• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sebagai orang-orang dewasa, kita mungkin telah mengetahui dan melihat efek membangun dan efek merusak dari lidah lebih banyak daripada murid-murid. Memang baik, bila kita dapat mempertimbang-kan beberapa kejadian di dalam kehidupan pribadi, yang telah meninggalkan efek terhadap kita. Beberapa contoh yang positif dapat memotivasi kita untuk belajar dan mengaguminya. Beberapa kejadian yang tidak begitu menyenangkan dapat mengingatkan kita tentang pentingnya peranan lidah, sehingga membantu kita di dalam pelajaran menegaskan tentang pentingnya mengendalikan lidah. Kita pun dapat mengemukakan beberapa kesaksian untuk menerapkan pelajaran ini.

Mengendalikan lidah sebenarnya merupakan suatu pelajaran yang sulit. Kita harus memohon hikmat Allah, seperti yang kitab Amsal katakan, yaitu orang bijak adalah seseorang yang dapat mengatakan kata-kata yang ‘manis bagi hati dan obat bagi tulang-tulang’ (Ams. 16:24). Memang bukan hal yang mudah, tetapi kita harus memohon pertolongan Allah dengan tekun.

Alkitab

Makanan

Rohani

untuk

Renungan

Sebaliknya, ada orang yang gagal mengendali-kan lidahnya, sehingga menimbulmengendali-kan malapetaka. Raja Herodes Antipas, saat perayaan hari ulang tahunnya, ia bersumpah akan memberikan kepada putri Herodias apa saja yang dimintanya, sekalipun setengah dari kerajaannya. Karena sang putri tidak mau mengecewa-kan hati ayahnya, ia bertanya kepada ibunya dan akhirnya, ia meminta kepala Yohanes Pembaptis disediakan di dalam sebuah keranjang!

“Perkataan yang menyenangkan adalah seperti sarang madu, manis bagi hati

dan obat bagi tulang-tulang.”

Katakan kepada murid-murid: Dapatkah kalian memikirkan sesuatu yang berkemungkinan melakukan banyak hal yang baik, tetapi dapat pula memberikan dampak yang buruk? (Jawaban murid-murid – bila mereka menjawab ‘lidah’ atau ‘bibir’, maka katakan: Ya, tetapi masih ada banyak hal yang mempunyai dua kemungkinan itu, tergantung bagaimana kita menggu-nakannya. Bila mereka menjawab bukan ‘lidah’, maka katakan: Kalian benar dalam semua hal itu. Tetapi, ada satu hal yang kalian belum sebutkan. Dan hal itu adalah ‘lidah’.)

Hari ini, kita akan belajar dari Alkitab mengenai bagaimana bagian kecil dari tubuh kita ini dapat digunakan untuk melakukan banyak perkara yang besar, sekaligus pula dapat menimbulkan banyak kejahatan.

Persiapkan

Hati

Murid

Suatu bahaya yang mungkin terjadi kepada murid-murid adalah mereka memilih perkataan yang tidak mencerminkan orang Kristen, yaitu menggunakan suatu perkataan yang tidak selayaknya kepada teman-teman di sekolah atau di tempat lainnya sebagai orang Kristen. Sebagai guru Pendidikan Agama, kita harus mengawasi perkataan mereka, tidak hanya di dalam pelajaran ini, tetapi di dalam setiap hubungan antara kita dengan murid-murid.

Pada usia ini, murid-murid sepertinya meng-inginkan beberapa alasan yang tepat mengenai beberapa alasan perkataan yang tidak diperbolehkan untuk dikatakan. Kita perlu menjelaskan kepada mereka bahwa kita berbeda dari dunia. Bahkan bila suatu perkataan tampaknya dapat diterima oleh semua teman, tetapi bertentangan dengan Kebenaran Alkitab, kitapun perlu menjadi terpisah dari dunia.

Tentu saja, sebagai guru Pendidikan Agama, perkataan kita harus senantiasa menjadi contoh yang baik bagi murid-murid. Kita harus berhati-hati dalam berkata-kata, yang merupakan bagian dari keseluruhan topik ‘mengendalikan lidah’, sehingga dapat menggu-nakannya secara bijaksana. Pastikan kita tidak menggunakan perkataan yang kasar, tetapi gunakan-lah perkataan yang tidak menyinggung perasaan murid-murid atau siapapun pula.

