Sumber: Hasil Penelitian Loa Janan Ilir , 2015
Berdasarkan kumpulan data yang diperoleh dari kolaborasi dengan teman sejawat serta hasil observasi, tugas dan tes yang ada pada peneliti, ternyata sebagian besar siswa belum optimal pada setiap aspek pengamatan, baik pada pertemuan 1 yang hanya 30,95 % siswa yang dinyatakan aktif maupun pertemuan 2 yang hanya 60,95 siswa yang dinyatakan aktif dengan rendahnya presentase keaktifan siswa maka tingkat keaktifan siswa dikatakan rendah dalam pembelajaran, seiring dengan hal tersebut presentase nilai hasil belajar siswa belum memenuhi standar hasil belajar minimal yang ditetapkan oleh SDN 009 Loa Janan Ilir yaitu dilihat dari nilai siswa yang mencapai 65 atau lebih presentase siswa tidak mencapai 80 % seperti yang terlihat pada tabel. Hal ini menunjukkan bahwa tujuan yang hendak dicapai sehubungan dengan pelaksanaan tindakan ini belum tercapai secara optimal.
Menurut pengamatan peneliti kegagalan siswa tampak dengan jelas dalam memanfaatkan waktu. Siswa belum mampu memanfaatkan waktu sesuai dengan yang dialokasikan untuk setiap tahapan. Bila dicermati, penyebab dari kegagalan siswa dalam mengerjakan tugas saat proses pembelajaran bersumber dari hal-hal berikut: (1) Siswa belum memahami tentang langkah-langkah kerja atau tahapan–tahapan pembelajaran yang harus dilalui. (2) Masih ada siswa yang suka mengganggu teman, sehingga terkendala dalam menyelesaikan tugas. (3) Siswa masih kebingungan dalam mengerjakan soal tes akhir.
(BORNEO, Edisi Khusus, Nomor 18, September 2017) 43 Siklus II
Siklus II dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I dengan jumlah pertemuan sebanyak 3 kali pertemuan yang terdiri dari 2 kali pertemuan dengan proses belajar mengajar dan 1 kali pertemuan untuk pelaksanaan tes akhir dengan alokasi waktu masing-masing 2 x 35 menit yang pelaksanaanya disesuai dengan jam pelajaran PKN di Kelas III SDN 009 Loa Janan Ilir.
Tabel 3. Rekapitulasi Nilai Tugas dan Tes Akhir siswa Siklus II Rentang
Nilai
Tugas Tugas Tes Akhir Siklus
Ket.
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Jumlah % Jumlah % Jumlah % Sumber: Hasil Penelitian Loa Janan Ilir , 2015
Berdasarkan kumpulan data yang diperoleh dari kolaborasi dengan teman sejawat serta hasil observasi, tugas dan tes yang ada pada peneliti, ternyata sebagian besar siswa sudah membaik pada setiap aspek pengamatan, baik pada pertemuan 1 maupun pertemuan 2 siswa maka tingkat keaktifan siswa dikatakan baik dalam pembelajaran, seiring dengan hal tersebut presentase nilai hasil belajar siswa meningkat dan rata-rata 47,62 % memperoleh nilai dengan kategori sangat baik dan sedangkan yang baik 28,57 % maka siswa memenuhi standar hasil belajar minimal yang ditetapkan oleh SDN 009 Loa Janan Ilir yaitu dilihat dari nilai siswa yang mencapai ≥ 65 ( KKM PKN yang ditetapkan di SDN 009 Loa Janan Ilir ) presentase siswa sudah mencapai 95,33% tuntas dalam belajarnya . Hal ini menunjukkan bahwa tujuan yang hendak dicapai sehubungan dengan pelaksanaan tindakan ini sudah tercapai, walaupun tujuan penelitian tercapai peneliti tetap melanjutkan ke siklus III sebagai pemantapan dan menyelesiakan materi pembelajaran pokok bahasan bagian dan struktur tumbuhan dan memberikan arahan kepada siswa tentang langkah-langkah model pembelajaran Cooperative Script, sehingga
(BORNEO, Edisi Khusus, Nomor 18, September 2017)
44
kegiatan pada siklus berikutnya dapat berjalan dengan lancar seperti yang diharapkan.
