• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nasionalisme di Indonesia pada Masa Penjajahan Jepang

BAB III AKTIVITAS POLITIK NURCHOLISH MADJID

NASIONALISME DALAM PANDANGAN NUIRCHOLISH MADJID

B. Nasionalisme di Indonesia pada Masa Penjajahan Jepang

Intelegensia Muslim dan Kuasa Intelegensia Muslim dan Kuasa

Indonesia Kita

Islam Doktrin dan Peradaban

sesuai dengan kebijakan Jepang, bertujuan mencegah dengan cara apapun kembalinya kolonialisme dan imperialisme Eropa.

Akibat pendudukan Jepang terhadap mereka yang berpendidikan Barat sangat mengejutkan. Pihak pemerintah militer Jepang menutup semua sekolah dan baru secara berangsur-angsur dibuka kembali. Bahasa Belanda dilarang dipakai sebaga bahasa pengantar di sekolah tipe apapun, sementara untuk menguasai bahasa Jepang butuh waktu, bahasa Indonesia lalu jadi pengantar pengajaran.84

Bagi para pelajar Indonesia, pengalaman menggunakan bahasa Indonesia dan komunikasi dengan guru-guru Indonesia, dileburnya beragam tipe sekolah (terutama pada level menengah) menjadi sistem yang tunggal, penggunaan seragam sekolah, upacara pagi dan baris-berbaris, dan praktek para militer lainnya membangkitkan rasa solidaritas kolektif baru yang memperkukuh nasionalisme Indonesia.85

Dua hari setelah pasukan Jepang menyerah kepada pasukan Sekutu, pada tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia bawah pimpinan Soekarno dan Mohammad Hatta menyatakan kemerdekaannya. Sebuah bangsa baru benar-benar lahir ke dunia, bangsa Indonesia yang tidak mendasarkan eksistensinya pada rasialisme, etnisisme, sektarianisme dan lain-lain pertimbangan ekslusif, tetapi kepada cita-cita bersama menciptakan maslahat umum dan kesejahteraan sosial.86 Jadi, tegasnya dan singkatnya, ummat Islam berhasil menjalankan fungsinya sebagai pangkal tolak dan pengembang kesadaran kebangsaan, cinta tanah air, dan perlawanan kepada penjajah.87 Islam mempunyai pengaruh khusus terhadap nasionalisme Indonesia karena ia merupakan penggerak utama dan bagian essensial yang permanen, bahkan peranan Islam tampaknya merupakan salah satu bentuk modernisasi dan

84Yudi Latif, ,331.

85Yudi Latif, , 331.

86Nurcholish Madjid, , 36.

87Nurcholish Madjid, , lxv.

ummatun United Nations

Umam al-Muttahidah

Nation Building

Tragedi Raja Midas Moralitas Agama dan Krisis Modernisme Indonesia Kita

Indonesia Kita

muslim modernis menjadi kekuatan sosial-politik yang penting dalam nasionalisme Indonesia.88 Hal ini pun dapat ditemukan pada organisasi Muhammadiyah (1912), Nahdlatul Ulama (1926), dan Himpunan Mahasiswa Islam (1947) yang sangat konsen terhadap cita-cita Indonesia sebagai sebuah negara bangsa.89

Berbeda dengan nasionalisme “kuna” yang merupakan ekstensi tribalisme yang sempit dan sewenang-wenang terhadap suku lain. Nasionalisme modern adalah faham tentang hak bagi suatu bangsa untuk menentukan nasibnya sendiri dan, karena itu, anti-imperialisme, sehingga konsisten dengan prinsip-prinsip demokrasi.90Nasionalisme modern akan melahirkan kestabilan dan berfungsi sebagai kekuatan yang menyatukan suku-suku dan kelompok-kelompok etnis yang terpisah-pisah di Indonesia. Oleh karena itu nasionalisme merupakan unsur esensial bagi pembangunan bangsa (nation building) untuk Indonesia, h bangsa dan negara dengan berbagai macam unsur suku dan etnis yang berbeda secara sosial-kultural.