Alkitab

Mengenai

Murid

Anda

Pemahaman

Alkitab

Sebelum Anda mulai bagian ini, mintalah murid-murid

untuk melihat pada Lembar Kerja Murid.

Beberapa informasi yang diberikan di sini mungkin tidak tersedia

bagi murid-murid. Informasi pada sebelah kanan dapat dijadikan suatu acuan.

Lembar Kerja # 1

Perumpamaan yang Berkaitan dengan Lidah

Katakan kepada murid-murid: Untuk memulai pelajaran, marilah kita melihat pada suatu bagian dari Alkitab. Marilah kita melihat dan membaca dalam Yak. 3:1-12.

Alkitab menggunakan apa yang disebut perumpamaan. Perumpamaan yang sederhana berarti kalian menggunakan suatu hal dan membandingkan-nya dengan hal lainmembandingkan-nya. Periksalah ayat-ayat berikut dan temukan perumpamaan apa yang digunakan untuk menggambarkan lidah.

Ayat Alkitab: Contoh: Ayat 3 Perumpamaan: kekang kuda

1. Ayat 4 (kemudi kapal) 2. Ayat 5 (hutan yang terbakar)

3. Ayat 8 (penuh racun yang mematikan) 4. Ayat 11 (mata air)

(Guru harus menjelaskan makna dari tiap-tiap perumpamaan, khususnya perumpamaan tentang kekang kuda dan kemudi kapal.)

Marilah kita sekarang mencoba dengan perumpamaan sendiri mengenai lidah. (Biarlah setiap murid mengatakan paling sedikit satu perumpamaan, yang kemudian, menuliskannya pada daftar berikut: Lidah adalah (atau seperti)...

karena _____________________________________ karena _____________________________________

Contoh:

1. Kecap karena rasanya mantap, tetapi bila kalian menumpahkannya ke baju, maka akan meninggal-kan suatu bercak pada baju kalian.

2. Pisau karena dapat digunakan untuk melakukan banyak hal, khususnya memotong, tetapi bila tidak digunakan secara hati-hati, dapat menyebabkan luka dan rasa nyeri pada kulit kalian.

(Kemungkinan perumpamaan lainnya adalah buah arbei karena rasanya manis, tetapi bila rasanya asem sekali, tentu kalian tidak akan pernah ingin mengecapkannya kembali; sebagaimana dengan perkataan, yang sekali diucapkan, tidak dapat ditarik kembali.)

Lembar Kerja # 2

Dalam Lembar Kerja sebelumnya, kita telah melihat bagaimana lidah dapat digunakan untuk maksud yang baik, sekaligus yang buruk. Sekarang, kita akan melihat beberapa contoh Alkitab tentang bagaimana lidah mengakibatkan banyak ketidak-bahagiaan.

Acuan Alkitab: Kej. 27:12-24

Apakah perkataan salah yang diucapkan? (Yakub

berbohong kepada ayahnya)

Apakah sebabnya? (Yakub dan ibunya telah

kehilangan iman kepada Allah. Allah telah beritahukan Ribka bahwa yang lebih tua akan menjadi hamba dari yang muda. Ia dan Yakub tidak perlu membohongi Ishak. Pada akhirnya, Yakub harus melarikan diri karena Esau ingin membunuhnya. Sebagai akibatnya, Yakub tidak pernah lagi dapat melihat ibunya.)

Acuan Alkitab: Hak. 12:30-35

Apakah perkataan salah yang diucapkan? (Yefta

mengucapkan suatu nazar dengan sembarangan.)

Apakah sebabnya? (Takut gagal dan tidak cukup

mengimani bahwa Allah akan menolongnya, bila hal itu merupakan kehendak-Nya.)

28

Mengendalikan Lidah Kita

p e la ja n ra

8

Pemahaman Alkitab Lembar Kerja # 1

Perumpamaan yang Berkaitan dengan Lidah

Katakan kepada murid-murid: Untuk memulai pelajaran, marilah kita melihat pada suatu bagian dari Alkitab. Marilah kita melihat dan membaca dalam Yak. 3:1-12. Alkitab menggunakan apa yang disebut perumpamaan. Perumpamaan yang sederhana berarti kalian menggunakan suatu hal dan membandingkannya dengan hal lainnya. lah ayat-ayat berikut dan temukan perumpamaan apa yang digunakan untuk menggambarkan lidah.

