• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. Memahami bahwa setiap

orang seharusnya menghargai kelebihan dalam diri seseorang dan bukan keburukannya.

4. Memahami bahwa kita

seharusnya tetap berusaha membuktikan adanya pertumbuhan rohani dan harus belajar menerima diri sendiri.

Ayat Hafalan:

“Sebab Allah tidak memandang bulu.”

(Rm. 2:11)

Allah tidak menunjukkan sikap memandang muka. Siapapun yang mempu-nyai hati menyembah kepada-Nya dan melayani-Nya akan dikenan oleh-Nya. Dalam Perjanjian Lama, Allah memilih Abraham dan keturunannya untuk menjadi umat pilihan bagi-Nya. Tetapi bukan berarti bahwa Allah membuang sama sekali orang-orang kafir. Ia memberitahukan Abraham dengan jelas saat pertama kali memanggilnya bahwa olehnya, semua kaum di muka bumi akan diberkati (Kej. 12:3). Memilih satu keluarga dari sekian banyaknya itu merupakan suatu rencana Allah untuk menyelamatkan seluruh umat manusia. Ini bukanlah sikap pembedaan atau memandang muka.

Faktanya, orang-orang kafir yang ingin bergabung dengan umat Israel tidak akan ditolak. Allah dengan jelas memerintah-kan Musa bahwa orang-orang kafir dapat bergabung dengan umat Israel dalam memegang hari raya Paskah, asalkan mereka disunat sebagaimana setiap laki-laki Israel (Kel. 12:48-49).

Dalam masyarakat modern di mana kita hidup, ‘kesan seseorang’ telah menjadi kata-kata gosip. Kita diajarkan berulang-ulang untuk memberikan yang terbaik kepada sesama. Pada dasarnya, hal ini adalah baik, bila mempunyai ketulusan di dalam hati kita. Demikian pula, kita telah menjadi seperti apa yang Yesus Kristus sebutkan kepada orang-orang Farisi, yaitu munafik.

Sebagai akibat dari sikap masyarakat ini, maka besar kemungkinan kita telah menjadi orang-orang yang lebih menaruh perhatian kepada penampilan luar daripada karakter yang ada di sebelah dalamnya. Sebagai pekerja Allah, kita harus berhati-hati terhadap semua yang kita lakukan. Pada sisi lainnya, kita harus berhati-hati untuk tidak hanya melihat hal-hal yang sederhana dan mudah menilai sesuatu menurut bagian luarnya. Ini sama halnya dengan kita harus berhati-hati terhadap murid-murid. Apa yang kita harus ingatkan kepada diri sendiri adalah perlunya memperhatikan penampilan luar, sekaligus menghargai kebajikan di balik dari perkataan mereka.

Alkitab

Makanan

Rohani

untuk

Renungan

Alkitab

Mengenai

Murid

Anda

Sebagai murid-murid yang menuju kedewasaan, mereka mulai membeda-bedakan, entah itu hal yang baik ataukah yang buruk. Mereka bukan lagi anak-anak kecil yang dengan mudahnya dapat dibujuk oleh tipuan-tipuan sederhana. Mereka pun dapat membedakan antara bermacam tipe orang dan perbuatan. Oleh karena itu, murid-murid pada usia sekarang ini lebih mampu memandang muka atau mengasingkan orang-orang tertentu daripada ketika mereka masih lebih muda.

Hidup di dunia yang berada di bawah bujukan Iblis, akan timbul banyak gagasan yang murid-murid serap yang berlawanan dengan firman Allah. Pengaruh media massa termasuk internet dan tekanan dari teman-teman sebaya merupakan pengaruh yang terkuat di dalam kehidupan mereka. Penekanan terhadap gaya hidup, penampilan dan perilaku dalam kelompok merupakan syarat bagi kepopuleran yang mungkin merupakan salah satu contoh tentang bagaimana murid-murid dapat menyimpang dengan mudahnya.

“Kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah

sia-sia, tetapi isteri yang takut akan Tuhan

dipuji-puji.” (Ams. 31:30)

Persiapkan

Hati

Murid

Katakan kepada murid-murid: Pernahkah kalian mengatakan atau berpikir tentang bagaimana kalian tidak menyukai seseorang, karena orang itu bukanlah tipe kalian? Marilah sekarang kita memikirkan sejenak tentang berbagai alasan mengapa memikirkan orang-orang yang kita tidak sukai (berikan murid-murid waktu sejenak untuk memikirkannya). Apakah menurut kalian, semua alasan yang kalian telah pikirkan itu dapat dibenarkan di hadapan Allah? Pikirkan baik-baik hal ini, dan pada akhir pelajaran ini, pikirkan kembali. Kalian akan menemukan bahwa kita sering kali bertindak kurang adil terhadap orang-orang di sekitar kita, karena kita menekankan perbedaan, sebaliknya berusahalah untuk melihat kelebihan dan kekuatan yang dimiliki oleh setiap orang.

Hari ini, kita akan belajar tentang bagaimana tidak membedakan sesama, tetapi berusaha untuk mencari nilai kebaikan dari diri mereka dan menghargainya.

Lembar Kerja # 1

Kalian akan membaca dua cerita singkat yang dapat menjadi cerita yang menyenangkan di sekitar kalian. Setelah membacanya, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut.

Cerita # 1

Renee adalah seorang murid pindahan yang baru masuk ke dalam suatu kelas. Ia sebelumnya berasal dari Thailand dan sekarang telah tiba di USA. Ketika sang guru memperkenalkan diri Renee di depan kelas, ia merasa begitu malunya hingga tidak dapat mengatakan, “Hai...” Dalam beberapa minggu berikutnya, Renee mendapati dirinya begitu kesepian di tengah teman-teman kelasnya. Kapanpun ada kerja

Inilah sebabnya yang paling penting mengapa kita harus membimbing murid-murid dengan cara yang benar, baik dengan pelajaran yang ada maupun dengan teladan kita kepada mereka, di dalam dan di luar ruang kelas.

Pemahaman

Alkitab

Sebelum Anda mulai bagian ini, mintalah murid-murid

untuk melihat pada Lembar Kerja Murid.

Beberapa informasi yang diberikan di sini mungkin tidak tersedia

bagi murid-murid. Informasi pada sebelah kanan dapat dijadikan suatu acuan.

sama, ia tidak pernah dipilih oleh siapapun untuk bergabung ke dalam suatu kelompok. Sang guru senantiasa memilihkan suatu kelompok agar bersedia menerima diri Renee. Salah satu alasannya adalah Renee tidak lancar dalam berbahasa Inggris dan selalu memerlukan waktu lebih lama daripada setiap murid lainnya untuk menyatakan maksud pembicaraannya. Beberapa minggu telah berlalu, ketika murid-murid perempuan berkumpul di suatu mal, Renee tidak pernah diundang oleh mereka. Mereka beranggapan bahwa Renee tidak mempunyai selera yang baik dalam berpakaian dan menghias diri, karena ia senantiasa berpakaian yang telah ketinggalan zaman.

Cerita # 2

Faktanya, Brian adalah orang yang paling terkenal di sekolah. Ia pun adalah orang yang paling berprestasi di antara murid lainnya. Teman-teman Brian senang berada di dekatnya dengan sejumlah masalah yang mereka tidak dapat selesaikan. Dengan rasa humor yang tinggi, setiap orang merasa senang dapat menjadi teman Brian dan berbicara kepadanya. Selain itu, ia pun mempunyai selera yang baik dalam berpakaian, khususnya dalam cara ia berpakaian. Teman-teman dekatnya begitu menyukainya, karena mereka semua berusaha untuk menirunya dalam cara mereka berpakaian. Mereka bahkan membeli macam tas yang sama untuk dibawa ke sekolah.

Pertanyaan:

1. Apakah alasan bagi kepopuleran Brian dan ketidakpopuleran Renee? (Prestasi yang baik, pandai memilih pakaian, selera humor, menyesuai-kan diri dengan selera zaman; kurang lancar dalam berbahasa Inggris, kurang pandai memilih pakaian.)

2. Apakah kalian mempunyai teman-teman kelas seperti Renee atau Brian, yang menunjukkan sikap pembedaan atau memandang muka? Apakah menurut kalian, sebagai anak-anak Allah, sikap pembedaan atau memandang muka itu dapat dibenarkan?

