• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tahapan Improvement dan Control

Dalam dokumen PROSIDING 2nd ACISE 2015 (Halaman 57-63)

DAN MENENGAH DI JAWA BARAT Aviasti, Nugraha, Aswardi Nasution, Reni Amarant

SELESAI Gambar 1 Metodologi Penelitian

4.4. Tahapan Improvement dan Control

Kedua tahap ini diserahkan kepada perusahaan karena sudah sangat terkait dengan teknis pelaksanaan di perusahaan, dan sudah dalam kewenangan yang lebih luas dari perusahaan. Untuk improvent diusulkan untuk menggunakan 5W + 1H yaitu siapa (who), mengapa (why), kapan (when), di

mana (where) dan what (apa) + bagaimana (how). Dalam tahap ini, perusahaan secara teknis dan dibawah

kendali supervisor yang harus menentukan. Tahap control akan mengamati apa yang terjadi, sesuai target perusahaan dan mengadakan langkah rencana baru, dimulai lagi dari tahap define.

50 Gambar 8. FTA Cacat Piece Kecil

Ujung kain antar piece

tidak sama saat kain akan disambung di mesin

Unrolling

Operator tidak memperhatikan saat posisi

pinggir kain masuk ke mesin Stenter Cacat Jarum Ketengah

Pinggiran kain tidak sama saat akan memasuki proses penstabilan

dimensi di mesin stenter

Bagian pinggir kain melipat pada saat masuk ke mesin Stenter Sensor pinggir

kain rusak

Operator tidak mengikuti prosedur

untuk memeriksa posisi kain saat akan

masuk ke mesin stenter Operator ceroboh Tidak dilakukan pemeriksaan lebar kain terlebih dahulu saat masuk ke lantai

produksi Lebar kain greige tidak

sama antar piecenya

Ann u a l Co n fer en ce in Ind u str ia l an d Sys tem E n g in eerin g IS B N: 97 8 -979 -9 7 5 7 1 -6 -6 ra n g , 7 Okto b er 2015 51

Gambar 10. FTA Cacat Stain

Permukaan kain terkena stampat (seperti oli untuk

melumasi roll di mesin)

Kerak oli meleleh dan menetes pada permukaan kain saat kain di mesin stenter

Kain bergeser ke roll di mesin unrolling, dimana roll di mesin terdapat

stampat

Di dinding cerobong mesin stenter terdapat kerak oli sisa dari uap oli yang dipanaskan Pemosisian tempat untuk kain

greige masuk ke mesin Unrolling terlalu mepet ke salah satu sisi samping mesin

Unrolling Kain greige kotor

Kain greige membentur benda yang mengandung

oli

Kain greige terjatuh di tanah yang ada ceceran oli/bensin

forklift

Operator kurang berhati-hati saat mengirim kain greige

menggunakan forklift ke lantai produksi

Tidak ada prosedur untuk dilakukan pengikatan kain

greige pada saat dikirim ke lantai produksi menggunakan forklift

Operator tidak tahu prosedur kerja di mesin Unrolling Saat operator akan menurunkan

kain dari mesin Jet Dyeing, sisa potongan kain sampel terjatuh ke keranjang dari kantung baju

operator Sisa potongan kain sampel dimasukan ke kantong baju setelah operator membawa kain sampel ke laboratorium Di keranjang masih

ada sisa zat warna

Operator tidak memeriksa kebersihan keranjang

saat akan digunakan

Sirkulasi pembuangan uap panas di mesin

melalui cerobong terganggu

Mesin mati ketika suhu dalam keadaan

tinggi

Mati listrik Permukaan kain terkena

lunturan dari potongan sisa kain sampel yang terjatuh di

keranjang

Operator mengejar target produksi

Operator tidak mengikuti prosedur untuk membuang sisa potongan kain sampel

ke tempat sampah Operator tidak bersih saat

membersihkan keranjang untuk menampung output

di mesin Jet Dyeing

Operator terburu-buru saat membersihkan keranjang saat akan

digunakan Operator ceroboh saat

bekerja

Operator malas memeriksa keranjang sebelum

digunakan

Di sekitar mesin Jet Dyeing tidak tersedia

tempat untuk menampung sisa

potongan kain sampel

52 Cacat Benang Kecabut

Benang tersangkut di permukaan mesin yang cacat

Permukaan mesin ada yang cacat

Pada saat kain di proses di mesin Unrolling (penyambungan antar piece) dan saat di mesin Stenter, jarum-jarum dari kedua mesin tersebut menempel pada kain dan terbawa pada

