Kitab Filipi dan
Kitab Yakobus
Tahun 3 Buku 4
TUNAS MUDA
Bila anak dibesarkan
dengan celaan,
maka ia belajar memaki.
Bila anak dibesarkan
dengan permusuhan,
maka ia belajar berkelahi.
Bila anak dibesarkan
dengan cemoohan,
maka ia belajar rendah diri.
Anak-Anak Belajar dari Kehidupannya
Bila anak dibesarkan dengan hinaan,
maka ia belajar menyesali diri.
Bila anak dibesarkan dengan toleransi,
maka ia belajar menahan diri.
Bila anak dibesarkan dengan motivasi,
maka ia belajar percaya diri.
Bila anak dibesarkan dengan pujian,
maka ia belajar menghargai.
Bila anak dibesarkan dengan perlakuan sebaik-baiknya,
maka ia belajar keadilan.
Bila anak dibesarkan dengan rasa aman,
maka ia belajar menaruh kepercayaan.
Bila anak dibesarkan dengan dukungan,
maka ia belajar menyenangi dirinya.
Bila anak dibesarkan dengan kasih sayang dan
persahabatan,
maka ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan.
April
Mei
Juni
Kitab Filipi dan
Kitab Yakobus
TUNAS MUDA
Tahun 3 Buku 4
Daftar Isi i
Pendahuluan ii
Apakah yang perlu kuketahui tentang murid kelas Tunas Muda? vi Bagaimana mengajar murid kelas Tunas Muda? vii Bagaimana membangun hubungan dengan murid-muridku? viii Sepuluh Komponen Pengajaran yang Efektif ix
Empat Langkah Rencana Mengajar x
Sebelum Anda mengajar kepada murid-murid xi
Oh Tuhan, jadikanku hamba-Mu! xii
Ayat Hafalan (April/Mei/Juni) xiii
Pembacaan Alkitab (April/Mei/Juni) xiv
Bagian 1: Kitab Filipi
1. Sukacita dalam Masa-Masa Sulit
1
2. Sukacita dalam Melayani Sesama
15
3. Sukacita dalam Kebenaran yang Sejati
27
4. Sukacita dalam Memberi
39
Bagian 2: Kitab Yakobus
5. Ujian Iman
53
6. Mendengar dan Melakukan
65
7. Memandang Muka
75
8. Mengendalikan Lidah Kita
87
9. Hikmat Duniawi dan Hikmat Rohani
99
10. Motivasi Doa yang Keliru
107
11. Bermegah Akan Hari Esok
117
12. Bersabar dalam Penderitaan
127
13. Ulasan
139
Bagaimana Anda Gunakan
Buku Pegangan ini?
Buku Pegangan Guru ini akan sangat membantu Anda
mempersiapkan bahan pelajaran dengan lebih baik. Kita
berharap dapat saksikan bagaimana firman Allah
mempengaruhi dan mengubah kehidupan murid-murid.
Sempatkan sedikit waktu untuk membaca beberapa
petunjuk berikut. Bayangkan bahwa Anda sedang
melakukan persiapan mengajar murid-murid kelas
Tunas Muda.
GARIS BESAR
Kitab Bacaan
Mat. 1:18; Luk. 2:21-23;
Mat. 4:1-10; Ibr. 2:18;
Mat. 4:23-25; Ibr. 5:7
Kebenaran Alkitab
Yesus, Anak Manusia, adalah
sepenuhnya manusia
sehingga Ia memahami akan
keadaan kita.
Tujuan Pelajaran
Membagikan pemikiran yang
terdalam kepada Yesus
karena
Ia mengasihi kita.
Ayat Hafalan
Lalu kata malaikat itu kepada
mereka: “Jangan takut, sebab
sesungguhnya aku
memberita-kan kepadamu
kesukaan besar untuk seluruh
bangsa: Hari ini telah lahir
bagimu Juruselamat, yaitu
Kristus, Tuhan, di kota Daud.”
(Luk. 2:10-11)
contoh
Kitab Bacaan terdiri dari
bagian Alkitab yang akan
Anda gunakan untuk
menyampaikan pelajaran.
Kebenaran Alkitab
menyatakan kebenaran
Alkitab yang diajarkan
kepada kita.
Tujuan Pelajaran memberi
contoh nyata kepada
murid-murid tentang Kebenaran
Alkitab untuk diterapkan
dalam kehidupan mereka.
Ayat Hafalan dikutip dari
Alkitab Terjemahan Baru LAI,
untuk mendukung Tujuan
Pelajaran. Menghafalkan
satu ayat Alkitab setiap
minggunya dapat membantu
murid-murid untuk
Belakang
Belakang
Alkitab
Alkitab
Alkitab
menyediakan informasi tambahan dan beberapa
pandangan yang berkaitan dengan isi pelajaran.
menyediakan pandangan mengenai perkembangan
murid, menawarkan berbagai ide maupun petunjuk
dalam mengajar dan memahami kelompok usia ini.
menarik perhatian murid-murid dan membantu
mereka terpusat pada tema pelajaran. (5 menit)
membantu Anda mempersiapkan hati sebelum
mengajar. Pula dapat menjadi tantangan sekaligus
memberikan kekuatan kepada Anda dalam
melangkah bersama dengan Kristus.
Altar
Mengenai
Persiapkan
Makanan
Belakang
Murid
Hati
Rohani
Alkitab
Anda
Murid
untuk
Renungan
Pemahaman
Aplikasi
Kesimpulan
Aktivitas
Alkitab
Kehidupan
Evaluasi
inti dari bagian pelajaran di mana setiap murid dapat
secara langsung terlibat dalam mempelajari firman
Allah. Murid-murid akan menemukan apa yang
dikatakan oleh firman Allah dan belajar bagaimana
menerapkan firman Allah itu dalam kehidupan
mereka. Selama waktu pelajaran, arahkan mereka
untuk menggunakan Lembar Kerja Murid yang berisi
berbagai pengajaran dan pertanyaan untuk
didiskusikan. (30 – 40 menit)
memotivasi murid-murid membuat rencana aktivitas
untuk menerapkan Tujuan Pelajaran dalam
kehidupan sehari-hari mereka. Murid-murid
menerapkan apa yang telah dipelajari dalam dunia
mereka. Bantulah setiap murid untuk menanggapi
firman Allah secara pribadi sebagaimana Roh Kudus
akan menyertai mereka dalam melakukan suatu
aplikasi kehidupan.
membantu murid-murid mempelajari Alkitab dan
pengajarannya hingga akan semakin yakin dengan
apa yang diajarkan firman Allah ketika mereka
menerapkannya.
m e m b a n t u m u r i d - m u r i d u n t u k m e n j a w a b
pertanyaan: “Apakah makna pelajaran ini bagiku?
Bagaimana aku dapat menerapkannya?” Sediakan
waktu untuk melakukan evaluasi. Bagian manakah
yang terbaik dari kelas pada hari ini? Perubahan
sikap apakah yang kamu dapat lakukan?
Bagaimana Lembar Kerja Murid
dapat Membantu Murid Anda?
Lembar Kerja Murid membantu murid-murid dalam
menemukan firman Allah bagi diri mereka sendiri.
Arahkan mereka melalui 3 tahapan sederhana ini.
membantu murid-murid untuk menemukan jawaban
Allah melalui cerita Alkitab atau perikop dalam
Alkitab. Mereka akan menambah pengetahuan
mengenai Alkitab dan berbagai pengajarannya
sekaligus akan menemukan apa yang firman Allah
sampaikan melalui pelajaran.
memotivasi murid-murid membuat rencana aktivitas
untuk menerapkan Tujuan Pelajaran dalam
kehidupan sehari-hari mereka. Murid-murid
menerapkan apa yang telah dipelajari dalam dunia
mereka. Bantulah setiap murid untuk menanggapi
firman Allah secara pribadi sebagaimana Roh Kudus
akan menyertai mereka dalam melakukan suatu
aplikasi kehidupan.
membantu murid-murid mempelajari Alkitab dan
pengajarannya hingga akan semakin yakin dengan
apa yang diajarkan firman Allah ketika mereka
menerapkannya.
Temuan
Aplikasi
Alkitab
Kehidupan
Aktivitas
Apakah yang perlu kuketahui
tentang murid kelas Tunas Muda?
u
Kurang Percaya Diri
Murid-murid kelas Tunas Muda mungkin merasa kurang percaya diri
sehingga kadang berkata-kata dengan kasar karena rasa takut
mereka. Oleh karena itu, kata-kata bijak yang paling tepat untuk
diajarkan kepada mereka adalah "lakukan apa yang kamu ingin orang
lain lakukan terhadap dirimu".
u
Masa Puber
Masa puber menyebabkan munculnya masalah seorang murid untuk
bersosialisasi. Bila seorang saudari pada usia 11 tahun telah disenangi
oleh teman-temannya, tetapi mengapa pada saat ia menginjak usia 12
tahun justru merasa sulit untuk bergaul? Mungkin ia sedang memasuki
masa puber.
u
Bingung terhadap Jati Diri
Sebagian besar murid kelas Tunas Muda yang sedang menjalani
masa puber akan mengalami kelabilan dalam perasaan mereka.