Ayat Alkitab: Contoh: Ayat 3 Perumpamaan: kekang kuda

1. Ayat 4 ____________________ 2. Ayat 5 ____________________ 3. Ayat 8 ____________________ 4. Ayat 11 ____________________

Marilah kita sekarang mencoba dengan perumpamaan sendiri mengenai lidah. Daftarkan dua perumpamaan. Lidah adalah seperti...

karena ____________________________________________________________ karena ____________________________________________________________

Contoh:

1. Kecap karena rasanya mantap, tetapi bila kalian menumpahkannya ke baju, maka akan meninggalkan suatu bercak pada baju kalian. 2. Pisau karena dapat diguna-kan untuk melakudiguna-kan banyak hal, khususnya memotong, tetapi bila tidak digunakan secara hati-hati, dapat menyebabkan luka dan rasa nyeri pada kulit kalian.

“Dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi.” (Yak. 3:10)

Acuan Alkitab: 1 Sam. 25:2-13

Apakah perkataan salah yang diucapkan? (Nabal

menolak membantu Daud dan mengucapkan kata-kata yang kasar terhadapnya.)

Apakah sebabnya? (Mengatakan hal-hal tanpa

berpikir terlebih dahulu atau tidak berterima kasih, mungkin bahkan angkuh.)

Acuan Alkitab: Mrk. 6:18-28

Apakah perkataan salah yang diucapkan? (Raja

Herodes Antipas bersumpah tanpa memikirkan kemungkinan akibatnya.)

Apakah sebabnya? (terjebak dalam kesenangan

suatu perayaan, tidak berpikir terlebih dahulu sebelum memutuskan suatu sumpah.)

Situasi lain apakah yang cenderung menyebabkan perkataan salah yang diucapkan? Renungkan saat-saat kalian menyesali perkataan salah yang telah diucapkan. (Guru boleh memimpin dalam diskusi ini.)

lSaat lelah – tidak dapat berpikir dengan jernih, sehingga mungkin mengucapkan kata-kata yang salah.

lSaat marah – bahkan tidak dapat tenang untuk berpikir. Segera memberi perlawanan dengan kata-kata.

lSaat kita disakiti oleh perkataan orang lain – ingin untuk membalasnya.

lSaat kita bersama rekan sekerja dan bersenang-senang hingga kehilangan kewaspadaan diri sendiri – itulah saat kita dapat mengucapkan hal-hal yang salah.

Kesimpulan: Penting untuk mengetahui macam

keadaan bagaimana kita cenderung berbuat kesalahan dengan lidah sendiri. Oleh karena itu, kita perlu untuk mencegahnya. Pada bagian berikutnya, kita akan melihat beberapa hal yang Alkitab ajarkan mengenai bagaimana mengendalikan lidah kita.

“Dengan lidah kita memuji Tuhan,

Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia

yang diciptakan menurut rupa Allah.”

Lembar Kerja # 3

Balon-Balon Nasihat Alkitab

1. Mzm. 19:15 – Mudah-mudahan Engkau berkenan akan ucapan mulutku dan renungan hatiku, ya Tuhan, gunung batuku dan penebusku.

Pengajaran: Senantiasa mempunyai hati yang takut akan Allah dan merenungkan bila kita akan berbuat dosa kepada Allah sebelum kita berbicara. 2. Ams. 10:19 – Di dalam banyak bicara pasti ada

pelanggaran.

Pengajaran: Bicaralah seperlunya karena banyak bicara mengundang kesempatan untuk mengata-kan hal-hal yang salah lebih banyak.

3. Ams. 15:1 – Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman, tetapi perkataan yang pedas membangkitkan marah.

Pengajaran: Menjadi lemah lembutlah dalam perkataan kita.

4. Mat. 12:36-37 – Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari peng-hakiman. Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum.

Pengajaran: Kita harus berhati-hati dengan apa yang kita ucapkan.

29

Mengendalikan Lidah Kita

p e a ja a l r n

8

Pemahaman Alkitab Lembar Kerja # 2

Kita telah melihat bagaimana lidah dapat digunakan untuk maksud yang baik, sekaligus yang buruk. Sekarang, kita akan melihat beberapa contoh Alkitab tentang bagaimana lidah mengakibatkan

banyak ketidakbahagiaan. Acuan Alkitab: Kej. 27:12-24 Acuan Alkitab: Hak. 12:30-35 Acuan Alkitab: 1 Sam. 25:2-13 Acuan Alkitab: Mrk. 6:18-28

Apakah perkataan salah yang diucapkan? Apakah sebabnya? ________________________ ________________________ ________________________ ________________________ ________________________ ________________________ ________________________ ________________________ ________________________ ________________________ ________________________ ________________________ ________________________ ________________________ ________________________ ________________________

Situasi lain apakah yang cenderung menyebabkan perkataan salah yang diucapkan? Renungkan saat-saat kalian menyesali perkataan salah yang telah diucapkan.