3. Lihatlah ke Alkitab sekarang dan bacalah dalam Yak. 2:1-9.

a. Macam sikap pembedaan apa sajakah yang disebutkan dalam ayat-ayat ini? (Kekayaan/latar belakang sosial-ekonomi dan mengenakan pakaian yang indah.)

b. Apakah yang ayat 7 beritahukan mengenai sikap pembedaan? (Kita yang menghujat nama Allahlah yang justru menunjukkan sikap pembedaan atau memandang muka.)

Lembar Kerja # 2

Katakan kepada murid-murid: Inilah kelemahan seorang manusia untuk cenderung menilai orang lain menurut apa yang dapat dilihat dari sebelah luarnya. Dapatkah kalian memikirkan beberapa contoh dari Alkitab? Kita sekarang akan melihat beberapa contoh dari Alkitab. Berikut adalah pertanyaa yang digunakan dalam Lembar Kerja:

Acuan Alkitab

Siapakah yang dinilai dari penampilannya? Apakah syarat penilaian yang digunakan?

Bagaimana seharusnya cara menilai seseorang itu? Cerita 2 25 Memandang Muka l p e aja ra n

7

Pemahaman Alkitab Lembar Kerja # 1 Cerita 1

Kalian akan membaca dua cerita singkat yang dapat menjadi cerita yang menye-nangkan di sekitar kalian. Setelah membacanya, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut. Renee adalah seorang murid pindahan yang baru masuk ke dalam suatu kelas. Ia

sebe-lumnya berasal dari Thailand dan sekarang telah tiba di USA. Ketika sang guru memper-kenalkan diri Renee di depan kelas, ia merasa begitu malunya hingga tidak dapat menga-takan, “Hai...” Dalam beberapa minggu berikutnya, Renee mendapati dirinya begitu kese-pian di tengah teman-teman kelasnya. Kapanpun ada kerja sama, ia tidak pernah dipilih oleh siapapun untuk bergabung ke dalam suatu kelompok. Sang guru senantiasa memilih-kan suatu kelompok agar bersedia menerima diri Renee. Salah satu alasannya adalah Renee tidak lancar dalam berbahasa Inggris dan selalu memerlukan waktu lebih lama daripada setiap murid lainnya untuk menyatakan maksud pembicaraannya. Beberapa minggu telah berlalu, ketika murid-murid perempuan berkumpul di suatu mal, Renee tidak pernah diundang oleh mereka. Mereka beranggapan bahwa Renee tidak mempunyai selera yang baik dalam berpakaian dan menghias diri, karena ia senantiasa berpakaian yang telah ketinggalan zaman. Faktanya, Brian adalah

orang yang paling terkenal di sekolah. Ia pun adalah orang yang paling berprestasi di antara murid lainnya. Teman-teman Brian senang berada di dekatnya dengan sejumlah masalah yang mereka tidak dapat selesai-kan. Dengan rasa humor yang tinggi, setiap orang merasa senang dapat men-jadi teman Brian dan berbicara kepadanya. Selain itu, ia pun mempunyai selera yang baik dalam berpakaian, khususnya dalam cara ia berpakaian. Teman-teman dekatnya begitu menyukainya, karena mereka semua berusaha untuk menirunya dalam cara mereka berpakaian. Mereka bahkan membeli macam tas yang sama untuk dibawa ke sekolah.

Pertanyaan:

1. Apakah alasan bagi kepopuleran Brian dan ketidakpopuleran Renee? 2. Apakah kalian mempunyai teman-teman kelas seperti Renee atau Brian, yang menunjukkan sikap pembedaan atau memandang muka? Apakah menurut kalian, sebagai anak-anak Allah, sikap pembedaan atau memandang muka itu dapat dibenarkan? 3. Lihatlah ke Alkitab sekarang dan bacalah dalam Yak. 2:1-9. a. Macam sikap pembedaan apa sajakah yang disebutkan dalam ayat-ayat ini? b. Apakah yang ayat 7 beritahukan mengenai sikap pembedaan?

(Inilah kelemahan seorang manusia untuk cenderung menilai orang lain menurut apa yang

dapat dilihat dari sebelah luarnya.)