Dalam bahasa Arab, bangsa sering diungkapkan dengan

istilah , seperti “ ”, “Perserikatan Bangsa

-Bangsa” terjemahnya dalam bahasa Arab ialah “

”, “Umat-umat Bersatu”. Jadi “negara bangsa” adalah negara untuk seluruh umat, yang didirikan berdasarkan kesepakatan bersama yang menghasilkan hubungan kontraktual dan transaksional terbuka antara pihak-pihak yang mengadakan kesepakatan itu.91 Tujuannya ialah mewujudkan maslahat umum. Korelasi langsungnya adalah bentuk pemerintahan republik dan demokrasi, egaliter, partisipasi terhadap negara itu terbuka dan tidak ada diskriminasi, tidak ada pembedaan golongan seperti

88Andi Faisal Bakti, , xxvi-xxvii.

89Komaruddin Hidayat, “Nasionalisme Religius: Kesadaran aat”

dalam (Jakarta,

Paramadina, Cetakan Pertama, September 1988), 51. 90Nurcholish Madjid, , 32. 91Nurcholish Madjid, , 43.

Bay‘at ‘Aqabah bay‘u ‘ahd Bay‘at ‘Aqabah Majalah Panjimas

Begawan Jadi Presiden Cak Nur Menuju Istana K

Baya‘t ‘Aqabah

‘Aus

Khazraj Bay‘at ‘Aqabah

Bay‘at ‘Aqabah

Ta>rikh al-Isla>m

consensus builders

antara bangsawan dan bukan bangsawan, ataupun perbedaan secara horizontal antar-suku.92

Adakah contoh kontrak sosial secara transaksional terbuka untuk mewujudkan kemaslahatan umum? Menurut NCM

contohnya adalah 93 yang terjadi antar Nabi

Muhammad saw dan para utusan penduduk kota Yathrib. Sebab makna bay‘at berasal dari satu makna dengan perkataan , yaitu “jual-beli”. Hubungan yang bersifat transaksional-kontraktual lewat “perjanjian” ( ) dan “jual-beli itu adalah sifat hubungan antara Allah dan manusia yang diajarkan oleh semua agama dalam kitab suci, khususnya Torat, Injil dan Qur’an.94 Peristiwa

kemudian mendorong Nabi berhijrah ke Yathrib beberapa bulan kemudian. Hal itu tersurat dalam wahyu al-Qur’an yang memuji mereka yang ikut berhijrah.95

92 Nurcholish Madjid, “Justru yang Saya Lakukan, Itulah yang Dikehendaki Natsir”, Wawancara , Juni 2003 No. 13 Tahun I, dalam Ahmad Gaus AF dan Yayan Hendrayani, ed.

(Jakarta, PP Kelompok Paramadina, Cetakan I, Agustus 2003), 207.

93 adalah “fakta persekutuan” yang berisikan kontrak kesepakatan antar Nabi Muhammad saw dan sekelompok orang Arab (suku dan suku ) kota Yathrib. Dalam Pertama tahun 621 M, mereka berikrar bahwa mereka tidak akan menyembah selain Allah, akan meninggalkan segala perbuatan jahat dan akan menaati Rasulullah dalam segala hal yang benar. Sedangkan pada Kedua tahun 622 M, mereka berjanji akan melindungi Nabi sebagaimana melindungi keluarga mereka dan akan menaati beliau sebagai pemimpin mereka. Nabi juga dalam kesepakatan ini berjanji akan berjuang bersama mereka baik untuk berperang maupun untuk perdamaian. Lihat Hasan Ibrahim Hasan, , Jilid I, (Kairo, Al -Maktabah al-Nahdat al-Mis}riyah, 1979), 95-97.

94Dengan bayat di ‘Aqabah itu, Nabi memperoleh jaminan keamanan dan keselamatan diri beliau dan kaum beriman nanti di Yathrib setelah hijrah, dan penduduk kota Yathrib memperoleh jaminan kepemimpinan Nabi yang adil dan bijaksana untuk menyatukan seluruh penduduk Yathrib, khususnya antara klan Aws dan klan Khazraj yang bermusuhan. Nabi menjanjikan untuk berperan sebagai Pembina konsensus ( ) di Yathrib, selaku pemersatu dan juru damai antara pihak-pihak yang bermusuhan.

