• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tebel 1 Perbandingan Platform Politik

D. Manfaat Penelitian

32Mochtar Pabottingi, ”Bahasa, Kramanisasi, dan Kerakyatan,” dalam Yudi Latif dan Idi Subandi Ibrahim, ed. 154.

ngoko

krama

platform

C. Tujuan Penelitian

Peranan Pers dalam Politik di Indonesia,

Komunikasi Politik Nahdlatul Ulama Pergulatan Pemikira Politik Radikal dan Akomodatif

Komunikasi Politik Indonesia dinamika

Peranan Pers dalam Politik

Komunikasi Politik Nahdlatul Ulama Pergulatan Pemikiran Politik Radikal dan Akomodatif

Penelitian ini dapat menjadi bahan kajian mendalam bagi partai-partai politik di Indonesia dalam rangka melaksanakan pembangunan nasional berdasarkan karakter nilai-nilai keindonesiaan dan keislaman.

Penelitian tentang komunikasi politik sesungguhnya sejak dini telah menjadi subjek yang menarik perhatian tokoh-tokoh pertama ilmu komunikasi di Indonesia, seperti terlihat dalam disertasi Astrid S. Susanto Sunario tentang pengaruh kekuatan politik di lik pendirian Dewan Pers di Inggris –“Die Politischen Krafte hinter der Enstehung des Britischen Presserates” tahun 1964 dan disertasi M. Alwi Dahlan berjudul “Anonymous Disclosure of Goverment Information as a Form of Political Communication,” di University of Il inois tahun 1967.

Harsono Suwardi pada tahun 1993 menulis buku berjudul Jakarta, Pustaka Sinar Harapan, membahas bagaimana kontribusi media massa dalam proses kehidupan politik bagi para pembaca pada Pemilui 1987 1992 di Indonesia. Menurutnya komunikasi politik adalah setiap bentuk penyampaian pesan politik, baik berupa lambang, kata-kata terucapkan, atau tertulis, ataupun melalui pesan-pesan visual, baik secara langsung ataupun tidak kepada sejumlah sasarannya.33

Pada tahun 2004 Asep Saeful Muhtadi menulis buku berjudul , Jakarta, LP3ES, Cetakan I, membahas bagaimana Nahdlatul Ulama meneruskan informasi politik dari penguasa kepada ummat dan mengemukakan kepentingan ummat ke pihak penguasa.34

Empat tahun kemudian, pada tahun 2008 Asep Saeful Muhtadi pun menulis buku berjudul

33 Harsono Suwardi, (Jakarta, Pustaka

Sinar Harapan, Cetakan I, 1993),44. 34Asep Saeful Muhtadi,

(Jakarta, LP3ES, Cetakan I, 2004), 8. E. Tinjauan Kepustakaan

, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, Cetakan I, membahas tentang peran-peran yang dimainkan kekuatan-kekuatan Islam dalam politik yang pada umumnya dilakukan secara individual dan tidak dilakukan secara kelembagaan baik yang disadari atau tidak disadari. Proses tersebut pada dasarnya telah membawa kekuatan Islam dalam ruang politik praktis.35

Studi komunikasi politik juga menjadi tanda sebuah pendekatan baru dalam ilmu politik di mana bahasa secara ontologis dilihat sebagai alat atau “wakil” suatu kekuasaan dan secara epistimologis dilihat berdasarkan pemahaman bahwa bahasa adalah produk suatu zaman/kebudayaan/kekuasaan, bahasa lalu dilihat sebagai paradigma. Paradigma positivisme telah memberikan sumbangan yang besar dalam penelitian bahasa politik dan sejak lahirnya paradigma baru dalam penelitian, yakni postpo isme dengan model pendekatan kualitatif, khazanah penelitian bahasa politik pun bertambah. Kini mulai dikembangkan teori-teori baru yang secara internal dalam ilmu bahasa maupun teori-teori yang lahir dari perpaduan dengan ilmu-ilmu lainnya. Dalam ilmu komunikasi misalnya dikembangkan teori-teori analisis wacana, stilistika, semiotik, dramaturgi, yang merupakan teori-teori sastra dan bahasa, di samping teori-teori sosial teori dan teori-teori psikologi. Teori-teori ini biasanya dijadikan alat untuk mengkaji teks media.36

