• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV : UPAYA HUKUM YANG DITEMPUH DALAM MENGAJUKAN

D. Upaya Hukum Yang Ditempuh Dalam Mengajukan Tuntutan Hukum

2. Bagi Pihak Ketiga Yang Beritikad Baik Mengajukan Upaya Hukum

Upaya hukum keberatan yang diajukan kepada pengadilan negeri yang menyidangkan perkara sebelumnya berlaku bagi pihak ketiga yang beritikad baik.

Terkait dengan perampasan terhadap barang/aset yang telah dialihkan atau dikuasai oleh pihak ketiga, maka jika aset yang dirampas dari pihak ketiga, pihak ketiga yang bersangkutan berhak atas kompensasi kerugian dari pelaku tindak pidana. Hal ini jika memang terbukti apabila pihak ketiga merupakan pihak yang bersih dan kapabilitasnya tidak terkait dengan perbuatan pelaku tindak pidana (pihak ketiga yang beritikad baik). Dalam hal ini pihak ketiga mengetahui apakah aset tersebut berasal dari hasil kegiatan tindak pidana ataupun sarana tindak pidana, meskipun pihak ketiga telah melakukan pemeriksaan terhadap aset yang akan dikuasai tetapi kebenarannya ditutupi atau direkayasa oleh pihak pelaku tindak pidana.188

Pengajuan upaya hukum keberatan ke pengadilan negeri tersebut dikenal dalam UU Narkotika dan UU TPPU. Dalam UU Narkotika terdapat pada Pasal 101 ayat (2), bahwa :

“Dalam hal alat atau barang yang dirampas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah milik pihak ketiga yang beritikad baik, pemilik dapat mengajukan keberatan terhadap perampasan tersebut kepada pengadilan yangbersangkutan dalam jangka waktu 14 (empat belas) harisetelah pengumuman putusan pengadilan tingkat pertama”.

Adapun persyaratan pengajuan upaya hukum keberatan ke pengadilan negeri sesuai ketentuan Pasal 101 ayat (2) UU Narkotika, sebagai berikut :

1. Pihak ketiga adalah pihak yang beritikad baik;

2. Alat atau barang dirampas untuk Negara;

188Ricky Nurholish Yusuf, Perlindungan Hukum Pihak Ketiga Yang Beritikad Baik Atas Barang Bukti Yang Dirampas Untuk Negara Dalam Perkara Tindak Pidana Korupsi, (Bandung : Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran, 2010), hlm. 106.

3. Pengajuan keberatan ditujukan ke pengadilan yang bersangkutan;

4. Jangka waktu pengajuan 14 (empat belas) hari setelah pengumuman putusan pengadilan tingkat pertama.

Dalam UU TPPU, dasar hukum pengajuan upaya hukum keberatan tersebut terdapat pada Pasal 79 ayat (6), bahwa :

“Setiap orang yang berkepentingan dapat mengajukan keberatan kepada pengadilan yang telah menjatuhkan penetapan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (3)”.

Namun, pemanfaatan Pasal 101 ayat (2) UU Narkotika dan Pasal 79 ayat (6) UU TPPU tidak mengatur tata cara pengajuan upaya keberatan dimaksud karena pada ketentuan undang-undang tersebut tidak menjelaskan bagaimana upaya keberatan tersebut. Untuk menghindari kekosongan ketentuan hukum, maka ketentuan mengenai keberatan ini mengacu pada ketentuan yang diatur dalam Peraturan Mahkamah Agung RI No. 1 Tahun 2013 tentang Tata Cara Penyelesaian Permohonan Penanganan Harta Kekayaan Dalam Tindak Pidana Pencucian Uang atau Tindak Pidana Lain.

Sebaiknya, perlindungan aset milik pihak ketiga beritikad baik sudah sewajarnya dilakukan sejak awal proses penegakan hukum, yaitu saat penyidikan dimulai karena pada saat itu dimungkinkan adanya pelanggaran terhadap hak milik pihak lain terkait upaya paksa yang berupa penyitaan. Penyitaan menjadi fokus karena upaya penyitaan terkait dengan hak-hak kebendaan, yaitu hak-hak kebendaan

yang utamanya memberi kenikmatan. Hak kebendaan dimaksud adalah suatu hak absolut. Artinya, hak yang melekat pada suatu benda memberikan kekuasaan langsung atas benda tersebut dan dapat dipertahankan terhadap tuntutan setiap orang.189

189Frieda Husni Hasbalah, Hukum Kebendaan Perdata, Hak-Hak Yang Memberi Kenikmatan Jilid I, (Jakarta : Ind-Hil-Co., 2005), hlm. 52.

