INTI MASALAH AKIBAT MASALAH
4. Akses dan kontrol pengetahuan dan keterampilan PKRT terbatas.
7.3. Tahap Pendayagunaan Sumber-sumber Lokal
Kegiatan pendayagunaan sumber-sumber lokal untuk pemberdayaan PKRT usaha mikro didasarkan pada pengembangan jejaring artinya setiap program memerlukan jejaring atau hubungan antar kelembagaan agar terjadi sinergitas dan muncul trust diantara masyarakat terutama PKRT usaha mikro, pemerintah dan lembaga swasta.
Pendayagunaan sumber-sumber lokal diantaranya adalah meningkatkan hubungan kelembagaan yang berada di dalam maupun di luar komunitas agar jejaring sosial masyarakat Desa Sekarwangi meningkat dari Quadran 4 yaitu “Masyarakat Desa yang Miskin” ke Quadran 1 yaitu “Anggota Program Kredit yang Sukses”. Kriteria agar hubungan intra dan luar komunitas tinggi adalah adanya pola relasi/hubungan yang bagus antara individu, komunitas maupun dengan kelembagaan. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi kelembagaan yang dapat mendukung program pemberdayaan PKRT usaha mikro di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang.
2. Melakukan analisis stakeholder yang diperlukan untuk mengetahui kelembagaan yang mempunyai potensi untuk meningkatkan akses dan kontrol PKRT usaha mikro.
3. Jejaring yang dibangun bersifat setara, transparan, jujus, integrasi dan dedikasi untuk mencapai tujuan bersama.
4. Memberikan kepercayaan bagi PKRT usaha mikro untuk membentuk kelompok dan mengelola program dan kegiatan yang ada untuk meningkatkan akses dan kontrol mereka.
Gambar 9. Jejaring Sosial Pemberdayaan PKRT Usaha Mikro di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang Tahun 2005
Gambar 9 menjelaskan bahwa perlu ada jejaring kelembagaan untuk memecahkan masalah yang dialami oleh PKRT yang mengelola usaha mikro. Adanya kebijakan dari aparat desa untuk mengelola program pengembangan usaha mikro yang dikelola oleh PKRT berdasarkan kesetaraan dan keadilan gender dapat meningkatkan taraf kesejahteraan PKRT sehingga kebutuhan strategisnya dapat dicapai yaitu peningkatan status dan perekonomian mereka. Adanya peran pemerintah daerah dan kelembagaan dalam komunitas dapat membantu memecahkan permasalahan yang dialami oleh PKRT usaha mikro. Warga masyarakat sebagai konsumen dapat memberikan peluang kepada PKRT untuk maju dan mengembangkan dirinya dengan tidak menganggap mereka adalah pencari nafkah tambahan.
Pada tahap pendayagunaan sumber untuk program pemberdayaan bagi PKRT melalui pengembangan jejaring sosial tidak terlepas dari peran stakeholder. Analisis stakeholder diperlukan untuk melihat peran stakeholder dan sejauhmana fungsinya dalam program pemberdayaan bagi PKRT usaha mikro di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang. Daftar Stakeholder dapat dilihat pada Tabel 29. berikut ini:
BUMDES, P2KP, UP2K-PKK, TEMAN, KELOMPOK ARI SAN, RENTENI R, KELUARGA, PERBANKAN
PKRT USAHA MI KRO
Aparat Pemerintah Prop/ Kab/ Kec,
BK3S, K3S WARGA MASYARAKAT (KONSUMEN), PASAR Aparat Desa, BPD, LKMD, PKK.
Tabel 29. Daftar Stakeholder untuk pemberdayaan PKRT Usaha Mikro di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang Tahun 2005
SEKTOR PUBLIK SEKTOR SWASTA SEKTOR SWADAYA
MASYARAKAT - Badan Pemberdayaan
Masyarakat Daerah (BPMD) Propinsi Jabar.
- Badan Perencanaan Daerah (Bapeda) Kab. Bdg
- Bagian Perekonomian Setda - Bagian Pemberdayaan
Perempuan Dinas
Kesejahteraan Sosial Kab. Bdg. - Dinas Perindustrian dan
Perdagangan (Disperindag) Kab. Bdg
- Dinas Koperasi (Diskop) Kab. Bdg
- Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kab. Bdg.
