• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manfaat Zikir untuk Kesehatan

Zikir, baik secara lisan maupun dengan batin memiliki manfaat besar bagi kehidupan seseorang, terutama dalam kehidupan masya­ rakat modern saat ini. Salah satu persoalan yang dihadapi masyarakat modern adalah krisis eksistensi diri. Krisis eksistensi diri akan dapat diatasi jika manusia sebagai hamba Allah mau menyadari dan mema­ hami Sang Pencipta dan keterbatasan dirinya. Khusus pada masyara­ kat modern saat ini, ada beberapa manfaat yang bisa diperoleh me­

lalui berzikir, yaitu: memantapkan iman, memperkuat energi akhlak, terhindar dari bahaya, sebagai terapi jiwa, serta yang tak kalah penting adalah sebagai terapi fisik (Amin Syukur, 2004: 49­54).25

Zikir dapat mengembalikan kesadaran seseorang yang hilang, se­ bab aktivitas zikir mendorong seseorang untuk mengingat, menyebut kembali hal­hal yang tersembunyi dalam hatinya. Zikir juga mampu mengingatkan seseorang bahwa yang membuat dan menyembuhkan penyakit hanyalah Allah SWT semata, sehingga zikir mampu memberi sugesti penyembuhannya.

Melakukan zikir sama halnya dengan terapi relaksasi, yaitu satu bentuk terapi dengan menekankan upaya mengantarkan seseorang ba gaimana cara ia harus beristirahat dan bersantai­santai melalui pe­ ngurangan ketegangan atau tekanan psikologis. Kunci utama keadaan jiwa mereka itu adalah karena melakukan zikir (lihat QS. at-Tahriim [66]: 28).

Adanya titik temu antara kesehatan mental dan berzikir terletak pada ketenangan jiwa itu sendiri. Hasan Langgulung mengatakan “Se­ kalipun kesehatan mental itu merupakan istilah dan ilmu baru, akan tetapi hakikatnya sama dengan konsep kebahagiaan, keselamatan, kejayaan, dan kemakmuran.”26 Eksistensi fisik merupakan ekspresi dari keadaan jiwa, ketika jiwa terluka maka jiwa akan merasakan perih luka itu, misalnya luka sayatan yang ada di fisik akan mengganggu kete ­ na ngan jiwa atau cobalah perhatikan orang yang cacat fisik mereka merasakan kenapa dirinya diciptakan di dunia dengan keadaan yang tidak sempurna? Meskipun pikiran itu hanya tebersit sekilas dalam pikirannya.

Kesehatan fisik dan kesehatan mental manusia ternyata memiliki keterkaitan, karena ditemukan penyakit yang timbul karena gangguan mental yang diderita seseorang. Gangguan itu ternyata tidak hanya menimbulkan gangguan penyakit yang bersifat psikis, tetapi juga ber­ sifat fisik. Stres misalnya, ternyata tidak hanya mengganggu jiwa, tetapi juga dapat mengganggu susunan saraf, menimbulkan penyakit jan­ tung, ginjal dan sebagainya, bahkan ada penyakit infeksi yang timbul karena faktor kejiwaan itu, misalnya yang sederhana adalah gatal, yang

25 M. Amin Syukur, Sufi Healing: Terapi dengan Metode Tasawuf, (Jakarta: Erlangga, 2012), hlm. 75.

26 Hasan Langgulung, Teori-teori Kesehatan Mental, (Jakarta: Pustaka al­Husna, 1992), hlm. 265.

52

Tasawuf dan Kesehatan

selalu saja muncul kembali selama faktor mentalnya belum beres.27

Tekanan mental ini adalah ulah manusia. Dengan demikian, jelas pula bahwa sakit bukan hanya karena campur tangan Tuhan, tetapi karena kesalahan yang diperbuat manusia itu sendiri.28