Mereka belum dapat memutuskan siapa diri mereka yang sebenarnya:
Seorang anakkah? Seorang dewasakah? Seorang Anakkah atau
dewasakah? Selain itu, mereka pun belum dapat memutuskan
keinginan untuk menjadi seseorang yang diharapkan. Apakah
anak-anak ini egois? Pasti! Tetapi hal ini bukanlah karena kesengajaan
ataupun hal yang buruk. Tetapi justru merupakan suatu kesulitan yang
telah menjadi bagian dari perkembangan si anak.
u
Perkembangan Moral
Tekanan dari teman-teman sebaya merupakan pengaruh yang begitu
kuat. Keinginannya untuk menjadi sama seperti teman-temannya itu
mempengaruhi tingkah laku sehingga membuat mereka mulai berani
membantah. Sekalipun mungkin secara sembrono murid-murid
mengikuti perbuatan teman-teman, tetapi mereka akan tetap bersikap
menentang perbuatan atau permintaan dari orang dewasa. Oleh
karena itu, cobalah untuk menjadi lebih peka terhadap segala
kebutuhan mereka dan usahakan untuk tidak mempermalukan
Bagaimana mengajar murid
kelas Tunas Muda?
l
Setiap murid belajar dengan cara yang berbeda...
saran yang dapat membantu ketika Anda mengajar:
Ada beberapa
u
Gunakan Variasi
Setiap orang belajar dengan
cara yang berbeda. S e b a g i a n
besar murid kelas Tunas Muda
akan lebih cepat belajar dari
pengalaman. Oleh karena itu,
gunakan suatu cara yang
ber-variasi dalam membawakan
pelajaran.
u
Peringatan Batas Waktu
Saat Anda memberi tugas
kepada murid-murid, berikan
pula batasan waktu kepada
mereka untuk mengerjakannya,
pastikan Anda memberikan
peringatan 5 menit dan
kemu-dian 1 menit sebelum selesai.
Bila jumlah murid lebih dari 8
orang, kerjakan secara
ber-kelompok yang terdiri dari 2
orang atau lebih, termasuk
tugas-tugas yang bersifat
d i s k u s i a t a u p e n g a l a m a n
pribadi.
u
Jadilah Diri Anda Sendiri
Saat Anda berbagi pengalaman
p r i b a d i d a l a m p e l a j a r a n ,
mereka akan mengikuti cerita
Anda. Jadilah diri Anda sendiri!
Bicarakan tentang pergumulan
pribadimu. Dengan berbagi
perasaan Anda, maka mereka
pun akan berbagi perasaan
mereka.
u
Gunakan Alkitab
Ajaklah murid-murid untuk
membawa Alkitab sendiri dan
mintalah untuk mencatat.
Anda dapat meminta mereka
menggunakan Alkitab dengan
versi yang sama. Hal ini akan
membantu mereka menjadi
fokus terhadap pelajaran
tanpa ada permasalahan
dalam penafsiran. Setelah
membaca perikop dalam
Alkitab, pastikan mereka
memahami kata-kata dan
kalimat-kalimat yang penting
s e h i n g g a k e t i k a A n d a
memberi penjelasan, proses
belajar akan menjadi lebih
berarti bagi murid-murid.
u
Proses Belajar yang Aktif
Proses belajar yang aktif
adalah tepat bagi anak-anak
usia muda. Mereka hidup
dalam perkembangan zaman
yang cepat berubah. Berilah
batasan waktu aktivitas 15
m e n i t l a m a n y a . B i a r k a n
diskusi berjalan dengan
bebas. Berikan motivasi agar
m u r i d - m u r i d d a p a t
mengungkapkan perasaan
dan pikiran mereka.
l
Anda berada pada posisi yang
dapat tingkatkan kerohanian
murid-murid oleh perkataan
dan perbuatan Anda.
Bagaimana membangun
hubungan
dengan murid-muridku?
esus hendak menjadi sahabat selama kita tetap menjadi
Nya. Demikian pula hubungan Anda dengan
murid-Y
murid dapat mempengaruhi keberhasilan pengajaran yang
diberikan. Selama Anda berusaha untuk lebih mengenali mereka,
maka mereka pun berusaha untuk lebih mengenali Anda, sehingga
kemampuan Anda memasukkan firman Allah ke dalam kehidupan
mereka dan kemampuan mereka mendengarkan firman Allah akan
semakin meningkat.
Mulailah dari diri Anda!
Berbicaralah dengan Penuh
Hormat terhadap Murid-Murid
Murid-murid kelas Tunas Muda tidak
lagi memandang diri mereka
sebagai seorang anak. Mereka
dapat membina hubungan baik
dengan orang dewasa yang dapat
menghargai kemampuan dan
talenta mereka dan dengan senang
hati dapat menerima berbagai saran
yang bersifat membangun.
Turutlah Berpartisipasi bersama
dengan Murid-Murid
Berpartisipasilah dengan
murid-murid saat dalam kelas maupun di
luar kelas. Bila Anda menugaskan
m e r e k a u n t u k m e n g g u n t i n g ,
merekatkan dan menggambar,
turutlah bergabung bersama
dengan mereka. Hal ini akan
menghilangkan kesan bahwa
aktivitas ini bersifat kekanakan.
Bila murid-murid berjumlah
sedikit saja, maka Anda dapat
bergabung dengan mereka dalam
diskusi. Apabila dibagi dalam
kelompok yang lebih kecil, maka
akan lebih bijaksana bila Anda tidak
terpaku pada satu kelompok
melainkan membaur di antara
mereka. Bila Anda lebih banyak
meluangkan waktu bersama
dengan mereka, maka mereka
akan menaruh hormat dan
menghargai Anda.
Luangkan Waktu untuk Lebih
Mengenal Murid-Murid
Sepuluh hingga lima belas menit
sebelum kelas dimulai merupakan
waktu yang paling berharga bagi
Anda. Sapalah ketika mereka tiba.
D e n g a r k a n d e n g a n p e n u h
perhatian ketika mereka bercerita
tentang berbagai peristiwa yang
terjadi dalam kehidupan mereka.
Anda tidak perlu bersikap seperti
anak remaja untuk berkomentar
dengan mereka. Sebaliknya, Anda
adalah orang yang berpengaruh
dalam kehidupan mereka.
Luangkan waktu bersama
mereka di luar jam pelajaran.
Makan bersama merupakan hal
yang baik untuk membangun suatu
hubungan. Hubungilah mereka
sesekali waktu hanya untuk
mengobrol. Anda pun dapat
mengingat penghargaain khusus
yang telah mereka raih melalui
Sepuluh Komponen
Pengajaran yang Efektif
man Kristiani dapat dirasakan dan dialami, dan murid-murid Anda
akan menjadi lebih dewasa bila Anda memberikan kepada mereka
I
kesempatan untuk mengalami dan melakukan kebenaran firman
Allah.
Daftar ini berfungsi untuk mengingatkan bagaimana
murid-murid harus belajar dan sekaligus sebagai suatu tantangan bagi
Anda untuk meningkatkan kualitas mengajar Anda secara
berkesinambungan.
Bantulah mereka belajar lakukan
sesuatu berdasarkan pesan yang
disampaikan. Mereka akan lebih
cepat belajar melalui pengalaman
daripada hanya mendengarkan
pengajaran berjam-jam lamanya.
Berilah motivasi agar murid-murid
dapat menyalurkan kreativitas
mereka kepada pemahaman
terhadap firman Allah.
Melakukan
Berkarya
Bermain
Memperagakan
Menggambar
Menjalani
Melihat
Mendengar
Menulis
Bekerja Sama
Saat Anda dapat memberikan
gambaran mengenai pesan yang
disampaikan, maka mereka akan
mempunyai kesan yang mendalam
pada benak mereka.
Sediakan berbagai cerita atau
contoh yang menarik.
Tulisan yang kreatif merupakan
suatu cara yang efektif bagi para
anak muda untuk berkomunikasi
dan belajar.
Murid-murid akan lebih mudah
belajar bila mereka dapat saling
bekerja sama dengan yang lainnya.
Aktivitas adalah hal yang baik
untuk membuat mereka belajar.
yang mereka lihat dari
Alkitab.
Mintalah murid-murid untuk
membagikan iman mereka dengan
mengambar apa yang dilihat dari
Alkitab.