_________________________________________ _________________________________________ _________________________________________

Penting untuk mengetahui macam keadaan bagaimana kita cenderung berbuat kesalahan dengan lidah sendiri. Oleh karena itu, kita perlu untuk mencegahnya. Pada bagian berikutnya, kita akan melihat beberapa hal yang Alkitab ajarkan mengenai bagaimana mengendalikan lidah kita.

“Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang

harus dipertanggung-jawabkannya pada hari penghakiman. Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan dan menurut ucapanmu pula

engkau akan dihukum.” (Mat. 12:36-37)

5. Ef. 4:29 – Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya beroleh kasih karunia. Pengajaran: Jangan pernah mengucapkan perkataan yang kotor; ucapkanlah hal-hal yang membangun sesama.

6. Kol. 4:6 – Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang.

Pengajaran: Apa yang kita ucapkan seharusnya penuh kasih dan ketulusan.

30

Mengendalikan Lidah Kita

a n p e l ja ra

8

Pemahaman Alkitab Lembar Kerja # 3

Balon-Balon Nasihat Alkitab

1. Mzm. 19:15 – Mudah-mudahan Engkau berkenan akan ucapan mulutku dan renungan hatiku, ya Tuhan. Pengajaran: Senantiasa mempunyai hati yang takut akan Allah dan kan bila kita akan berbuat dosa kepada Allah sebelum kita berbicara.

2. Ams. 10:19 – Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran.

Pengajaran: Bicaralah

seperlunya karena banyak bicara mengundang kesempatan untuk mengatakan hal-hal yang salah lebih banyak.

3. Ams. 15:1 – Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman, tetapi perkataan yang pedas membangkitkan marah. Pengajaran: Menjadi lemah lembutlah dalam perkataan kita.

4. Mat. 12:36-37 – Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus jawabkannya pada hari hakiman. Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum. Pengajaran: Kita harus berhati-hati dengan apa yang kita ucapkan. 5. Ef. 4:29 – Janganlah ada

perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya beroleh kasih karunia. Pengajaran: Jangan pernah mengucapkan perkataan yang kotor; ucapkanlah hal-hal yang membangun sesama.

6. Kol. 4:6 – Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu mana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang. Pengajaran: Apa yang kita ucapkan seharusnya penuh kasih dan ketulusan.

Lembar Kerja # 4

Kadang perkataan dan perbuatan kita pada masa yang lalu, dapat membantu seseorang, bahkan melampaui apa yang kita dapat bayangkan. Di sini, ada sebuah cerita:

Suatu hari, saat di sekolah, saya melihat seorang murid dari kelas yang sama, pulang ke rumahnya dengan berjalan kaki. Nama murid itu adalah Kyle. Ia membawa buku-buku pelajaran, baju hangat dan i-pod. Saya bertanya kepada diri sendiri, “Mengapa seorang murid yang pulang ke rumah harus membawa semua buku pelajarannya?” Saya mengangkat bahu dan terus berjalan.

30

Aplikasi

Kehidupan

Selagi berjalan, saya melihat beberapa ekor anak kelinci sedang berlari ke arah Kyle. Mereka menabraknya, sehingga menjatuhkan semua buku dari tangannya dan iapun jatuh tersandung. Kacamata Kyle melayang dan terjatuh kira-kira sepuluh kaki dari padanya. Ia dan saya menyaksikan kejadian yang mengerikan itu. Hati saya terharu kepadanya. Saya menghampiri dia dan rupanya, ia merangkak ke sekeliling untuk mencari kacamatanya; saya melihat pula air yang berlinang pada matanya.

Saya menemukan kacamata itu dan menyerah-kan kepada Kyle. Ia menatap saya sambil berkata, “Terima kasih.” Ada sebuah senyuman lebar yang terpancar dari wajahnya. Itulah salah satu senyuman yang menunjukkan reaksi terima kasih. Saya membantu Kyle mengambil semua barangnya yang terjatuh dan mulai berbicara kepadanya.