Politisasi bahasa memang sudah menjadi karakter dari penggunaan bahasa kekuasaan Orde Baru. Penguasa Orde Baru telah menjadikan bahasa sebagai subordinat dari kekuasaan politik yang tercermin dalam pembangunan. Bahasa telah direkayasa sebagai komoditas politik demi kepentingan kelompok-kelompok dominan. Munculnya istilah-istilah eufimisme yang secara makna dikudeta oleh para penguasa Orde Baru telah mengubah pandangan dan cara berpikir masyarakat Indonesia yang menjadi subjek bahasa.37 Kata rawan

35 Asep Saeful Muhtadi,

(Bandung, PT Remaja Rosdakarya, Cetakan I, 2008), iii. 36 Deddy Mulyana,

(Bandung,Rosdakarya, 2001), 143. 37 Virginia Matheson Hooker, “The New Standardization of Language”, 90.

Islam Politik Pasca-Orde Baru

Komunikasi Politik Indonesia Dinamika Islam Politik Pasca-Orde Baru

Metodologi Penelitian Kualitatif Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya

Fungsi dan Peranan Bahasa Sebuah Pengantar

pangan berbeda makna dengan kelaparan, karena dalam pikiran kita tidak pernah hadir bayangan orang-orang yang kelaparan karena tidak ada yang bisa dimakan. Demikian pula kata demi nusa dan bangsa. atau demi persatuan dieksploitasi untuk kepentingan politik agar kita tidak berpikir kritis. Di sini bahasa politik merupakan bahasa yang dipergunakan para elite politik dan elite birokrasi untuk menyampaikan kepentingan-kepentingan kekuasaan.

Berdasarkan uraian di atas dan fakta-fakta di lapangan, bahasa politik akan bercirikan: 1) terjadinya politisasi makna atas bahasa -bahasa yang dipergunakan-nya; 2) terjadi penghalu-san makna, dalam bentuk eufimisme bahasa dan 3) terjadinya bentuk-bentuk bahasa propaganda dalam rangka meyakinkan pihak lain, terutama masyarakat. Propaganda yang paling berbahaya adalah bahasa-bahasa agitasi (menebar permusuhan) dan bahasa-bahasa rumor (tidak jelas sumber beritanya).38

Sementara karya tulis tentang NCM pada ghalibnya berhubungan dengan studi Islam seperti dalam tesis pascasarjana IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang ditulis oleh Ahmad Tho’at (2002) berjudul “Gerakan Dakwah Islam Kultural dan Islam Skriptural di Indonesia 1970-1998:Studi Komperatif Nurcholish Madjid dan A.M. Fatwa,”39 dan tesis Muhammad Afif (2003), “Teologi Islam tentang Agama-Agama Studi Kritis terhadap Pemikiran Nurcholish Madjid,”40 dengan permasalahan pokok bagaimana keabsahan dan posisi pemikiran atau gagasan teologi agama-agama NCM dalam doktrin ajaran Islam (Al-Qur’an) dan masih relevankah pemikiran atau gagasan teologi agama-agama NCMdengan kondisi bangsa Indonesia saat ini, serta tesis Siti Nadrah, “Pandangan Keagamaan Nurcholish Madjid: Perspektif Paham Keagamaan Post-Modernisme.”.

38Anwar, , 19.

39Ahmad Thoat, “Gerakan Dakwah Islam Kultural dan Islam Skriptural di Indonesia 1970-1998: Studi Komperatif Nurcholish Madjid dan A.M. Fatwa” (Jakarta, Sekolah Pascasarjana Institut agama Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2002).

40 Muhammad Afif, “Teologi Islam tentang Agama-Agama Studi Kritis terhadap Pemikiran Nurcholish Madjid” (Jakarta, Sekolah Pascasarjana Institut agama Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2003).