Tantanglah murid-murid untuk
menjalani iman mereka dalam
kehidupan ini.
Empat Langkah
Rencana Mengajar
llah telah menciptakan setiap anak berbeda satu sama lainnya.
Kita harus mengajarkan mereka dengan cara supaya setiap
A
murid dapat bertumbuh sesuai dengan perkembangan
masing-masing. Beri mereka motivasi dan dorongan untuk
senantiasa mengetahui kebenaran firman Allah dan bantulah mereka
untuk melakukan dan menerapkan firman Allah di dalam kehidupan
mereka.
Temukan firman Allah
ketika Anda Mengajar
di dalam Kelas.
Membuat Tujuan Pelajaran
yang lebih bersifat pribadi
sehingga dapat dihubungkan
dengan pengalaman
murid-murid.
Mengembangkan rencana
pelaksanaan pelajaran yang
dapat diterapkan murid-murid
dalam kehidupan mereka.
Termotivasi
Tahu Kebenaran
Lakukan Kebenaran
Setiap menit
dalam kelas
merupakan
sesuatu yang
berharga.
Berdoalah agar
Allah berikan
petunjuk
kepada Anda.
Terapkan Kebenaran
Sebelum Anda Mengajar
kepada Murid-Murid
u
Sediakan cukup waktu untuk
melakukan persiapan
Buku Pegangan Guru ini
disusun untuk mengurangi
waktu persiapan Anda dan
bukan untuk meniadakannya.
Bacalah bahan pelajaran
sedikitnya satu minggu sebelum
Anda mengajar. Anda mungkin
perlu mengumpulkan beberapa
bahan untuk acara diskusi dan
a k t i v i t a s . C o b a l a h u n t u k
mengenal bentuk pelajaran
dalam buku ini. Mungkin tidak
semua bahan pelajaran dapat
dibahas karena keterbatasan
waktu yang Anda punyai. Anda
dapat membawakan sisa bahan
tersebut di lain pertemuan atau
dalam suatu persekutuan.
u
Bersikap fleksibel
Bersikap fleksibel berarti
memberikan kepada Allah
kesempatan untuk menyatakan
pekerjaan-Nya melalui diri kita.
Bila mengalami kondisi di
mana seorang murid belum
memahami pelajaran yang
diberikan, maka Anda harus
s i a p u n t u k m e l a k u k a n
penyesuaian. Allah mungkin
mempunyai pendekatan yang
berbeda terhadap murid yang
satu ini. Seringkali bimbingan
Allah justru datang selagi kita
tidak begitu mengharapkan.
Tujuannya agar kita dapat
menjadi seorang pengajar yang
efektif.
u
Bersikap kreatif
Jangan katakan kepada diri
sendiri bahwa Anda bukanlah
s e o r a n g y a n g k r e a t i f .
Janganlah bersikap ragu-ragu
untuk melakukan berbagai
hal yang tidak tersedia di
dalam buku pegangan ini.
Anda dapat menyesuaikan
bahan pelajaran menjadi lebih
b e r s i f a t p r i b a d i d e n g a n
berbagai ide yang Anda
terapkan kepada murid-murid
di kelas.
u
Berdoalah dengan tekun
Seringkali dikatakan bahwa,
“Doa adalah nafas hidup bagi
orang Kristen!” Anda akan
beroleh hikmat, kekuatan dan
kesabaran yang lebih besar
k e t i k a m e m b u a t s u a t u
komitmen di dalam peran
sebagai seorang guru dan di
dalam setiap pelajaran ini
kepada Allah!
Oh Tuhan,
jadikanku hamba-Mu!
urid-murid dapat lebih banyak belajar dari cara hidup Anda.
Mereka akan menyerap berbagai macam pesan mengenai
M
kasih Allah dan iman kekristenan setiap kali berinteraksi dan
melihat perbuatan Anda. Jangan remehkan kekuatan gaya hidup
Anda sendiri. Murid-murid melihat kepada orang di sekitar mereka
yang dapat menunjukkan cara mengasihi Allah dan hidup sebagai
seorang Kristen. Mohonlah kepada Allah untuk menjadikan Anda
seorang hamba yang rendah hati berdoa kepada-Nya dalam setiap
waktu dan setiap hari.
Allah tidak mengharapkan Anda
menjadi seorang guru
yang terbesar.
Allah menghendaki Anda untuk
menjadi seorang hamba,
melakukan yang terbaik
yang dapat Anda lakukan,
dan beriman bahwa
Ia dapat melakukan
hal yang mustahil sekalipun.
“Apapun juga yang kamu perbuat,
perbuatlah dengan segenap hatimu
seperti untuk Tuhan dan
bukan untuk manusia.”
(Kol. 3:23)
“Tetapi harta ini kami punyai
dalam bejana tanah liat,
supaya nyata, bahwa kekuatan
yang melimpah-limpah itu
berasal dari Allah,
bukan dari diri kami.”
(2 Kor. 4:7)
Ayat Hafalan
(April/Mei/Juni)
1. "Aku akan bersorak-sorak di dalam Tuhan, beria-ria di dalam Allah
yang menyelamatkan aku.” (Hab. 3:18)
2. "Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan
untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan
bagi banyak orang.” (Mat. 20:28)
3. "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah
oleh pembaharuan budimu.” (Rm. 12:2a)
4. "Adalah lebih berbahagia memberi daripada menerima.” (Kis. 20:35b)
5. "Saudara-saudara, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila
kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu,
bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.”
(Yak. 1:2-3)
6. "Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya
pendengar saja; sebab jika tidak demikian, kamu menipu diri sendiri.”
(Yak. 1:22)
7. "
8. "
9. "Permulaan hikmat adalah takut akan Tuhan dan mengenal Yang
Maha kudus adalah pengertian.” (Ams. 9:10)
10. "Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena
kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu
habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.” (Yak. 4:3)
11. "Sebenarnya kamu harus berkata: Jika Tuhan menghendakinya, kami
akan hidup dan berbuat ini dan itu.” (Yak. 4:15)
12. "Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan
timbul seperti emas.” (Ayb. 23:10)
Sebab Allah tidak memandang bulu.” (Rm. 2:11)
Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang
menahan bibirnya, berakal budi.” (Ams. 10:19)
Pembacaan Alkitab
(April/Mei/Juni)
1. Bil. 21 – 23
2. Bil. 24 – 26
3. Bil. 27 ─ 29
4. Bil. 30 ─ 32
5. Bil. 33 ─ 35
6. Bil. 36 ─ Ul. 2
7. Ul. 3 ─ 5
8. Ul. 6 – 8
9. Ul. 9 ─ 11
10. Ul. 12 ─ 14
11. Ul. 15 ─ 17
12. Ul. 18 ─ 20
pelajaran
Sukacita dalam
Masa-Masa Sulit
1
GARIS BESAR
Latar Belakang Alkitab
Kitab Bacaan Flp. 1; Hab. 3:17-19; Mzm. 73:25; Ayb. 23:10; 2 Kor. 1:4
Kebenaran Alkitab
Dalam masa-masa penuh derita dan masalah, anak-anak Allahpun dapat beroleh sukacita dan penghiburan, bila mereka bersandar dan berfokus kepada Allah.
Tujuan Pelajaran
1. Agar dapat sebutkan
beberapa sumber sukacita yang dapat dirasakan seseorang.
2. Belajar beberapa tokoh
dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang dihibur oleh Yesus Kristus selama penderitaan mereka.
3. Agar dapat menghibur
orang lain yang sedang hadapi masa-masa sulit. Ayat Hafalan
“Aku akan bersorak-sorak di dalam Tuhan,
beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku.” (Hab. 3:18)
Surat Paulus kepada jemaat di Filipi kadang disebut pula sebagai surat sukacita. Kata ‘sukacita’ atau ‘bersukacitalah’ disebutkan beberapa kali (lihatlah Flp. 1:4,18,25-26; 2:2,17-18,28-29; 3:1; 4:4,10). Tetapi surat ini dituliskan Paulus saat ia sedang dipenjarakan di Roma oleh karena Injil (tahun 61 atau 62 Masehi). Paulus tidak menyatakan kesedihan karena penahanan dirinya atau menjadi pahit hati karena keadaan buruk yang menimpa dirinya, sekalipun telah menjadi seorang pemberita Injil Allah yang setia, tetapi ia justru menye-butkan banyak alasan untuk bersukacita di dalam kitab Filipi.
“Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon a n g g u r t i d a k b e r b u a h , h a s i l p o h o n z a i t u n mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam Tuhan, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku” (Hab. 3:17-18). Sekalipun nabi Habakuk mengungkapkan rasa suram dan dukanya yang mendalam, tetapi ia masih mampu bersukacita. Demikian pula, tidak masalah apapun yang menimpa, kita masih akan dapat bersemangat dan bersukacita, bila bersandar kepada Allah.
