• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tebel 1 Perbandingan Platform Politik

F. Metodologi Penelitian

59 Dedy N. Hidayat, “Paradigma dan Perkembangan Penelitian Komunikasi,” dalam Jurnal Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia,

(Bandung, Remaja Rosdakarya dan ISKI, April 1999, Vol. III), 32.

60Turnomo Rahardjo, “Triangulasi Penerapannya dalam Studi Komunikasi Antar Budaya”, dalam M. Antonius Birowo, ed.

(Yogyakarta, Gitanyali, Cetakan Pertama, Oktober 2004), 4-5. Lihat juga Dedy N. Hidayat, “Paradigma….”, 41. Dia mengutip dari Guba dalam teks aslinya sbb. “ ...

F. Metodologi Penelitian

yaitu sejauh mana penelitian memperhatikan konteks historis, sosial, budaya, ekonomi, dan politik.

Sementara itu pada paradigma konstruktivis, kebenaran penelitian komunikasi diperoleh melalui metode-metode kualitatif

seperti dengan menekankan empati dan

interaksi dialektis antara peneliti dan informan untuk merekonstruksi realitas yang diteliti Dalam paradigma ini kriteria kualitas penelitiannya adalah sejauhmana temuan merupakan refleksi otentik dari realitas yang dihayati oleh para pelakunya.61 Sekarang ini, menurut J.J.J.M. Wuisman, konstruktivisme sosial bersama dengan interaksionisme simbolis, etnometodologi dan fenomenologi masuk dalam “aliran Interpretatif” atau “aliran hermeneutik” yang memiliki ciri utama memberikan peranan kunci kepada gagasan dalam pikiran orang dan ekspresi simbolisnya dalam kehidupan sehari-hari.62 Dalam pendekatan interpretatif ini kehidupan sosial mirip sebuah teks atau karya seni yang memiliki keseluruhan susunan makna yang perlu diinterpretasikan sebelum dapat dimengerti.

Sedangkan pokok penelitian pendekatan interpretatif adalah individu sejauhmana mampu mengendalikan kelakuannya, mem-punyai kemauan tertentu atau bertindak secara spontan. Kelakuan manusia dapat dijelaskan hanya dengan cara menghubungkannya pada “sasaran spesifik individu bersangkutan yang ingin mencapainya.” Ini berarti, penjelasan terdiri dari “pemberian alasan atau motif” untuk kelakuan.63

61 Bandingkan dengan pendapat Mohammed Abed al-Jabiri yang mengatakan bahwa perkembangan epistimologi modern sesungguhnya baru sampai sebatas epistimologi yang berkembang pada awal perkembangan peradaban Islam. Dia mengingatkan bahwa sebenarnya dalam peradaban Islam terdapat epistimologi yang berasaskan kesadaran ontologism terhadap realitas alam, sosial dan manusia dan epistimologi yang menekankan pengalaman pribadi dalam menemukan kebenaran. Lihat M. Dawam Rahardjo, “Krisis Peradaban Islam”, dalam Abd Hakim dan Yudi Latif, ed.

(Jakarta, Pusat Studi Islam dan Kenegaraan Universitas Paramadina, Cetakan I, Juli 2007), 34-35.

62 J.J.J.M. Wuisman, (Jakarta, Lembaga

Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1996, Cetakan I, Jilid I), 64.

63J.J.J.M. Wuisman, , 65. situatedness participant observation . baya@ni burha@ni irfa@ni Bayang-bayang Fanatisme Esei-esei untuk Mengenang Nurcholish Madjid

Penelitian Ilmu-ilmu Sosial Penelitian Ilmu-ilmu Sosial

platform

platform

Indonesia Kita

Islam Doktrin dan Peradaban: Sebuah Telaah Kritis tentang Masalah Keimanan, Reseach Design Qualitative and Quantitative Approaches,

