• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Pendidikan Anak Maria Montessori Dalam Perspektif

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. PEMBAHASAN

2. Metode Pendidikan Anak Maria Montessori Dalam Perspektif

Cara memberikan pendidikan yang kurang tepat kepada anak akan berimbas kepada pembentukan karakter anak di masa yang akan datang. Oleh karenanya mesti harus kita lebih perhatikan kembali terkait metode yang diberikan sebelum semuanya terlambat. Metode Montessori adalah sebuah metode pendidikan ala barat yang kini banyak diadopsi sebagai bentuk kurikulum beberapa sekolah yang ada di Indonesia khususnya dalam prinsip tentang kebebasan atau freedom with limitation.

Freedom with limitation atau kebebasan terbatas adalah kebebasan pada anak-anak untuk beraktivitas dalam lingkungan yang terstruktur. Artinya anak mempunyai kebebasan dalam mengeksplorasi sesuatu namun dihimpit oleh batasan agar kebebasan menjadi harmoni yang selaras. Dengan kata lain ada saatnya orang tua membiarkan anak mengeksplorasi dan ada saatnya pula orang tua harus menghentikan.

Batasan-batasan tersebut mengenai keamanan anak serta norma sopan santun dan kebaikan.63

62 Syekh Khalid Abdurrahman al-‘Ikk, Prophetic Parenting., Op.Cit., hal. 281

63Maria Montessori, terj. Ahmad Lintang Lazuardi, Metode Montessori, Op.Cit., hal. 71

Oleh karena itu output yang di hasilkan akan berupa pembiasaan diri untuk senantiasa melakukan perbuatan yang baik dan positif karena hasil dari eksplorasi daya berpikir anak. Selain diberikan kebebasan anak juga terawasi oleh orang tua disekitarnya, oleh karenanya anak akan sangat minim melakukan perilaku yang tidak baik terus menerus.

Dengan demikian Anak juga akan senantiasa belajar untuk memilih dan melakukan apa yang dia suka dan yang tidak disukainya. Metode pendidikan yang dicanangkan oleh Montessori ini sungguh tak bisa dipisahkan dari konsep metode pendidikan berbasis Islam.

Jamal Abdurrahman adalah salah satu tokoh pendidikan Islam yang lahir tahun 1969 di Mesir, salah satu karya yang banyak digunakan dikalangan para cendikiawan adalah kitabnya yang berjudul Athfal Al- Muslimin. Konsep metode Montessori tentang kebebasan yang terbatas atau freedom with limitation mempunyai korelasi dengan konsep metode yang ditulis oleh Jamal Abdurrahman yaitu tentang konsep metode pembiasaan, diantaranya adalah :

a. Mebiasakan Anak Menundukkan Pandangan dan Memelihara Aurat.

Dalam riwayat Ibnu Khuzaimah disebutkan bahwa Nabi Saw bersabda kepadanya, “Keponakanku, pada hari ini, siapa yang menundukkan pandangan matanya dan memelihara kemaluan dan lisannya, dosa-dosanya”.64

b. Jangan memanjakan anak dan menuruti semua kemauannya

Semua hal yang dialami orang tua sumbernya adalah terlalul sayang dan lembut terhadap anak itu sendiri. Islam memang memerintahkan untuk bersikap kasih sayang dan lembut kepada anak, namun Islam melarang bersikap berlebihan dan keterlaluan dalam hal kasih sayang ini. Untuk itu, tiada jalan lain, orang tua terkadang harus