Sebagai orang Kristen, kita tidak dijamin satu langkahpun tanpa ada masalah atau penderitaan, karena kita semua masih hidup di dalam dunia ini. Sekalipun demikian, kita akan menemukan damai sejahtera dan sukacita di tengah masa-masa sulit. Dengan melihat berbagai tokoh iman, baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru (Ibr. 12) yang bersandar sepenuhnya kepada Allah, kita pun akan mampu bersukacita seperti yang Paulus rasakan.
‘Sukacita’ lebih dari sekedar perasaan gembira. Sukacita meliputi perasaan damai sejahtera yang tidak bergantung pada keadaan apapun. Bersukacita di dalam Yesus Kristus selama masa-masa sulit merupakan konsep yang tidak nyata dan tidak dapat dipahami oleh murid-murid hanya dengan memberi-tahukan apakah sukacita itu dan bagaimana memperolehnya. Sukacita hanya dapat dipahami ketika kita mengalaminya sendiri melalui komunikasi dengan Allah selama dan setelah masa-masa sulit itu berlalu. Oleh karena itu, marilah kita memotivasi murid-murid untuk menjalin suatu hubungan yang lebih erat bersama Allah dengan mengungkapkan segala permasalahan yang ada di dalam doa, sehingga kita dapat alami penghiburan-Nya secara langsung.
Selain itu, murid-murid akan mempelajari pula beberapa tokoh iman yang mereka anggap teladan. Untuk membantu mereka memahami konsep sukacita ini, bagikan kesaksian dari Alkitab dalam kehidupan sekarang ini. Langkah-langkah yang diambil oleh orang-orang percaya pada zaman dahulu dapat mengingatkan kita akan kemurahan, pertolongan dan penghiburan Allah pada masa-masa sulit.
Alkitab
Alkitab
Makanan
Rohani
Rohani
untuk
untuk
Renungan
Alkitab
Mengenai
Murid
Anda
“Dan inilah doaku, semoga kasihmu makin melimpah dalam pengetahuan
yang benar dan dalam segala macam
pengertian.” (Flp. 1:9)
Persiapkan
Hati
Murid
Pemahaman
Alkitab
Marilah kita melihat kepada Fil. 4:4 (bacalah ayat ini bersama-sama). Rasul Paulus memberitahu-kan jemaat di Filipi untuk bersukacita senantiasa di dalam Tuhan Yesus Kristus. Renungkan hal ini beberapa saat lamanya. Memang mudah bersukacita ketika hal-hal berlangsung baik di hadapan kita. Lalu, bagaimana bila segala sesuatunya berlangsung sebaliknya? Bagaimana kita dapat bersukacita di saat-saat yang sulit?
Pada pelajaran hari ini, kita akan menemukan jawabannya dengan melihat contoh-contoh dari orang-orang percaya zaman dahulu.
Lembar Kerja # 1
Katakan ini kepada murid-murid: Marilah kita
lihat sebuah pujian yang memotivasi kita untuk melakukan apa yang Paulus telah perbuat, yaitu ia tidak memberi perhatian pada penderitaan yang dialaminya, tetapi berserah diri kepada Allah. (Pujian ini akan menjadi baik sekali untuk dinyanyikan bersama dengan murid-murid, tetapi bila waktu terbatas, Anda dapat nyanyikan pujian ini hanya pada akhir pelajaran saja dan dari sekarang, mulailah lihat syairnya.)
Pandanglah Pada Yesus
(Pujian # 379)
Lelah dan glisahkah jiwamu, bagai hidup dalam gelap? Pandanglah sinar terang Tuhan,
penuh damai sejahtera! Koor:
Pandanglah pada Yesus, pandang wajah-Nya yang mulia. Sungguh hampa pengharapan dunia,
karna sinar kemuliaan-Nya.
Perhatikan bagaimana syair yang dikatakan di dalam pujian ini ketika kita memandang kepada Yesus, “Sungguh hampa pengharapan dunia.” Pengharapan dunia dapat berarti hal-hal yang menyebabkan jiwa kita merasa takut dan gentar, seperti penyakit, kegagalan kesalahpahaman atau macam kesulitan lainnya. Ketika memandang Yesus, kita berdoa kepada-Nya dan Ia
Sebelum Anda mulai bagian ini, mintalah murid-murid
untuk melihat pada Lembar Kerja Murid.
Beberapa informasi yang diberikan di sini mungkin tidak tersedia
bagi murid-murid. Informasi pada sebelah kanan dapat dijadikan suatu acuan.
menghibur kita. Kita pun merenungkan kasih-Nya yang rela menderita bagi kita. Kasih-Nya menghibur kita, karena kita mengetahui bahwa Ia peduli terhadap kita.
Kita pun dapat memikirkan hal-hal yang Ia telah perintah kita untuk lakukan, seperti memberitakan Injil ke tempat yang lebih jauh dan mengasihi orang lain. Ketika tidak begitu memperhatikan permasalahan yang ada, kita akan menemukan lebih mudah untuk dipenuhi semangat dan itulah sebabnya kita dapat beroleh sukacita.
Katakan ini kepada murid-murid: Kitab Filipi
merupakan sebuah surat yang ditulis Paulus kepada jemaat di Filipi. Kitab ini kadang dikenal sebagai surat sukacita. Dalam surat yang singkat ini, Paulus menggunakan kata ‘sukacita’ banyak sekali. Sukacita merupakan suatu topik yang jelas dari surat ini. Sebelum menjelajahi lebih jauh mengenai topik ini, tebaklah bagaimana keadaan Paulus saat ia sedang menulis surat ini. (Biarlah murid-murid yang menanggapinya.)
Ya, Paulus menulis surat kepada jemaat di Filipi selagi ia dipenjarakan di Roma. Marilah kita baca Flp. 1:7. Paulus memiliki hubungan yang erat dengan Allah, Ia berserah kepada Allah tidak peduli apapun yang terjadi. Dalam masa-masa penuh masalah dan derita, ia masih mampu berfokus kepada Allah dan hal-hal yang bersifat rohani. Oleh karena itu, sekalipun dipenjarakan, ia mampu bersukacita, bahkan memotivasi orang-orang percaya lainnya untuk bersukacita pula. Marilah kita lihat hal-hal yang Paulus anggap sebagai alasan-alasan untuk bersukacita.
Bagilah murid-murid ke dalam tiga kelompok. Kelompok 1 dan 2 akan bertanggung jawab terhadap Flp. 1 dan 2. Kelompok 3 akan bertanggung jawab terhadap Flp. 3 dan 4. Inilah tugasnya: Pilihlah ayat-ayat yang mengandung kata ‘sukacita’ atau kata yang bermakna kata yang serupa. Bagi tiap-tiap ayat itu, tulislah apa alasan bagi sukacita atau makna kata yang serupa di dalam tempat yang tersedia.
Jawaban:
1:4 Bersukacita bahwa jemaat di Filipi bersama dengannya berada di dalam persekutuan Injil 1:18 Bersukacita atas Injil yang diberitakan 1:25 Bersukacita dalam iman
2:2 Dipenuhi sukacita bila para jemaat sehati sepikir
“Aku mengucap syukur kepada Allahku
setiap kali aku mengingat kamu.
Dan setiap kali aku berdoa untuk kamu semua,
aku selalu berdoa dengan sukacita.”
2:16 kiranya Paulus dapat bermegah pada hari Kristus, bahwa aku tidak percuma berlomba dan tidak percuma bersusah-susah
2:17-18 Bersukacita sekalipun darahku dicurahkan pada korban
2:28 Bersukacita saat melihat saudara seiman 3:1 Bersukacita dalam Tuhan
4:1 Bersukacita dalam saudara-saudari seiman 4:4 Bersukacita senantiasa
4:10 Bersukacita dalam perhatian jemaat terhadap dirinya
CATATAN: Anda perlu menjelaskan setiap ayat dengan singkat dan jelas.
Untuk menerima sukacita adalah senantiasa memikirkan hal-hal yang dari Allah dan diri Allah sendiri. Kita telah melihat bagaimana Paulus berbuat dengan tepat, yaitu mengabaikan penderita-annya. Dengan demikian, kita mampu mengatasi permasa-lahan yang ada pada diri kita.