BAB V

KESIMPULAN & SARAN

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat ditarik sebagai benang merah dalam penelitian ini, yaitu :

1. Perampasan aset hasil tindak pidana narkotika yang dihukum berdasarkan tindak pidana pencucian uangdimulai dari tingkat penyidikan sampai dengan penuntutan di depan persidangan hingga akhirnya diputus oleh hakim.

Putusannya adalah menyatakan harta kekayaan yang bukan milik terdakwa, melainkan milik pihak ketiga dirampas untuk negara. Dalam Putusan Mahkamah Agung RI No. 669 K/Pid.Sus/2017, tertanggal 15 Juni 2017 yang terdapat harta kekayaan yang dinyatakan dirampas untuk negara sementara harta kekayaan tersebut bukanlah berasal dari tindak pidana narkotika.

2. Kedudukan alat bukti yang diajukan terdakwa dalam pembuktian terbalik di persidangan dalam perkara tindak pidana pencucian uang terkait dengan barang bukti yang tidak terkait dengan tindak pidana adalah sama dengan alat bukti yang diajukan penuntut umum untuk membuktikan dakwaannya.

Sementara alat bukti yang sah dan minimal bukti yang cukup yang diajukan terdakwa tersebut adalah untuk membantah dalil-dalil dakwaan penuntut umum, atau dengan kata lain kedudukan terdakwa dengan penuntut umum dalam kesempatan pembuktian adalah sama di depan hukum.

3. Adapun upaya hukum yang ditempuh untuk mengajukan tuntutan hukum terhadap harta kekayaannya yang bukan berasal dari tindak pidana yang dirampas oleh negara, yaitu : mengajukan bukti-bukti yang sah dan cukup di depan persidangan dengan menerapkan pembuktian terbalik. Selain itu, jika terdapat harta kekayaan milik pihak ketiga yang beritikad baik dirampas untuk negara dalam perkara tindak pidana narkotika ataupun TPPU, maka pihak ketiga yang beritikad baik dapat mengajukan upaya hukum keberatan ke pengadilan negeri bersangkutan.

B. Saran

Berangkat dari kesimpulan di ata, maka adapun saran yang dapat direkomendasikan dalam penelitian ini, yaitu :

1. Bagi aparat penegak hukum, khususnya penyidik, penuntut umum, dan hakim yang melakukan penyitaan dan perampasan aset yang diyakini menimbulkan banyak potensi kerugian sebaiknya dilakukan evaluasi terhadap ketentuan hukum acara pidana. Untuk mengakomodasi kepentingan pihak-pihak yang beritikad baik secara tidak langusng menjadi korban dari proses penegakan hukum. Evaluasi tersebut dapat berupa pembaharuan/pengesahan RUU KUHAP yang sudah dimuat kewenangan dari Hakim Pemeriksa Pendahuluan yang didalamnya terkait kewenangan untuk memutus upaya paksa berupa penyitaan.

2. Bagi pihak ketiga yang beritikad baik/pihak berkepentingan terhadap aset/harta kekayaan yang bukan berasal dari tindak pidana sebaiknya dalam

memperjuangkan hak-hak dan kepentingan hukumnya terhadap aset/harta kekayaan tersebut dilakukan sejak perkara masih dalam tingkat penyidikan.

3. Bagi Pemerintah RI sebaiknya segera membuat dan mengundangkan peraturan pemerintah yang mengatur tentang hukum acara pengajuan upaya hukum keberatan sebab hingga sampai dengan saat ini belum ada pengaturan mengenai hal tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Atmasasmita, Romli., Globalisasi dan Kejahatan Bisnis, Jakarta : Kencana, 2010.

---., Kapita Selekta Kejahatan Bisnis dan Hukum Pidana (Buku I), Jakarta : Fikahati Aneska, 2013.

Black, Henry Campbell., Richard A. Garner (Ed.), Black’s Law Dictionary, Ed. Ke-8, Minnesota : West Group, 2004.

Bungin, Burhan., Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta : Kencana, 2009.

Chazawi, Adami., Pelajaran Hukum Pidana I, Jakarta : Raja Grafindo, 2010.

Danil, Elwi., Korupsi, Konsep, Tindak Pidana dan Pemberantasannya, Jakarta : Rajawali Press, 2012.

