• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanfataan Kebijakan Satu Identitas pada KTP-el dalam Penegakan Hukum Tindak Pidana Korupsi di Indonesia.

Perubahan Berat Badan Tikus

INDONESIA Fatria Khairo

2. Pemanfataan Kebijakan Satu Identitas pada KTP-el dalam Penegakan Hukum Tindak Pidana Korupsi di Indonesia.

Untuk mendukung sistem penyelenggaraan negara anti korupsi dan berbasis keadilan. Pelaksanaan Pembangunan Nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat Indonesia seutuhnya dan seluruhnya secara adil, makmur, sejahtera, dan tertib berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 Amandemen Keempat, diperlukan

usaha-usaha yang bersifat berkesinambungan dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pada umumnya dan tindak pidana korupsi pada khususnya. Di dalam pelaksanaan pembangunan nasional di berbagai bidang dan aspirasi masyarakat untuk memberantas korupsi serta bentuk-bentuk penyimpangan lainnya yang semakin meningkat, karena dalam kenyataannya tindak pidana korupsi telah menimbulkan kerugian negara yang sangat besar yang pada gilirannya berdampak pada timbulnya krisis di berbagai bidang. Upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi perlu semakin ditingkatkan dan diintensifkan dengan tetap menjunjung tinggi hak asasi manusia dan kepentingan masyarakat 95. (Djaja, 2010)

Sejalan dengan itu, maka untuk mewujudkan keseriusan pemerintah dalam upaya memberantas korupsi, telah dikeluarkan berbagai kebijakan. Diawali dengan penetapan Hari Anti Korupsi Sedunia oleh PBB pada tanggal 9 desember 2004, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi, yang menginstruksikan secara khusus kepada Jaksa Agung dan Kapolri :

1. Mengoptimalkan upaya-upaya penyidikan/penuntutan terhadap tindak pidana korupsi untuk menghukum pelaku dan menyelamatkan uang negara.

2. Mencegah dan memberikan sanksi tegas terhadap penyalahgunaan wewenang yang dialkukan oleh Jaksa (penuntut Umum/anggota POLRI dalam rangka penegakan hukum) 3. Meningkatkan kerjasama antara Kejaksaan dengan Kepolisian Negara RI, selain dengan BPKP/PPATK dan Institusi Negara yang terkait dengan upaya penegakan hukum dan pengembalian kerugian keuangan negara akibat tindak pidana korupsi.

Kebijakan selanjutnya untuk mendukung hal diatas adalah:

1. Mendesain ulang pelayanan publik, terutama pada bidang-bidang yang berhubungan langsung dengan kegiatan pelayanan kepada masyarakat sehari-hari

2. Memperkuat transparansi, pengawasan dan sanksi pada kegiatan-kegiatan pemerintah yang berhubungan dengan ekonomi dan sumber daya manusia

3. Meningkatkan pemberdayaan perangkat-perangkat pendukung dalam pencegahan

korupsi 96.(Chaeruddin, dkk,2008)

95Ermansjah Djaja, Tipologi Tindak Pidana Korupsi di Indonesia, CV.Mandar Maju , Jakarta, 2010, hlm.139.

Sesuai amanat Pasal 58 ayat(4) Undang-Undang No.24 Tahun 2013 tentang Perubahan atas UU No.23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan mengamanatkan bahwa data kependudukan yang digunakan untuk semua keperluan adalah data kependudukan dari Kementrian Dalam negeri antara lain untuk pemanfaatan: a) Pelayanan publik, b) Perencanaan pembangunan, c) Alokasi anggaran, d) Pembangunan demokrasi, e) Penegakan hukum dan pencegahan kriminal. Selain hal tersebut diatas manfaat penerapan KTP berbasis NIK yang dilengkapi dengan sidik jari dan chip (e-KTP) adalah identifikasi jatidiri, data dalam e-KTP benar-benar menunjukkan identitas diri pemegang e-KTP serta mencegah terjadinya pemalsuan dokumen maupun dokumen ganda dengan pengamanan data yang dapat diandalkan. Sehingga jika dihubungkan dengan tulisan ini, maka diharapkan penggunaan Kebijakan Satu Identitas pada KTP-el dapat membantu dalam penegakan hukum terhadap Tindak Pidana Korupsi.