Siklus III
Siklus III dilaksanakan selama tiga kali pertemuan, pelaksanaan siklus III sebagai pemantapan pada siklus II dan menyelesaiakan pokok bahasan bagian dan struktur tumbuhan pada kompetensi dasar menjelaskan hubungan antara struktur daun tumbuhan dengan fungsinya secara rinci.
Tabel 4. Rekapitulasi Frekuensi Rata-Rata Observasi Siswa Aktivitas yang
diamati
Siklus I Siklus II Siklus III Jumlah % Jumlah % Jumlah % Perhatian 13 61,90 18 85,71 20 95,24
Inisiatif 17 80,95 19 90,48 20 95,24 Kerja sama 11 52,38 16 76,19 18 85,71 Menyelesaikan
tugas 14 66,67 17 80,95 18 85,71
Kosentrasi 11 52,38 16 76,19 19 90,48 Rata-rata 13,2 62,86 17,2 81,90 19 90,48 Sumber: Hasil Penelitian Loa Janan Ilir , 2015
Frekuensi nilai hasil akhir siswa siklus I, II dan III maka dapat digambarkan dengan grafik sebagai berikut:
Gambar 2. Grafik Frekuensi Nilai Hasil Akhir Siswa Siklus I, II dan III
0 20 40 60 80 100
Siklus I Siklus II Siklus III
Sangat Baik Baik Cukup Kurang
(BORNEO, Edisi Khusus, Nomor 18, September 2017) 45 Tabel 5. Perbandingan Nilai Rata-Rata Akhir Nilai Dasar Nilai rata-rata
Nilai Pra Siklus
Nilai Akhir Nilai Akhir Nilai Akhir Siklus I Siklus II Siklus III
61,90 74,19 78,78 81,09
Sumber: Hasil Penelitian Loa Janan Ilir , 2015
Berdasarkan tabel perbandingan nilai rata-rata akhir Nilai dasar, siklus I, II dan III dapat diketahui bahwa tujuan penelitian tercapai dan model Cooperative Script pada siklus I, siklus II dan siklus III telah dilaksanakan dengan baik serta memberikan perbaikan yang positif dalam diri siswa. Hal ini dapat dibuktikan berdasarkan pada temuan penelitian dengan implememtasi yang telah dilakukan. Temuan ini membuktikan bahwa siswa mengalami peningkatan dalam hasil belajar PKN.
Pembahasan
Hasil pelaksanaan pada siklus I, II, dan III dapat dinyatakan bahwa pembelajaran PKN pokok bahasan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran Cooperatif Scipt siswa Kelas III SDN 009 Loa Janan Ilir tahun pembelajaran 2015/2016, baik hasil belajar afektif maupun kognitif mengalami peningkatan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan maka kesimpulan yang dapat diambil adalah terjadi peningkatan hasil belajar PKN siswa Kelas III SDN 009 Loa Janan Ilir yaitu nilai rata-rata siswa meningkat dari 61,90 (Nila dasar) menjadi 74,19 pada siklus I dan pada siklus II meningkat dari 74,19 pada siklus I menjadi 78,78 kemudian pada siklus III meningkat menjadi 81,09 dan ketuntasan belajar mencapai 100 %.