95QS Al-Baqarah (2): 218 dan QS Al-Nahl (16): 41, 110.

al-Madi>nah mad>inah

dana>-yad>inu madyinah

ummah wa>hidah

Bani> ‘Awf

Islam Doktrin dan Peradaban Indonesia Kita

Fiqh Siyasah Ajaran, Sejarah, dan Pemikiran Setelah menetap di Yathrib, Nabi Muhammad saw mengganti nama Yathrib menjadi , artinya kota, secara leksikal kata antara lain berasal dari kata kerja , tunduk-patuh,96 menjadi , yaitu masyarakat yang tunduk-patuh kepada hukum Tuhan, dengan konsekuensi tunduk-patuh kepada hukum dan aturan yang diajarkan Tuhan a.l. kewajiban untuk tunduk-patuh kepada kesepakatan dan perjanjian kontraktual yang sah yang tidak melanggar ajaran Tuhan.97

Pernyataan kontrak atas dasar penyatuan seluruh kekuatan

masyrakat menjadi bangsa yang satu ( ) dalam

bingkai pengertian nation state termaksud di atas itu seperti tercermin dalam Piagam Madinah yang menyatakan antara in kontrak tanpa membeda-bedakan antara kelompok keagamaan yang ada pada pasal 25 misalnya, bahwa kaum Yahudi dari

adalah satu umat dengan mukminin. Bagi kaum Yahudi agama mereka, dan bagi kaum muslimin agama mereka. Kebebasan ini berlaku juga bagi sekutu-sekutu dan diri mereka sendiri, kecuali bagi yang zalim dan jahat. Hal demikian akan merusak diri dan keluarganya.98Di Madinah saat itu paling tidak terdapat empat kelompok, yakni penganut paganisme (penyembah berhala), kelompok pengikut agama Yahudi, kelompok Nasrani dan kelompok Muslim yang terdiri dari golongan Ansar (penduduk asli) dan Muhajirin (para pendatang).

Selain memuat prinsip kebebasan beragama, Piagam Madinah juga mengatur hubungan antarpemeluk agama di kota Madinah. Hubungan-hubungan yang berkaitan dengan soal pertahanan dan keamanan, masalah belanja peperangan, dan bidang kehidupan sosial seperti terlihat dalam pasal-pasal berikut. Pasal 37 menjelaskan bahwa: orang-orang Muslim dan orang-orang Yahudi

96Nurcholish Madjid, , 427.

97Nurcholish Madjid, , 45. 98 J. Suyuti Pulungan,

(Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, Cetakan Kelima, September 2002), 83.

fit}rah

Bayang-Bayang Fanatisme Esai-Esai untuk Mengenang Nurcholish Madjid

Islam Doktrin dan Peradaban

Pemikiran dan Aksi Islam Indonesia Sebuah Kajian Politik tentang Cendikiawan Muslim Orde Baru

perlu bekerjasama dan saling menolong dalam menghadapi musuh. Pasal 44 berbunyi: Semua warga harus saling bahu-membahu dalam menghadapi pihak lain yang melancarkan serangan rhadap Yathrib.99

Pada pasal 24 dinyatakan bahwa: kedua pihak kaum Muslim dan Yahudi bekerjasama dalam menanggung biaya apabila mereka melakukan perang bersama. Terakhir pada pasal 38 menyebutkan: seseorang tidak dipandang berdosa karena sa sekutunya, dan orang yang teraniyaya akan mendapatkan pembelaan. Ketentuan-ketentuan yang digariskan dalam piagam tersebut bermakna strategis, terutama dalam upayakonsolidasi dan kerjasama antar golongan dalam mengantisipasi berbagai ancaman yang mungkin timbul.100

