin berupa gerakan, gambar, plastik, verbal atau lambang lain yang bertugas sebagai stimuli bagi tingkah laku orang lain yang mungkin tidak bereaksi karena tidak adanya kondisi khusus dari orang yang seharusnya bereaksi.

Selanjutnya Ruslan (2000: 45) mengemukakan bahwa komunikasi adalah suatu usaha yang mengadakan persamaan dengan orang lain. Secara lengkap Effendy (2002: 10) mendefinisikan bahwa dari dua aspek yaitu secara umum dan secara pragmatis. Definisi secara umum adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain, sedangkan definisi komunikasi secara pragmatis adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan media. Dalam definisi secara pragmatis ini, komunikasi mengandung tujuan tertentu, bersifat intensional (intentional), sehingga harus dilakukan perencanaan.

(Widjaja, 1999: 23) menyimpulkan bahwa secara garis besar komunikasi adalah penyampaian informasi dan pengertian dari seseorang kepada orang lain.

Komunikasi akan dapat berhasil apabila sekiranya timbul saling pengertian, yaitu jika kedua belah pihak, sipengirim dan sipenerima informasi dapat memahaminya.

Dari definisi dan pengertian komunikasi yang dikemukakan para ahli dapat dilihat komponen atau unsur yang dicakup dan merupakan persyaratan terjadinya komunikasi yaitu komunikator – pesan – media – komunikan – efek.

Untuk menguraikan unsur komunikasi tersebut dapat dilihat melalui paradigma, yaitu “Who Says What In Which Channel to Whom With What

Effect?”. Dari paradigma Cangara (2006: 14) tersebut diperolah 5 (lima) komponen atau unsur yaitu:

1. Komunikator adalah pihak yang menyampaikan pesan pada seseorang atau sejumlah orang, atau sering juga disebut sumber pesan.

2. Pesan adalah pernyataan yang didukung oleh lambang.

3. Media adalah sarana atau saluran yang mengandung pesan bila komunikan jauh tempatnya atau banyak jumlahnya.

4. Komunikan adalah orang yang menerima pesan dari komunikator, sering juga disebut dengan penerima (receiver).

5. Efek adalah dampak sebagai pengaruh dari pesan.

Ilmu komunikasi sendiri dalam aplikasinya akan mampu mencegah dan menghilangkan konflik karena semakin banyak manusia yang dicakup, cenderung akan semakin banyak masalah yang timbul. Berkenaan dengan hal di atas, hakekat komunikasi yaitu pernyataan benar antar manusia, yang dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyatunya.

II.1.2 Tujuan Komunikasi

Kegiatan komunikasi yang manusia lakukan sehari-hari tentu memiliki suatu tujuan yang berbeda-beda yang nantinya diharapkan dapat tercipta saling pengertian. Berikut tujuan komunikasi menurut Effendy (2003: 11).

1. Perubahan sikap (Attitude change) 2. Perubahan pendapat (Opinion change) 3. Perubahan perilaku (Behaviour change) 4. Perubahan sosial (Social change)

Dari empat poin yang dikemukakan oleh Effendy (2003: 12), dapat disimpulkan bahwa komunikasi bertujuan untuk merubah sikap, pendapat, perilaku dan pada perubahan sosial masyarakat. Sedangkan fungsi dari komunikasi adalah sebagai penyampai informasi yang utama, mendidik,

menghibur dan yang terakhir mempengaruhi orang lain dalam bersikap dan bertindak.