saat kain masuk ke mesin lainnya untuk diproses lebih lanjut. Permukaan mesin cacat karena terjadi gesekan antara

jarum-jarum tersebut dengan dinding mesin Operator mesin Unrolling dan mesin

Stenter tidak melakukan pemeriksaan kondisi kain setelah

proses selesai di mesin tersebut Operator tidak mengikuti prosedur untuk

melakukan pemeriksaan terhadap kondisi kain setelah proses Unrolling dan

proses penstabilan dimensi kain di mesin Stenter Rajutan kain greige tidak rapat,

sehingga terdapat jarak antar benang

Kualitas kain greige jelek yang dibeli dari

dari luar Saat pemeriksaan kain

greige di weaving

Gistex ada yang lolos

Gambar 11. FTA Cacat Benang Kecabut 5. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang dilakukan, dapat dilihat bahwa perusahaan masih memiliki masalah kualitas, dapat dilihat dari tingginya persentase cacat, dan juga kondisi proses yang tidak normal yang ditunjukkan oleh peta kendali. Dari hasil Diagram Pareto, ternyata 79.91% cacat dapat dieliminasi bila 4 jenis cacat dieliminasi, yaitu cacat piece kecil, cacat stain, cacat jarum ke tengah dan cacat benang kecabut. Cacat piece kecil dan jarum ke tengah termasuk cacat mayor, cacat stain dan benang kecabut termasuk cacat minor.

Usulan yang diberikan adalah sesuai dengan akar penyebab yang ditelusuri melalui FTA, dan

urutan RPN yang diidentifikasi dari FMEA yang disusun, dengan prioritas tertinggi adalah membuat prosedur pemeriksaan kondisi kain greige.

Dari penelitian ini juga dapat dilihat bahwa permasalah kualitas masih menjadi masalah bagi sebagian besar perusahaan di Indonesia, bahkan perusahaan besar sekalipun. Hal ini perlu menjadi perhatian, karena kualitas adalah salah satu daya saing yang perlu dimiliki oleh perusahaan di era persaingan yang ketat dan menuju globalisasi seperti saat ini.

Untuk penelitian selanjutnya, dapat dilanjutkan dengan berbagai metoda seperti penerapan Quality Function Deployment (QFD), Theory of Inventive Problem Solving (TRIZ) dan lain-lain, dan penelitian

untuk jenis-jenis kain yang lain.

53 Nama :Kain Jenis A

Mode Kegagalan Potensial

Akibat Potensial

Sev Penyebab Kegagalan Potensial Occ Pengendalian Sekarang

Det RPN Tindakan yang Direkomendasikan Instruksi di kartu proses dicetak tidak

jelas 210 Cek tinta untuk print kartu Tidak ada pemeriksaan kartu proses

setelah mencetak instruksi order di kartu proses

210 Pembuatan SOP pemeriksaan kartu proses 210 Memperketat sistem QC in line di bagian tenun 210

Membuat dan menerapkan prosedur untuk pemeriksaan panjang kain greige saat masuk lantai produksi

Banyak cacat pada dyeing 210 Memperketat sistem QC in line di bagian dyeing Operator kurang berhati-hati saat

mengirim kain greige dengan forklift ke lantai produksi

112 Membuat prosedur pemeriksaan kondisi kain greige Tidak ada prosedur untuk melakukan

pengikatan kain greige saat pengiriman

112 Membuat dan menerapkan prosedur penutupan kain graige dengan plastik saat pengiriman

Operator ceroboh 112 Merancang sistem kerja Operator mengejar target produksi 112 Mengatur jadwal produksi Di sekitar mesin jet dyeing tidak ada

tempat untuk menampung sisa

potongan kain sampel 112 Menyediakan tempat untuk menampung sisa potongan kain sampel di sekitar mesin jet dyeing Operator tidak tahu prosedur kerja di

