• Tidak ada hasil yang ditemukan

Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).

Dalam dokumen PROSIDING 2nd ACISE 2015 (Halaman 175-179)

CORRIDOR IN CENTRAL OF JAVA TO SUPPORT MEA Bendjamin Benny Louhenapessy

2.1 Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).

Undang-undang Dasar (UUD) 1945 pembukaan alinea ke-4 (empat) menyatakan bahwa tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial maka disusunlah NKRI tersebut. Selanjutnya di dalam UUD 1945 Bab XIV Pasal 33 ayat (3) menyatakan bahwa “bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan diperuntukan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat dan (4) menyatakan bahwa “perekonomian nasional dilaksanakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional”. Dapat diartikan dari pasal 33 ayat (3) dan (4) bahwa seluruh kekayaan alam, bumi, laut dan daratan Indonesia akan dikelola menjadi kesejahteraan rakyat NKRI. Sebagai amanah UUD 1945 dimaksud maka pemerintah pada Tahun 2011 menetapkan Keputusan Presiden Nomor 32 tentang Master Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). MP3EI merupakan program pemerintah sebagai langkah awal untuk mendorong percepatan dan pembangunan ekonomi Indonesia menjadi negara maju dan menjadi peringkat ke 10 (sepuluh) negara besar di dunia pada tahun 2025 melalui pertumbuhan ekonomi yang tinggi inklusif, berkeadilan dan berkelanjutan. Untuk mencapai hal tersebut, diharapkan pertumbuhan ekonomi riil rata-rata sekitar 7-9 persen per tahun secara berkelanjutan. Pengembangan MP3EI dilakukan dengan pendekatan terobosan yang didasari oleh semangat “Not Business As Usual”, melalui perubahan pola pikir bahwa keberhasilan

168 bersama antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, BUMN, BUMD, dan Swasta. Fasilitasi dan katalisasi akan diberikan oleh pemerintah melalui penyediaan infrastruktur maupun pemberian insentif fiskal dan non fiskal.

Usaha pemerintah dalam meningkatkan perekonomian melalui penguatan industri di sektor unggulan daerah perlu didukung dengan pengembangan infrastruktur penerapan standar nasional Indonesia (SNI). BSN mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintah di bidang standardisasi nasional salah satu tugas tersebut adalah melaksanakan perumusan kebijakan di bidang penerapan standar dan akreditasi, terkait dengan tugas dan fungsi BSN tersebut maka BSN dalam rangka mendukung program MP3EI terkait dengan tugas dan fungsi tersebut BSN melakukan identifikasi LPK dalam penerapan standar produk prioritas unggulan daerah di wilayah Koridor Ekonomi (KE) MP3EI secara menyeluruh dan khsusunya di Koridor Jawa Tengah

Selaras dengan visi pembangunan nasional sebagaimana tertuang di dalam Undang-Undang Nomor 17 tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005 – 2025, maka visi Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) adalah “Mewujudkan Masyarakat Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil, dan Makmur”. Melalui langkah MP3EI, percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi akan menempatkan Indonesia sebagai negara maju pada tahun 2025 dengan pendapatan per kapita yang berkisar antara USD 14.250 – USD 15.500 dengan nilai total perekonomian (PDB) berkisar antara USD 4,0 – 4,5 triliun. Untuk mewujudkannya diperlukan pertumbuhan ekonomi riil sebesar 6,4 – 7,5% pada periode 2011 – 2014, dan sekitar 8,0 – 9,0% pada periode 2015 – 2025. Pertumbuhan ekonomi tersebut akan dibarengi oleh penurunan inflasi dari sebesar 6,5% pada periode 2011 – 2014 menjadi 3,0 persen pada 2025. Kombinasi pertumbuhan dan inflasi seperti itu mencerminkan karakteristik negara maju. Indonesia sebagai negara dengan pertumbuhan pembangunan perekonomian yang meningkat. Dari tahun ke tahun tingkat pendapatan domestik bruto (PDB) yang meningkat sejak tahun 1998 sampai ke tahun 2010. Pada tahun 1998 Indonesia mempunyai nilai PDB sebesar 95,4 Miliar dolar dan pada tahun 2010 Indonesia mempunyai PDB sebesar 700 Miliar dolar. Indonesia yang pada awalnya merupakan negara dimana perekonomiannya berbasis kegiatan pertanian, saat ini telah menjadi negara dengan basis perekonomian berupa industri manufaktur.

Untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian di Indonesia maka tantangan yang harus diantisipasi Indonesia adalah dinamika perekonomian yang terus berubah-ubah. Indonesia dituntut untuk mempersiapkan kondisi eknominya dalam menghadapi perubahan dinamika perekonomiannya mencapai pembangunan perekonomian yang dapat dinikmati oleh seluruh warga negaradi Indonesia. Untuk persiapan menghadapi permasalahan dinamika tersebut, pemerintah telah menyiapkan sebuah program

Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Pemerintah

menetapkan program MP3EI dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2011. Di dalam perancangan MP3EI terdapat strategi pengembangan sektor unggulan potensi dan masing-masing koridor ekonomi (KE) untuk mewujudkan visi pembangunan nasional dalam Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 yaitu mewujudkan masyarakat Indonesia yang Mandiri, Adil dan Makmur.

MP3EI ditetapkan untuk memperoleh suatu transformasi ekonomi sehingga kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Indonesia dapat tercipta lebih cepat karena dikembangkan dengan memakai konsep “Bussines Not As Usual”. Pola pikir mengenai pemahaman pembangunan ekonomi membutuhkan

kolaborasi bersama pemangku kepentingan (stakeholders) terkait (pemerintah pusat, pemerintah daerah,

Badan Usaha Milik Daerah dan/atau Negara (BUMD/BUMN) dan swasta). Kebijakan dan regulasi yang ditetapkan harus dapat meningkatkan kemampuan industri dalam membangun industri di Indonesia, menuntut pemerintah untuk dapat merevisi melakukan evaluasi terhadap regulasi dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah sehingga industri dapat berkembang dengan baik. Berdasarkan hal tersebut, fokus dari pengembangan MP3EI diarahkan kepada 8 program utama, yaitu pertanian, pertambangan, energi, industri, kelautan, pariwisata, dan telematika, serta pengembangan kawasan strategis. Kedelapan program utama tersebut dibagi menjadi 22 (dua puluh dua) kegiatan ekonomi utama (KEU), sebagaimana ditunjukan pada Gambar 1, berikut ini:

169 Gambar 1 Kegiatan Ekonomi Utama (KEU) di wilayah KE MP3EI

MP3EI juga mempunyai 3(tiga) strategi utama yang dioperasionalisasikan dalam inisiatif strategic

dimana strategi pertama adalah pengembangan potensi melalui 6 koridor ekonomi (KE) yang dilakukan dengan cara mendorong investasi BUMN, Swasta Nasional dan FDI dalam skala besar di 22 kegiatan ekonomi utama (KEU). Berdasarkan potensi yang ada, maka sebaran sektor terfokus pada kegiatan ekonomi utama (KEU) di setiap koridor ekonomi (KE), sebagaimana ditunjukan di dalam Tabel 2, berikut:

Tabel 2 Kegiatan Ekonomi Utama (KEU) pada 6 (Enam) Koridor Ekonomi Indonesia

Koridor Ekonomi Kegiatan Ekonomi Utama (KEU)

1. Sumatera Kelapa Sawit, Karet, Batubara, Besi-Baja, JSS

2. Jawa Industri Makanan Minuman, Tekstil, Permesinan,

Transportasi, Perkapalan, Alutsista, Telematika, Metropolitan Jadebotabek.

