• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyusunan Kajian dilaksanakan melalui tiga tahap yang meliputi (1) Praktek Lapangan I berupa pemetaan sosial; (2) Praktek Lapangan II berupa evaluasi program dan (3) Praktek Lapangan III berupa Penyusunan Program Pemberdayaan PKRT Usaha mikro. Tahap-tahap tersebut dilaksanakan di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang, dan setiap tahap merupakan satu kesatuan yang saling melengkapi, artinya data yang diperoleh pada tahap pertama dan kedua dipadukan dengan data tahap ketiga yang kemudian dipergunakan dalam penulisan Laporan Kajian.

Kajian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi kasus untuk memperdalam masalah kajian. Pertimbangannya adalah bahwa kajian yang dilaksanakan merupakan kajian pengembangan masyarakat untuk mempelajari kasus usaha mikro perempuan kepala rumahtangga (PKRT) dan karakteristiknya di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung.

3.1. Batas-batas Kajian 3.1.1. Tipe Kajian

Tipe Kajian yang digunakan adalah Evaluasi Sumatif Deskriptif (Sitorus, 2004), yaitu dengan dasar-dasar sebagai berikut:

1. Deskripsi (penguraian): menggambarkan suatu kejadian atau gejala sosial secara lengkap, rinci dan mendalam. Kajian ini menggambarkan kondisi usaha mikro yang dilaksanakan oleh anggota komunitas terutama perempuan yang menjadi kepala rumahtangga dan jejaring sosial yang ada di dalam komunitas tersebut.

2. Evaluasi Sumatif: menentukan efektivitas tindakan dan intervensi program dan kebijakan; penilaian tipe-tipe intervensi yang efektif dan kondusif untuk mencapai efektivitas tersebut. Kajian ini menilai keefektifan program P2KP dan UP2K-PKK dalam meningkatkan kesejahteraan sosial terutama bagi perempuan kepala rumahtangga usaha mikro di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung. Kajian ini berupaya memberikan

sumbang an pemikiran untuk pembuatan keputusan tentang program tersebut dan untuk meningkatkan atau memperbaiki program itu di masa yang akan datang. Evaluasi ini direkomendasikan kepada instansi yang menangani program pemberdayaan perempuan dan terutama bagi pengelola kegiatan di desa yang bersangkutan agar dapat ditemukan langkah-langkah efektif untuk memecahkan masalahnya.

3.1.2. Aras Kajian

Aras kajian yang digunakan adalah Pendekatan Subyektif Makro yaitu melihat pengembangan dan pemberdayaan terhadap perempuan kepala rumahtangga usaha mikro serta jejaring sosial yang ada dalam pengembangan usaha mikro tersebut. Sasarannya tidak hanya di dalam komunitas itu sendiri, tetapi juga berada di luar komunitas termasuk di dalamnya analisa tentang kelembagaan yang mempengaruhi usaha mikro perempuan kepala rumahtangga.

3.1.3. Strategi Kajian

Strategi Kajian dilakukan dengan cara: 1. Studi kasus instrumental

Studi kasus instrumental yaitu studi kajian yang memperlakukan kasus pemberdayaan PKRT sebagai instrumen untuk memahami usaha mikro, jejaring sosial dan program-program yang telah diberikan, dan mengapa program tersebut tidak berkesinambungan.

2. Analisis Stakeholder

Stakeholder menurut Richard L. Draft (1991) dalam Sutomo, dkk (2003) merupakan kelompok di dalam dan di luar organisasi yang mempunyai peran dalam menentukan kinerja organisasi. Analisis stakeholder merupakan strategi untuk memanfaatkan dukungan sumberdaya kelompok atau institusi dan strategi menghindari hambatan yang mungkin terjadi oleh kelompok institusi.