64 Jamal Abdurrahman, Athfalul Muslimin Kaifa Rabahumun Nabiyyul Amin (Islamic Parenting): Pendidikan Anak Metode Nabi, (Solo: Aqwam, 2017), hal. 155

bersikap tegas dan berwibawa agar jiwa anak tidak berkepanjangan dalam kenakalan dan penyimpangannya.65

c. Membiasakan anak berpenampilan sederhana

Ulama mengatakan, “seorang ayah seharusnya tidak membiasakan anaknya hidup mewah dan tidak membiasakan sang anak suka berdandan dan berpenampilan mewah serta bersenang-senang, maka akan sia-sialah usianya untuk mendapatkannya hingga binasalah ia selamanya.” Abu Usman berkata, “Kami pernah bersama Uthbah bin Farqad. Maka Umar menulis surat kepadanya yang berisi berbagai hal yang ia ceritakan dari Nabi Saw. Salah satu yang ia tulis adalah bahwa Rasulullah Saw bersabda, ‘Tidak ada yang memakai sutra di dunia kecuali orang yang nanti di akhirat tidak mendapatkannya kecuali hanya sekian’ Beliau bersabda sambil menunjukkan jari telunjuk dan jari tengah.”66

d. Menganjurkan anak untuk meraih keuntungan sejak pagi buta (subuh)

Bangun pada pagi buta dan tidak tidur pada pagi hari menyebabkan bertambahnya rezeki. Sehubungan dengan hal itu, suatu ketika Ibnu Abbas melihat seorang anaknya tidur di waktu pagi. Ia pun berkata kepada anaknya, “Bangun, apakah engkau tidur di saat rezeki sedang dibagi-bagikan?”67

Dari ke empat macam metode pembiasaan yang digagas oleh Jamal abdurrahman dan salah satu prinsip dari metode Montessori mempunyai korelasi yaitu sama sama menekankan kedalam aspek kemandirian.

Rasulullah sangat memperhatikan pertumbuhan potensi anak, baik dibidang sosial maupun ekonomi. Beliau membangun sifat percaya

65 Jamal Abdurrahman, Athfalul Muslimin, Ibid., hal. 167

66 Jamal Abdurrahman, Athfalul Muslimin, Ibid., hal. 203

67 Jamal Abdurrahman, Athfalul Muslimin, Ibid., hal. 220

diri dan mandiri pada anak, agar ia bisa bergaul dengan berbagai unsur masyarakat yang selaras dengan kepribadiannya. Dengan demikian, ia mengambil manfaat dari pengalamannya, menambah kepercayaan pada dirinya, sehingga hidupnya menjadi bersemangat dan keberaniannya bertambah. Dia tidak manja, dan kedewasaan menjadi ciri khasnya.68

Karena pada akhirnya nanti setiap individulah yang akan dimintai pertanggung jawaban atas apa yang diperbuatnya di dunia ini.

Firman Allah yang tertulis di dalam Al Quran Surat Al-Mudasir ayat 38 menyebutkan :

ٍۢ ٍس فَن ْ ُّ

ل ُ ْۙ ةَنْي ِه َر ْتَب َس َ ك

ك اَمِب

Artinya : “Setiap orang bertanggung jawab atas apa yang telah ia lakukan”

Selanjutnya dalam surat Al-Mukminun ayat 62 disebutkan :

َ ن ْو ُم َ

kesanggupannya. Pada Kami ada suatu catatan yang menuturkan dengan sebenarnya dan mereka tidak dizalimi.”

Dari ayat di atas menjelaskan bahwa setiap orang tidak akan mendapatkan suatu beban diatas kemampuannya sendiri tetapi Allah Maha Tahu dengan tidak memberi beban seseorang melebihi batas kemampuan seseorang itu sendiri. Karena itu seseorang dituntut untuk mandiri dalam menyelesaikan persoalan dan pekerjaannya tanpa banyak tergantung pada orang lain.

68 Jamal Abdurrahman, Cara Nabi Menyiapkan Generasi, ( Surabaya: CV Fitrah Mandiri Sejahtera. 2006), hal. 212

Oleh karena itu, Nilai-nilai karakter yang dibentuk sejak dini harus segera dibangun agar menjadi sebuah pondasi yang kokoh sebagai bekal kehidupannya di masa depan nanti. sehingga tujuan pokok yang hendak dicapai adalah membuat anak-anak mandiri dan melakukan segala sesuatunya sendiri. Montessori mengatakan “tak ada orang bebas, kecuali dia MANDIRI”.69

3. Korelasi metode Montessori dengan Pendidikan Islam (Jamal