Chaeder S. Bamualim pada tahun 1998 menulis tesisnya di Universitas Leiden tentang pembaruan Islam NCM berjudul “Transforming the Ideal Transcendental into Historical Humanistic: Nurcholish Madjid Islamic Thingking in Indonesia (1970-1995), ” dan pada tahun 1999 Siti Fatimah menulis tesis di McGill University berjudul, “Modernism and Contextualization of Islamic Doctrines: The Reform of Indonesian Islamic Preoposed by Nurcholish Madjid.”.

Sedangkan karya tulis dalam bentuk buku tentang NCMantara lain adalah buku yang berisikan kritik terhadap ide sekularisasi NCM

,41 oleh M. Rasjidi, Jakarta, Yayasan Bangkit, 1972 dan

,42 oleh Endang Saefuddin Anshori, Bandung, Bulan Sabit, 1973, serta buku

,43 Jakarta, LSI, 1987 karya Muhammad Kamal Hassan yang diterjemahkan oleh Ahmadie Thoha dari disertasinya di Columbia University tahun 1975 berjudul “Muslim Intelectual Responses to “New Order” Modernization in Indonesia.”.

Buku ,44

Jakarta, Usamah Press, 1993 dan buku

,45 Jakarta, LSIP, 1995 keduanya ditulis oleh Daud Rasyid yang mengkritisi apa saja kesalahan-kesalahan ide pembaruan Islam NCM secara evaluatif, seperti halnya buku ,46 oleh Abdul Qadir Djaelani, Bandung, Yadia, 1994.

41 M. Rasjidi, (Jakarta, Yayasan

Bangkit, 1972).

42 Endang Saefuddin Anshori,

(Bandung, Bulan Sabit, 1973). 43 Muhammad Kamal Hassan,

,” terj. Ahmadie Thoha(Jakarta, LSI, 1987).

44Daud Rasyid,

(Jakarta, Usamah Press, 1993).

45Daud Rasyid,

(Jakarta, LSIP, 1995). 46Abdul Qadir Djaelani,

(Bandung, Yadia, 1994).

Sekularisme dalam Persoalan Lagi

Kritik atas Paham dan Gerakan Pembaharuan Drs. Nurcholish Madjid

Modernisasi Indonesia: Respon Cendikiawan Muslim

Pembaharuan Islam dan Orientalisme dalam Sorotan Menggugat Pembaharuan Pemikiran Keagamaan

Menelusuri Kekeliruan Pembaharuan Pemikiran Islam Cak Nur

Sekularisme dalam Persoalan Lagi

Kritik atas Paham dan Gerakan Pembaharuan Drs. Nurcholish Madjid

Modernisasi Indonesia: Respon

Cendikiawan Muslim

Pembaharuan Islam dan Orientalisme dalam Sorotan Menggugat Pembaharuan Pemikiran Keagamaan

Menelusuri Kekeliruan Pembaharuan Pemikiran Islam Cak Nur

Gagasan Islam Liberal di Indonesia: Pemikiran Neo-Modernisme Nurcholish Madjid, Djohan Effendi, Ahmad Wahib, dan Abdurrahman Wahid

Neo-Modernisme Islam di Indonesia: Gagasan Sentral Nurcholish Madjid dan Abdurraman Wahid,.

Zaman Baru

Gagasan Islam Liberal di Indonesia: Pemikiran Neo-Modernisme Nurcholish Madjid, Djohan Effendi, Ahmad Wahib, dan Abdurrahman

Wahid

Greg Barton dari Monash University pada Departement of Asian Studies and Languages pada tahun 1995 menulis disertasi berjudul “The Emergences of Neo-Modernism: A Progressive, Liberal Movement of Islamic Thought in Indonesia (A Textual Study Examining the Writing of Nurcholish Madjid, Djohan Effendi, Ahmad Wahib and Abdurrahman Wahid 1968-1980).”. Disertasi ini diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Nanang Tahqiq dengan judul

,47 diterbitkan oleh Paramadina bekerjasama dengan Pustaka Antara, Yayasan Adikarya IKAPI dan the ord Foundation tahun 1999. Isinya secara deskriptif memaparkan pembaruan pemikiran Islam NCM tanpa berpretensi menilainya atau meng-kritisinya. Kajian atas pemikiran NCM dalam buku ini menyangkut tiga hal: 1) Pembaruan pemikiran Islam; 2) Islam dan masyarakat modern-industrial dan 3) Islam dan hubungan antara iman dan ilmu.