1. 1 Sam. 16:4-7; Samuel; penampilan luarnya; hatinya

2. Luk. 7:36-40,44-48; Simon, orang Farisi; penampilan luar/reputasi; ketulusan hatinya, pertobatan hatinya; kita seharusnya mempunyai mata yang berbelas kasih seperti Tuhan Yesus 3. Yoh. 1:44-49; Natanael; mungkin ia berasal dari

suatu tempat yang tinggi tingkat ekonominya, sedangkan Nazaret merupakan suatu kota yang rendah tingkat ekonominya; sebaiknya lihatlah diri sendiri untuk mengetahui diri seseorang sebelum mengambil penilaian terhadap seseorang

4. Kis. 4:5-7,13; para pemimpin, tua-tua, ahli Taurat, Imam Besar dan keluarga; terpelajar; kualitas rohani dan kuasa seharusnya dihargai lebih daripada kualitas jasmani

26 Memandang Muka pe la ja ra n

7

Pemahaman Alkitab Lembar Kerja # 2

Inilah kelemahan seorang manusia untuk cenderung menilai orang lain menurut apa yang dapat dilihat dari sebelah luarnya. Dapatkah kalian memikirkan beberapa contoh dari Alkitab? Kita sekarang akan melihat beberapa contoh dari Alkitab. 1. 1 Sam. 16:4-7 2. Luk. 7:36-40, 44-48 3. Yoh. 1:44-49 4. Kis. 4:5-7,13 Acuan Alkitab Siapakah yang dinilai dari penampilannya? Apakah syarat penilaian yang digunakan? Bagaimana seharusnya cara menilai seseorang itu?

Lembar Kerja # 3

Ada begitu banyak macam manusia di dunia ini. Kita cenderung menyamakan mereka dengan diri kita dalam banyak cara dan sering kali, kita gagal menghargai kelebihan mereka. Di sini, ada sebuah cerita yang mungkin dapat membantu kita melihat hal-hal yang berbeda.

Seorang tukang air mempunyai dua bejana besar yang dipikulnya dengan sebatang galah yang melintas di bahunya. Salah satu bejana itu pecah pada bagian atasnya, sementara yang lainnya masih utuh. Bejana yang utuh selalu membawa air yang terisi penuh hingga ke rumah sang tuan. Tentu saja, bejana yang utuh ini merasa bangga akan pujian yang diberikan kepadanya, yaitu dapat membawa penuh air hingga akhirnya, karena untuk itulah ia dibuat.

Bejana yang pecah merasa malu karena ketidakutuhan dan kekurangannya yang hanya beroleh pujian dari apa yang ia telah lakukan saja. Setelah dua tahun berlalu, bejana yang pecah ini berbicara kepada tukang air.

“Saya merasa malu terhadap diri sendiri dan minta maaf kepadamu.”

“Mengapa demikian?” tanya tukang air. “Apakah yang kamu permalukan?”

“Selama dua tahun ini, saya hanya dapat membawa setengah bagian air dari yang seharusnya, karena mengalami pecahan pada bagian atas, hingga sebagian air tertumpah keluar saat tiba di rumah sang tuan. Karena kekurangan saya inilah, maka kamu harus melakukan semua pekerjaan ini dan tidak mendapatkan hasil yang penuh dari usahamu,” kata bejana yang pecah itu.

Tukang air merasa bersalah terhadap bejana yang pecah ini dan dalam belas kasihannya, ia berkata, “Begitu kita berjalan pulang dari tempat tujuan esok hari, saya menginginkan kamu memperhatikan bunga-bunga yang indah di sepanjang jalan.”

Sungguh, keesokan harinya, begitu mereka menjalani suatu jalan di sebuah bukit, bejana yang pecah ini memperhatikan barisan bunga yang dipancari oleh sinar matahari di sepanjang tepi jalan itu. Tetapi, di ujung jalan itu, bejana yang pecah ini kembali merasa bersalah, karena telah menumpahkan setengah air dari muatannya. Ia meminta maaf kembali kepada tukang air.

Aplikasi

Kehidupan

Tukang air berkata kepada bejana yang pecah itu, “Apakah kamu memperhatikan bahwa ada bunga-bunga hanya pada sebelah sisi jalan, sedangkan di sebelah sisi jalan lainnya tidak ada bunga-bunga? Itulah sebabnya saya telah menanami benih-benih bunga pada sebelah sisi jalan ini. Saya telah mengetahui tentang kekuranganmu dan mengambil sisi positifnya. Saya menanamkan benih-benih bunga pada sisi jalan yang dilalui oleh kamu, dan setiap hari, ketika berjalan dari tempat pengambilan air, kamu telah menyirami benih-benih bunga itu. Selama dua tahun, saya telah dapat memetik bunga-bunga yang indah itu untuk menghiasi meja di rumah sang tuan. Tanpa keberadaan kamu, saya tidak akan dapat mempunyai bunga-bunga untuk memperindah rumah sang tuan.

