• Tidak ada hasil yang ditemukan

“PENDEKATAN DESAIN PADA OPTIMALISASI PEMANFAATAN CAHAYA MATAHARI DAN PENAMPUNGAN AIR HUJAN”

Perubahan Berat Badan Tikus

“PENDEKATAN DESAIN PADA OPTIMALISASI PEMANFAATAN CAHAYA MATAHARI DAN PENAMPUNGAN AIR HUJAN”

Beata Berliandika1, Yulianto P. Prihatmaji2

1Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,

Universitas Islam Indonesia

2Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,

Universitas Islam Indonesia Email: 1beata.berliandika@yahoo.com

ABSTRAK

Yogyakarta saat ini mengalami perkembangan yang berdampak pada laju pembangunan hunian dan komersial sebagai sarana penunjang hunian, sehingga menjadi pemicu berkurangnya ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan. Jumlah pemukiman yang tinggi memicu adanya peningkatan jumlah kebutuhan bahan pokok. Maka, perencanaan greenhouse merupakan sarana penunjang dari berbagai kegiatan pertanian maupun pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat Yogyakarta, khususnya Baciro. Potensi lokasi sekitar yang telah mengembangkan kampung sayur dengan menanam tanaman hidroponik pada gang pemukiman mereka menjadi metode perancangan. Strategi perancangan dengan mengadakan urban farming, pasar, edukasi, online, dan communitiy development untuk menjawab semua permasalahan yang ada di kawasan tersebut. Penerapan desain, yaitu sistem pertanian hidroponik maupun aquaponik dengan memanfaatkan air hujan yang ditampung di bak penampungan air hujan dan di suplai untuk penyiraman tanaman. Penerapan tersebut diwujudkan dengan penggunaan material atap acrylic/fiberglass sehingga panas matahari dapat masuk dan keluar dan dengan kemiringan atap 25-40 derajat agar air yang jatuh di atap langsung ke talang dan mengalir ke bak penampungan air hujan. Greenhouse memiliki banyak ventilasi di bagian fasad bangunan agar kelembapan dan panas di dalam bangunan tetap terjaga. Sistem penjualan dan pembelian pada greenhouse menggunakan sistem online, sehingga masyarakat dapat langsung mengambil barang yang telah dipesan di lokasi melalui jalur drive thru.

Kata Kunci :Pasar, Greenhouse, Urban Farming, Green Architecture, Baciro

ABSTRACT

Yogyakarta is currently experiencing development that impact on the pace of residential and commercial development as a means of supporting residential, so it triggers the reduction of green open space in urban areas. A high number of settlements that triggers an increase in the number of basic material needs. Thus, the greenhouse is a means of supporting the planning of agricultural activities and food needs people of Yogyakarta, especially Baciro. Potential locations that have developed around the village by planting vegetable crops hydroponically in a residential alley them into design methods. Designing strategies to conduct urban farming, market, education, online, and community development to address allthe problem that exist in the region. Application of design, namely hydroponics and aquaponics farming system by utilizing the rainwater that collected in rainwater thanks and supply for watering plants. Is realized by the application of roofing material use acrylic/fiberglass so that the sun can get in and out and with a roof slope of 20-40 degrees for the water that falls on the roof directly into gutters and flow into the rainwater tank. Greenhouse has many vents in the façade of the building so that the humidity and heat in the building is maintained. System sales and purchases in the greenhouse using the online system, so that people cam directly tahe the goods that have been ordered on site through the drive-thru lane.

PENDAHULUAN

Pertumbuhan pembangunan hunian dan komersial sebagai sarana penunjang hunian tidak terkendali karena pemenuhan kebutuhan masyarakat akan hunian dan kebutuhan pendukung lainnya yang menjadi salah satu pemicu berkurangnya ruang terbuka hijau di suatu kawasan perkotaan khususnya kota Yogyakarta. Kota Yogyakarta merupakan bagian dari provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang memiliki luas wilayah 32,50 km2 dengan jumlah penduduk 400.467 jiwa. Penduduk menjadi obyek maupun subyek pembangunan yang sangat dominan (badan Pusat Statistik D.I. Yogyakarta, 2013).