Hasil penelitian Amir Aziz yang diterbitkan bekerjasama dengan The Toyota Foundation dan Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial Jakarta dengan judul

Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagai tokoh neo-modernis pemikiran NCM secara adil menakar kelebihan modernisme dan tradisionalisme dalam Islam dan merumuskannya dalam pandangan Islam yang komprehensif bercirikan watak inklusivismenya terutama terlihat dalam pemikiran-pemikiran NCM tentang masalah-masalah aktualyang terjadi di tengah umat Islam Indonesia, terutama dalam bidang sosial dan politik.

Buku karya Dedy Djamaluddin Malik dan Idi Subandi Ibrahim meneliti perbandingan pemikiran dan aksi politik cendi iawan muslim Indonesia pada dekade 1980-1990an dengan judul,

47 Greg Barton,

, terj. Nanang Tahqiq (Jakarta, Paramadina bekerjasama dengan Pustaka Antara, Yayasan Adikarya IKAPI dan the Ford Foundation tahun 1999).

,48 Jakarta, Penerbit Zaman Wacana Mulia, Cetakan I, 1998. Buku ini berasal dari tesis Dedy Djamaluddin Malik di Universitas Padjajaran, Bandung, tahun 1992.

Buku

,49 oleh Sufyanto, Yogyakarta, Pustaka Pelajar dan LP2IF, 2001 dan buku

,50 oleh Nur Kholik Ridwan, Yogyakarta, Galang Press, 2002. Pembahasan buku pertama menitikberatkan pada konsep masyarakat madani yang dikemukakan oleh NCMberkaitan dengan persoalan sosial politik bangsa Indonesia. Sedangkan buku kedua menguraikan tentang gagasan pluralismenya secara kritis dalam perspektif sosiologi.

Demikian pula Andi Faisal Bakti menuliskan hasil penelitiannya pada tahun 2004 berjudul Paramadina and its Approach to Culture and Communication: an Engagement in Civil Society,” dalam jurnal TIRE A PART ARCHIPEL 68. Isinya antara lain berkenaan tentang konsep dan masyarakat madani menurut NCM yang terdiri dari berbagai pendekatan Paramadina dalam upaya mewujudkan masyarakat madani di Indonesia.

Satu tahun kemudian Bakti secara lebih khusus meneliti tentang pemikiran NCM dalam satu tulisannya yang dimuat dalam Asian Journal of Social Science berjudul “Islam and Modernity: Nurcholish Madjid’s Interpretation of Civil Society, Pluralism, Secularization, and Democracy mengungkapkan bahwa NCM menggunakan pendekatan budaya dalam kerangka nasionalisme

48Dedy Djamaluddin Malik dan Idi Subandi Ibrahim,

(Jakarta, Penerbit Zaman Wacana Mulia, Cetakan I, 1998).

49 Sufyanto,

(Yogyakarta, Pustaka Pelajar dan LP2IF, 2001). 50 Nur Kholik Ridwan,

(Yogyakarta, Galang Press, 2002).