II.1.3 Fungsi Komunikasi

Komunikasi dalam pelaksanaannya memiliki berbagai macam fungsi dalam kehidupan manusia, seperti berikut ini:

1. Menyampaikan informasi (to inform) 2. Mendidik (to educate)

3. Menghibur (to entertain)

4. Mempengaruhi (to influence) (Effendy, 2003: 13).

Dari poin tersebut di atas, biasanya selalu ada dan terkandung pada setiap pesan yang disampaikan, baik melalui media cetak atau elektronik ataupun pada lisan dan tulisan. Penyampaian informasi ini merupakan hal umum dan biasa dalam kehidupan sehari-hari, mendidik (to educate) biasanya fungsi ini dilakukan oleh orang yang berprofesi sebagai pengajar (guru dan dosen), hiburan merupakan salah satu fungsi komunikasi yang cukup diminati karena adanya faktor kesenangan, mempengaruhi (to influence) biasanya bersatu dengan penyampaian informasi.

II.1.4 Proses Komunikasi

Komunikasi tidak bisa terlepas dari proses. Oleh karena itu apakah suatu komunikasi dapat berlangsung dengan baik atau tidak tergantung dari proses yang berlangsung tersebut. Menurut (Ruslan, 2000: 69) komunikasi diartikan sebagai transfer informasi atau pesan-pesan (message) dari pengirim pesan sebagai komunikator dan kepada penerima pesan sebagai komunikan, dalam proses komunikasi tersebut bertujuan (feed back) untuk mencapai saling pengertian (mutual understanding) atau antar kedua belah pihak.

Sementara itu menurut Effendy (2003: 15), proses komunikasi terbagi dua tahap, yakni:

1. Proses komunikasi secara primer

Proses pencapaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna dan sebagainya yang secara langsung dapat menterjemahkan pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan. Media primer atau lambang yang paling banyak digunakan dalam komunikasi adalah bahasa.

2. Proses komunikasi secara sekunder

Proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Media kedua yang sering digunakan diantaranya adalah surat, telepon, surat kabar, majalah, radio, televisi, film dan lain-lain (Effendy, 1993: 11-17).

Pentingnya peranan media yakni media sekunder dalam proses komunikasi, disebabkan oleh efisiensinya dalam mencapai komunikan dalam jumlah yang amat banyak. Jelas efisien karena dengan menyiarkan sebuah pesan satu kali saja, sudah dapat tersebar luas kepada khalayak yang begitu banyak jumlahnya, bukan satu jutaan, melainkan puluhan juta, bahkan ratusan juta, seperti misalnya pidato kepada negara yang disiarkan melalui radio atau televisi.

II.1.5 Unsur-Unsur dalam Proses Komunikasi

Dari berbagai pengertian komunikasi yang telah ada, tampak adanya sejumlah komponen atau unsur yang dicakup, yang merupakan persyaratan terjadinya komunikasi. Menurut Mulyana (2005: 19), komponen atau unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut:

1. Sumber

Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi. Dalam komunikasi antar manusia, sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok, misalnya partai, organisasi atau lembaga. Sumber sering disebut pengirim, komunikator atau dalam bahasa Inggrisnya disebut source, sender atau encoder.

2. Pesan

Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda. Dalam bahasa Inggris pesan biasanya diterjemahkan dengan kata message, content atau information.

3. Media

Media yang dimaksud di sini adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Terdapat beberapa pendapat mengenai saluran atau media. Ada yang menilai bahwa media bisa bermacam-macam bentuknya, misalnya dalam komunikasi antar pribadi, panca indera dianggap sebagai media komunikasi.

4. Penerima

Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai atau negara. Penerima biasa disebut dengan berbagai macam istilah, seperti khalayak, sasaran, komunikan atau dalam bahasa Inggris disebut audience atau receiver. Dalam proses komunikasi telah dipahami bahwa keberadaan penerima adalah akibat karena adanya sumber. Tidak ada penerima jika tidak ada sumber.

5. Pengaruh

Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan.

Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang.

Karena itu, pengaruh bisa juga diartikan perubahan atau penguatan keyakinan pada pengetahuan, sikap dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan.

