Perubahan Berat Badan Tikus
METODE PENILITIAN
Pada perancangan Baciro Green House, metode yang digunakan dimulai dari penelusuran masalah, perumusan sampai pengujian perancangan, yaitu :
Metode Penelusuran Masalah
Observasi, dengan melakukan pengamatan langsung terhadap eksisting kawasan dan pasar pertanian organik sehingga menambah informasi terhadap permasalahan kawasan secara aktual. Studi literatur, mencari dan menemukan keterkaitan dengan teori ilmu sebagai acuan, yaitu pasar organik, pertanian vertikal, teknik pengairan, dan teknologi online system.
Metode Pengumpulan Data
Survey lanjutan dengan melakukan wawancara kepada anggota komunitas pasar pertanian organik, warga Baciro, dan pengamatan secara langsung terhadap aspek yang berkaitan dengan desain.
Metode Perumusan Konsep
Merusmuskan konsep perencanaan dan perancangan melalui metode induktif dan metode deduktif yang akan dianalisis secara deskriptif dengan membandingkan atau membahas data dengan refrensi.
Metode Pengujian
Metode yang dilakukan dengan cara melakukan pengujian pada pemaksimalan pencahayaan matahari yang masuk ke dalam bangunan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar 3 Kampung Sayur Baciro Sumber : Analisis Penulis, 2016
Letak bangunan berada di antara pemukiman warga (Gambar 3) berdekatan dengan kampung sayur sehingga integrasi masyarakat terhadap bangunan terjalin dengan baik. Perancangan Baciro Urban Greenhouse menjadi peningkatan perekonomian warga sekitar dengan adanya keikut sertaan dalam penanaman. Seperti pada Gambar 4 menjabarkan letak ruangterbuka hijau yang dapat dimanfaatkanuntuk penanaman warga.
Gambar 4 Ruang Terbuka hijau Sumber : Analisis Penulis, 2016
Konsep Baciro Urban Greenhouse
Masyarkat Baciro juga memiliki peran pada greenhouse ini seperti skema Gambar 5 yang menjelaskan masyarkat dapat mengambil bibit untuk pembesaran di greenhouse yang akan warga jual dengan membagi profit 40% untuk greenhouse dan 60% untuk warga yang menjual.
Gambar 5 Kepemilikan Sumber : Analisis Penulis, 2016
Pembelian sayuran dan kebutuhan pangan pada pasar di urban greenhouse melalui pemesanan online atau dating langsung ke pasar. Pembeli dapat membeli sayur melalui aplikasi online seperti Gambar 6. Kemudian akan diarahkan sesuai prosedur yang telahditetapkan oleh manajemen pasar organik Baciro. Pembayaran dilakukan menggunakan ATM atau Internet Banking apabila mebeli melalui online, atau membayar cash di pasar maupun pada kurir antar saat barang sampai di tempat.
Gambar 6 Alur Pembelanjaan Sumber : Analisis Penulis, 2016
Pembeli dapat membeli sayuran secara online dengan memilih pesanan melalui aplikasi
Urban Greenhouse dan pesanan dapat diantar ke tempat atau pembeli dapat juga mengambil pesanan ke Greenhouse melalui jalur Drive Thru seperti Gambar 7. Berikut denah alur drive thru
Gambar 7 Jalur Drive-Thru Sumber : Analisis Penulis, 2016
Desain Arsitektur Greenhouse
Rancangan interior difokuskan pada ruang pasar, pertanian, office dan laboratorium. Hal ini berdasarkan analisis aktivitas pengunjung dan pengelola. Berikut Gambar 8 yang menjelaskan layout ruang pada bangunan.