3. Kalimantan Kelapa Sawit, Batubara, Alumina/Bauksit, Migas, Perkayuan, Besi-Baja

4. Jawa Pertanian Pangan, Kakao, Perikanan, Nikel, Migas 5. Bali dan Nusa Tenggara Pariwisata, Peternakan, Perikanan

6. Papua dan Kep.Maluku Food Estate, Tembaga, Peternakan, Perikanan, Migas, Nikel

Untuk memperjelas 22 Kegiatan Ekonom Utama (KEU) berdasarkan kepada Keputusan Presiden No. 32 Tahun 2011 tersebut, maka wilayah di Indonesia dari Sabang sampai Meruke dibagi menjadi 6 (enam) Koridor Utama, sebagaimana ditunjukan di dalam Gambar 2, sebagai berikut:

170

1 KE Sumatera 2 KE Jawa 3 KE Kalimantan 4 KE Jawa 5 KE Bali – Nusa Tenggara 6 KE Papua – Kep. Maluku (Sumber: Keppres No. 32 Tahun 2011)

Gambar 2 Peta Koridor Ekonomi (KE) Indonesia

Strategi kedua,memperkuat konektivitas nasional melalui sinkronisasi rencana aksi nasional untuk merevitalisasi kinerja sektor riil. Untuk itu akan ditetapkan jadwal penyelesaian masalah peraturan nasional dan infrastruktur utama nasional. Menurut laporan Menko Perekonomian, berdasarkan hasil diskusi dengan para pemangku kepentingan, khususnya dunia usaha, teridentifikasi sejumlah regulasi dan perijinan yang memerlukan debottlenecking, meliputi:

1. Mempercepat penyelesaian peraturan pelaksanaan undang-undang

2. Menghilangkan tumpang tindih antar peraturan yang sudah ada baik ditingkat pusat dan daerah, maupun antara sektor/lembaga

3. Merevisi atau menerbitkan peraturan yang sangat dibutuhkan untuk mendukung strategi MP3EI (seperti Bea keluar beberapa komoditas)

4. Memberikan insentif kepada kegiatan-kegiatan utama yang sesuai dengan strategi MP3EI 5. Mempercepat dan menyederhanakan proses serta memberikan kepastian perijinan.

Adapun Elemen Utama dari Strategi Kedua adalah:

1. Menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan utama untuk memaksimalkan pertumbuhan berdasarkan prinsip keterpaduan, bukan keseragaman.

2. Memperluas pertumbuhan dengan menghubungkan daerah tertinggal dengan pusat pertumbuhan melalui inter-modal supply chain systems.

3. Menghubungkan daerah terpencil dengan infrastruktur & pelayanan dasar dalam menyebarkan manfaat pembangunan secara luas. (Pertumbuhan yang inklusif)

Strategi ketiga, pengembangan Center of Excellence di setiap koridor ekonomi (KE) dari Koridor I

sampai dengan VI. Dalam hal ini akan didorong pengembangan SDM dan IPTEK sesuai kebutuhan peningkatan daya saing. Percepatan transformasi inovasi dalam ekonomi yang dilakukan melalui:

1. Pengembangan modal manusia berbasis ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi secara terencana dan sistematis.

2. Memasukkan unsur Sistem Inovasi Nasional (SINAS) dan berbagai upaya transformasi inovasi dalam kegiatan ekonomi.

171 Gambar 3 Kerangka desain pendekatan MP3EI

Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) diselenggarakan berdasarkan pendekatan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi, baik yang telah ada maupun yang baru. Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari pendekatan sektoral dan regional. Setiap wilayah mengembangkan produk yang menjadi keunggulannya. Tujuan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi tersebut adalah untuk memaksimalkan keuntungan aglomerasi, menggali potensi dan keunggulan daerah serta memperbaiki ketimpangan spasial pembangunan ekonomi Indonesia. Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dilakukan dengan mengembangkan klaster industri dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan tersebut disertai dengan penguatan konektivitas antar pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dan antara pusat pertumbuhan ekonomi dengan lokasi kegiatan ekonomi serta infrastruktur pendukungnya. Secara keseluruhan, pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dan konektivitas tersebut menciptakan Koridor Ekonomi (KE) Indonesia. Peningkatan potensi ekonomi wilayah melalui koridor ekonomi (KE) ini menjadi salah satu dari tiga strategi utama (pilar utama). Strategi utama lainnya, adalah penguatan konektivitas nasional dan penguatan kemampuan SDM dan IPTEK nasional.

Dalam dokumen PROSIDING 2nd ACISE 2015 (Halaman 175-179)