Pada Gambar 1 dapat dilihat penurunan jumlah penduduk dari tahun 2007 hingga tahun 2010, namun pada tahun 2010 hingga tahun 2013 jumlah penduduk meningkat pesat. Laju urbanisasi yang tidak terencana dengan baik menyebabkan ledakan jumlah penduduk di kota. Ledakan penduduk yaitu pertumbuhan penduduk di suatu wilayah secara cepat tidak terkendali. Hal ini yang mengakibatkan peningkatan jumlah hunian, bangunan komersial, kurangnya ruang terbuka hijau, timbulnya kemacetan, dan peningkatan jumlah kebutuhan pokok/pangan masyarakat. Hal ini terjadi pada lokasi perancangan yang terletak di Baciro, Yogyakarta.

Gambar 1 Jumlah Penduduk Yogyakarta Tahun 2007-2013 Sumber : (Badan Pusat Statistik D.I.Yogyakarta, 2013)

Baciro merupakan kawasan yang didominasi oleh area pemukiman, selain itu juga terdapat bangunan komersial, pendidikan, sarana olahraga, perkantoran seperti pada Gambar 2. Area pemukiman di kelilingi area komersial di sepanjang jalan utama Baciro. Jumlah pemukiman yang tinggi di kawasan ini memicu adanya peningkatan jumlah kebutuhan pokok/pangan. Pada suatu area pemukiman dilengkapi dengan adanya pasar sebagai pemenuhan kebutuhan dan berlangsungnya kehidupan dalam suatu kawasan.

391,821 390,783 389,685 388,627 390,553 394,012 400,467 382,000 384,000 386,000 388,000 390,000 392,000 394,000 396,000 398,000 400,000 402,000 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Jumlah Penduduk Yogyakarta

Gambar 2 Blok Umum Baciro Sumber : Modifikasi New Green City, 2014

Kota Yogyakarta memiliki potensi strategis untuk perkembangan kota karena letaknya yang di kelilingi oleh gunung, bukit, hutan, lautan, dan lahan pertanian. Semakin berkembang pembangunan di Kota Yogyakarta menyebabkan berkurangnya lahan pertanian. Penurunan kualitas udara juga terjadi akibat berkurangnya lahan pertanian seperti pada kawasan Baciro yang menjadi fokus perancangan perkotaan.

Pertanian perkotaan menjadi salah satu pemenuh kebutuhan pangan warga dari pembibitan hingga pemanenan yang akan didistribusikan ke warga dan dijual kepada masyarakat secara segar. Massa penanaman akan membutuhkan pencahayaan dan air yang cukup untuk pertumbuhan tanaman walaupun dimusim kemarau. Greenhouse digunakan untuk percobaan budidaya, pemupukan, ketahanan tanaman terhadap hama dan penyakit, hidroponik, penanaman tanaman diluar musim tanam (Munir, M.S, 2010)

Pernyataan keberadaan pasar yang kurang memadai, berkurangnya lahan pertanian perkotaan, dan keberadaan komunitas pasar organik ini menjadikan rancangan urban green house yang dapat memenuhi kebutuhan pangan warga dan meningkatkan perekonomian warga Baciro. Perancangan bangunan ini menerapkan penjualan langsung secara online karena kemajuan teknologi online saat ini dan masa mendatang akan berkembang pesat. Hal ini akan

PERKANTORAN PENDIDIKAN PEMUKIMAN LEGENDA : KOMERSIAL SARANA OLAHRAGA

meningkatkan penjualan dan mempermudah manusia mendapatkan sesuatu dan merancang

urban green house yang menggunakan sistem hidroponik dengan memaksimalkan pencahayaan dan pemanfaatan air hujan sebagai dasar perancangan.

Tujuan dari perancangan Baciro Urban Greenhouse, yaitu dapat memenuhi pangan warga dengan menjual hasil pertanian organik yang segar dan dapat menyediakan hasil pertanian untuk dijual secara segar dengan memperhatikan sirkulasi pengelola agar mudah saat panen atau penanaman tanaman dan bekerjasama dengan warga yang mengembangkan pertanian vertikal untuk menjual hasil pertanian dari green house untuk meningkatkan perekonomian dan kebutuhan pangan warga.

Dokumen terkait