Bagi NCM, Jiwa Piagam Madinah sepenuhnya sejalan dengan penegasan Nabi Muhammad saw bahwa agama semua nabi pada prinsipnya adalah sama. Prinsip itu dijelaskan juga dalam al-Qur’an bahwa Allah mensyariatkan agama yang sama untuk semua nabi, seperti Nabi-nabi Nuh dan Muhammad dan telah disyariatkan kepada Nabi-nabi Ibrahim, Musa dan Isa.101 Dasar pandangannya tentang hubungan Islam dan pluralisme berpijak pada semangat humanitas dan universalitas Islam yakni bahwa Islam sebagai agama kemanusiaan ( ), maka cita-cita Islam itu sejalan dengan cita-cita kemanusiaan pada umumnya dan misi Nabi saw untuk mewujudkan rahmat bagi seluruh alam. Jadi bukan semata -mata untuk menguntungkan komunitas Islam saja.102

99 Siti Musdah Mulia, “Menuju Kebebasan Beragama di Indonesia,” dalam Abd Hakim dan Yudi Latif, ed.,

(Jakarta, Pusat Studi Islam dan Kenegaraan (PSIK) Universitas Paramadina, Cetakan I, Juli 2007), 214.

100Siti Musdah Mulia, “Menuju Kebebasan Beragama di Indonesia”, 215. 101Nurcholish Madjid, , 432-433. 102M. Syafi’I Anwar, (Jakarta, Paramadina, Cetakan I, Desember 1995), 230.

al-Isla>m

al-Isla>m.

the unity of prophecy the unity

of humanity

the unity of Godtawhi>d

civility, madaniyah

an organized society, such as a nation, having a specific form of government

Pemikiran dan Aksi Islam Indonesia Islam Doktrin dan Peradaban Indonesia Kita

Sedangkan pengertian universalitas Islam, menurut NCM, secara teologis dapat dilacak dari perkataan itu sendiri, berarti “sikap pasrah kepada Tuhan.”yang merupakan inti semua ajaran yang benar, maka semua agama yang benar pasti bersifat

Tafsir seperti ini akan bermuara pada konsep kesatuan

kenabian ( ), kesatuan kemanusiaan (

). Kedua konsep ini merupakan kelanjutan dari konsep

ke-Maha Esa-an Tuhan ( / ).103

Di samping itu al-Qur’an menyebutkan bahwa manusia diciptakan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar mereka saling mengenal dan menghargai.104 Hal itu berarti kemajemukan atau pluralitas umat manusia adalah kenyataan yang telah menjadi kehendak Tuhan. Dengan demikian pluralitas itu meningkat menjadi pluralisme, yaitu suatu sistem nilai yang memandang secara positif-optimis terhadap kemajemukan itu sendiri, dengan menerimanya sebagai kenyataan dan berbuat sebaik mungkin berdasarkan kenyataan itu.105Oleh karena itu paham kemajemukan tidak dibenarkan untuk dipersepsi hanya sebagai sesuatu yang bersifat prosedural semata, sehingga dilaksanakan hanya jika menguntungkan dan ditinggalkan jika merugikan.

Itulah sebagian dari dasar-dasar masyarakat Madinah yang dibangun Nabi dan diteruskan oleh para Khalifah, yaitu masyarakat

yang berkeadaban ( ) yang tinggi. Atas dasar

prinsip-prinsip itu dibangun suatu sistem kehidupan bersama berbentuk polity (“

”), dengan tujuan terciptanya maslahat umum, berbentuk negara bangsa.106 Maka dalam negara bangsa seluruh kekayaan negara adalah milik umum atau publik, yaitu seluruh warga negara, bukan milik para penguasa seperti dalam negara kerajaan absolut seperti sistem Fir‘aun (dimana kekayaan

103M. Syafi’I Anwar, , 231.

104QS Al-Hujura>t (49): 13.

105Nurcholish Madjid, , lxxv.

106Nurcholish Madjid, , 47.

civil society madi>nah

al-khulafa> al-ra>shidu>n

equalitarian participant nationalism

al-khulafa> al-ra>shidu>n

Indonesia Kita

Islam Agama Kemanusiaan Membangun Tradisi dan Visi Baru Islam Indonesia

Islam Agama Kemanusiaan Islam Doktrin dan Peradaban

negara adalah milik atau dikuasai raja).107Terdapat pembedaan dan pemisahan yang tegas antara kekayaan milik pribadi dan kekayaan milik umum.