Reseach Design Qualitative and Quantitative Approaches,

Indonesia Kita

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif berpedoman pada 6 asumsi dasar:1) Peneliti kualitatif lebih menekankan perhatian pada proses, bukan hasil atau produk; 2) Peneliti kualitatif tertarik pada makna bagaimana orang membuat hidup, pengalaman, struktur dunianya masuk akal; 3.Peneliti kualitatif merupakan instrument pokok untuk pengumpulan dan analisa data; 4) Peneliti kualitatif melibatkan kerja lapangan;64 5) Peneliti kualitatif bersifat deskriptif dalam arti peneliti tertarik pada proses, makna, dan pemahaman yang didapat melalui kata atau gambar; 6). Proses penelitian kualitatif bersifat induktif dimana penelit membangun abstrak, konsep, hipotesis dan teoriserta rincian.65

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah metode obsevasi. Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan memperhatikan hubungan antara berbagai aspek dalam fenomena tersebut., Dalam penelitian ini observasi ditujukan dengan melakukan studi kepustakaan terhadap butir-butir pemikiran NCM tentang politik dalam “Membangun Kembali Indonesia.”.

Sumber data primer penelitian ini adalah butir-butir pemikiran

NCM tentang politik dalam “Membangun Kembali

Indonesia” yang tertulis dalam buku karya NCM berjudul ,Jakarta, Universitas Paramadina, Cetakan III, 2004.66

Di samping itu data primer penelitian ini diperoleh juga dari studi kepustakaan yang ditulis oleh NCM mengenai subjek pembahasan terkait seperti karyanya berjudul

64 John W. Creswell,

terjemahan angkatan III&IV KIK-UI dan Nur Khabibah (Jakarta, KIK Press, 2002), 139-140.

65 John W. Creswell, 140.

66Nurcholish Madjid, . 2. Pendekatan Penelitian

3. Teknik pengumpulan data

.67 Jakarta, Paramadina, Cetakan Keempat, September, 2000 dan buku-buku kumpulan tulisan karyanya yang lain. Sedangkan karya tulis orang lain tentang dirinya berkaitan

dengan penelitian ini akan dijadikan sebagai .

.

Berdasarkan uraian tertulis di atas, penulis akan melaksanakan penelitian ini berdasarkan disain penelitian berikut ini:

1.Semiologi Struktural

1.Semantik:makna

sintagmatik/denotatifdan makna

paradigmatik/konotatif; 2.Pragmatik: gaya bahasa

Observasi/Studi kepustakaan 2. Apropriasi 1. Konteks 2. Tujuan 3. Latar Belakang Observasi/Studi kepustakaan

3. Hermeneutik 1. Pemahaman teks

2. Interpretasi Observasi/Studi kepustakaan

Penelitian ini merupakan penelitian interpretatif yang menggunakan konsep-konsep untuk memahami orang-orang yang mendefinisikan diri mereka dengan cara menggunakannya dalam rangka mengkonstruksi suatu teori yang didalamnya seseorang menggunakan konsep-konsep baru untuk memahami perilaku sosialnya sendiri maupun perilaku orang lain.68

Setelah data terkumpul, maka sebagai langkah analisis penulis akan membaca dan meneliti temuan data dengan cermat untuk melakukan aplikasi konsep dalam rangka mengungkapkan berbagai

67Nurcholish Madjid, (Jakarta, Paramadina,

Cetakan keempat, September, 2000). 68 Idi Subandy Ibrahim,

(Yogya -karta, Jalasutra, 2004) , 28.

Kemanusiaan, dan Kemoderenan

Islam Doktrin dan Peradaban

Dari Nalar Keterasingan Menuju Nalar Pence-rahan: RuangPpublik dan Komunikasi dalam Pandangan Soedjatmoko

sumber sekunder G Disain Penelitian

Tabel 3 Disain Penelitian T ingkatan Uraian Data yang

diperlukan

the knower known utility exegesis philology social hermeneutics hermeneuein

, Theories of Human Communication Theories of Human Communication Handbook of Semiotic

Filsafat Ilmu Komunikasi makna teks dan konteks komunikasi politik subjek penelitian seperti yang telah dibertikan batasan pengertian dalam definis istilah penelitian ini.