Muslim Indonesia: Pemikiran dan Aksi Politik Abdurrahman Wahid, M. Amien Rais, Nurcholish Madjid, Jalaluddin Rakhmat

Masyarakat Tamaddun: Kritik Hermeneutis Masyarakat Madani Nurcholish Madjid

Pluralisme Borjuis: Kritik atas Nalar Pluralisme Nurcholish Madjid

civil society

,”

Zaman Baru Muslim Indonesia: Pemikiran dan Aksi Politik Abdurrahman Wahid, M. Amien Rais, Nurcholish Madjid, Jalaluddin Rakhmat

Masyarakat Tamaddun: Kritik Hermeneutis Masyarakat Madani Nurcholish Madjid

Pluralisme Borjuis: Kritik atas Nalar Pluralisme Nurcholish Madjid

Teologi Pembaruan Pergeseran Wacana Islam Sunni di Indonesia Abad XX

Demokrasi Religius Pemikiran Politik Nurcholish Madjid dan M. Amien Rais

platform

,

Membongkar Kerancuan Pemikiran Nurcholish Madjid Seputar Isu Sekularisasi dalam Islam

Pergulatan Pemikiran Islam Kontemporer di

Brill

Teologi Pembaruan Pergeseran Wacana Islam Sunni di Indonesia Abad XX

Demokrasi Religius Pemikiran Politik Nurcholish Madjid dan M. Amien Rais

Studia Islamika

Membongkar Kerancuan Pemikiran Nurcholish Madjid Seputar Isu Sekularisasi dalam Islam

Indonesia untuk membahas masalah sosial dan politik umat Islam di Indonesia.51

Buku karya Fauzan Saleh diterbitkan pada bulan Juli tahun 2004 berjudul

, Jakarta, PT Serambi Ilmu Semesta, Cetakan I, antara lain berisikan tentang konsep Islam kultural NCM.52

Buku karya Idris Thaha berjudul

,53 Jakarta, Teraju Khazanah Pustaka Keilmuan, 2004 merupakan hasil penelitian tentang kesesuaian antara nilai-nilai Islam dan nilai-nilai demokrasi di Indonesia. Buku ini berisikan kajian ilmu politik yang meneliti perbandingan pemikiran dan aksi politik M. Amien Rais dan NCM termasuk sebagian butir-butir politik NCM, tapi tidak membahas tentang rekonsiliasi nasional dan reformasi ekonomi.

Ann Kull pada tahun 2005 menulis buku dari disertasinya berjudul “Piety and Politics: Nurcholish Madjid and His Interpretation of Islam in Modern Indonesia” pada Departement of History and Anthropology of Religion, Lund University, Sweden yang menekankan pembahasan tentang masalah keagamaan dan politik.54 Pada bulan Juli 2010 Guru Besar UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, Faisal Ismail menulis buku

, Jakarta, Lasswell Visitama.55

Alkhendra dalam disertasinya melakukan kajian komparatif pemikiran tentang Islam antara Harun Nasution, Munawir Sjadzali dan NCM dengan judul “

51Andi Faisal Bakti, “Islam and Modernity: Nurcholish Madjid’s Interpretation of Civil Society, Pluralism, Secularization, and Democracy” dalm

(Leiden: Brill Academic Publisher, 2005). 52Fauzan Saleh,

(Jakarta, PT Serambi Ilmu Semesta, Cetakan I, Juli 2004). 53 Idris Thaha,

(Jakarta, Teraju Khazanah Pustaka Keilmuan, 2004). 54 Nurcholish Madjid, Memadukan Kesalehan dan Politik, , Volume 12, Number 2, 2005.

55 Faisal Ismail ,

56 Disertasi lainnya yang mengikutsertakan NCM sebagai subjek penelitian adalah karya Awis Karni berjudul “

Disertasi yang khusus meneliti NCM sebagai subjek penelitian dari perspektif dakwah Islam adalah karya Abdul Pirol berjudul “Gerakan dan Pemikiran Dakwah Nurcholish Madjid,” di dalamnya dinyatakan bahwa NCM adalah seorang cendikiawan muslim yang

melaksanakan dakwah Islam melalui pendekatan yang

mengedepankan tindakan partisipatoris.57 Selain itu penelitian yang khusus membahas pemikiran NCM tentang sekularisasi dan pluralisme telah dilakukan oleh Muhammad Rusydi berjudul “Analisis terhadap Pemikiran Nurcholish Madjid tentang Sekularisasi dan Pluralisme,” penelitian ini menguraikan secara historis gagasan NCM tentang sekularisasi dan pluralisme.58