6. Tanggapan Balik

Ada yang beranggapan bahwa umpan balik sebenarnya adalah salah satu bentuk dari pengaruh yang berasal dari penerima. Akan tetapi sebenarnya umpan balik bisa juga berasal dari unsur lain seperti pesan dan media, meski pesan belum sampai pada penerima. Misalnya sebuah konsep surat yang memerlukan perubahan sebelum dikirim, atau alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan itu mengalami gangguan sebelum sampai ke tujuan. Seperti itu menjadi tanggapan balik yang diterima oleh sumber.

7. Lingkungan

Lingkungan atau situasi ialah faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi jalannya komunikasi. Faktor ini dapat digolongkan atas empat macam, yakni lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan psikologis dan dimensi waktu. Lingkungan fisik menunjukkan bahwa suatu proses komunikasi hanya bisa terjadi kalau tidak terdapat rintangan fisik, misalnya geografis. Komunikasi sering kali sulit dilakukan karena faktor jarak yang begitu jauh, dimana tidak tersedia fasilitas komunikasi seperti telepon, kantor pos atau jalan raya.

Lingkungan sosial menunjukkan faktor sosial budaya, ekonomi dan politik yang bisa terjadi kendala terjadinya komunikasi, misalnya kesamaan bahasa, kepercayaan, adat istiadat dan status sosial. Dimensi psikologis adalah pertimbangan kejiwaan yang digunakan dalam berkomunikasi. Misalnya menghindari kritik yang menyinggung perasaan orang lain, menyajikan materi

yang sesuai dengan usia khalayak. Dimensi psikologis ini bisa disebut dimensi internal.

Sedangkan dimensi waktu menunjukkan situasi yang tepat untuk melakukan kegiatan komunikasi. Banyak proses komunikasi tertunda karena pertimbangan waktu, misalnya musim. Namun perlu diketahui karena dimensi waktu maka informasi memiliki nilai. Jadi setiap unsur memiliki peranan yang sangat penting dalam membangun proses komunikasi. Bahkan ketujuh unsur ini saling bergantung satu sama lainnya. Artinya, tanpa keikutsertaan satu unsur akan memberi pengaruh pada jalannya komunikasi (Cangara, 2006: 23).

II.2 Komunikasi Pemasaran

Kebanyakan orang mungkin menempatkan komunikasi pemasaran berada di bawah periklanan dan promosi, namun pada perkembangannya saat ini, komunikasi pemasaran muncul sebagai suatu bentuk komunikasi yang lebih kompleks dan berbeda. Pada akhirnya, banyak akademisi dan praktisi mendefinisikan komunikasi pemasaran yaitu semua elemen-elemen promosi dari marketing mix yang melibatkan komunikasi antar organisasi dan target audience pada segala bentuknya yang ditujukan untuk performance pemasaran (Prisgunanto, 2006: 8).

Menurut (Tjiptono, 1995: 219) komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk, mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.

Selanjutnya (Purba, dkk, 2006: 126) menyatakan bahwa William G.

Nickeles dalam bukunya Marketing Communication and Promotion (1984) mendefinisikan komunikasi pemasaran adalah proses pertukaran informasi yang dilakukan secara persuasif sehingga proses pemasaran dapat berjalan secara efektif dan efisien.

Kegiatan komunikasi pemasaran merupakan rangkaian kegiatan untuk mewujudkan suatu produk, jasa, ide dengan menggunakan bauran pemasaran (promotion mix) yaitu iklan (advertising), penjualan tatap muka (personal selling), promosi penjualan (sales promotion), hubungan masyarakat dan publisitas (public relation and publicity) serta pemasaran langsung (direct marketing).

Banyak ahli yang sepakat bahwa konsep inti komunikasi pemasaran adalah pertukaran (exchange). Alasan yang mendasari bahwa konsep inti pemasaran adalah pertukaran yaitu bahwa seluruh aktivitas yang dilakukan satu individu dengan individu yang lainnya merupakan pertukaran. Tidak ada individu yang mendapatkan sesuatu tanpa memberikan sesuatu baik langsung ataupun tidak langsung. Alasan terjadinya pertukaran adalah untuk memuaskan kebutuhan.