Eddyono, Supriyadi Widodo., dan Yonatan Iskandar Chandra, Mengurai Implementasi dan Tantangan Anti Pencucian Uang di Indonesia, Cet. Ke-1, Jakarta : Institute for Criminal Justice Reform (ICJR), Oktober 2015.

Faisal, Menerobos Positivisme Hukum, Yogyakarta : Rangkang Education, 2010.

Ganarsih, Yenti., Kriminalisasi Pencucian Uang (Money Laundering), Cet. 1, Jakarta : Program Pascasarjana FH-UI, 2003.

Giannelli, Paul C., Understanding Evidence, Atlanta : Marsal of Barnett & Alagia, 2003.

Hamzah, Andi., Hukum Acara Pidana Indonesia, Ed. Revisi,Jakarta : Sinar Grafika, 2001.

Harahap, M. Yahya., Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP : Pemeriksaan Sidang Pengadilan, Banding, Kasasi, dan Peninjauan Kembali, Jakarta : Sinar Grafika, 2010.

Harahap, M. Yahya., Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP, Jakarta : Sinar Grafika, 2001.

Hartono, C.F.G. Sunaryati., Penelitian Hukum Di Indonesia Pada Akhir Abad Ke-20, Bandung : Alumni, 1994.

Hasan, Alwi., Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 2007.

Hasbalah, Frieda Husni., Hukum Kebendaan Perdata, Hak-Hak Yang Memberi Kenikmatan Jilid I, Jakarta : Ind-Hil-Co., 2005.

Hiariej, Eddy O.S., Teori & Hukum Pembuktian, Jakarta : Erlangga, 2012.

Husein, Yunus., Bunga Rampai Anti Pencucian Uang, Bandung : Books Terrace &

Library, 2007.

Ismanthono, Henricus W., Kamus Istilah Ekonomi dan Bisnis, Jakarta : Kompas, 2010.

Jahja, Juni Sjafrien., Melawan Money Laundering! Mengenal, Mencegah &

Memberantas Tindak Pidana Pencucian Uang, Jakarta : Visi Media, 2012.

Joewana S., Gangguan Penggunaan Zat Narkotika, Alkohol, dan Zat Adiktif Lain, Jakarta : Gramedia, 1989.

Lubis, M. Solly., Filsafat Ilmu dan Penelitian,Bandung : Mandar Madju, 1994.

Mahkamah Agung RI, Pedoman Teknis Administrasi dan Teknis Peradilan Pidana Umum dan Pidana Khusus, Buku II, Ed. 2007, Jakarta : Mahkamah Agung RI, 2008.

Makarao, Taufik., dkk., Tindak Pidana Narkotika, Jakarta : Ghalia Indonesia, 2005.

Manullang, E. Fernando M., Menggapai Hukum Berkeadilan, Tinjauan Hukum Kodrat dan Antinomi Nilai, Jakarta : Kompas, 2007.

Marpaung, Leden., Asas, Teori, Praktek Hukum Pidana, Jakarta : Sinar Grafika, 2009.

Mertokusumo, Sudikno., Mengenal Hukum : Suatu Pengantar, Yogyakarta : Liberty, 1999.

Mochtar, Akil., Pembalikan Beban Pembuktian Tindak Pidana Korupsi, Jakarta : Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi, 2009.

Moerad, Pontang., Pembentukan Hukum Melalui Putusan Pengadilan Dalam Perkara Pidana, Bandung : Alumni, 2005.

Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004.

Muladi dan Barda Nawawi Arief, Bunga Rampai Hukum Pidana, Bandung : Alumni, 1992.

Mulyadi, Lilik., Hukum Acara Pidana Normatif, Teoritis, Praktik, dan Permasalahannya, Bandung : Alumni, 2007.

Prasetyo, Teguh., dan Abdul Halim Barkatullah, Politik Hukum Pidana (Kajian Kebijakan Kriminalisasi Dekriminalisasi), Jakarta : Pustaka Pelajar, 2005.

Priyanto, Dwidja., Sistem Pelaksanaan Pidana Penjara di Indonesia, Bandung : Rafika Aditama, 2009.

Salam, Faisal., Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Bandung : Pustaka, 2004.

Sasangka, Hari., dan Lily Rosita, Hukum Pembuktian Dalam Perkara Pidana, Bandung : Mandar Maju,2003.

Sasangka, Hari., Narkotika dan Psikotropika Dalam Hukum Pidana, Cet. I, Bandung : Mandar Maju, 2003.

