• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian terhadap trilogi Darah Emas dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif. Pemilihan metode ini didasarkan kepada perspektif filosofi penelitian kualitatif, yakni fenomenologi yang menekankan kepada pengalaman-pengalaman subjektif manusia dan interpretasi-interpretasi dunia (Moleong, 2006: 15). Fenomenologi di dalam karya sastra terbentuk dari kesadaran pengarang menciptakan dunia yang dialami orang-orang di sekitarnya. Pemilihan metode kualitatif dalam penelitian ini juga disesuaikan dengan pandangan Moleong (2006: 5) yang mengatakan bahwa metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden. Hal ini bersesuaian dengan pandangan Muhadjir (2002:19) yang mengatakan bahwa metode kualitatif yang berlandaskan fenomenologi, secara epistemologis, menuntut bersatunya subjek peneliti dengan subjek pendukung objek penelitian.

Di samping itu, dasar pemilihan metode ini disesuaikan dengan ciri-ciri penelitian kualitatif dalam kajian sastra, sebagaimana yang dikemukakan Endraswara (2008:5), yaitu:

(1) peneliti merupakan instrumen kunci yang akan membaca secara cermat sebuah karya sastra;

(2) penelitian dilakukan secara deskriptif, artinya terurai dalam bentuk kata-kata atau gambar jika diperlukan, bukan berbentuk angka;

(3) lebih mengutamakan proses daripada hasil karena karya sastra merupakan fenomena yang banyak mengandung penafsiran;

(4) analisis secara induktif; dan (5) makna merupakan andalan utama

Dalam penelitian ilmu sosial, metode kualitatif memanfaatkan cara-cara penafsiran yang disajikan dalam bentuk deskripsi dan dibatasi oleh hakikat fakta-fakta sosial serta sejumlah gejala sosial yang relevan. Sebagai sebuah prosedur penelitian, metode ini menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau catatan-catatan yang berhubungan dengan makna, nilai, dan pengertian (Bogdan dan Steven, 1992: 21). Apabila diterapkan dalam penelitian sastra, metode ini melibatkan pengarang serta lingkungan sosial tempat pengarang berada, termasuk unsur-unsur kebudayaan pada umumnya. Ratna (2004: 47) mengatakan bahwa metode kualitatif dalam penelitian sastra memfokuskan perhatian kepada data alamiah yang dihubungkan dengan konteks keberadaannya. Data alamiah dalam karya sastra diperoleh melalui berbagai fenomena yang dinarasikan dan dideskripsikan oleh pengarang yang dapat dihubungkan dengan konteks sosialnya. Oleh karena itu, metode kualitatif cenderung menekankan pada faktor kontekstual sehingga peneliti perlu mendekatkan diri secara holistik (Widati, 2001: 36; Muhadjir, 2002: 18).

Penelitian ini juga menggunakan metode deskriptif-analitik, yaitu metode yang dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta sekaligus menganalisisnya. Menurut Widati (2001: 35), metode ini bertujuan untuk menggambarkan secara cermat sifat-sifat suatu individu dan gejala yang terjadi melalui analisis yang dilakukan. Dalam trilogi DE, pendeskripsian dan penganalisisan fakta dilakukan melalui dua pendekatan, intrinsik dan ekstrinsik. Pendekatan intrinsik bersumber pada teks sastra, sedangkan ekstrinsik bersumber dari konteks karya sastra (Endraswara, 2008: 9). Kedua pendekatan ini perlu diaplikasikan untuk memperoleh pemaknaan yang utuh dari karya tersebut.

3.2 Sumber Data

Sumber data penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Dari kedua sumber itu, sumber data primer menjadi acuan utama dalam menemukan aspek sosiologis dalam masyarakat Tionghoa-Jambi. Sumber data primer penelitian ini terangkum dalam trilogi DE karya Meiliana K. Tansri. Peluncuran (launching) trilogi novel ini, khususnya buku pertama dan kedua, dilakukan di Toko Buku Gramedia Jambi, pada tanggal 31 Mei 2010. Buku ketiga dari trilogi ini muncul di toko buku pada bulan Juli 2010.

Adapun judul novel-novel yang terangkum dalam trilogi DE adalah sebagai berikut.