Setiap orang dari antara kita mempunyai kekurangannya masing-masing. Kita semua bagaikan bejana yang pecah. Tetapi bila kita bersedia dipakai, Allah tentu akan memakai kekurangan kita untuk memperindah meja-Nya. Tidak ada yang sia-sia di dalam Tuhan.

Jadi, begitu kita mencari cara-cara untuk melayani Allah, maka Ia akan memanggil kita untuk mengerjakan pekerjaan-Nya. Ia telah mengutus kita, janganlah merasa takut akan kekurangan kita. Terimalah kekurangan kita dan izinkan Allah untuk mengubahnya menjadi suatu kelebihan, sehingga kita pun akan turut memperindah jalan-Nya.

(Penulis tidak diketahui)

Tugas buat murid-murid:

Setelah membaca cerita ini, kita sekarang memahami bahwa kita seharusnya selalu berusaha menghargai orang lain, bahkan di dalam kekurangan dan perbedaan mereka. Sekarang, sang guru akan mengedarkan selembar kertas kepada kalian.

a. Tuliskan satu hal yang kalian ketahui bahwa diri kalian mempunyai perbedaan dengan teman-teman dan bagaimana kalian berpikir dapat menggunakan perbedaan itu bagi sasaran Allah. b. Tuliskan satu hal yang kalian ketahui bahwa salah

satu teman mempunyai perbedaan dengan kalian dan bagaimana kalian dapat menghargai perbedaan itu dan bagaimana kalian berdua dapat saling melengkapi bagi sasaran Allah. (Kalian tidak harus menuliskan nama kalian.)

(Jadi, begitu kita mencari cara-cara untuk melayani Allah,

maka Ia akan memanggil kita untuk mengerjakan pekerjaan-Nya. Ia telah mengutus kita, janganlah merasa takut akan

kekurangan kita. Terimalah kekurangan kita dan

izinkan Allah untuk mengubahnya menjadi

suatu kelebihan, sehingga kita pun akan

turut memperindah jalan-Nya.)

Belajar Menggunakan Konkordansi Alkitab

Apakah Konkordansi Alkitab itu? Konkordansi Alkitab adalah buku yang memuat cara untuk mencari ayat-ayat Alkitab berdasarkan suatu kata dasar yang tersusun oleh abjad.

Penting sekali untuk mencari kemampuan dalam Pemahaman Alkitab, terutama menggunakan Konkordansi Alkitab secara efektif. Penting pula untuk ditekankan kepada murid-murid bahwa kita seharusnya berjuang untuk memiliki sebanyak mungkin ayat-ayat Alkitab di dalam ingatan kita, sehingga kapanpun, kita dapat gunakan firman Allah untuk menghadapi hal-hal yang terjadi di dalam kehidupan sehari-hari. Pada saat yang bersamaan, kita harus mengakui keterbatasan ingatan manusia dan itulah sebabnya Konkordansi Alkitab sangat diperlukan, karena dapat dipergunakan pada waktu yang tepat.

Bahan:

Sedikit salinan dari Konkordansi Alkitab (kebanyakan dari perpustakaan gereja akan memiliki satu buku ini dan setiap pendeta pasti akan memilikinya pula.)