Dengan demikian masyarakat Madinah warisan Nabi saw merupakan masyarakat berbudi luhur atau berakhlak mulia itulah masyarakat berperadaban, masyarakat madani, “ ”. Jadi merupakan konsep nasionalisme modern, bahkan Robert N. Bellah, seorang sarjana sosiologi agama terkemuka, menyebutnya “sangat modern”, khususnya pandangan dan praktek politik yang berlaku di zaman para khalifah bijaksana (

).108 Letak kemoderenan pandangan sosial-politik Islam di Madinah itu ialah:

1.Kedudukan pimpinan yang terbuka akan penilaian berdasarkan kemampuan, 2.Pimpinan ditetapkan melalui proses pemilihan terbuka, 3. Semua warga masyarakat mempunyai hak dan kewajiban yang sama berdasarkan pandangan egalitarianisme di depan Allah dan hukum, 4.Hak-hak tertentu yang luas dan adil juga diakui ada pada golongan agama-agama lain.109

Dengan perkataan lain, sebagai masyarakat egaliter

partisipatif (“ ”), masyarakat

Madinah pada masa klasik Islam itu yang terlihat dalam berbagai keteladanan Muhammad saw dan

menyerupai benar gambaran sebuah masyarakat yang adil, terbuka dan demokratis seperti dalam konsep-konsep sosial politik modern.110 Menurut Bellah, pencopotan nilai kesucian atau kesakralan dalam memandang kepada suku sebagai tujuan pengkudusan dan pengabdian, adalah tindakan devaluasi ikal atau secara sah dapat disebut dengan sekularisasi sebagai

107Nurcholish Madjid, , 57. 108Nurcholish Madjid,

(Jakarta, DIAN, Cetakan III, 2009), 189.

109Nurcholish Madjid, , 189.

110Nurcholish Madjid, , 114-115.

amar ma‘ru>f nahy munkar

checks and balances

Amar ma‘ru>f Nahy Munkar Da‘wah ila> al-Khayr Al-Ma‘ru>f al-Isla>m al-munkar al ma‘ru>f al-Mana>r al-khayr al-Isla>m Indonesia Kita

Cita-Cita Politik Islam Era Reformasi Indonesia Kita

konsekwensi dari adanya kewajiban memusatkan pengkudusan dan pengabdian mutlak hanya kepada Tuhan Yang Maha Tinggi.111

Berpangkal dari pandangan hidup bersemangat ketuhanan dengan konsekuensi tindakan kebaikan kepada sesama manusia seperti tertulis di atas, masyarakat madani dalam bentuk negara bangsa yang bertujuan mewujudkan maslahat umum tegak berdiri di atas landasan keadilan dan bersendikan keteguhan berpegang pada hukum.112Hal itu berarti ketaatan berlaku atas dasar hubungan kontraktual dan transaksional terbuka menuntut setiap warga negara taat kepada kekuasaan atau kepemimpinan itu dijalankan dengan benar dan adil, dengan mengikuti hukum yang berlaku. Jadi tidak ada kewajiban taat dalam kezaliman dan pelanggaran hukum dan di dalam masyarakat harus ada komunitas yang selalu melakukan pengawasan sosial, dengan menganjurkan kebaikan

dan mencegah kejahatan ( ) dalam

mekanisme pengendalian dan pengimbangan (

), sehingga masyarakat dan negara tidak jatuh dalam kehancuran.113

dan serta

merupakan trilogi yang merupakan poros perjuangan umat Islam sepanjang sejarah. dalam pengertian yang luas dan mendalam dapat berarti kebaikan yang “diakui” atau “diketahui” oleh hati nurani, sebagai kelanjutan dari kan universal yaitu sebagai agama fitrah yang suci.

Sedangkan adalah lawan dari - adalah apa saja

yang diingkari oleh fitrah atau ditolak oleh hati nurani. Sementara Rasyid Ridla dalam tafsir menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan dalam firman Allah swt Surat Ali Imran: 104 adalah dalam makna generiknya yang umum

111Nurcholish Madjid, , 72.

112Nurcholish Madjid, ,171.