1. Novel Mempelai Naga (MN) merupakan buku pertama dari trilogi DE. Novel MN yang menjadi sumber data penelitian ini adalah novel cetakan pertama yang diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama, tahun 2010. Sampul (kulit) depan novel yang bergambar wajah perempuan Tionghoa yang sedang tersenyum dengan latar belakang warna kuning keemasan ini, didesain oleh Marcel A.W. Novel ini berukuran 20 x 13,5 cm dan terdiri atas 248 halaman.

2. Novel Gadis Buta dan Tiga Ekor Tikus (GBTET) merupakan buku kedua dari trilogi DE. Novel GBTET yang menjadi sumber data penelitian ini adalah novel cetakan pertama, diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama, tahun 2010. Sama seperti novel pertama, novel ini juga berukuran 20 x 13,5 cm, tebal 248 halaman, dan desain sampul dikerjakan oleh Marcel A.W. Sampul depan novel ini bergambar wajah perempuan yang sedang menunduk dengan latar belakang warna hijau dan kuning.

3. Novel Sembrani (Sbr) merupakan buku ketiga dari trilogi DE. Novel Sbr yang menjadi sumber data penelitian ini adalah novel cetakan pertama yang diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama, tahun 2010. Sampul (kulit) depan novel ini bergambar wajah perempuan Tionghoa yang sedang menghadap ke samping kanan dengan latar belakang warna biru dan gambar kuda sembrani. Desain sampul juga dikerjakan oleh Marcel A.W. Novel ini berukuran 20 x 13,5 cm dan terdiri atas 240 halaman.

Sumber data sekunder penelitian ini berupa tulisan-tulisan yang membicarakan tentang Meiliana K. Tansri, baik tentang karya-karyanya maupun proses kreatif kepengarangannya. Data sekunder berikutnya berupa tulisan-tulisan yang membicarakan tentang sosiokultur masyarakat Tionghoa-Jambi. Data sekunder ini diperoleh melalui buku, makalah, media cetak, dan internet.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang berkaitan dengan interaksi sosial dalam trilogi DE dilakukan dengan teknik (metode) dokumenter, yakni pengumpulan data melalui dokumen-dokumen yang berhubungan dengan objek yang akan dianalisis (Bungin, 2008: 121). Dokumen yang menjadi pusat perhatian dalam pengumpulan data ini adalah dokumen publik dan dokumen pribadi. Dokumen publik diperoleh melalui media massa dan kepustakaan, sedangkan dokumen pribadi diperoleh melalui wawancara yang dilakukan peneliti dengan pengarang (Bogdan dan Steven, 1992: 25).

Pengumpulan data dilakukan melalui pembacaan secara cermat dan berulang- ulang. Sesuai dengan metode pengumpulan data yang dikemukakan Endraswara (2008:

162), data penelitian yang diperoleh dari hasil bacaan, dicatat sekaligus diseleksi. Penyeleksian dilakukan untuk melihat relevansi antara data dan konstruk penelitian. Data yang tidak relevan, ditinggalkan, sedangkan data yang relevan diberi penekanan (digarisbawahi) untuk memudahkan peneliti dalam menganalisis.

Pengumpulan data penelitian ini juga menggunakan teknik wawancara kepada pengarang trilogi DE, Meiliana K. Tansri. Teknik ini dilakukan untuk mengetahui secara langsung latar belakang sosiologis pengarang yang berkaitan dengan proses kreatif DE. Teknik wawancara dilakukan secara terbuka, artinya, pihak yang diwawancarai mengetahui maksud dan tujuan wawancara (Moleong, 2006: 189). Dalam melakukan wawancara, peneliti menggunakan petunjuk umum wawancara, yaitu membuat kerangka dan garis besar pokok-pokok yang ditanyakan dalam proses wawancara. Wawancara juga dilakukan secara terstruktur karena peneliti menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Dengan demikian, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan tidak secara spontanitas, melainkan telah dipersiapkan terlebih dahulu.

Jenis wawancara yang dilakukan adalah wawancara jarak jauh. Bahan wawancara, berupa pertanyaan-pertanyaan terstruktur, dikirimkan ke alamat pos-el (e- mail) pengarang dan pengarang mengirimkan jawabannya melalui pos-el pula. Hasil wawancara jarak jauh tersebut merupakan dokumen pribadi yang menjadi salah satu bahan dokumenter dalam penelitian ini.

