Dalam psikosufistik, terdapat konsep “latha’if” yang dikembang kan sebagai metode berzikir, yakni memusatkan zikir pada tujuh titik
lathifah yang terdapat pada tubuh manusia.24 Pengembangan konsep
latha’if dalam psikosufistik ini sama halnya dengan psikologi fisiologis (physiological psychologi), yaitu cabang psikologi yang meminati inter
relasi dari sistem syaraf, reseptor, kelenjar endokrin, proses tingkah laku, dan proses mental.
23 Ibid., hlm. 515–516.
24 Dalam pandangan dunia sufi, manusia terdiri atas dua dimensi: dimensi kasar (katsif) dan materi lembut (lathif); yang pertama disebut dengan istilah “tabiat” (thab/thabi’ah) dan bermakna dimensi materiel; kedua, mengacu pada batin manusia atau organorgan spiritual, yaitu lathaif, sejenis psikologi batin. Organorgan spiritual (lathaif) ini menjadi konsep dasar psikologi sufi. Konsep dasar sufi tersebut, yaitu: hati, diri, dan jiwa (ruh).
48
Tasawuf dan Kesehatan
Tujuh Titik Lathifah dalam Tubuh Manusia yang Dirumuskan Para Sufi
Keterangan Gambar:
1) Lathifah al-qalbi; yang berhubungan dengan jantung jasma ni, letaknya dua jari di bawah susu kiri. Di sini bersemayam sifat kemusyrikan, kekafiran, ketakhayulan, dan sifat-sifat iblis.
2) Lathifah al-ruh; terletak dua jari di bawah susu kanan, berhu bungan dengan hati. Di sini-lah bersemayam sifat bahimiyah (binatang jinak), yakni sifat-sifat menuruti hawa nafsu. 3) Lathifah sirri; terletak dua jari di atas susu kiri. Di sinilah letak sifat binatang buas
(sabi’iyah), yakni sifat zalim atau aniaya, pemarah, pendendam.
4) Lathifah al-khafi; terletak dua jari di atas susu kanan, dipengaruhi oleh limpa jasmani. Di sinilah letaknya sifat-sifat pendengki, khia nat, yaitu sifat syaithaniyyah yang membawa celaka dunia akhirat.
5) Lathifah al-akhfa; letaknya di tengah dada, yang berhubungan dengan empedu jasmani. Di sinilah letaknya sifat-sifat rabbaniyah seperti riya, takabur, ujub, sum’ah, dan pamer. 6) Lathifah al-nafsal natiqa; terletak antara dua kening. Di sinilah tempatnya nafsu amarah,
nafsu yang mendorong kepada kejahatan.
7) Lathifah kullu jasad; yaitu lathifah yang mendominasi seluruh tubuh jasmani. Di sinilah terletak sifat-sifat jahil dan ghaflah (lalai).
Secara umum, cara berzikir dibedakan menjadi:
a. Zikir jahar: zikir yang dikeraskan, baik melalui suara maupun ge
rakan.
– Fungsinya adalah untuk menormalisasikan kembali fungsi sis tem jaringan syaraf, selsel, dan semua organ tubuh.
– Ucapkan lafal zikir dengan penuh keyakinan; lewatkan titik titik lathifah; hunjamkan ke lathifah qalbi.
b. Zikir sirri (khafi): zikir yang diucapkan dalam hati, tidak meng gunakan mulut, melainkan dzawq (perasaan) dan syu’ur (kesadar an) yang ada di dalam qalbu. Model zikir yang kedua ini memiliki banyak macamnya.
– Dalam zikir sirri, orang mengingat Allah, merasakan kehadiran Allah, menyadari keberadaan Allah. Di dalam qalbu-nya tum buh rasa cinta, rasa rindu kepada Allah, rasa dekat, bersahabat, seakan melihat Allah. Itulah ihsan, di mana dalam ibadahmu kamu merasa melihat Allah, atau setidaknya merasa sedang dilihat oleh Allah SWT. Inilah zikir yang hakiki, sebab hubung an manusia dengan Allah SWT tidak terjadi dengan tubuh jas maninya melainkan dengan qalbu-nya.
– Lakukan dengan menundukkan kepala dalamdalam; tutup semua indra jasmani (memejamkan mata, mengatupkan bi bir, kalau perlu lidah pun dilipat ke langitlangit atas agar tidak ikut bergetar); kontemplasi, bukan konsentrasi; tumbuhkan rasa iman; arahkan ke titik lathifah qalbi; rasakan asma Allah menelusup masuk ke dalam qalbu.
– Pada saat zikir sirri, di qalbu akan ada rasa:
1) Ihtiraq: rasa terbakar, kehangatan yang menjalar dari api cinta dan rindu kepada Allah SWT.
2) Ightiraq: rasa tenggelam, terhanyut dalam lautan rahmat Allah SWT, terengkuh dalam lautan kudratNya, dan terti mang dalam buaian iradatNya.
3) Ihtirak: rasa terguncang; terguncangnya jiwa dan raga oleh getaran qalbu yang berzikir mengingat Allah (QS.
al-An fal [8]: 2).
4) Ad-dima’: puncaknya adalah air mata kebahagiaan yang me ngalir dari taman takwa di dalam qalbu.
– Saat melakukan zikir sirri manusia mengaktifkan qalbunya mengingat Allah sehingga dirinya tawashul/on-line dengan Allah. Saat itulah terjadi penyerapan nur Ilahi (divine light) ke
50
Tasawuf dan Kesehatan
dalam qalbu sehingga terjadi proses pencerahan
(enlighten-ment).
Nur Ilahi mengandung:
– Maghfirah: yang membakar hangus dosadosa di qalbu.
– Himmah: kemauan kuat yang mendorong orang bekerja
keras (work hard).
– Hidayah: petunjuk dan inspirasi kreatif yang mendorong
orang bekerja cerdas (work smart).
– Rahmah: energi cinta yang mendorong orang bekerja ber
sama dengan ikhlas (work heart).
– Barakah: kemuliaan dan harga diri, kemantapan pribadi
yang mengalahkan hawa nafsu dan iblis.
Bagi aliran psikosufistik tertentu ada yang memiliki cara berzikir sendiri, yang menurutnya, caracara yang dikembangkan itu memi liki rahasia tersembunyi. Apabila caracara itu dilakukan, maka dapat me nyembuhkan jenis penyakit tertentu pula, misalnya dalam Tarekat Naqsyabandiyah terdapat gerakan ujung lidah yang ditempelkan pada langitlangit mulut sambil membaca lafal Allah sebanyak 1.000 kali se cara sirri (dibaca dalam hati). Atau dalam Tarekat Qadariyah terdapat gerakan untuk mengucapkan kalimat la ilaha illallah. Ketika mengu capkan laa ilaaha (tiada Tuhan) pandang an mata dipusatkan ke
qal-bu di dalam dada, lalu seakanakan kalimat laa ilaaha yang berada di
dalam qalbu itu dibuang dengan menengok ke atas, kemudian diter uskan dengan mengucapkan illallah (kecuali Allah) dengan kepala menghadap ke atas, lalu seakanakan kalimat illal lah yang ber ada di luar dimasukkan ke dalam qalbu. Gerakangerak an semacam itu di lakukan dengan penuh semangat dan berulangulang, sehingga mam pu mengaktifkan optimalisasi fungsi sistem jaringan saraf, selsel, dan seluruh organ tubuh.