• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini dilaksanakan di beberapa sekolah binaan antara lain SMP 23 PPU, SMPN Muhammadiyah Sepaku pada bulan Januari 2017 sampai dengan bulan Maret 2017.

Persiapan Penelitian

Persiapan penelitian meliputi pembuatan instrumen supervisi kinerja kepala sekolah dalam pelaksanaan supervisi, membuat kesepakatan jadwal dengan kepala sekolah binaan

Subjek Penelitian

Subyek penelitian adalah kepala sekolah di SMPN 23 PPU, SMP Muhammadiyah Sepaku. Adapun kepala sekolah yang dilakukan pendampingan adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Daftar Nama Kepala Sekolah

Nama Sekolah

Kusmiati, S.Pd, MM Kepala sekolah SMPN 23 PPU Amin Susilo, S.Pd Kepala sekolah SMP Muhammadiyah 1 Sumber Data

Sumber data berasal dari kepala sekolah dan guru guru di sekolah binaan.

Teknik dan alat pengumpulan Data

pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan pengamatan maupun studi dokumen.

(BORNEO, Edisi Khusus, Nomor 18, September 2017)

166

Indikator kinerja

Kinerja kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi minimal mencapai 75%

Teknik Analisis Data

analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan data kuantitatif dengan rata rata.

Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian menggunakan 4 tahapan yakni meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi.

Perencanaan meliputi: (1) Pembuatan instrumen penelitian (2)Kesepakatan jadwal dengan kepala sekolah dalam melakukan pendampingan, (3) mempersiapkan materi materi pendampingan seperti supervisi perencanaan supervisi, pelaksanaan supervisi, pembuatan laporan supervisi akademik, PKG.

Pelaksanaan meliputi pendampingan yang dilakukan oleh pengawas dengan memberikan pembinaan kepada kepala sekolah.

Pengamatan dilakukan mulai sejak awal sampai dengan penyusunan laporan supevisi akademik.

Refleksi dilakukan dengan jalan memberikan evaluasi dan refleksi terhadap kekurangan kekurangan dalam perencanaaan supervisi, pelaksanaan supervisi maupun pembuatan laporan supervisi. Dari kekurangan kekurangan yang ada dilakukan perbaikan sehingga akan mengalami peningkatan kinerja.

Tabel 2. Jadwal Penelitian

Kegiatan Jan 2017 Feb 2017 Maret 2017 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Penyempurnaan proposal

Persiapan di sekolah binaan √ √ √

Pelaksanaan PTS √ √ √

Pengumpulan Data

Analisis Data √ √

Penyusunan Hasil

Pelaporan Hasil √ √

(BORNEO, Edisi Khusus, Nomor 18, September 2017)167 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Hasil Penelitian

Tabel 3. Kondisi awal

No Komponen Nilai

1 Memiliki program supervisi akademik 45 2 Menyusun rencana pelaksanaan supervisi akademik 50 3 Melaksanakan supervisi perencanaan pembelajaran 55 4 Melaksanakan supervisi kunjungan kelas 60

5 Melaksanakan penilaian RPP 60

6 Melaksanakan supervisi penilaian pembelajaran 60 7 Menyusun rencana tindak lanjut hasil supervisi 40

8 Buku pembinaan khusus 60

9 Memiliki program pengembangan peningkatan hasil pembelajaran

55

10 Dilakukan PKG 70

Rata rata 55,5

Kepala sekolah umumnya belum mempunyai program supervisi dan supervisi jarang dilakukan oleh kepala sekolah. Begitu juga tindak lanjut hasil supervisi belum nampak mestinya harus ada hukuman bagi yang nilainya kurang dan reward bagi guru yang hasil supervisinya nilainya baik. Ada sekolah yang belum mempunyai buku pembinaan khusus.

PKG juga belum dilaksanakan dengan baik, karena deskripsi belum ditulis oleh penilai, bahkan ada yang aplikasinya salah sehingga output nilai perolehan angka kredit guru menjadi salah.