Salah satu pasal di dalam mazmurnya, Daud berdoa agar Allah berkenan melepaskannya dari permasalahan yang ada, dengan menuntunnya ke gunung batu yang terlalu tinggi baginya (Mzm. 61:2-3). Menurut kalian, apakah maksud dari ‘dituntun ke gunung batu yang terlalu tinggi baginya’ itu? Untuk memahami ayat ini perlu membayangkan diri kita sedang memanjat suatu bukit atau bangunan yang sungguh tinggi. Bila kita melihat ke bawah dari suatu ketinggian yang kita telah panjati, apakah yang kita akan perhatikan? Banyak hal akan terlihat lebih kecil dari sebelumnya. Untuk inilah Daud berdoa, agar berada di gunung batu yang tinggi hingga dapat mengatasi masalahnya. Hal besar akan tampak menjadi lebih kecil ketika melihatnya dari suatu tempat yang lebih tinggi. Demikian pula, ketika berhadapan dengan kesulitan, kita seharusnya berdoa kepada Allah, seperti yang Daud perbuat, untuk membawa kita ke suatu tempat yang lebih tinggi, sehingga kita melihat segala kesulitan itu tidak lagi melihatnya sebagai sesuatu yang besar. Demikianlah, Paulus merupakan contoh yang patut diteladani bagi kita.
(Pandanglah pada Yesus, pandang wajah-Nya yang mulia. Sungguh hampa pengharapan dunia, karna sinar kemuliaan-Nya.)
Lembar Kerja # 2
Ketika sedang menderita, kita harus menyadari bahwa pasti ada sebuah alasan yang positif di balik apa yang sedang kita alami. Banyak orang-orang kudus di masa yang lalu telah mengalami masa-masa sulit dan akhirnya menyadari bahwa Allah mempunyai suatu tujuan yang baik dengan mengizinkan mereka mengalami penderitaan itu. Alkitab memberitahukan bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia (Rm. 8:28). Karena Allah tahu yang terbaik, kita seharusnya senantiasa bertahan dan bersukacita bahkan dalam masa-masa yang sulit sekalipun.
Sekarang, marilah kita melihat beberapa orang kudus yang sebenarnya mempelajari dan memperoleh sesuatu dari penderitaan mereka. Untuk setiap ayat Alkitab yang diberikan berikut, tulislah apa sasaran terbaik yang ada di balik penderitaan itu:
1. Mzm. 119:67 – “Sebelum aku tertindas, aku
menyimpang, tetapi sekarang aku berpegang pada janji-Mu.”
(Jawaban: Sang penulis mungkin Daud. Ia ingin menyampaikan penderitaan yang membuat kita teringat kepada Allah dan rencana-Nya.)
Sukacita dalam Masa-Masa Sulit e l a r p a j an
1
Pemahaman Alkitab Lembar Kerja # 1 1 AlkitabKitab Filipi merupakan sebuah surat yang ditulis Paulus kepada jemaat di Filipi. Kitab ini kadang dikenal sebagai surat sukacita. Dalam surat yang singkat ini, Paulus menggunakan kata ‘sukacita’ banyak sekali. Sukacita merupakan suatu topik yang jelas dari surat ini.
Paulus menulis surat kepada jemaat di Filipi selagi ia dipenjarakan di Roma. Marilah kita baca Flp. 1:7. Paulus memiliki hubungan yang erat dengan Allah, Ia berserah kepada Allah tidak peduli apapun yang ter-jadi. Dalam masa penuh masa-lah dan derita, ia masih mampu ber-fokus kepada Allah dan hal-hal yang bersifat rohani. Oleh karena itu, sekalipun dipenjarakan, ia mampu bersukacita, bahkan memotivasi orang-orang percaya lainnya untuk bersukacita pula. Marilah kita lihat hal-hal yang Paulus anggap sebagai alasan-alasan untuk bersukacita. Bagilah murid-murid ke dalam tiga kelompok. Kelompok 1 dan 2 akan bertanggung jawab terhadap Flp. 1 dan 2. Kelompok 3 akan ber-tanggung jawab terhadap Flp. 3 dan 4. Inilah tugasnya: Pilihlah ayat-ayat yang mengandung kata ‘sukacita’ atau kata yang bermakna kata yang serupa. Bagi tiap-tiap ayat itu, tulislah apa alasan bagi sukacita atau makna kata yang serupa di dalam tempat yang tersedia.
SUKACITA atau kata yang
2. Yusuf
Sebagai seorang muda, Yusuf dijual ke Mesir oleh saudara-saudaranya. Ia menjadi budak di suatu negeri yang asing. Lalu, ia dituduh berbuat yang tidak senonoh, sehingga dimasukkan ke penjara. Semua penderitaannya berakhir, saat ia menjadi seorang yang berkuasa di Mesir, di mana akhirnya ia dapat melihat masa depan yang cerah, apakah yang ia katakan? Bacalah dalam Kej. 50:20, “Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.” (Jawaban: Penderitaan Yusuf membuat orang-orang Israel diselamatkan selama masa kelaparan. Bila Yusuf tidak pernah dimasukkan ke penjara, ia tidak akan pernah memiliki kesempatan untuk menafsirkan mimpi Firaun dan tidak akan pernah diangkat ke suatu posisi yang berkuasa untuk memberikan makanan kepada orang-orangnya.)
3. Ayub
Suatu hari, Ayub kehilangan semua kepunyaannya (unta, domba, keledai, hamba dan anak-anaknya). Lalu, ia ditindas dengan barah yang membusuk di seluruh tubuhnya. Ketika teman-temannya mengunjungi dan berkabung bersamanya, mereka begitu terkejut terhadap apa yang terjadi kepada Ayub, hingga mereka duduk tanpa berkata apa-apa selama tujuh hari tujuh malam. Tetapi, akhir dari semuanya itu, Ayub menyadari bahwa Allah mempunyai suatu sasaran yang lebih baik dengan membiarkannya menderita. Marilah kita lihat apakah yang Ayub katakan: “Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas...Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.” (Ayb. 23:10; 42:5)
(Jawaban: Ayub menderita hingga ia dapat menjadi seorang yang lebih baik. Selain itu, ia mengenal Allah lebih erat daripada sebelumnya, Allahpun memberikan berkat dua kali lipat ke dalam kehidupan Ayub. Bila perlu, jelaskan apa
“Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk
mendatangkan kebaikan bagi
mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka
yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” (Rm. 8:28)
saja yang Ayub terima dari Allah selain 7 anak laki-laki dan 3 anak perempuan (Ayb. 42:10,12-15).
4. Para Rasul
Suatu kali terjadi, saat Petrus dan rasul lainnya sedang memberitakan Injil kepada orang banyak, mereka ditangkap dan dipukuli. Sekalipun diperlakukan dengan tidak layak oleh orang-orang Farisi, Petrus dan rasul lainnya masih memper-tahankan tekad mereka untuk tetap memberitakan Injil. Apakah pendapat mereka mengenai penderitaan? Bacalah dalam Kis. 5:41.
(Jawaban: Mereka menganggapnya dengan gembira, karena telah dianggap layak untuk menderita bagi Tuhan Yesus Kristus.)
5. Paulus
Kita tahu bahwa tidak hanya dipenjarakan, Paulus mengalami penderitaan karena Tuhan, tetapi lebih dari pada itu. Ia dipukuli, dicambuk dan dilempari dengan batu. Ia pun mengalami karam kapal, difitnah dan lain sebagainya. Ia menanggapi semuanya itu dengan sikap yang benar. Marilah kita lihat salah satu cara bagaimana Paulus memandang penderitaan yang ada. Bacalah dalam 2 Kor. 1:4.
(Jawaban: Kita akan mengetahui bagaimana memberi perhatian dan penghiburan kepada sesama yang sedang mengalami masalah, karena kita sendiri pernah mengalaminya penderitaan serupa dan menerima penghiburan dari Allah.)
“Karena Ia tahu jalan hidupku;
seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas.” (Ayb. 23:10) Sukacita dalam Masa-Masa Sulit pe la ja ra n
1
Pemahaman Alkitab Lembar Kerja # 1Segala Sesuatu Turut Bekerja untuk Kebaikan Bagi yang Mengasihi Allah
Sekarang, marilah kita melihat beberapa orang kudus yang sebenarnya mempelajari dan memperoleh sesuatu dari pen-deritaan mereka. Untuk setiap ayat Alkitab yang diberikan berikut, tulislah apa sasaran terbaik yang ada di balik pen-deritaan itu:
Mzm. 119:67 – “Sebelum aku tertindas,
aku menyimpang, tetapi sekarang aku berpegang pada janji-Mu.”
Sasaran Kebaikan: _________________________________ _________________________________ _________________________________ ________________________________________________________ ________________________________________________________ ________________________________________________________ ? Yusuf
Sebagai seorang muda, Yusuf dijual ke Mesir oleh saudara-saudaranya. Ia menjadi budak di suatu negeri yang asing. Lalu, ia dituduh berbuat yang tidak senonoh, sehingga dimasukkan ke penjara. Semua penderi-taannya berakhir, saat ia menjadi seorang yang berkuasa di Mesir, di mana akhirnya ia dapat melihat masa depan yang cerah, apakah yang ia katakan? Bacalah dalam Kej. 50:20, “Memang kamu telah rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.”