113Nurcholish Madjid, , 58-59.

kalimatun sawa>

al-Kalima>t al-‘Asr

ra‘fah wa rahmah

isla>h

Khutbatu al-Wada>)

al-dima> wa al-amwa>l wa al-a‘ra>d

Tradisi Islam Peran dan Fungsinya dalam Pembangunan Indonesia

Indonesia Kita

Cita-Cita Politik Islam Era Reformasi

dan universal yaitu agama semua Nabi dan Rasul sepanjang Zaman.114

Tuhan memerintahkan para Rasul untuk mengajak para penganut kitab suci menuju titik temu yaitu prinsip yang disebut atau kalimat kesamaan ajaran dalam kitab-kitab suci. Keteladanan Nabi Musa as menegaskan kewajiban manusia untuk tunduk kepada hukum (Torat), berintikan Sepuluh Firman ( ).115 Ketaatan kepada hukum Torat itu pun tetap diajarkan oleh Rasul Nabi Isa as, namun sedikit ikendorkan

dengan unsur kesantunan dan kasih sayang ( ),116

sehingga hukum memperoleh dimensi kelembutan kemanusiaan yang mendalam. Dan kerasulan Nabi Muhammad saw menyatukan kedua unsur Hukum Nabi Musa dan unsur Kasih Nabi Isa Dalam Al-Quran digambarkan bahwa kaum beriman ialah mereka yang membela diri atau melawan jika mendapat perlakuan tidak adil, namun tetap sedia memberi maaf dan melakukan

(pendamaian),117 karena ada sesuatu yang lebih tinggi yaitu balasan kebaikan langsung dari Allah.118

Prinsip ketegaran hukum dan kelembutan memaafkan itu sejalan dengan penegasan Nabi Muhammad saw tentang hak-hak

asasi manusia dalam Pidato Perpisahan ( pada

hari Jum‘at yang sama turun firman Allah swt yang menyatakan bahwa agama umat Muhammad saw telah sempurna. Dalam pidato itu beliau sampaikan pesan tentang kesucian jiwa, harta dan

kehormatan ( ) sampai hari

kiamat.119

114 Nurcholish Madjid, “Peranan HMI dalam Tantangan Perjuangan Yang Proaktif,” dalam

, 92.

115Lihat QS. Al-Baqa@rah(2):83-84. 116Lihat QS. Al-Hadi@d (57): 27. 117Lihat QS. Al-Shu>ra> (42): 38-43. 118Nurcholish Madjid, , 62-64.

119Nurcholish Madjid, ,259.

Renaissance

Oratio de hominis dignitate atau De hominis dignitate oratio

life, liberty and pursuit of

happiness life,

liberty and property

al-dima> wa al-amwa>l

wa al-a‘ra>d life, property and

honour

mulk

Islam Agama Kemanusiaan

Cita-Cita Politik Islam Era Reformasi Indonesia Kita

Prinsip dasar atau hak asasi kemanusiaan berupa kesucian hidup, harta dan kehormatan yang disampaikan oleh Nabi Muhammad saw itu telah mempengaruhi seluruh umat manusia. Giovani Pico della Mirandola, failasuf kemanusiaan terkemuka zaman kebangkitan ( ) Eropa, menyampaikan “Orasi tentang Martabat Manusia” (

) pada tahun 1484,120 di depan para sarjana dari seluruh Eropa yang ia undang ke Roma. Pico mengakui bahwa ia belajar menghargai manusia dari sumber-sumber Islam. Jadi jaun sebelum Thomas Jefferson member inspirasi kepada rakyat Amerika dengan prinsip-prinsip “

”-nya dan John Lock mengotak atik asas-asas “ ”, umat Islam telah lama berpegang teguh dan melaksanakan ajaran tentang kesucian “

(hidup, harta dan kehormatan,–“ ”).121

Sangat disayangkan bahwa prinsip dasar kemanusiaan dan prinsip organisasi sosial yang terbuka dan egaliter partisipatif itu berlangsung hanya sekitar 40 tahun, sistem Madinah digantikan oleh sistem kekuasaan dinasti klan Umayyah di Damaskus yang menurut Ibn Khaldun merupakan sistem kerajaan ( ) absolut, karena pemerintahannya mengikuti model kekaisaran otokratik Byzantium. Hal ini mencocoki sabda Nabi bahwa Islam dimulai dengan kenabian dan rahmah, disusul dengan kekhalifaan dan rahmah, kemudian kerajaan dan despotisme.122