Siklus 1

Perencanaan meliputi kesepakatan jadwal dengan pihak kepala sekolah, pengawas mempelajari materi supervisi, PKG, PKB, administrasi kepala sekolah.

Pelaksnaan meliputi pendampingan kepala sekolah oleh pengawas masalah kemampuan supervisi. Pendampingan ini dilanjutkan dengan monitoring untuk mengecek kemajuan yang dilakukan oleh kepala sekolah. Pendampingan dilakukan sebanyak 2 kali selama satu siklus dengan melakukan mentoring sebanyak satu

(BORNEO, Edisi Khusus, Nomor 18, September 2017)

168

kali. Mentoring dilakukan secara bersama sama dengan pihak kepala sekoalah dan berkumpul bersama.

Pengamatan dilakukan mulai dari awal sampai pada akhir siklus 1.

Refleksi dilakukan untuk mencatat kelemahan kelemahan pada siklus 1, kekurangan yang ada dilkukan perbaikan dan menjadi tugas kepala sekolah untuk diperbaiki. Hasil pengamatan pada siklus 1 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4. Hasil Pengamatan Siklus 1

No Komponen Nilai

1 Memiliki program supervisi akademik 55

2 Menyusun rencana pelaksanaan supervisi akademik 55 3 Melaksanakan supervisi perencanaan pembelajaran 60 4 Melaksanakan supervisi kunjungan kelas 65

5 Melaksanakan penilaian RPP 65

6 Melaksanakan supervisi penilaian pembelajaran 70 7 Menyusun rencana tindak lanjut hasil supervisi 50

8 Buku pembinaan khusus 65

9 Memiliki program pengembangan peningkatan hasil pembelajaran

60

10 Dilakukan PKG 75

Rata rata 62

Setelah diberikan pendampingan oleh pengawas pada siklus 2 ini mengalami kenaikan yakni program supervisi sudah diperbaiki.

Siklus 2

Perencanaan pada siklus 2 dilakukan dengan membuat kesepakatan jadwal dengan kepala sekolah.

Pelaksanaan pendampingan oleh pengawas dilakukan dengan mempertajam materi yang masih kurang dicapai oleh kepala sekolah seperti menganalis dan evalusi hasil supervisi. Pengawas memberikan tugas kepada kepala sekolah untuk memperbaiki hasil PKG guru.

PKG guru masih masih banyak kekurangannya yakni belum ditulis deskripsi hasil pengamatan oleh kepala sekolah.

(BORNEO, Edisi Khusus, Nomor 18, September 2017)169 Kepala sekolah masih malas mengerjakan tugas tugas yang diberikan oleh pengawas sekolah.

Tabel 5. Hasil Pengamatan Siklus 2

No Komponen Nilai

1 Memiliki program supervisi akademik 70

2 Menyusun rencana pelaksanaan supervisi akademik 70 3 Melaksanakan supervisi perencanaan pembelajaran 70 4 Melaksanakan supervisi kunjungan kelas 75

5 Melaksanakan penilaian RPP 80

6 Melaksanakan supervisi penilaian pembelajaran 80 7 Menyusun rencana tindak lanjut hasil supervisi 75

8 Buku pembinaan khusus 76

9 Memiliki program pengembangan peningkatan hasil pembelajaran

78

10 Dilakukan PKG 78

Rata rata 75,2

Pembahasan

Pada kondisi awal bahwa memang kepala sekolah jarang melakukan supervisi hanya mencapai 55,5%. sering dijumpai bahwa kepala sekolah jarang yang mempunyai program supervisi seperti jadwal supervisi. Supervisi yang dilakukan oleh Kepala sekolah belum terjadwal dan yang sering dilakukan adalah supervisi tidak formal seperti berkeliling sekolah melihat guru yang tidak hadir tetapi kan tidak membawa instrumen supervisi. Supervisi yang formal harus membawa instrumen supervisi.