Saat ini beberapa manfaat Data Kependudukan KTP-el telah digunakan antara lain untuk mengetahui dengan cepat korban lalu lintas, pengungkapan identitas korban WNI dalam musibah Air Asia QZ 8501, Identifikasi korban tragedi Mina, Pengungkapan Identitas olah TKP Bom Starbucks coffe Jl. MH Thamrin Jakarta Pusat, Perkara Teroris di Ciputat Jakarta Selatan, Pengungkapan Identitas Korban Bencana Tanah Longsor di Purworejo, Pengungkapan Identitas Korban Tabrak Lari, Pengungkapan Identitas Korban pembunuhan Wanita dalam Kardus di kolong jembatan Tol PIK tanggal 12-06-2016, (Fakrulloh,2016).

Dengan telah diterapkan beberapa manfaat KTP-el diatas maka diharapkan dengan kebijakan Satu Identitas pada KTP-el akan menghasilkan suatu sistem pengamanan yang baik untuk NKRI, konsolidasi antar sektor untuk memanfaatkan data kependudukan yang terintegrasi untuk kepentingan pembangunan dan pomerintahan yang pada akhirnya dapat memberikan kesejahteraan bagi Rakyat.

PENUTUP

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada uraian terdahulu, maka dapat diambil kesimpulan dan saran sebagai berikut :

1. Kesimpulan

a. Perlunya Kebijakan Satu Identitas pada KTP-el di Indonesia bertujuan untuk

menghasilkan database yang lengkap dan akurat pada gilirannya akan mampu menyediakan data bagi perumusan kebijakan, perencanaan pembangunan dan kegiatan ekonomis masyarakat baik pusat maupun daerah.

b. Pemanfataan Kebijakan Satu Identitas pada KTP-el dalam Penegakan Hukum Tindak Pidana Korupsi di Indonesia, akan bermanfaat untuk mencegah dan menutup peluang adanya

KTP ganda dan KTP palsu, sehingga memberikan rasa aman dan kepastian hukum bagi masyarakat mendukung terwujudnya database kependudukan yang akurat, mendukung peningkatan keamanan Negara sebagai dampak positif dari tertutupnya peluang KTP ganda dan KTP palsu. Terkait masalah data palsu, penulis berasumsi bahwa data palsu merupakan jembatan untuk menuju suatu tindak korupsi. Penggunaan data palsu dapat dipergunakan untuk berbagai tindak pidana misalnya, pencucian uang dan lainnya. Penyamaran dokumen salah satunya banyaknya KTP ganda adalah salah satu dari modus tindak pidana korupsi di Indonesia. 2. Saran

1. Perlunya peran masyarakat dalam hal kesadaran untuk mengurus dokumen kependudukan (KTP-el) sehingga dengan databaase kependudukan yang baik akan dapat meningkatkan mutu Penegakan Hukum di Indonesia.

2. Perlunya Peningkatan sarana Prasarana yang baik di dalam menunjang keberhasilan program Kebijakan satu Identitas pada KTP-el untuk meningkatkan mutu database kependudukan di Indonesia..

UCAPAN TERIMAKASIH

Terima Kasih Penulis Ucapkan terkhusus Prof. Dr. Zudan Arif Fakrulloh, SH.,MH Direktur jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil yang telah memberikan Kuliah Umum di STIH-Sumpah Pemuda Palembang Pada tanggal 1 Oktober 2016 dengan Tema “Hukum Administrasi Kependudukan sebagai Sabuk Pengaman NKRI”. Dengan Kuliah Umum tersebut sangat menginspirasi penulis untuk menuangkan sedikit ide untuk turut peduli dengan Masalah penegakan Hukum terkait Tindak Pidana Korupsi. Penulis terinspirasi untuk menuangkan ide

tersebut ke dalam tulisan dengan judul “PENERAPAN KEBIJAKAN SATU IDENTITAS

PADA KTP-el SEBAGAI SALAH SATU STRATEGI DALAM PENEGAKAN HUKUM

TINDAK PIDANA KORUPSI DI INDONESIA”. Semoga sedikit inspirasi ini dapat bermanfaat bagi Penegakan Hukum Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Chaerudin dkk, 2007, Strategi Pencegahan & Penegakan Hukum Tindak pidana Korupsi, Refika Aditama, Jakarta.

Ermansjah Djaja, 2008, Memberantas Korupsi Bersama KPK, Sinar Grafika, Jakarta.

Ermansjah Djaja, 2010, Tipologi Tindak Pidana Korupsi di Indonesia, CV.Mandar Maju , Jakarta. Kuliah Umum Hukum Administrasi Kependudukan Sebagai Sabuk Pengamanan NKRI oleh Zudan Arif Fakrulloh, Dirjen Dukcapil di Griya STIH-Sumpah Pemuda Palembang 1 Oktober 2016.

Rohim, 2016, Modus Operandi Tindak Pidana Korupsi, Pena Multi Media, Jakarta.

EVALUASAI FUNGSI LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Dokumen terkait