Pertukaran yang terjadi baik langsung maupun tidak langsung memerlukan komunikasi yang membawa pesan. Dengan demikian komunikasi memegang peranan penting dalam proses pertukaran.

Pada tingkat dasar komunikasi dapat menginformasikan dan membuat konsumen potensial menyadari akan produk yang ditawarkan. Komunikasi dapat berusaha membujuk konsumen agar berhasrat masuk dalam hubungan pertukaran (exchange relationship). Pada pemasaran peran lain dari komunikasi adalah untuk membedakan (differenting) produk yang ditawarkan oleh satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Upaya ini dilakukan dengan mengkomunikasikan kepada konsumen bahwa produk yang ditawarkan berbeda dengan produk lainnya yang sejenisnya.

Respon atau tanggapan konsumen sebagai komunikan meliputi (Tjiptono, 1997: 220) sebagai berikut:

1. Efek kognitif, yaitu membentuk kesadaran informasi tertentu.

2. Efek afektif, yaitu memberikan pengaruh untuk melakukan sesuatu. Yang diharapkan adalah reaksi pembelian.

3. Efek konatif atau perilaku yaitu membentuk pola khalayak menjadi perilaku selanjutnya. Perilaku yang diharapkan adalah pembelian ulang.

Guna keperluan persamaan dalam pengukuran efek komunikasi pemasaran, digunakan standarisasi tingkat efek-efek model dari keterlibatan respon pelanggan dari komunikasi pemasaran. Ada banyak versi yang ditawarkan para ahli komunikasi pemasaran dalam mengetahui tingkat pemahaman dan pengetahuan pelanggan dalam konsep tingkatan efek (Hierarchy of effects concept). Namun yang dipilih untuk digunakan dalam penelitian ini adalah konsep AIDDA yaitu Attention (mendapatkan perhatian), Interest (mempertahankan minat)¸ Desire (menimbulkan keinginan), Decision (membuat keputusan) dan Action (memperoleh perlakuan).

Menurut Jefkins (1997: 8) bauran pemasaran atau strategi pemasaran merupakan kombinasi dari berbagai tahapan atau elemen yang diperlukan mulai dari tahap perencanaan sampai dengan eksekusi atau pelaksanaan keseluruhan operasi pemasaran. Konsep dasar 4P dalam bauran pemasaran untuk pertama kalinya diperkenalkan E. Jerome Mc. Carthy, yang kemudian dikembangkan oleh Philip Kotler. Prinsip 4P ini pada dasarnya membagi bauran pemasaran (marketing mix) menjadi empat bagian utama yakni product (produk), place (tempat), price (harga) dan promotion (promosi).

II.3 Pemasaran (Marketing)

Pemasaran (Marketing) adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.

Pemasaran dimulai dengan pemenuhan kebutuhan manusia yang kemudian bertumbuh menjadi keinginan manusia. Proses dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia inilah yang menjadi konsep pemasaran. Mulai dari pemenuhan produk (product), penetapan harga (price), pengiriman barang (place), dan mempromosikan barang (promotion). Seseorang yang bekerja dibidang pemasaran disebut pemasar. Pemasar ini sebaiknya memiliki pengetahuan dalam konsep dan prinsip pemasaran agar kegiatan pemasaran dapat tercapai sesuai dengan kebutuhan dan keinginan manusia terutama pihak konsumen yang dituju (http://id.wikipedia.org/wiki/Pemasaran).

Kemudian (Kismono, 2001: 293-294) menjelaskan bahwa pemasaran adalah sekelompok aktivitas yang saling berkaitan yang dirancang untuk mengidentifikasi kebutuhan konsumen dan mengembangkan distribusi, promosi dan penetapan harga serta pelayanan untuk memuaskan kebutuhan konsumen pada tingkat keuntungan tertentu.