Di sini peran zikir memberikan kontribusi yang besar dalam men­ stabilkan jiwa manusia, zikir dapat mendamaikan jiwa manusia yang stres menjadi tenang, kecemasan menjadi rasa aman, takut menjadi berani.29 Penelitian Herbert Benson menjelaskan, bahwa dalam meng­ atasi patologi mental diperlukan adanya meditasi agar tekanan darah menjadi seimbang, dia juga menegaskan meditasi dapat membuat hati menjadi tenang sehingga bernapas jadi teratur, menurunkan meta­ bolisme, bahkan dapat menimbulkan gelombang otak yang merasa damai dan tenang.30 Dapat kita simpulkan fungsi preventif dari zikir, yaitu mencegah untuk berperilaku menyimpang, sedangkan fungsi kuratifnya berzikir dapat mengobati penyakit jasmani maupun ro­ hani serta dapat memecahkan masalah individu, keluarga, dan sosial. Fungsi preservatif berbekal diri dekat dengan Allah dan selalu meng­ ingatnya, maka pengamal zikir akan memahami situasi dan kondisi yang dihadapinya.

Salah satu yang membuat keindahan makna dan lafal dari zikir ialah adanya seni yang dirasakan begitu indah, keragaman cara ritual yang dibacakan setiap pengamalnya membuat jiwa itu merasakan

27 Penyakit ini disebut psikosomatik secara harfiah diterjemahkan sebagai berbagai keluhan fisik (somatis) yang disebabkan atau dipengaruhi oleh faktor psikologis atau psikososial. Keluhan­keluhan ini bisa meliputi sistem pernapasan, kardiovaskuler (jan­ tung dan pembuluh darah), kulit, pencernaan, dan urogenital. Bentuk keluhan pada setiap orang bisa bermacam­macam, tergantung pada sistem tubuh yang diserang. Se­ mua gejala ini sebenarnya merupakan mekanisme pertahanan tubuh untuk melin dungi diri dari serangan emosional atau psikis yang bertubi­tubi. Herb Ochitill, MD and

Den-nis H. Novack, MD, “Progress and Promise: Research and Education in Psychosomatic

datang dari pikiran bawah sadar. Lihat kasusnya di Medicine,” Online Journal of

Psychia-try And Neurology Vol. 23, no. 5 (April, 2006), 1, http://e­resources.pnri.go.id:2058/

docview/204563807?accountid =25704 (Akses May 3, 2013). Teori Deskartes mengatakan bahwa, tubuh dapat dianggap sebagai mesin pendorong jiwa sedangkan dalam teori Aris­ toteles “self motion” jiwa dan tubuh merupakan satu kesatuan yang menyebabkan ma­ nusia dapat bergerak dan berkeinginan. Sarah Byers, “Life as “Self­Motion”: Descartes and “The Aristotelians” On The Soul as the Life of the Body,” Online Journal of the

Re-view of Metaphysics Vol 59, no. 4 (Juni, 2006), 723­755, http://e­resources.pnri.go.id:2058/

docview/223411795?accountid= 25704 (Akses May 9, 2016).

28 Salman Harun, Mutiara Al-Qur’an, Aktualisasi Pesan Al-Qur’an dalam kehidupan,

(Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu), 1999, hlm. 52.

29 Ibn Qayyim al­Jauziyyah, al-Thibb al-Nabawî (Beirut: al­Maktabat al­A’shriyyah, 1410H), 165.

be gitu damai ketika kita mendengar lantunan kalimat­kalimat sakral tersebut,31 coba kita lihat saja bagaimana tipologi zikir yang sering di­ lakukan orang ketika ingin melakukannya.

Menurut penulis, mengapa zikir dapat menyembuhkan penya­ kit mental seorang ialah karena adanya alunan nada yang bervariasi dalam setiap ritual zikir sehingga gelombang yang lahir dari zikir terasa indah hingga ke otak membuat pikiran pun jadi tenang. Sama halnya ketika mendengarkan musik jiwa terasa tenteram dan damai. Hal ini mengapa musik diberi perhatian khusus bagi para pakar medis selain ada sisi negatif tetapi juga memberikan kontribusi terhadap kesehatan mental.32