Sasaran Kebaikan: Sukacita dalam Masa-Masa Sulit e la ja ra p n
1
Pemahaman Alkitab Lembar Kerja # 2 AyubSuatu hari, Ayub kehilangan semua kepunyaannya (unta, domba, keledai, hamba dan anak-anaknya). Lalu, ia ditindas dengan barah yang membusuk di seluruh tubuhnya. Ketika teman-temannya mengunjungi dan berkabung bersamanya, mereka begitu terkejut terhadap apa yang terjadi kepada Ayub, hingga mereka duduk tanpa berkata apa-apa selama tujuh hari tujuh malam. Tetapi, akhir dari semuanya itu, Ayub menyadari bahwa Allah mem-punyai suatu sasaran yang lebih baik dengan membiarkannya menderita. Marilah kita lihat apakah yang Ayub katakan: “Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas...Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.” (Ayb. 23:10; 42:5)
Sasaran Kebaikan: ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ __________________________ __________________________ __________________________ __________________________ Para Rasul
Suatu kali terjadi, saat Petrus dan rasul lainnya sedang memberita-kan Injil kepada orang banyak, mereka ditangkap dan dipukuli. Sekalipun diperlakukan dengan tidak layak oleh orang-orang Farisi, Petrus dan rasul lainnya masih mempertahankan tekad mereka untuk tetap memberitakan Injil. Apakah pendapat mereka mengenai penderitaan? Bacalah dalam Kis. 5:41.
Sasaran Kebaikan:
Segala Sesuatu Turut Bekerja untuk Kebaikan Bagi yang Mengasihi Allah
Paulus
Kita tahu bahwa tidak hanya dipenjarakan, Paulus mengalami penderitaan karena Tuhan, tetapi lebih dari pada itu. Ia dipukuli, dicambuk dan dilempari dengan batu. Ia pun mengalami karam kapal, difitnah dan lain sebagai-nya. Ia menanggapi semuanya Itu dengan sikap yang benar. Marilah kita lihat salah satu cara bagaimana Paulus memandang penderitaan yang ada. Bacalah dalam 2 Kor. 1:4.
Sasaran Kebaikan:
Lembar Kerja # 3
Hari ini, kita mungkin tidak mendengar para jemaat yang menderita seperti mereka yang tercatat di dalam Alkitab, seperti dilempari dengan batu atau kehilangan segala sesuatu dalam satu hari. Bagai-manapun, ada banyak jemaat sekarang ini yang menghadapi masa-masa sulit di dalam kehidupan mereka, tetapi masih mampu menerima penghiburan atau menemukan sukacita di dalam Tuhan. Marilah kita lihat beberapa kesaksian mereka itu.
Kesaksian # 1
Ada seorang saudari yang begitu setia dalam memegang hari Sabat. Sebagai hasilnya, ia kehilangan beberapa temannya. Mereka tidak lagi mengundang-nya ke pesta, yang kebamengundang-nyakan jatuh pada hari Sabtu. Mereka beranggapan bahwa saudari ini bukanlah macam teman mereka. Ia merasa begitu sedih dan mencurahkan perasaan hatinya kepada saudari seiman lainnya. Lalu, saudari seiman ini memberi penghiburan dan mengingatkannya bahwa adalah suatu kemuliaan bila seseorang itu dapat mampu memegang perintah Allah.
Kesaksian # 2
Seorang saudara seiman memahami amanatnya untuk memberitakan Injil kepada teman-temannya. Ketika ia berbicara tentang beberapa pengajaran dasar keselamatan dari Alkitab (seperti Sakramen Baptisan Air untuk pengampunan dosa), temannya ini tidak dapat menyetujuinya. Mereka bahkan berpendapat bahwa saudara ini telah tersesat. Tetapi saudara ini tidak goyah ataupun gentar. Ia ingat kata-kata dari seorang rasul, “Kita harus lebih taat kepada Allah daripada kepada manusia” (Kis. 5:29).
Kesaksian # 3
Seorang saudari pernah mengalami kecelakaan, yang meninggalkan bekas luka pada wajahnya. Ia begitu sedih selama masa-masa itu. Setelah beberapa tahun berlalu, ia mulai sadar bahwa karena kecelakaan itulah, ia menjadi kurang menaruh perhatian kepada perihal jasmani. Ia mulai mengetahui bagaimana bersyukur kepada Allah yang telah menuntun dirinya lebih dekat kepada-Nya dan belajar bahwa Allah adalah satu-satunya hal yang paling penting di dalam hidupnya.
Aplikasi
Kehidupan
“Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.” (Ayb. 42:5)
Kesaksian # 4
Seorang saudari (yang telah meninggal) terserang kanker. Ia menghadapi banyak kesakitan, sekalipun mendapatkan perawatan medis yang baik. Suatu hari, seperti biasa terbaring di ranjang sebuah rumah sakit, ia memandang ke luar dari jendela dan mulai berpikir mengenai banyak hal. Air matapun mulai mengalir ke pipinya. Anaknya laki-laki masuk dan menanyakan keadaannya, apakah ibu sedang kesakitan? Sang ibu terkejut mendengar suara lemah lembut itu dan memberitahukan bahwa ia menangis karena merasa benar-benar terharu oleh kasih karunia Allah atas dirinya. Allah telah memberkatinya dengan sebuah keluarga yang baik dan semua anaknya telah menjadi dewasa sekarang. Lebih daripada itu, ia mampu bersukacita, seperti merasakan damai sejahtera dan ketenangan dari dalam ruang perawatan, bahwa betapa ajaibnya ciptaan Allah itu – rerumputan yang hijau, pohon-pohon yang indah. Ia beritahukan anaknya bahwa dirinya merasa puas dan bahagia dengan hidupnya sekarang ini.
Kesaksian # 5
Ada seorang saudara yang lumpuh dari bagian leher ke bawah, yang disebabkan oleh sebuah kecelakaan mobil. Setelah kecelakaan itu, ia kehilangan pekerjaan-nya dan ibu angkatpekerjaan-nya, orang yang terdekat dalam hidupnya, meninggalkannya. Ia begitu kesepian, putus asa dan harus memelihara dirinya tanpa bantuan siapapun juga. Suatu hari, beberapa jemaat mendengar keadaan saudara ini dan memberitakan Injil kepadanya. Saudara ini menjadi percaya dan setelah mempelajari Kebenaran, iapun dibaptis. Sekalipun kondisi jasmaninya menunjukkan perkem-bangan yang berarti setelah berkali-kali berdoa, tetapi masih saja ia merasakan kesepian dan tertekan. Suatu malam, ia bermimpi bahwa dirinya berada di dalam surga dan mendengar para malaikat menyanyikan pujian yang begitu indahnya. Ia merasakan sukacita dan damai sejahtera yang tidak terlukiskan saat mendengar pujian itu. Lalu, ia meminta agar para malaikat itu mengajari pujian itu. Para malaikat itu menuliskan syair pujian itu kata demi kata kepadanya. Saat terbangun, saudara ini berusaha untuk tetap mengingat pujian itu dan menyanyikannya di hadapan pendeta, yang kemudian menuliskan syair dan
“Perintah dari bibir-Nya tidak kulanggar, dalam sanubariku
kusimpan ucapan mulut-Nya.”
nadanya. Pujian itu kemudian dibagikan kepada banyak saudara-saudari dari gereja kami di berbagai negara. Banyak orang yang merasa terhibur oleh pujian itu. Salah satu syair dari pujian ini seperti berikut: “Saat masa-masa kamu seorang diri, Yesus senantiasa berada di sampingmu. Percayalah kepada-Nya dengan sepenuh hati, Ia akan menopang dirimu.”
Inilah beberapa kesaksian yang begitu indah dari para jemaat kita. Apakah kalian memiliki kesaksian lain untuk dibagikan? Mungkin kailan pernah mendengar kesaksian yang serupa. Bagikanlah kesaksian itu kepada teman-teman kelasmu.