Definisi di atas memiliki beberapa konsep penting yaitu kebutuhan;

keinginan; permintaan; produk (barang, jasa dan ide), nilai, biaya dan kepuasan;

pertukaran dan transaksi; hubungan relasi dan jaringan kerja; serta pemasar dan prospek.

1. Kebutuhan (needs): suatu keadaan untuk memenuhi kekurangan yang bersifat dasar, misalnya manusia membutuhkan makanan, pakaian, tempat tinggal.

2. Keinginan (wants): suatu keadaan untuk memuaskan kebutuhan yang lebih spesifik dan banyak dipengaruhi lingkungan, misalnya manusia menginginkan makanan dari beras, jagung atau sagu.

3. Permintaan (demands): keinginan terhadap produk-produk tertentu yang didukung oleh kemampuan (daya beli) dan keinginan untuk mengkonsumsinya.

4. Produk (product): segala sesuatu yang bisa ditawarkan ke pasar untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan.

5. Nilai (value): persepsi yang mendasari pemilihan produk yang akan dikonsumsi untuk memenuhi kepuasan.

6. Pertukaran (exchange): kegiatan untuk mendapatkan suatu produk yang diinginkan dari pihak lain dengan menawarkan sesuatu sebagai imbalannya.

7. Transaksi (transaction): suatu pertukaran antara dua pihak yang melibatkan sedikitnya dua unsur nilai, dengan kondisi, waktu dan tempat yang disetujui bersama.

8. Hubungan relasi (relationship): proses untuk menciptakan, mempertahankan dan mencapai hubungan yang baik dengan pelanggan atau stakeholders.

9. Pasar (market): orang atau sekelompok orang yang mempunyai kebutuhan dan keinginan serta memiliki daya beli (kemampuan) dan keinginan (minat) untuk membelanjakannya.

Selanjutnya menurut Lamb (2001: 6) pemasaran merupakan suatu proses perencanaan dan menjalankan konsep, harga, promosi dan distribusi sejumlah ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi.

Berikutnya Jatmiko (2005: 90) menyatakan bahwa pemasaran didefinisikan sebagai suatu sistem aktivitas bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menetapkan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa untuk kepentingan pasar, baik pasar konsumen rumah tangga dan atau pasar industri.

Definisi tersebut mencakup hal-hal sebagai berikut:

1. Konsep pemasaran melibatkan suatu manajerial dan sistem.

2. Semua aktivitas pemasaran harus diorientasikan ke arah pelanggan. Dengan kata lain, keinginan dan kebutuhan pelanggan harus dipuaskan secara benar.

3. Pemasaran melibatkan aktivitas-aktivitas yang luas yang berhubungan dengan aktivitas-aktivitas lain di dalam perusahaan.

4. Agar berhasil, pemasaran harus memaksimumkan penjualan dan keuntungan dalam jangka panjang. Hal ini dapat terjadi apabila usaha-usaha pemasaran perusahaan menghasilkan pembelian yang berulang dari para pelanggan atau konsumen.

Selanjutnya (Sukirno, 2006: 209) menyatakan bahwa pemasaran merupakan sekumpulan kegiatan yang saling berhubungan, yang disusun dengan tujuan untuk mengetahui kebutuhan konsumen dan seterusnya mengembangkan barang yang dibutuhkan, menentukan harganya, mendistribusikannya dan mempromosikannya.

II.4 Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran membantu perusahaan menghadapi persaingan yang semakin ketat. Untuk itulah, operasi perusahaan harus dimulai dari menemukan

kebutuhan dan keinginan konsumen, disusul dengan menemukan cara pemuasan yang terbaik.

Konsep pemasaran memiliki beberapa filosofi:

1. Fokus pasar. Penerapan filosofi ini menuntun (mengharuskan) para pemasar menentukan secara jelas pasar sasaran yang dituju. Penentuan pasar sasaran akan membantu penentuan program-program pemasaran yang sesuai.