3.4 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data trilogi novel DE ini menggunakan teknik analisis konten (content analysis). Teknik analisis konten memberi perhatian pada isi pesan atau makna yang terkandung dalam karya sastra (Ratna, 2004:49; Endraswara, 2008: 161). Teknik ini berangkat dari aksioma bahwa studi tentang proses dan isi komunikasi adalah dasar bagi ilmu-ilmu sosial (Muhadjir, 2002: 68; Bungin, 2008: 84). Dalam penelitian kualitatif, penekanan analisis konten tertuju pada cara peneliti melihat keajekan isi komunikasi, memaknakan isi komunikasi, membaca simbol-simbol, serta memaknakan isi interaksi simbolis yang terjadi dalam komunikasi (Bungin, 2008: 156).

Isi dalam analisis konten terdiri atas dua bagian, yakni isi laten dan isi komunikasi (Ratna, 2004: 48). Isi laten adalah isi yang terkandung dalam dokumen atau naskah, sedangkan isi komunikasi adalah pesan yang terkandung sebagai akibat komunikasi yang terjadi. Analisis isi laten akan menghasilkan arti, sedangkan analisis isi komunikasi akan menghasilkan makna. Berdasarkan hal tersebut, isi laten dalam trilogi DE dapat diketahui melalui analisis yang menggunakan pendekatan intrinsik dan ekstrinsik, sedangkan isi komunikasi adalah makna yang diperoleh berdasarkan interpretasi terhadap hasil analisis.

Analisis konten dalam meneliti trilogi DE dilakukan dalam tiga tahap, yaitu (1) menganalisis dan mendeskripsikan struktur trilogi DE; (2) mendeskripsikan relevansi struktur novel dan konteks sosial masyarakat Tionghoa-Jambi; dan (3) mendeskripsikan latar belakang sosiologis pengarang. Ketiga tahapan tersebut tergambar dalam bagan berikut.

Analisis struktur novel/

teks

Deskripsi relevansi struktur teks dan

konteks

Deskripsi latar belakang

sosiologis pengarang

Bagan 3.4 Tahap-Tahap Analisis Konten terhadap Trilogi Darah Emas

Sesuai dengan bagan tersebut, analisis konten dalam meneliti trilogi DE dapat dijabarkan sebagai berikut.

1. Menganalisis dan mendeskripsikan struktur trilogi DE.

Struktur novel diketahui setelah dilakukan pembacaan yang menyeluruh dan berulang-ulang terhadap novel tersebut. Setiap elemen struktur, seperti, alur, karakter, latar, dan tema, dianalisis untuk memperoleh gambaran mengenai isi novel secara utuh. Hasil analisis yang dipaparkan selalui disertai dengan kutipan-kutipan dari dalam teks untuk mendukung analisis. Pendekatan yang dilakukan pada tahap ini adalah pendekatan intrinsik yang berpandangan bahwa karya sastra sewajarnya bertolak dari interpretasi dan analisis karya itu sendiri (Muhadjir, 2002: 308).

2. Mendeskripsikan relevansi struktur novel dan konteks sosial masyarakat Tionghoa-Jambi.

Setelah menganalisis struktur novel, analisis kemudian dilanjutkan dengan melihat relevansi antara semua elemen struktur dan konteks sosialnya, yakni masyarakat Tionghoa-Jambi yang menjadi latar sosialnya. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan ekstrinsik mengingat karya sastra selalu berkaitan dengan lingkungan sosialnya. Kenyataan fiksional dalam teks kemudian direlevansikan dengan kenyataan faktual yang diperoleh dari berbagai dokumen

publik yang dijadikan sebagai rujukan. Relevansi yang diperoleh dideskripsikan dengan dukungan kutipan-kutipan yang terdapat dalam teks.

3. Mendeskripsikan latar belakang sosiologis pengarang.

Fakta-fakta fiksional yang direlevansikan dengan fakta faktual tidak terlepas dari campur tangan pengarang sebagai bagian dari anggota masyarakat. Hubungan antara novel dan pengarang ditemukan melalui latar belakang sosiologis pengarang. Latar belakang tersebut diperoleh melalui dokumen pribadi, yakni berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan disertai dengan data-data pendukung dari dokumen-dokumen publik. Hasil wawancara dan data-data pendukung dipaparkan beserta kutipan dalam teks.

Ketiga tahapan analisis konten dalam penelitian ini dilakukan secara sistematis sehingga dapat ditemukan fakta-fakta cerita yang merepresentasikan fakta faktual.