Sjahdeini, Sutan Remy., Seluk-Beluk Tindak Pidana Pencucian Uang dan Pembiayaan Terorisme, Jakarta : Pustaka Utama Grafiti, 2007.

Soekanto, Soerjono., dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2001.

Soekanto, Soerjono., Ringkasan Metodologi Penelitian Hukum Empiris, Jakarta : Indonesia Hillco, 1990.

Soemitro, Ronny Hanitijo., Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Cet. Ke-5, Jakarta : Ghalia Indonesia, 1994.

Soesilo, R., Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Serta Komentar-Komentar Lengkap Pasal Demi Pasal, Bogor : Politeia, 1985.

Supramono, G., Hukum Narkotika Indonesia, Jakarta : Djambatan, 2001.

Suseno, Franz Magnis., Etika Politik : Prinsip-Prinsip Moral Dasar Kenegaraan Modern, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1988.

Sutedi, Adrian., Hukum Perbankan Suatu Tinjauan Pencucian Uang, Merger, Likuidasi, dan Kepailitan, Jakarta : Sinar Grafika, 2010.

Tirtaamidjaja, M.H., Kedudukan Jaksa dan Acara Pemeriksaan Perkara Pidana dan Perdata, Jakarta : Djambatan,1996.

Tjah, T.H. Rahardja K., Obat-obat Penting, Khasiat, Penggunaan, dan Efek Sampingnya, Edisi V, Jakarta : Elex Media Komputindo, 2002.

Utama, Paku., Memahami Asset Recovery & Gatekeeper, Jakarta : Indonesia Legal Roundtable, 2013.

Utrecht, E., dan Moh. Saleh Djindang, Pengantar Dalam Hukum Indonesia, Jakarta : Sinar Harapan, 1989.

Waluyo, Bambang., Penelitian Hukum Dalam Praktek, Jakarta : Sinar Grafika, 1996.

---., Sistem Pembuktian Dalam Peradilan Indonesia, Jakarta : Sinar Grafika, 1996.

Wignjosoebroto, Soetandyo., Hukum, Paradigma Metode dan Dinamika Masalahnya, Editor : Ifdhal Kasim et.al., Jakarta : Elsam dan Huma, 2002.

Wuisman, J.J.M., M. Hisyam (Editor), Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Asas-Asas, Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1996.

Yusuf, Ricky Nurholish., Perlindungan Hukum Pihak Ketiga Yang Beritikad Baik Atas Barang Bukti Yang Dirampas Untuk Negara Dalam Perkara Tindak Pidana Korupsi, Bandung : Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran, 2010.

Zed, Mestika., Metode Penelitian Kepustakaan, Ed. Ke-2, Jakarta : Yayasan Obor Indonesia, Januari 2008.

B. Karya Ilmiah

Bangun, Meilisa., “Pembuktian Tindak Pidana Kekerasan Dalam Rumah Tangga Kaitannya Dengan Visum et Repertum (Analisis Putusan No.

722/Pid.B/2011/PN.Sim dan Putusan No. 2454/Pid.B/2008/PN.Mdn)”, Departemen Hukum Pidana Fakultas Hukum, Universitas Sumatera Utara, Medan, 2013.

Banjar, Andri., “Pembuktian Terbalik Terhadap Perampasan Aset Dalam Perkara Tindak Pidana Pencucian Uang Hasil Kejahatan Narkotika”, Jurnal Pasca Sarjana Hukum UNS Vol. V No. 1, Januari-Juni 2017.

Effendi, Tolib., “Re-Evaluasi Sistem Penuntutan Dalam KUHAP”, Jurnal Media Hukum Vol. 19, No. 1, Juni 2012.

Ganarsih, Yenti., “Anti Pencucian Uang di Indonesia dan Kelemahan Dalam Implementasinya (Suatu Tinjauan Awal)”, Jurnal Legislasi Indonesia, Vol.

3, No. 4, 2006.

Hafizi, M. Zainul., “Makalah Etika Bisnis Penegakan Hukum Terhadap Pencucian Uang di Indonesia”, Jakarta : Universitas Indraprasta PGRI, 2011.

Halif, “Model Perampasan Aset Terhadap Harta Kekayaan Hasil Tindak Pidana Pencucian Uang”, Jurnal Rectens, Vol. 5, No. 2, Desember 2016.

Husein, Yunus., “Hubungan Antara Kejahatan Peredaran Gelap Narkoba dan Tindak Pidana Pencucian Uang”, Makalah yang disampaikan dalam Forthy-Seventh Session of The Comisión on Narcotic Drugs, Wina, 2004.