Saya menanyakan di mana tempat ia tinggal. Dan ternyata, kita tinggal saling berdekatan, sehingga saya mengundangnya untuk bergabung bersama dengan teman-teman saya dan bermain sepak bola pada hari Minggu. Lalu, kita saling mengundang dan setelah empat tahun berlalu, kita menjadi sahabat.

Pada hari kelulusan kami, Kyle merupakan murid terbaik, sekaligus yang menyampaikan pidato perpisahan dari kelas kami. Saat Kyle memulai pidatonya, ia menatap ke arah saya seperti tatapan terima kasihnya pada beberapa tahun yang lalu. “Kelulusan merupakan saat untuk menyampaikan terima kasih kepada mereka yang telah membantu kita melewati masa-masa yang sulit. Orangtua kalian, guru-guru kalian, teman-teman sebaya kalian...sahabat kalian. Saya di sini memberitahukan kalian sebuah cerita...”

Saya menatap Kyle dengan terkejut, karena sepertinya ia memberitahukan cerita mengenai hari pertama kita saling bertemu. Ternyata, Kyle telah berencana untuk mengakhiri hidupnya setelah melewati suatu malam minggu. Ia telah merapikan isi lemarinya, sehingga sang ibu tidak perlu lagi melakukannya dan sedang membawa semua barangnya saat ia bertemu dengan saya. “Bersyukur, saya diselamatkan. Bila bukan karena seorang sahabat yang menghampiri untuk membantu dan berbicara kepada saya,...”

“Siapakah di antara kamu yang bijak

dan berbudi? Baiklah ia dengan cara hidup yang baik

menyatakan perbuatannya oleh hikmat yang lahir dari kelemahlembutan.”

Perkataan kami, tindakan sederhana kami dapat mengubah hidup seseorang. Jangan pernah remehkan kekuatan dari perkataan dan perbuatan kita.

Setelah membaca cerita ini, apakah kalian lebih menyadari pentingnya mengawasi apa yang kalian ucapkan? Bagaimana kalian dapat membantu membuat hari-hari menjadi berbeda dengan perkataan kalian? Hal apa sajakah yang kita sebagai anak-anak Allah harus ucapkan dan membagikannya kepada sesama? (Sang guru hendaknya membim-bing murid-murid dalam diskusi ini.)

Buah Apel Emas di Pinggan Perak

“Perkataan yang diucapkan tepat pada waktunya, adalah seperti buah apel emas di pinggan perak.” (Ams. 25:11)

Sasaran:

Membuat kata-kata ‘buah apel emas’ atau yang menghibur

(Perkataan kami, tindakan sederhana kami dapat mengubah

hidup seseorang. Jangan pernah remehkan kekuatan dari

perkataan dan tindakan kita.)

31

Mengendalikan Lidah Kita

p e la ja ra n

8

Aplikasi Kehidupan Lembar Kerja # 4

Kadang perkataan dan perbuatan kita pada masa yang lalu, dapat membantu seseorang, bahkan melampaui apa yang kita dapat bayangkan. Di sini, ada sebuah cerita:

Suatu hari, saat di sekolah, saya melihat seorang murid dari kelas yang sama,

e r . Ia me

pulang kumahnya dengan berjalan kaki. Nama murid itu adalah Kyle mbawa buku-buku pelajaran, baju hangat dan i-pod. Saya bertanya kepada diri sendiri,

ang

“Mengapa seorang murid yang pul ke rumah harus membawa semua buku pela-jarannya?” Saya mengangkat bahu dan terus berjalan. Selagi berjalan, saya melihat beberapa ekor anak kelinci sedang berlari ke arah Kyle. Mereka menabraknya, sehingga menjatuhkan semua buku dari tangannya dan iapun jatuh tersandung. Kacamata Kyle melayang dan terjatuh kira-kira sepuluh kaki

n s

dari padanya. Ia daaya menyaksikan kejadian yang mengerikan itu. Hati saya terharu men

kepadanya. Saya ghampiri dia dan rupa-nya, ia merangkak ke sekeliling untuk r i mencari kacamatanya; saya melihat pula air yang be l nang pada matanya.

ap Saya menemukan kacamata itu dan menyerah-kan kepada Kyle. Ia menatsaya

aj sambil berkata, “Terima kasih.” Ada sebuah senyuman lebar yang terpancar dari w

ah-y nya. Itulah salah satu senyuman yang menunjukkan reaksi terima kasih. Sa a membantu Kyle mengambil semua barangnya yang terjatuh dan mulai berbicara kepadanya.