Pengetahuan yang diperoleh dari interpretasi merupakan hasil dari transaksi “ ” dan “ ”. Apa yang menjadi perantara keduanya adalah perspektif. Objektivitas bukan menjadi sesuatu yang berguna bagi kelompok interpretifis. Apa yang membuat sebuah interpretasi dinilai baik bukan pertanyaan yang menyangkut validitas, namun sebuah pertanyaan mengenai “ ” (kegunaan). Pertanyaan– pertanyaan dalam konteks ini menjadi: apakah interpretasi menolong kita dalam membicarakan sesuatu hal, atau memenuhi beberapa tujuan pragmatis dan kognitif.69

Stephen W. Littlejohn mencatat 3 macam hermeneutik: 1) Interpretasi terhadap Bible disebut ; 2) Interpretasi terhadap teks kesusastraan lama disebut ; 3) Interpretasi terhadap pribadi manusia dan tindakan-tindakan sosialnya disebut

.70 Pendekatan teoritis yang digunakan dalam penelitian ini adalah hermeneutik sosial.

Secara etimologis hermeneutik berasal dari bahasa Yunani berarti “menyampaikan berita.” Winfried Noth menandaskan bahwa hermeneutik adalah studi atau teori interpretasi.71 Analisis hermeneutik melibatkan sebuah pertimbangan tentang teks dalam terang pengetahuan teoritis para periset/peneliti dan informasi tentang gaya teks, sumber teks, dan situasi dimana teks itu diproduksi.72

Dalam hermeneutik, menafsirkan adalah proses memahami sehingga hasil dari proses memahami diwujudkan dalam bentuk tafsir. Menurut Pariz Pari proses memahami dan menafsirkan dapat dibedakan, karena metode memahami juga berbeda dengan ode

69 Stephen W. Littlejohn , (USA,

Wadsworth Publishing Company, Fifth Edition, 1996), 13.

70Stephen W. Littlejohn, , 210.

71

Winfried Noth, (Bloomington and Indianapolis, Indiana University Press, 1990), 336.

72 Elvinaro Ardianto dan Bambang Q-Anees,

menafsirkan dan hasil yang diperoleh dari proses memahami disebut pemahaman sedangkan hasil dari proses menafsirkan disebut penafsiran.73 Dengan demikian, dalam proses hermeneutik setidaknya ada tiga unsur berikut; teks (yang akan dipahami), pemahaman, serta interpretasi (tafsir).

Penelitian ini akan diuraikan ke dalam beberapa bab dan pada masing-masing bab diketengahkan sub-sub bab pembahasan yang saling berkaitan antara satu dengan yang lain.

Bab pertama merupakan bab pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan kepustakaan, metodologi penelitian dan sistematika pembahasan.

Bab kedua menguraikan tentang kerangka pemikiran teoritis terdiri dari integrasi dakwah Islam dan ilmu komunikasi, perspektif interpretatif untuk memahami teks, Analisis teks hermeneutik dan semiotik, komunikator dan pesan dalam komunikasi politik, Kerangka pemikiran, Istilah-istilah dalam penelitian.

Bab ketiga menguraikan aktivitas politik Nurcholish Madjid sebagai seorang komunikator politik dan respons terhadap aktivitas politiknya.

Bab keempatmerupakan temuan data dan analisisdata tentang nasionalisme dalam pandangan NCM yang diuraikan berdasarkan fase-fase pertumbuhannya sejak awal sampai dengan nasionalisme pembangunan.

Ban kelima adalah temuan dan analisis data berupa bahasa

politik NCM seperti tertulis dalam politik NCM

“Membangun Kembali Indonesia”.

Bab keenam menjadi bab yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

73 Pariz Pari, “Hermeneutik Paul Ricoeur untuk Penelitian maan: Kajian Metodologi dan Terapan Terhadap Kebudayaan Shalat dan Makam Sunan Rohmat Garut,” (Disertasi Program Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2005), 59-60.

platform