Kurniawan, Riza Alifianto., “Perampasan Aset Hasil Tindak Pidana Narkotika Sebagai Alternatif Pemidanaan Dalam Tindak Pidana Narkotika”, hasil penelitian yang dibiayai oleh RKAT Fakultas Hukum Universitas Airlangga, 2011.

Mahyar, Andry., “Tinjauan Yuridis Terhadap Peran Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Dalam Mencegah dan Memberantas Tindak Pidana Pencucian Uang (Money Laundering)”, Medan : Tesis, Program Studi Magister Ilmu Hukum Program Pasca Sarjana USU, 2011.

Nugroho, Dedy Muchti., “Eksistensi Alat Bukti Elektronik Dalam Sistem Hukum Pembuktian di Indonesia dari Perspektif Hakim”, Jurnal Ilmu Hukum QISTIE, Vol. 8, No. 1, 01 Mei 2015.

PPATK E-Learning, “Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme, Bagian 4 : Pengaturan Pencegahan dan Pemberantasan Pencucian Uang di Indonesia”, Jakarta : PPATK, tanpa tahun.

Ramelan, dkk., “Laporan Akhir Naskah Akademik Rancangan Undang-Undang Tentang Perampasan Aset Tindak Pidana”, Pusat Perencanaan Pembangunan Hukum Nasional Badan Pembinaan Hukum Nasional Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI, Jakarta, 2012.

Santoso, Topo., “Penelitian Proposal Penelitian Hukum Normatif”, Pelatihan Penelitian Hukum, Depok : Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 25 April 2005.

Saragih, Parlindungan T., “Analisis Yuridis Pembuktian Tindak Pidana Judi Online Menurut Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik”, USU Law Journal, Vol. 6, No. 2, April 2018.

Setiyo, dkk., “Kebijakan Hukum Pidana Terhadap Penyidikan Dalam Perspektif Sistem Peradilan Pidana”, Jurnal Varia Justicia Vol. 10 No. 2, Oktober 2014.

Simatupang, Dian Puji N., “Penyusunan Proposal Penelitian”, Bahan Perkuliahan Metode Penelitian dan Penulisan Hukum, Depok : Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 27 Februari 2008.

Syahrin, Alvi., “Pendekatan Dalam Penelitian Hukum”, Bahan Perkuliahan Metode Penelitian Hukum, Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Medan, 2009.

Umara, Nanda Sahputra., “Pemisahan Pertanggungjawaban Perampasan Barang Dalam Penguasaan Pihak Ketiga Yang Beritikad Baik Dalam Putusan Tindak Pidana Korupsi”, Jurnal Hukum Novelty Vol. 8 No. 2, Agustus 2017.

C. Media Massa & Internet

Harian Analisa, “Kasus Pencucian Uang Hasil Narkoba”, diterbitkan pada hari Jumat, tanggal 23 September 2016.

Harian Medan Bisnis, “Bandar Narkoba Surabaya Dituntut 17 Tahun”, diterbitkan pada hari Kamis, tanggal 15 September 2016.

Harian Media Indonesia, “Miftahul Khoir : Urgensi Regulasi Perampasan Aset Bandar Narkoba”, diterbitkan pada hari Sabtu, tanggal 27 Juni 2015.

Harian Republika, “Antara Narkotika dan Pencucian Uang”, diterbitkan Sabtu, 23 November 2013.

Website Hukumonline.com, “Tentang Sistem Pembalikan Beban Pembuktian”, http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt513ff99d6eedf/tentang-sistem-pembalikan-beban-pembuktian., diakses pada hari Kamis, tanggal 26 Juli 2018.

Website Resmi Suria Nataadmadja & Associates, “Suria Nataadmadja : “Process and

Procedure of Criminal Court Litigation”,

http://www.surialaw.com/news/proses-dan-tahapan-persidangan-perkara-pidana., diakses pada hari Sabtu, tanggal 07 Juli 2018.

D. Peraturan Terkait

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Amandemen

Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana.

Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.

Undang-Undang No. 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.

E. Putusan Pengadilan

Putusan Pengadilan Negeri Tebing Tinggi No. 259/Pid.Sus/2016/PN.Tbt., tertanggal 22 September 2016 An. Gunawan Prasetio.

Petikan Putusan Mahkamah Agung RI No. 669 K/Pid.Sus/2017, tertanggal 15 Juni 2017 An. Gunawan Prasetio.

Risalah Persidangan Perkara No. 77/PUU-XII/2014, tertanggal 28 Oktober 2014.