Stakeholder yang dianalisis menurut Uphoff (1992) adalah (1) Sektor Keswadayaan Masyarakat yang tumbuh dan digiatkan oleh warga masyarakat secara sukarela untuk kepentingan bersama. (2) Sektor Swasta yang mempunyai

orientasi pada keuntungan bisnis dalam bidang jasa, perdagangan, industri, pengusaha pelayanan sosial yang cenderung non profit. (3) Sektor Publik yaitu pihak pemerintah yang mempunyai arah kebijakan dan program pengembangan masyarakat.

Cara Analisis stakeholder menurut Sutomo, dkk (2003) adalah dengan membuat Tabel dan (1) Membedakan beberapa jenis komponen: stakeholder, kebutuhan, keinginan, tujuan umum. (2) Merumuskan karakteristik penting, kepentingan, sikap dan kemampuan.

3.2. Lokasi, Subyek dan Waktu Kajian

Kajian ini mengambil lokasi di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung dengan pertimbangan:

1. Jumlah penduduk miskin di Desa Sekarwangi sebanyak 228 KK dan 60 KK (26,32%) diantaranya adalah perempuan kepala rumahtangga yang mengalami kerentanan ekonomi dan mengelola usaha mikro.

2. Lokasi tersebut telah memperoleh program P2KP dan UP2K-PKK sebagai bentuk program pemberdayaan masyarakat dan perlu dilihat apakah program tersebut dapat memberikan manfaat bagi PKRT usaha mikro.

3. Sebagian besar penduduk bekerja pada sektor pertanian dan menjadi buruh pabrik. Banyak pendatang di desa Sekarwangi, sehingga potensi ekonomi yang dikembangkan adalah usaha mikro yaitu berjualan makanan (gorengan, usaha kerupuk, bakso, dan sebagainya), warungan dan konveksi. Kegiatan itu juga dijalani oleh perempuan yang menjadi kepala rumahtangga.

Subyek Kajian adalah perempuan kepala rumahtangga yang memiliki usaha mikro dan berada di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung. Prosedur sampling dilakukan dengan cara menentukan key people (orang kunci) dalam hal ini salah seorang informan (Bungin, 2003). Penentuan ini dilakukan dengan sengaja (purposive sampling) yaitu memilih informan yang sesuai dengan desain penelitian dan memiliki ciri-ciri yang esensial dari populasi, sehingga cukup representatif yaitu telah lama menyatu dengan aktivitas yang menjadi informasi, aktif dalam lingkungan, mempunyai banyak waktu untuk diwawancarai, informasi cenderung apa adanya berdasarkan realita. Prosedur pemilihan subyek kasus dilakukan dengan teknik snowball yaitu penentuan

sampling dimulai dari informan kunci yang diminta menunjuk PKRT yang menjadi subyek kasus dan PKRT ini kemudian juga menunjuk teman-temannya yang lain yang sesuai dengan kriteria penelitian. Kegiatan penetapan subyek kasus dilakukan melalui tahap sebagai berikut:

1. Pengkaji berupaya memperoleh data awal melalui informan kunci (Kepala Desa, Ketua TP PKK Desa Sekarwangi, Ketua DPK P2KP).

2. Melalui data tersebut pengkaji menetapkan satu nama sebagai subyek kasus. 3. Melalui nama yang dipilih tersebut, pengkaji berupaya memperoleh nama lain

yang memenuhi kriteria dan seterusnya.

4. Setelah data/informasi dianggap jenuh, kegiatan snowballing dihentikan dan diperoleh 15 nama untuk digunakan sebagai subyek kasus.

Kajian dilaksanakan selama lebih kurang 3 (tiga) bulan yaitu pada pertengahan bulan Juni sampai akhir Agustus 2005 (12 minggu). Kajian ini sendiri merupakan kelanjutan dari Praktek Lapang I dan Praktek Lapang II yang telah dilaksanakan sebelumnya di lokasi kajian. Jadwal waktu penyusunan kajian seperti pada Tabel 3. berikut ini:

Tabel 3. Jadwal Penyusunan Kajian Pengembangan Masyarakat

2004 2005

No Langkah Kegiatan

11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9