Gambar 8 Denah Perlantai Sumber : Analisis Penulis, 2016
Hasil Rancangan
Selubung bangunan dimaksimalkan untuk penenaman tanaman pertanian organik pada bagian fasad dengan menanam tanaman yang masa tanamanya berbeda agar pada saat tanaman pertama sudah mulai dipanen, fasad bangunan tetap tertutup oleh tanaman lainnya sehingga tidak terlihat gersang seperti Gambar 9 dan Gambar 10, dinding menggunkaan acrylic/fiberglass agar cahaya yang masuk maksimal. Dinding dan atap rumah kaca terbuat dari
polyethylence yang tembus cahaya sehingga panas matahari dapat masuk dan keluar melewatinya. Pada siang hari, sekitar 85% sinar matahrai yang masuk terperangkap di dalam rumah kaca dan menjadi panas. Kerangka rumah kaca terbuat dari aluminium atau besi yang mampu menahan beban atap. Pada negara tropis, memiliki perbedaan pengoprasian rumah kaca, yaitu energi untukpemanas lebih sedikit sedangkan untukkeperluan ventilasi lebih besar (Setiawan, 2005). Pertanian Laboratorium Pasar KETERANGAN : Sirkulasi Office Edukasi Servis area (b) LANTAI 2 ( c ) LANTAI 3 (d) LANTAI 4
Gambar 9 Green Wall Sumber : Analisis Penulis, 2016
Gambar 10 Dinding Fasad Sumber : Analisis Penulis, 2016
Interior bangunan merupakan area farming dengan beberapa sistem penanaman seperti Gambar 11 dan 12.
Gambar 11 Farming Indoor Sumber : Analisis Penulis, 2016
Gambar 12 Farming Outdoor Sumber : Analisis Penulis, 2016
Struktur greenhouse menggunakan profil baja H dengan dimensi 200/100 seperti Gambar 13. rangka atap dibuat segitiga untuk pemaksimalam penampungan air hujan.
Gambar 13 Struktur Sumber : Analisis Penulis, 2016
Atap bangunan berlevel antar truss untuk cahaya masuk dan penutup atap menggunakan
acrylic atau fiberglass agar cahaya matahari dapat masuk ke dalam bangunan (Gambar 14) untuk penyinaran secara maksimal di pagi hingga siang hari.
Gambar 14 Detail Atap Sumber : Analisis Penulis, 2016
Sistem utilitas air pada bangunan, menggunakan sistem penampungan air hujan untuk didistribusikan ke penyiraman tanaman tiap lantai. Air yang telah digunakan di alirkan ke sumur resapan yang akan di buang ke ril kota (Gambar 15). Detail khusus pada bangunan yaitu, alur penampungan air hujan dan material yang digunakan pada penutup atap. Gambar 16 merupakan potongan bangunan yang memperlihatkan alur penampungan air hujan sampai pendistribusian.
Gambar 15 Utilitas Air Sumber : Analisis Penulis, 2016
Gambar 16 Detail Utilitas Air Sumber : Analisis Penulis, 2016 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan rancangan, maka penggunaan material acrylic sebagai penutup atap menjdi hal utama untuk pemaksimalan cahaya matahari yang masuk ke dalam bangunan. Pemanfaatan air hujan sebagai media penyiraman dengan menampung air hujan ke dalam bak penampungan air hujan menjadi pemilihan utama untuk bangunan Green Architectutre karena tidak menggunakan air sumur untuk penyiraman tanaman. Kelembaban dalam bangunan dikendalikan oleh banyaknya ventilasi dan adanya pipa semprot yang menghasilkan percikan air di area tanam.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik D.I.Yogyakarta. (2013). Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten/Kota Yogayakarta 2007-2012. Yogyakarta : Badan Pusat Statistik Provinsi D.I.Yogyakarta. Munir, M.S,. (2010). Tanah-Tanah Utama Indonesia. Karakteristik, Klasifikasi dan
Pemanfaatannya. Jakarta : PT. Dunia Pustaka Jaya
Setiawan, Indra. (2005). Pengaruh Perbedaan Ventilasi dan Pencahayaan Terhadap Pertumbuhan Tanaman Muda Individu di Dalam Rumah Kaca Tipe Tunggal. Buletin Agronom. 4.(1) : 8-14.