SARAN
Berikut saran yang dapat disampaikan: (1) Kepala sekolah diharapkan memberikan dukungan sepenuhnya kepada guru yang menerapkan tipe pembelajaran model Cooperatif Scipt, karna model Cooperatif Scipt dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan dapat meningkatkan aktivitas siswa. (2) Guru sebaiknya lebih banyak
(BORNEO, Edisi Khusus, Nomor 18, September 2017)
46
menerapkan tipe-tipe belajar mengajar yang baru kepada siswa contohnya model Cooperatif Scipt, agar siswa memiliki ketertarikan terhadap materi-materi pelajaran PKN. (3) Selama proses belajar mengajar berlangsung hendaknya terjadi komunikasi yang baik dan terbuka antara siswa dan guru, sehingga semua permasalahan belajar yang berkaitan dengan daya serap dan penguasaan materi dalam pembelajaran di sekolah dapat di atasi dengan baik. (4) Bagi peneliti selanjutnya agar dapat mengembangkan penelitian ini lebih mendalam lagi atau bahkan mengembangkan model pembelajaran lain sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
A’la,Miftahul.2011.”Quantum Teaching”.Yogyakarta:Diva Press
Agung,A.A.Gede.2010.Metodelogi Penelitian Pendidikan.Singaraja:
Universitas Pendidikan Ganesha.
Ahmadi,Abu dan Supriyono,W.2004.Psikolog Belajar.Jakarta:Rineka Cipta.
Alit,Nahisa. 2002. Pembelajaran Kooeratif, Apa dan Bagaimana.
Cirebon: SD Negeri 2 Bungkolor.
Aunurrahman. 2010. Belajar Dan Pembelajaran. Bandung: Penerbit Alpabeta Slameto.
Depdiknas.2004.Metode Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta:Rineka Cipta
Depdiknas.2006.Penuturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi
Depdiknas.2008.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta.
Dikmenum. Depdiknas.
Depniknas, 2007. Panduan Pengembangan Pembelajaran PKN Terpadu. Jakarta Puskur.Balitbang Depdiknas.
Dimiyati & Mudjiono,2006.Belajar Dan Pembelajaran .Jakarta: Bumi Aksara
Hadi, S.2001.Pengaruh Pembelajaran Model Cooperative Script Terhadap Keterampilan Berfikir Kritis, Keterampilan Metakognitif, dan Hasil Belajar Siswa Laboratorium UM ( Makalah disajikan Pada Seminar Tesis Malang.
(BORNEO, Edisi Khusus, Nomor 18, September 2017) 47 Kuriasih Imas, Sani Berlin.2015.Ragam Pengembangan Model Pembelajaran Untuk Peningkatan Profesionalitas Guru.
Penerbit Kata Pena.
Maharani Ervina.2014.Panduan Sukses Menulis Penelelitian Tindakan Kelas Yang Simple, Cepat dan Memikat. Yogyakarta:
Parasmu.
Mohammad, Ashori.2007.Peneltian Tindakan Kelas.Bandung:CV Wacana Prima.
Munib,Achmad, dkk.2010.Pengantar Ilmu Pendidikan.Semarang:UPT UNNES Press.
Oemar, Hamalik.2009.Proses Belajar dan Mengajar.Jakarta:Bumi Aksara
Riyanto Yatim,2010.Paradigma Baru Pembelajaran.Surabaya:Kencana Prenada Media Grup.
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Prose Belajar Mengajar.
Bandung: Remaja Rosda Karya.
Sugihartono,dkk.2007.Psikolog Pendidikan.Yogyakarta:UNY Press.
Suhardan,D.2006.Supervisi Bantuan Profesional (Layanan dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran Di Era Otonomi Daerah).Bandung.Alfabet CV.
Sukaryana.2002.Metode Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta:Aneka Ilmu.
Sukidin,Basrowi,dan Suranto.2010.Manejeman Penelitian Tindakan Kelas.Insan Lendikia.
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Putaka Belajar.
Sutrisno Hadi.2007.Metodelogi Research.Yogyakarta:Universitas Gajah Mada
Suyatno, 2009.Menjelajah Pembelajaran Inovatif.Jawa Timur.Buana Pustaka
Usman Samatowa.2006. Bagaimana Membelajarkan PKN di Sekolah Dasar. Jakarta.Rineka Cipta.
Whandi, 2007. Pengertian Belajar Menurut Ahli.
(BORNEO, Edisi Khusus, Nomor 18, September 2017)
48
(BORNEO, Edisi Khusus, Nomor 18, September 2017) 49 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK
DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE PICTURE AND