120Pembukaan orasi tersebut berbunyi demikian: “Saya telah membaca, para Bapak yang suci, bahwa Abdullah seorang Arab Muslim, ketika ditanya tentang apa kiranya di atas punggung dunia ini, seperti telah terjadi, yang dapat dipandang paling menakjubkan, ia menjawab: ‘Tidak ada ng dapat dipandang lebih menakjubkan daripada manusia.’Sejalan dengan pendapat ini adalah perkarkataan Hermes Trismegistus, ‘Sebuah mukjizat yang hebat, wahai Asclepius ialah manusia.” Lihat Nurcholish Madjid, , 182.

121Nurcholish Madjid, ,258-260.

122Nurcholish Madjid, , 76-77.

Indonesia Kita

Intelegensia Muslim dan Kuasa

Pengaruh buruk penyimpangan yang dilakukan oleh dinasti Umayyah tersebut di atas, masih nampak jelas dalam sistem-sistem kekuasaan di “dunia Islam” sekarang ini termasuk Indonesia. Di Indonesia masih banyak unsur-unsur feodalistik yang sangat menghambat terwujudnya negara bangsa atau nation state modern. Jadi terdapat urgensi yang sangat tinggi pada umat Islam untuk memahami kembali prinsip-prinsip tatanan masyarakat Madinah yang oleh Robert N. Bellah disebut sebagai contoh nasionalisme modern.123

Selama lebih dari empat tahun setelah Proklamasi Kemerdekaan RI, rakyat Indonesia harus mempertahankan kemerdekaan melalui perjuangan revolusi kemerdekaan karena Belanda berusaha berkuasa kembali atas Indonesia.Kolonialisme ingin dilanjutkan setelah Perang Dunia II. Para pemimpin Indonesia menghadapi benturan tembok logika diplomasi internasional bahwa Indonesia adalah milik pihak yang kalah, yaitu Jepang, karena itu harus diserahkan kembali kepada pihak pemenang, yaitu Sekutu, sebagai “harta rampasan perang”. Reaksi terhadap ambisi kolonial Belanda ini dikenal dalam sejarah Indonesia modern sebagai perang kemerdekaan sampai pihak penjajah mengakui kedaulatan Indonesia pada akhir 1949.

Konferensi Meja Bundar di Den Haag dari 23 Agustus hingga 2 Nopember 1949 akhirnya menyerahkan tanpa syarat sebelum 30 Desember 1949, kedaulatan Belanda atas semua wilayah bekas Hindia, kecuali Papua, kepada Republik Indonesia Serikat (RIS). Soekarno menjabat sebagai Presiden RIS dan Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden dan Perdana Menteri RIS (1949-1950).124 RIS terdiri dari Republik Indonesia dan 15 negara-negara bagian bentukan Belanda. Investasi-investasi Belanda dilindungi, dan pemerintahan baru berkewajiban melunasi utang jutaan dolar pemerintah kolonial Hindia.

123Nurcholish Madjid, , 80-81.

124Yudi Latif, , 351.

Intelegensia Muslim dan Kuasa Indonesia Kita

Studi tentang Percaturan dalam Konstituante Sejak September 1950 sampai dengan Maret 1957, Indonesia melakukan eksperimen politik demokrasi parlementer (konstitusional) yang telah menimbulkan berbagai masalah nasional: ekonomi pasca-revolusi kemerdekaan merosot, kabinet terus berganti-ganti, masing-masing bertahan tidak lebih dari dua tahun. Lebih buruk lagi, karena saat itu partai-partai politik cenderung berorientasi kepentingan jangka pendek, penyalahgunaan kekuasaan dalam bentuk korupsi dan kronisme menjadi pemandangan lazim.125 Di lima belas negara bentukan Belanda, muncul tuntutan umum untuk meleburkan diri ke dalam Republik Indonesia. Pada 3 April 1950, Mohammad Natsir, Ketua Fraksi Masyumi di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RIS, mengajukan Mosi Integral Natsir kepada DPR, yang menuntut agar semua negara bagian itu bersatu dan melebur ke dalam negara