PKG yang belum dilakukan oleh kepala sekolah juga belum optimal karena deskripsi sering kali belum ditulis. PKG juga belum dilakukan secara obyektif.

Pada siklus 1 ada temuan yakni kepala sekolah masih banyak yang belum mempunyai program supervisi, kepala sekolah belum mempunyai buku pembinaan guru, hasil supervisi belum direkap, hasil supervisi belum dianalisis, hasil supervisi belum dievaluasi dan tindak lanjut supervisi belum maksimal. Bagi guru yang hasil supervisinya baik harus diberikan pengahargaan dan bagi guru yang hasil supervisi tidak baik harus ada pembinaan lebih lanjut seperti diklat, maupun bimbingan dan pelatihan oleh pengawas sekolah.

(BORNEO, Edisi Khusus, Nomor 18, September 2017)

170

Setelah dilakukan pendampingan oleh pengawas sekolah kinerja kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi ditunjukkan oleh tabel berikut:

Gambar 1. Kinerja Kepala Sekolah KESIMPULAN

Pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah belum maksimal, karena itu memerlukan pendampingan oleh pengawas sekolah. Pendampingan oleh pengawas dilakukan untuk meningkatkan kinerja Kepala sekolah dalam melakukan supervisi kepada guru guru maupun kepada tendik lainnya. Supervisi kepada tenaga kependidikan masih kurang dilakukan oleh kepala sekolah seperti kepada tenaga perpustakaan, laboran maupun tenaga tendik lainnya. Supervisi bisa dilakukan dengan mengadakan kolaborasi dengan guru senior. Karena memang kepala sekolah sangat banyak pekerjaanya, jadi supervisi bisa dengan kolaborasi guru senior maupun dengan pemanfaatan teknologi informasi maupun pelibatan masyarakat.

SARAN

Terkait hasil penelitian, pembahasan, serta simpulan yang telah dipaparkan, peneliti memberikan saran sebagai berikut: (1) Kepala sekolah harus membuat program supervisi akademik. (2) Kepala sekolah harus melaksanakan supervisi kunjungan kelas.. (3) Kepala sekolah harus melaksanakan penilaian terhadap RPP guru-guru. (4) Kepala

0 10 20 30 40 50 60 70 80

Kondisi awal Siklus 1 Sikluas 2 Row 4

(BORNEO, Edisi Khusus, Nomor 18, September 2017)171 sekolah harus membuat laporan hasil supervisi. (5) Kepala sekolah harus menindaklanjuti hasil supervisi akademik. (6) Sebaiknya kepala sekolah melakukan kolaborasi supervisi dengan guru senior maupun dengan pengawas sekolah. (7) Sebaiknya kalau kepala sekolah tidak menguasai misalnya masalah perpustakan maka harus kerjasama dengan pengawas sekolah yang menguasai masalah perpustakaan.

DAFTAR PUSTAKA

Nana Sudjana. Penelitian Tindakan Kepengawasan. Bina Mitra, Bekasi ___________, 2007. Permendiknas nomor 12 tahun 2007. Standar

Pengawas Sekolah. Kemdiknas. Jakarta

___________, 2007. Permendiknas nomor 13 tahun 2007. Standar Kompetensi Kepala Sekolah. Kemdiknas. Jakarta

___________, 2012. Penelitian Tindakan Sekolah. Pusbangtendik.

Jakarta

___________, 2015. Mentoring. Badan PSDMPMP. Kemdikbud.

Jakarta

___________,2015. Buku Kerja Pengawas Sekolah. Kemdikbud. Jakarta ___________.2012. Supervisi Akademik. Pusbangtendik, Jakarta

(BORNEO, Edisi Khusus, Nomor 18, September 2017)

172

(BORNEO, Edisi Khusus, Nomor 18, September 2017)173 UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

MELALUI PENERAPAN LATIHAN SOAL TERBIMBING