Pesan Penghiburan dalam Sebuah Botol
Ketika menderita, mudah bagi kita untuk beranggapan bahwa tidak ada seorangpun di dunia ini yang mengerti atau peduli terhadap keadaan kita. Bagaimanapun, kita dapat pastikan bahwa Allah peduli terhadap kita. Alkitab sebenarnya memberitahukan bahwa Allah ingat dan peduli terhadap setiap air mata yang kita jatuhkan, bahkan Ia menampungnya dalam sebuah botol. Marilah kita lihat ayat berikut di dalam Mzm. 56:9 – “Sengsaraku Engkaulah yang menghitung-hitung, air mataku Kautaruh ke dalam kirbat-Mu.” Jadi, Allah benar-benar peduli terhadap kita. Sukacita dalam Masa-Masa Sulit p e la ja ra n
1
Aplikasi Kehidupan Lembar Kerja # 3 4 K E S A K S I A N Kesaksian # 1Ada seorang saudari yang begitu setia dalam meme-gang hari Sabat. Sebagai hasilnya, ia kehilangan beberapa temannya. Mereka tidak lagi mengundang-nya ke pesta, yang kebamengundang-nyakan jatuh pada hari Sabtu. Mereka beranggapan bahwa saudari ini bukanlah macam teman mereka. Ia merasa begitu sedih dan mencurahkan perasaan hatinya kepada saudari seiman lainnya. Lalu, saudari seiman ini memberi penghiburan dan mengingatkannya bahwa adalah suatu kemuliaan bila seseorang itu dapat mampu memegang perintah Allah.
Kesaksian # 2
Seorang saudara seiman memahami amanatnya untuk memberitakan Injil kepada teman-temannya. Ketika ia berbicara tentang beberapa pengajaran dasar keselamatan dari Alkitab (seperti Sakramen Baptisan Air untuk pengampunan dosa), temannya ini tidak dapat menyetujuinya. Mereka bahkan berpenda-pat bahwa saudara ini telah tersesat. Tetapi saudara ini tidak goyah ataupun gentar. Ia ingat kata-kata dari seorang rasul, “Kita harus lebih taat kepada Allah daripada kepada manusia” (Kis. 5:29).
“Taatilah Allah”
Kesaksian # 3
Seorang saudari pernah mengalami kecelakaan, yang meninggalkan bekas luka pada wajahnya. Ia begitu sedih selama masa-masa itu. Setelah bebe-rapa tahun berlalu, ia mulai sadar bahwa karena kecelakaan itulah, ia menjadi kurang menaruh perha-tian kepada perihal jasmani. Ia mulai mengetahui bagaimana bersyukur kepada Allah yang telah menuntun dirinya lebih dekat kepada-Nya dan belajar bahwa Allah adalah satu-satunya hal yang paling penting di dalam hidupnya.
Kesaksian # 4
Seorang saudari (yang telah meninggal) terserang kanker. Ia menghadapi banyak kesakitan, sekalipun mendapatkan perawatan medis yang baik. Suatu hari, seperti biasa terbaring di ranjang sebuah rumah sakit, ia memandang ke luar dari jendela dan mulai berpikir mengenai banyak hal. Air matapun mulai mengalir ke pipinya. Anaknya laki-laki masuk dan menanyakan keadaannya, apakah ibu sedang kesakitan? Sang ibu terkejut mendengar suara lemah lembut itu dan mem-beritahukan bahwa ia menangis karena merasa benar-benar terharu oleh kasih karunia Allah atas dirinya. Allah telah memberkatinya dengan sebuah keluarga yang baik dan semua anaknya telah menjadi dewasa seka-rang. Lebih daripada itu, ia mampu bersukacita, seperti merasakan damai sejahtera dan ketenangan dari dalam ruang perawatan, bahwa betapa ajaibnya ciptaan Allah itu – rerumputan yang hijau, pohon-pohon yang indah. Ia beritahukan anaknya bahwa dirinya merasa puas dan bahagia dengan hidupnya sekarang ini.
Kesaksian # 5
Ada seorang saudara yang lumpuh dari bagian leher ke bawah, yang disebabkan oleh sebuah kecelakaan mobil. Setelah kecelakaan itu, ia kehilangan pekerjaannya dan Ibu angkatnya, orang yang terdekat dalam hidupnya, meninggalkannya. Ia begitu kesepian, putus asa dan harus memelihara dirinya tanpa bantuan siapapun juga. Suatu hari, beberapa jemaat mendengar keadaan sau-dara ini dan memberitakan Injil kepadanya. Sausau-dara ini menjadi percaya dan setelah mempelajari Kebenaran, iapun dibaptis. Sekalipun kondisi jasmaninya menunjuk-kan perkem-bangan yang berarti setelah berkali-kali berdoa, tetapi masih saja ia merasakan kesepian dan tertekan. Suatu malam, ia bermimpi bahwa dirinya bera-da di bera-dalam surga bera-dan mendengar para malaikat menyanyikan pujian yang begitu indahnya. Ia merasa-kan sukacita dan damai sejahtera yang tidak terlukismerasa-kan saat mendengar pujian itu. Lalu, ia meminta agar para malaikat itu mengajari pujian itu. Para malaikat itu menuliskan syair pujian itu kata demi kata kepadanya. Saat terbangun, saudara ini berusaha untuk tetap mengingat pujian itu dan menyanyikannya di hadapan pendeta, yang kemudian menuliskan syair dan nadanya. Pujian itu kemudian dibagikan kepada banyak saudara-saudari dari gereja kami di berbagai negara. Banyak orang yang merasa terhibur oleh pujian itu. Salah satu syair dari pujian ini seperti berikut: “Saat masa-masa kamu seorang diri, Yesus senantiasa berada di samping-mu. Percayalah kepada-Nya dengan sepenuh hati, Ia akan menopang dirimu.”
Dalam bagian Aktivitas hari ini, kita akan membuat botol penghiburan. Murid-murid dapat menggunakannya sebagai sebuah hiasan di dalam kamar atau rumah untuk mengingatkan mereka bahwa Allah peduli selagi kita menderita. Jadi, kita seharusnya senantiasa bersukacita di dalam Tuhan. Selain itu, kita dapat gunakan botol ini sebagai sebuah hadiah bagi mereka yang sedang dalam penderitaan, sehingga mereka pun dapat diingatkan bahwa setiap air mata yang mengalir, Allah memperhitungkannya, bahkan menaruhnya ke dalam kirbat-Nya.
Bagian A: Bahan
1. Cukuplah beberapa botol beling atau plastik bagi murid-murid. (Anda dapat meminta murid-murid untuk membawa sendiri botol-botol itu). Botol-botol itu seharusnya mempunyai lubang yang cukup besar, sehingga jari-jari mereka dapat menaruh suatu pesan ke dalamnya. Botol-botol itu janganlah berkapasitas lebih dari 330 ml agar tampak menarik dan indah.
2. Pita atau bahan sejenisnya untuk menghiasi bagian luar dari botol.
3. Spidol permanen untuk menulis atau menggambar pada permukaan botol.
4. Bahan lainnya yang dapat pula dipakai untuk menghiasi botol (sesuai dengan acuan dan kreatifitas sang guru).
5. Dapatkan l
Bagian B: Petunjuk
1. Hiasilah botol-botol itu sesuai dengan pilihan dari sang guru dan murid-murid.
2. Lipatlah kertas hias untuk mengisi setengah atau sepertiga bagian dari botol. Kertas hias ini mewakili alir mata bagi teman-teman, yang begitu berharga di hadapan Allah.
3. Biarkan murid-murid menulis Mzm. 56:9 pada salah satu lembar kertas berwarna atau kertas hias. Gulunglah kertas itu dan taruhlah ke dalam botol hias itu.
embaran kertas berwarna (atau kertas hias) berukuran 5 x 5 inci untuk menuliskan sebuah pesan penghiburan yang akan dimasukkan ke botol. Setiap murid seharusnya mempunyai dua lembar kertas. “Kakiku tetap mengikuti jejak-Nya, aku menuruti jalan-Nya dan tidak menyimpang.” (Ayb. 23:11)
4. Setiap murid akan memilih ayat Alkitab lainnya atau menuliskan beberapa kata penghiburan pada lembar kertas berwarna atau kertas hias. Demikian pula, gulunglah kertas itu dan masukkan ke botol hias itu.
Kita hidup di dalam dunia yang tidak sempurna. Sekalipun kita adalah anak-anak Allah, masa-masa sulitpun tidak dapat kita hindari. Bagaimanapun, dari teladan orang-orang kudus dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dan hari ini, kita mengetahui bahwa kita dapat menerima sukacita dari Tuhan, bila kita tahu bagaimana bersandar kepada-Nya dan memandang-Nya. Kita tahu bahwa Ia mempunyai sasaran kebaikan yang mengizinkan kita untuk menghadapi penderitaan. Oleh karena itu, marilah kita mengingat selalu untuk memohon pertolongan dan penghiburan dari Allah. Akhirnya, marilah kita baca dalam 1 Pet. 5:7 – “Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.”