mesin unrolling 112 Menempel prosedur kerja di dekat tiap mesin Dinding cerobong mesin stenter ada

kerak oli 112

Membuat jadwal rutin pembersihan cerobong mesin stenter

Aliran listrik terhenti 112 Menggunakan gen set

Sensor pinggir kain rusak 105 Membuat jadwal pemeriksan sensor mesin stenter Lebar kain antar piece tidak sama 105 Membuat prosedur pemeriksaan kondisi kain greige Operator tidak mengikuti prosedur

memeriksa kondisi kain greige sebelum masuk stenter

105 Sistem reward and punishment Operator ceroboh 105 Merancang sistem kerja

Ada lolos inspeksi di bagian tenun 96 Membuat prosedur pemeriksaan kondisi kain greige 96 Memilih supplier yang lebih baik

96 Membeli kain dengan kualitas lebih baik Operator tidak mengikuti prosedur

pemeriksaan terhadap kondisi kain 96 Sistem reward and punishment 4

6 4 Kualitas kain greige beli dari luar jelek Benang Kecabut Mengurangi penampilan Jarum Ketengah Mengurangi penampilan Pemeriksan 100% di akhir proses 6 7 7 5 3 Pemeriksan 100% di akhir proses Pemeriksan 100% di akhir proses 4

Stain Mengurangi penampilan

Pemeriksan 100% di akhir proses 6 5 Piece Kecil Kain berkurang fungsi 7

Hasil proses kain greige banyak cacat

Tabel 4. Prioritas Usulan Perbaikan

No Tindakan yang direkomendasikan RPN % RPN

1 Membuat prosedur pemeriksaan kondisi kain greige 313 11.381818

2 Merancang sistem kerja 217 7.8909091

3 Cek tinta untuk print kartu 210 7.6363636

4 Membuat dan menerapkan prosedur untuk pemeriksaan 210 7.6363636 5 Memperketat sistem QC in line di bagian dyeing 210 7.6363636 6 Memperketat sistem QC in line di bagian tenun 210 7.6363636 7 Pembuatan SOP pemeriksaan kartu proses 210 7.6363636

8 Sistem reward and punishment 201 7.3090909

9 Membuat dan menerapkan prosedur penutupan kain gra 112 4.0727273 10 Membuat jadwal rutin pembersihan cerobong mesin ste 112 4.0727273 11 Menempel prosedur kerja di dekat tiap mesin 112 4.0727273

12 Mengatur jadwal produksi 112 4.0727273

13 Menggunakan gen set 112 4.0727273

14 Menyediakan tempat untuk menampung sisa potongan k 112 4.0727273 15 Membuat jadwal pemeriksan sensor mesin stenter 105 3.8181818 16 Membeli kain dengan kualitas lebih baik 96 3.4909091

17 Memilih supplier yang lebih baik 96 3.4909091

DAFTAR PUSTAKA

Besterfield, E.H., (1994). Quality Control, United State of America : Prentice Hall, Inc.

54 Gazperz, Vincent. (2002). Pedoman Implementasi Program Six Sigma Terintegrasi dengan ISO

9001:2000, MBNQA dan HACCP, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Lestari M. (2014). Analisis dan Usulan Perbaikan Kualitas Menggunakan Metode DMAIC di PT ‘X’.

Skripsi. Program Studi Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha

Pande, P., Neuman R.P., Cavanagh, R.R. (2000). The Six Sigma Way, How GE, Motorola and Ohter Top Companies are Honing Their Performance, New York : Mc Graw-Hill Education.

Pyzdek, T., Keller, P. (2009)., New York : The Six Sigma Handbook Mc Graw-Hill Education.

Yang, K, El-Haik, B.S. (2009). Design for Six Sigma, A Roadmap for Product Development, United States : Mc Graw Hill Companies, Inc.

55

ANALISIS SKALA PRIORITAS INDIKATOR KINERJA ASPEK

MANAJEMEN DAN KURIKULUM PROGRAM STUDI PADA PERGURUAN

Dalam dokumen PROSIDING 2nd ACISE 2015 (Halaman 57-63)