- Pemerintahan desa/kec. - Tim Penggerak PKK Desa
- Bank Perkreditan Rakyat (BPR)/Bank Negara Indonesia (BNI) - Badan Usaha Milik Desa - Badan Koordinator Kegiatan
Kesos (BK3S)
- Koordinator Kegiatan Kesos (K3S)
- Usahawan
- Pusat Studi Wanita (PSW)
- PKRT Usaha Mikro - Tokoh adat - Ulama - Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM). - Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM). - Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). - Organisasi Sosial - Komunitas
Sumber: Hasil Peneltian 2005
Daftar stakeholder pada Tabel 29. terdiri dari sektor publik yang menjadi perumus kebijakan, sektor swasta yang menjadi pendukung kegiatan dan sektor swadaya masyarakat sebagai aktor utama pelaksana kegiatan. Ketiganya dapat menjadi shareholder dalam menunjang terlaksananya kegiatan. Sektor publik dan swasta dipilah menurut tingkat kepentingan mereka yang terkait dengan masalah dan kebutuhan PKRT usaha mikro, mulai dari kegiatan pemberdayaan perempuan sampai dengan pemberdayaan usaha mikro. Daftar stakeholder diperlukan untuk menjalin jejaring sosial yang dibutuhkan untuk mengatasi masalah ketidakadilan gender pada PKRT usaha mikro. Para stakeholder ini kemudian dianalisis menurut kepentingan dan kebutuhannya. Analisis stakeholder dapat dilihat pada Tabel 30. berikut ini:
Tabel 30. Analisis Stakeholder untuk Pemberdayaan PKRT Usaha Mikro di Desa Sekarwangi Kecamatan Katapang Tahun 2005
Stakeholder Hubungan Proyek – S Hubungan S – Proyek Kebutuhan (S) Tujuan Umum (S) Evaluasi Strategi Support/hindari
Pemda Fasilitasi Penerapan Kebijakan Anggaran Terbatas Memberdayakan masyarakat XXXX Potensi
TP PKK Kab Fasilitasi Pembina Wilayah Kemandirian,
swadaya
Swadaya XX Potensi
Kecamatan Fasilitasi Pembina Wilayah Proyek
berkembang
Percontohan XXX Potensi
Pemdes Fasilitasi Pembina PKK Ada kegiatan Sukses XXXX Potensi
TP PKK Desa Penentuan Kelompok
penerima dana
Pengelola Anggaran UP2K-PKK Dilaksanakan Dana kembali XXX Potensi
BPR/BNI Pendukung kegiatan Pendukung dana Menambah
nasabah
Memperluas usaha perbankan
XX Potensi
BUMDES Pendukung kegiatan Pendukung dana Program berjalan Membantu masyarakat XXX Potensi
BK3S/K3S Pendukung kegiatan Pendukung dana dan kegiatan Program berjalan Memberdayakan masyarakat XXX Potensi
Usahawan Pendukung kegiatan Pendukung pemasaran Produksi lancar Memperluas usaha XXX Potensi
Pusat Studi Wanita Fasilitasi pemberdayaan perempuan
Pemberi informasi tentang kesetaraan dan keadilan gender
PenyadaranKKG KKG XXXX Potensi
Organisasi Sosial Fasilitasi tempat Membantu masyarakat Dukungan
masyarakat
Membantu masyarakat XXXX Potensi
LSM Fasilitator masyarakat Pendamping kegiatan Mendapatkan
kegiatan
Program berjalan lancar XXXX Potensi
Tokoh Adat Pemberi informasi Tokoh yang disegani Didengarkan Mensukseskan program
pemerintah
XXXX Potensi
Ulama Pemberi informasi Tokoh yang disegani Dakwah Pengembalian pinjaman
lancar
XXXX Potensi
BKM/UPK Penentuan KSM Penentuan KSM Laporan Keuangan Dana Bergulir XXX Potensi
KSM Koordinator kelompok Pengelola penagihan dalam
kelompok
Pembayaran cicilan lancar
Tagihan lancar XXXX Potensi
PKRT Usaha Mikro Tidak semua Penerima Dana Dapat bantuan
untuk modal
Bantuan modal sesuai kebutuhan
XXXX Potensi
Komunitas Yang dapat bantuan
orang kaya
Penerima Dana Bergulir Ada bantuan untuk usaha
Ada bantuan untuk usaha XX Potensi
Keterangan:
Stakeholder : Orang atau lembaga yang berkompeten untuk terlibat dalam proses pemberdayaan PKRT usaha mikro di Desa Sekarwangi. Hubungan Proyek – S : Hubungan Proyek dengan stakeholder.
Hubungan S – Proyek : Hubungan stakeholder terhadap proyek. Kebutuhan (S) : Kebutuhan stakeholder.
Tujuan Umum (S) : Tujuan stakeholder.
X : Menunjukkan kapasitas evaluasi dari masing-masing stakehol der.
Data pada Tabel 30. menunjukkan bahwa stakeholder yang berperan adalah dari Pemda, lembaga PKK, Lembaga Desa dan Kelompok Usaha dan swasta yaitu Perbankan, Organisasi Sosial, BUMDES, Usahawan, Pusat Studi Wanita (PSW), BKM dalam program P2KP dan UP2K-PKK. Pihak Pemda berperan sebagai fasilitator program dan kegiatan serta sebagai lembaga dana, lembaga swasta sebagai pendamping dan pemantau, lembaga desa sebagai pengolah data dan program desa serta masyarakat sendiri terutama PKRT sebagai aktor utama. Kerjasama ini membentuk tiga komponen utama strategi pengembangan masyarakat.
Keinginan dari masing-masing stakeholder adalah kemajuan program dan dana tersebut dapat berkembang, sehingga dapat bergulir dan dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat yang membutuhkan. Evaluasi tertinggi diharapkan berasal dari Pemda, Pemdes, Pengurus UP2K-PKK, Ketua KSM dan PKRT usaha mikro.
7.4. Tahap Penyusunan dan Pengusulan Rencana