Kesimpulan
Evaluasi
Tugas Pembacaan Alkitab minggu ini: Bil. 21 – 23pelajaran
2
GARIS BESAR
Latar Belakang Alkitab
Kitab Bacaan
Flp. 2; Mat. 20:21-28; Mrk. 9:35; 19:42-45; 1 Kor. 9:19
Kebenaran Alkitab
Dalam Kerajaan Allah, yang Ia paling senangi adalah mereka yang rendah hati dan mau melayani.
Tujuan Pelajaran
1. Membangun perilaku yang benar saat kita melayani.
2. Belajar banyak cara agar kita dapat melayani Allah dan sesama.
Ayat Hafalan
“Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.”
(Mat. 20:28)
Melalui kehidupan Tuhan Yesus Kristus di dunia, satu-satunya sasaran yang Ia lakukan adalah melayani dan bukan dilayani. Ini suatu tindakan kemanusiaan yang sempurna bahwa Allah, yang di atas semua, yang menciptakan semua, rela menjadi manusia dan turun ke dalam dunia ini untuk menyelamatkan yang tidak selayaknya dan melayani kita. Flp. 2:5-8 menasihati agar kita mempunyai perilaku yang sama seperti Tuhan Yesus perbuat, yaitu menjadi seorang hamba.
Dalam pasal yang sama, Paulus menyebutkan Epafroditus dan Timotius, dua orang yang setia, yang melayaninya, telah membuktikan dukungannya terhadap pela-yanan Paulus dalam pemberitaan Injil.
Paulus pun bertekad untuk melayani sesama. Ia berkata, “Sungguhpun aku bebas terhadap semua orang, aku menjadikan diriku hamba dari semua orang” (1 Kor. 9:19). Ia siap mengorbankan dirinya, darahnya siap dicurahkan pada korban (Flp. 2:17). Demi menyelamatkan banyak jiwa, ia menderita kesukaran begitu banyaknya (2 Kor. 11).
Ada banyak cara agar kita dapat melayani. Dari Perjanjian Lama hingga Perjanjian Baru, Alkitab penuh dengan manusia yang melayani Allah dan sesama.
Sukacita dalam
Tanpa kasih, mustahil untuk melayani sesama dengan rela hati. Saat Tuhan Yesus Kristus berada di dunia, Ia mencurahkan segala usaha-Nya ke dalam pelayanan untuk menolong umat manusia kembali kepada-Nya. Perwujudan terakhir dari kasih-Nya bagi kita adalah dengan pengorbanan diri-Nya di kayu salib. Seperti pujian # 449 dalam Kidung Rohani katakan, “Kasih ajaib! Oh, mungkinkah Tuhan mati ganti aku?” Sungguh, mungkinkah Allah yang Maha besar, Pencipta, bersedia melayani ciptaan-Nya sepanjang hidup-Nya dan kemudian mati bagi mereka?
Dikatakan bahwa ketika seseorang mengasihi dengan begitu dalamnya, maka tidak akan ada sungut-sungut ataupun keluh kesah. Inilah gambaran yang sempurna dari kasih seorang ibu. Kebanyakan ibu-ibu bersedia melakukan apapun yang mendatangkan kebaikan bagi anak-anaknya. Tahun demi tahun, mereka terbebani dan menderita tanpa mengharapkan adanya balasan. Mereka dengan tulus hati dan penuh kasih sayang mengasuh anak-anak mereka, bahkan bersukacita saat melakukannya.
Dalam dunia ini, kasih telah semakin dingin dan semua motivasi untuk melakukan hal-hal itu hanyalah tertuju kepada kepentingan pribadi. Sepertinya diri kita belum dapat menjadi pribadi yang memberikan sesuatu dengan cuma-cuma. Oleh karena itu, kita harus memohon Allah untuk membentuk hati kita menjadi murah hati dan suka memberi.
Sebagai seorang guru Pendidikan Agama, perbuatan kasih kita memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap kasih dan perkembangan rohani murid-murid daripada perkataan pengajaran kita. Kasih adalah buah Roh Kudus, yang kita harus hasilkan agar menjadi hamba dan contoh yang baik kepada murid-murid.
Alkitab
Makanan
Rohani
untuk
Renungan
“Bantulah dalam kekurangan orang-orang kudus dan usahakanlah dirimu untuk selalu memberikan tumpangan.” (Rm. 12:13)Persiapkan
Hati
Murid
Murid-murid dapat memandang perhambaan dengan pengertian yang negatif. Ini disebabkan oleh dunia di sekitar mereka menghargai kekuasaan, tingkat sosial dan kemewahan dari seseorang. Untuk menghadapi ini semua, kita perlu mengajari mereka berbagai jalan Allah yang melayani sesama. Motivasilah mereka untuk berdoa dengan ucapan syukur bagi semua berkat yang Allah telah limpahkan ke atas mereka dan sesama. Orang-orang yang tersentuh oleh rencana kasih Allah ini akan lebih mudah mengintrospeksi diri terhadap keinginan mereka yang terdahulu dan berfokus pada bantuan dan pemberian kepada sesama. Mereka pun akan merasakan sukacita dalam proses pelayanan terhadap sesama.
Murid-murid belajar yang terbaik dari orang-orang yang mereka anggap sebagai teladan. Orang-orang ini dapat ditemukan dari Alkitab atau kesaksian. Anda pun merupakan orang yang mereka anggap sebagai teladan. Oleh karena itu, kita harus senantiasa mengintrospeksi diri dan memastikan bahwa kita adalah contoh yang baik mengenai perhambaan.
Dengan melanjutkan aktivitas ini merupakan suatu jalan yang baik untuk menunjukkan murid-murid, di mana mereka dapat melayani (di gereja, di rumah, di sekolah atau di mana saja) dan bagaimana mereka melayani (dengan membersihkan, memberi perhatian kepada saudara-saudari seiman, membantu teman-teman di kelas dan lain sebagainya).
Katakan ini kepada murid-murid: Apakah maksud dari kata ‘hamba’ yang timbul di dalam pikiran kalian? Tuliskan sedikitnya tiga hal yang dimaksudkan dan bagikan itu agar kita dapat mencatatkannya di papan tulis.
Dalam pelajaran hari ini, kita akan melihat apa yang Allah telah katakan mengenai menjadi seorang hamba. Dalam Mat. 20:21-28, Yohanes dan Yakobus, beserta ibu mereka, menghampiri Yesus Kristus. Ibu mereka meminta agar Tuhan Yesus mengizinkan kedua anaknya untuk duduk di sebelah kanan dan kiri-Nya untuk bersama-sama memerintah dengan Tuhan Yesus di dalam kerajaan-Nya. Permintaan ini menyatakan bahwa mereka lebih tertarik memerintah orang banyak daripada melayaninya. Yesus Kristus menegaskan bahwa untuk menjadi yang terbesar, ia
Alkitab
Mengenai
Murid
Anda
Pemahaman
Alkitab
Sebelum Anda mulai bagian ini, mintalah murid-murid
untuk melihat pada Lembar Kerja Murid.
Beberapa informasi yang diberikan di sini mungkin tidak tersedia
bagi murid-murid. Informasi pada sebelah kanan dapat dijadikan suatu acuan.
Kita sekarang akan membandingkan pan-dangan kalian dengan Alkitab mengenai perhambaan dengan melihat kehidupan Yesus Kristus secara rinci. Kita pun akan melihat contoh lainnya dari mereka yang melayani Allah dan sesama. Marilah kita teladani jejak mereka.
Lembar Kerja # 1
Marilah kita lihat kepada Alkitab. Bacalah Flp. 2:5-7 – “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri dan mengambil rupa seorang hamba dan menjadi sama dengan manusia.”
Dapatkah kalian mengingat beberapa kejadian di dalam kehidupan Tuhan Yesus, di mana Ia menunjukkan diri-Nya sebagai hamba terhadap semua orang? (Murid-murid dapat menanggapinya secara bebas dan Anda seharusnya memberikan penjelasan lebih lanjut terhadap tanggapan mereka itu.) Marilah kita membaca mengenai beberapa kejadian di dalam kehidupan Tuhan Yesus untuk melihat bagaimana Ia menunjukkan diri-Nya sebagai salah seorang yang melayani sesama, tanpa memandang status sosial atau latar belakang mereka.
Perbuatan Tuhan Yesus Kristus
Mat. 15:30-38 (menyembuhkan yang lumpuh, yang
buta, yang bisu dan masih banyak yang lain dan memberi mereka makan pula)
Macam perbuatan apakah yang Tuhan tunjukkan? (belas kasih, peduli terhadap kebutuhan jasmani mereka)
Mrk. 1:40-42 (menyembuhkan yang kusta, yang
menderita pengucilan dari masyarakat setempat karena penyakitnya)
Macam perbuatan apakah yang Tuhan tunjukkan? (mengumpulkan mereka yang tertolak, memahami penderitaan dari seseorang yang terkena kusta)