ti Saya menanyakan di mana tempat ia tinggal. Dan ternyata, kita nggal saling

berde-tan da

ka, sehingga saya mengunngnya untuk bergabung bersama dengan teman-teman

ay pa

sa dan bermain sepak bolada hari Minggu. Lalu, kita saling mengundang dan e

s telah empat tahun berlalu, kita menjadi sahabat. g Pada hari kelulusan kami, Kyle merupakan murid terbaik, sekali us yang

menyampai-da kan pidato perpisahan dari kelas kami. Saat Kyle memulai pitonya, ia menatap ke arah

s saya seperti tatapan terima kasihnya pada beberapa tahun yang lalu. “Kelulu an

merupa-e i

kan saat untuk menyampaikan terima kasih kepada mer ka yang telah membantu k ta a melewati masa-masa yang sulit. Orangtua kalian, guru-guru kalian, teman-teman sebay kalian...sahabat kalian. Saya di sini memberitahukan kalian sebuah cerita...”

uk Saya menatap Kyle dengan terkejut, karena sepertinya ia memberitahan cerita

nai . a, K

menge hari pertama kita saling bertemu Ternyat yle telah berencana untuk l akhiri hidupnya setelah melewati suatu malam minggu. Ia telah merapikan isi emarinya,

ng e sehingga sang ibu tidak perlu lagi melakukannya dan sedam mbawa semua barang-nya saat ia bertemu dengan say . “Bersyukur, saya diselamatkan. Bi a bukan karena a l seorang sahabat yang menghampiri untuk membantu dan berbicara kepada saya,...”

s

Perkataan kami, tindakan ederhana kami dapat mengubah hidup seseorang.

Jangan pernah remehkan kekuatan dari perkataan dan perbuatan kita. n Setelah membaca cerita ini, apakah kalian lebih me yadari pentingnya

m awasi apa yang kalian ucapkan? Bagaimana kalian dapatembantu membuat

r

hari-hari menjadi be beda dengan perkataan kalian? Hal apa sajakah yang kita sebagai anak-anak Allah harus ucapkan dan membagikannya kepada sesama?

Bahan:

Karton yang berwarna keemasan Gunting

Spidol warna

Kain tipis yang transparan (boleh warna perak atau putih)

CATATAN: Bahan-bahan boleh digantikan menurut petunjuk dari sang guru.

Petunjuk:

1. Jiplaklah bentuk buah apel pada karton yang berwarna keemasan.

2. Potonglah karton dengan bentuk buah apel itu. 3. Gunakan spidol warna, lalu mintalah setiap murid

untuk memikirkan kata-kata positif yang mereka dapat ucapkan, agar membawa kebaikan bagi kehidupan orang-orang di sekeliling mereka dan tuliskan kata-kata positif itu pada karton yang berbentuk buah apel emas.

4. Taruhlah kain tipis yang transparan di atas karton yang berbentuk buah apel emas itu.

5. Gunakan paku payung untuk menggantungkan kain tipis dan karton yang berbentuk buah apel emas itu pada papan tulis atau dinding ruang kelas.

6. Murid-murid dapat membuka kain tipis di atas karton yang berbentuk apel emas itu dan membaca kata-kata itu, bilamana mereka memerlukannya.

Beberapa saran untuk kata-kata yang dituliskan pada karton yang berbentuk buah apel emas:

“Saya senang mengenalkan engkau kepada Tuhan Yesus.”

“Kiranya engkau diberkati oleh Allah.”

“Saya senang memberitahukan engkau tentang berkat-berkat Allah.”

“Engkau telah memberi bantuan yang luar biasa, terima kasih.”

Ingatlah ini: Lidah dapat digunakan untuk memotivasi seseorang, sekaligus dapat disalahguna-kan untuk melukai hati seseorang. Kita harus senantiasa waspada dan memperhatikan setiap ucapan kita. Yang terpenting lagi adalah kita harus memohon Allah memberikan hikmat dan petunjuk di dalam ucapan kita.

Kesimpulan

Evaluasi

Tugas Pembacaan Alkitab minggu ini: Ul. 6 – 8

pelajaran

9

GARIS BESAR Latar Belakang Alkitab

Kitab Bacaan

Yak. 3:13-18; Yes. 55:8-9; 1 Kor. 1:18-25; Ams. 1:7; 9:10; Mzm. 111:10

Kebenaran Alkitab

Memahami bahwa ada banyak hikmat yang diagungkan oleh dunia dan itu bukanlah