Sepanjang pengetahuan penulis dan berdasarkan tinjauan kepustakaan tertulis di atas, penulis menganggap persoalan bagaimana makna pesan politik NCM yang ditulisnya secara tekstual menjadi sepuluh agenda dasar “Membangun Kembali Indonesia” dalam buku yang diterbitkan oleh Universitas Paramadina, Cetakan ketiga, Tahun 2004, belum diteliti secara khusus dan mendalam sehingga dapat mengungkap bagaimana bahasa politik NCM dan apa maknanya serta relevansinya dengan pembangunan RI pasca era reformasi ini.

56 Alkhendra, Pergulatan Pemikiran Islam Kontemporer di Indonesia: Studi terhadap Pemikiran Harun Nasution, Munawir Sjadzali dan Nurcholish Madjid” (Jakarta, Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2005).

57 Abdul Pirol, “Gerakan dan Pemikiran Dakwah Nurcholish Madjid” (DisertasiSekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008).

58 Muhammad Rusydi, “Analisis terhadap Pemikiran Nurcholish Madjid tentang Sekularisasi dan Pluralisme” (Disertasi Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009).

Indonesia: Studi terhadap Pemikiran Harun Nasution, Mu ir Sjadzali dan Nurcholish Madjid.”

Dakwah Islam di Perkotaan: Studi Kasus Yayasan Wakaf Paramadina.”.

communitarian

Indonesia Kita

multi paradigm science

Classical paradigm positivism post positivism, Critical paradigm Constructivism paradigm

world

hypotetico deductive method

historical

Menuju Paradigma Baru Penelitian Komunikasi

Metode Penelitian Komunikasi Teori dan Aplikasi

a set of basic beliefs (or methaphysics) that deals with

ultimates or first principles … a world view that defines, for its holder, the nature of the world…

Sebagai bagian dari ilmu sosial, ilmu komunikasi merupakan bidang ilmu pengetahuan multi paradigma atau

. Teori-teori dan penelitian ilmiah komunikasi sekurangnya bisa dikelompokkan ke dalam tiga paradigma, yaitu 1.

yang mencakup dan 2.

dan 3. .59

Manusia sebagai objek kajian ilmu sosial dapat didekat dengan berbagai macam paradigma yang merupakan seperangkat teori, prosedur dan asumsi yang diterima tentang bagaimana peneliti melihat dunia ( ), suatu paradigma didasarkan pada aksioma -aksioma, pernyataan-pernyataan yang secara universal diterima sebagai suatu kebenaran.60

Dalam pendekatan paradigma klasik, kebenaran suatu penelitian komunikasi diperoleh berdasarkan pengujian hipotesis

dalam struktur , yang dilaksanakan

melalui uji eksperimen, atau survei eksplanatif dengan analisis kuantitatif untuk mencapai kriteria kualitas penelitian yang objektif, valid dan reliabel.

Sedangkan menurut paradigma kritis kebenaran suatu penelitian komunikasi dihasilkan berdasarkan analisis komprehensif, kontekstual, dan multi level analisis yang bisa dilakukan melalui penempatan diri sebagai aktivis/partisipan dalam proses transformasi sosial. Dalam hal ini peneliti menjalin interaksi dengan informan yang diteliti untuk memenuhi kriteria kualitas penelitian berupa

59 Dedy N. Hidayat, “Paradigma dan Perkembangan Penelitian Komunikasi,” dalam Jurnal Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia,

(Bandung, Remaja Rosdakarya dan ISKI, April 1999, Vol. III), 32.

60Turnomo Rahardjo, “Triangulasi Penerapannya dalam Studi Komunikasi Antar Budaya”, dalam M. Antonius Birowo, ed.

(Yogyakarta, Gitanyali, Cetakan Pertama, Oktober 2004), 4-5. Lihat juga Dedy N. Hidayat, “Paradigma….”, 41. Dia mengutip dari Guba dalam teks aslinya sbb. “ ...