Aktivitas

27 Memandang Muka p e a ra la j n

7

Aplikasi Kehidupan Lembar Kerja # 3

Ada begitu banyak macam manu-sia di dunia ini. Kita cenderung menya-makan mereka dengan diri kita dalam banyak cara dan sering kali, kita gagal menghargai kelebihan mereka. Di sini, ada sebuah cerita yang mungkin dapat membantu kita melihat hal-hal yang berbeda. Seorang tukang air mempunyai dua bejana besar yang dipikulnya dengan sebatang galah yang melintas di bahunya. Salah satu bejana itu pecah pada bagian atasnya, semen-tara yang lainnya masih utuh. Bejana yang utuh selalu membawa air yang terisi penuh hingga ke rumah sang tuan. Tentu saja, bejana yang utuh ini merasa bangga akan pujian yang dibe-rikan kepadanya, yaitu dapat memba-wa penuh air hingga akhirnya, karena untuk itulah ia dibuat. Bejana yang pecah merasa malu karena ketidakutuhan dan kekurangan-nya yang hakekurangan-nya beroleh pujian dari apa yang ia telah lakukan saja. Sete-lah dua tahun berlalu, bejana yang pecah ini berbicara kepada tukang air. “Saya merasa malu terhadap diri sendiri dan minta maaf kepadamu.” “Mengapa demikian?” tanya tukang air. “Apakah yang kamu perma-lukan?” “Selama dua tahun ini, saya hanya dapat membawa setengah bagian air dari yang seharusnya, karena mengalami pecahan pada bagian atas, hingga sebagian air ter-tumpah keluar saat tiba di rumah sang tuan. Karena kekurangan saya inilah, maka kamu harus melakukan semua pekerjaan ini dan tidak mendapatkan hasil yang penuh dari usahamu,” kata bejana yang pecah itu. Tukang air merasa bersalah terhadap bejana yang pecah ini dan dalam belas kasihannya, ia berkata, “Begitu kita berjalan pulang dari tempat tujuan esok hari, saya menginginkan kamu memperhatikan bunga-bunga yang indah di sepanjang jalan.”

Sungguh, keesokan harinya, begitu mereka menjalani suatu jalan di sebuah bukit, bejana yang pecah ini memper-hatikan barisan bunga yang dipancari oleh sinar matahari di sepanjang tepi jalan itu. Tetapi, di ujung jalan itu, bejana yang pecah ini kembali merasa bersalah, karena telah menumpah-kan setengah air dari muatannya. Ia meminta maaf kembali kepada tukang air.

Tukang air berkata kepada bejana yang pecah itu, “Apa-kah kamu memperhatikan bahwa ada bunga-bunga hanya pada sebelah sisi jalan, sedangkan di sebelah sisi jalan lain-nya tidak ada bunga-bunga? Itulah sebablain-nya saya telah menanami benih-benih bunga pada sebelah sisi jalan ini. Saya telah mengetahui tentang kekuranganmu dan mengam-bil sisi positifnya. Saya menanamkan benih-benih bunga pada sisi jalan yang dilalui oleh kamu, dan setiap hari, ketika berjalan dari tempat pengambilan air, kamu telah menyirami benih-benih bunga itu. Selama dua tahun, saya telah dapat memetik bunga-bunga yang indah itu untuk menghiasi meja di rumah sang tuan. Tanpa keberadaan kamu, saya tidak akan dapat mempunyai bunga-bunga untuk memperindah rumah sang tuan.

Setiap orang dari antara kita mempunyai kekurangan-nya masing-masing. Kita semua bagaikan bejana yang pecah. Tetapi bila kita bersedia dipakai, Allah tentu akan memakai rangan kita untuk perindah meja-Nya. Tidak ada yang sia-sia di dalam Tuhan. Jadi, begitu kita mencari cara-cara untuk melayani Allah, maka Ia akan gil kita untuk kan pekerjaan-Nya. Ia telah mengutus kita, janganlah merasa takut akan kekurangan kita. Terimalah kekurangan kita dan izinkan Allah untuk mengubahnya menjadi suatu bihan, sehingga kita pun akan turut perindah jalan-Nya. (Penulis tidak diketahui)

Saran:

Konkordansi Alkitab susunan dari Dr. D.E. Walker, terbitan BPK Gunung Mulia atau susunan dari yang lainnya dapat dipergunakan (bila di bagian belakang Alkitab terdapat Konkordansi Alkitab, itu pun boleh dipergunakan.)

Petunjuk:

Menemukan ayat-ayat Alkitab yang berhubungan dengan Allah yang tidak memandang muka dan bagaimana kita pun seharusnya tidak pernah memandang muka terhadap sesama.

1. Sang guru seharusnya memperagakan kepada m u r i d - m u r i d , b a g a i m a n a m e n g g u n a k a n Konkordansi Alkitab sebelum bagian ini dimulai. (Contoh: Ada ayat yang mengatakan bahwa Allah