2. Orientasi dan kepuasan konsumen. Para pemasar harus bisa menempatkan diri seolah-olah dirinya adalah konsumen, bukan produsen. Dengan menempatkan diri sebagai konsumen, pemasar akan berada pada posisi yang lebih baik untuk memahami kebutuhan dan keinginan konsumen akan produk tertentu.

3. Pemasaran yang terkoordinasi. Pemasaran yang terkoordinasi diantara semua bagian dalam perusahaan. Sebagai contoh, jika manajemen memutuskan pemberian diskon untuk produk-produk tertentu, semua staf pemasaran harus diberitahu.

4. Orientasi laba. Salah satu tujuan jangka pendek perusahaan adalah mendapatkan tingkat keuntungan tertentu. Melalui keuntungan yang diperoleh, perusahaan mungkin memiliki dana untu mengembangkan perusahaan (Kismono, 2001: 298-299)

II.5 Bauran Pemasaran

(Kotler, 2003: 123-126) mengungkapkan Marketing Mix dideskripsikan suatu kumpulan alat-alat yang dapat digunakan oleh manajemen untuk mempengaruhi penjualan. Formula tradisional dari marketing mix ini disebut sebagai 4P – product (produk), price (harga), place (tempat) dan promotion (promosi).

Seseorang harus memilih alat-alat pemasaran yang sesuai dengan tahapan dari siklus hidup suatu produk. Contohnya, periklanan atau publisitas akan memberikan hasil yang terbesar dalam tahap perkenalan suatu produk, tugas mereka adalah membangun kesadaran dan ketertarikan pelanggan. Promosi penjualan dan penjualan personal akan menjadi semakin penting selama tahap

kematangan suatu produk. Penjualan personal akan memperkuat pemahaman pelanggan atas keuntungan-keuntungan produk dan juga meyakinkan pelanggan bahwa penawaran yang diberikan berharga. Promosi penjualan paling efektif dilakukan untuk memicu pembelian-pembelian dewasa ini. Dalam tahap kemerosotan, perusahaan seharusnya tetap melaksanakan promosi penjualan namun mengurangi iklan, publisitas dan penjualan personal.

Pilihan alat-alat yang akan dipakai juga dipengaruhi oleh besar kecilnya perusahaan. Penguasa pangsa pasar akan mampu mengeluarkan uang lebih banyak untuk iklan dan menggunakan promosi penjualan dengan lebih hemat. Pesaing yang lebih kecil, sebaliknya harus menggunakan promosi penjualan dengan lebih agresif.

Pemasar-pemasar yang langsung pada pelanggan (consumer marketer) cenderung menekankan iklan atas penjual personal, dan pemasar-pemasar yang ditujukan pada bisnis (business marketer) melakukan yang sebaliknya. Namun kedua alat tersebut dibutuhkan dalam kedua jenis pasar. Consumer marketer yang menekan push strategies – strategi mendorong, harus meminta para tenaga penjualnya untuk meyakinkan para pengecer dan para agen untuk membawakan, mempromosikan, dan menjualkan produk-produk perusahaan pada para pengguna akhir. Sebaliknya consumer marketer yang menekan pull strategies – strategi menarik, bergantung sepenuhnya pada iklan dan promosi pelanggan untuk menarik para pelanggan mereka untuk mau pergi ke toko dan membeli produk perusahaan.

Agar pemasaran anda dapat berhasil dengan baik, anda harus mengelola marketing mix dengan gaya yang terintegrasi. Namun di banyak perusahaan, tanggung jawab atas berbagai elemen marketing mix ada di tangan individu-individu dan departemen-departemen yang berbeda-beda.

Agar pemasaran anda dapat berhasil dengan baik, anda harus mengelola marketing mix dengan gaya yang terintegrasi. Namun di banyak perusahaan, tanggung jawab atas berbagai elemen marketing mix ada di tangan individu-individu dan departemen-departemen yang berbeda-beda.

Dokumen terkait