TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
6. Metode Tanya Jawab dalam Surat Al-Baqarah ayat 245
Pada surat al-Baqarah ayat 245 ini, kata tanya yang terdapat pada ini adalah م yang artinya adalah siapa. Man merupakan kata tanya yang digunakan untuk menanyakan yang berakal yaitu manusia. Pertanyaan yang terdapat pada ayat ini yaitu;
Artinya: Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), Maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rizki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.
Melalui pertanyaan ini, sesungguhnya Allah ingin mengajak hamba-Nya untuk mau bersedekah dan memberikan hartanya untuk jalan yang benar. Dan Allah pun menjanjikan akan melipat gandakan setiap apa yang sudah di investasikannya tersebut.
Biasanya pertanyaan dengan menggunakan “siapa?” adalah untuk menanyakan seseorang seperti, “siapa yang suka membaca?”, “siapa nama orang tuamu?”, “siapa orang yang paling kamu sayangi?” dan lain
sebagainya. Dalam konteksnya pertanyaan ma dan man merupakan pertanyaan yang sama. Hanya saja ma digunakan untuk yang tidak berakal dan man digunakan untuk yang berakal. Karena mâ dan man merupakan pertanyaan hakikat.92 Yang berbeda hanyalah jika mâ
92Departemen RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya, (Jakarta, Lentera Hati 2010), Mukaddimah, h.
meminta hakitan dari hal yang tidak berakal sedangkan man merupakan pertanyaan hakikat dari yang berakal.
Dengan demikian pertanyaan dengan mengganaka “siapa”
cenderung untuk menanyakan orang. Dalam proses pendidikan
pertanyaan dengan menggunakan “siapa” bisa degunakan seorang
pendidik untuk mengajak seorang peserta didik ataupun untuk mengetahui siapa saja peserta didik yang sudah melakukan sesuatu ataupun yang belum melakukan sesuatu.
Seorang pendidik dalam memberikan materi pembelajaran bisa dengan melakukan pertanyaan seperti pada ayat ini. Misalkan, “siapa yang mau membacakan cerita nabi Nuh di depan kelas?”. Peserta didik yang menunjuk tangannya dan mau serta mampu bercerita berarti peserta didik tersebut paham dan sudah mengerti akan cerita tersebut. Bukan hanya faham, seorang peserta didik yang menunjuk tangannya berarti peserta didik tersebut sudah mengajukan dirinya untuk maju. Peserta didik yang sudah mengajukan dirinya berarti peserta didik tersebut menaggapi ataupun merespon pendidiknya. Menanggapi merupakan ranah afektif tingkat dua (A2).93 Selain itu dengan bercerita didepan kelas maka pendidik sudah melatihnya untuk berani maju ke depan kelas dan bercerita di depan teman-temannya.
Pendidik juga dapat memberikan pertanyaan melalui kata tanya
“siapa” pada permulaan pembelajaran seperti, “siapa yang sudah
membaca pelajaran untuk hari ini?”, “siapa yang sudah siap untuk
belajar?” ataupun “siapa yang tau pelajaran apa yang akan kita pelajari
hari ini?”. Dengan pertanyaan yang demikian pendidik dapat memacu peserta didiknya untuk semangat belajar dan memberikan focus untuk materi yang akan dipelajari. Selain itu pendidik juga bisa mengetahui kesiapan peserta didiknya dalam mengikuti pelajaran hari itu. Karena dengan sudah membacanya peserta didik pelajaran hari itu maka peserta
93Enggar.net, Kata Kerja Operasional Baru-Taksonomi, (Enggar.net, 23-Juni-2016),
didik tersebut tentu sudah siap untuk mengikuti pelajaran pada hari itu. Dengan siapnya peserta didik dalam mengikuti proses belajar maka peserta didik akan mudah merespon pelajaran dari stimulus yang diberikan oleh seorang pendidik. Sebagaiman teori belajar behavioristik yang dicetuskan oleh Torndike stimulus dan respon akan terbentuk jika para peserta didiknya sudah memiliki kesiapan dalam belajar.94
Dalam teori bertanya terdapat juga yang dinakan dengan pretanyaan retori (rhetorical question) yaitu pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban akan tetapi jawaban tersebut dijawab oleh pendidik.95 Seperti
pertanyaan, “Siapakah tuhan kita yang wajib kita sembah?”, “Siapa nabi kita?” pertanyaan seperti ini tidaklah dijawab oleh peserta didik akan tetapi oleh pendidik yang mengajarkannya. Dengan pertanyaan tersebut pendidik pun dapat memberikan penguatan materi dan penjabaran yang lebih terkait jawaban dari pertanyaan tersebut.
Seorang pendidik juga bisa mengajak peserta didiknya untuk bertanya dalam proses pembelajaran seperti, “Siapa yang mau bertanya?”.
Pertanyaan tersebut mengajak peserta didiknya untuk bertanya jika memang ada yang ingin ditanyakan oleh peserta didiknya. Selain itu seorang pendidik juga hendaknya memberi kesempatan pada peserta didiknya untuk bertanya. Melalui pertanyaan ini pendidik juga memberikan kesempatan kepada peserta didiknya untuk bertanya agar pendidik pun bisa mengetahui adakah peserta didiknya yang masih belum memahami terkait materi yang sedang diajarkan.
Pertanyaan selanjutnya adalah “Siapa yang bisa menjawab pertanyaan ibu?” melalui pertanyaan itu pendidik dapat mengetahui peserta didik mana yang sudah menguasai materi dan yang belum menguasai. Seorang pendidik juga bisa menilai keaktifan peserta didik selama dalam proses pembelajaran. selain itu melalui pertanyaan ini,
94Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, (Rawamangun, Kencana Media Group, 2011),
h. 238
95Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung, Remaja Rosdakarya, Bandung),
seorang peserta didik menjadi tergugah rasa ingin tahunya dan mulai mengingat kembali dan berfikir untuk mencari jawaban dari pertanyaan tersebut.
Dari kata tanya ini juga seorang pendidik bisa meminta perhatian dan meminta kepatuhan dari peserta didiknya seperti, “Siapakah yang bisa membantu ibu untuk menghapus papan tulis ini?”. Pertanyaan
tersebut hakikatnya meminta kepada peserta didiknya untuk membantunya melalui sebuah pertanyaan. Hal ini pun pendidik bisa mengetahui siapakah dari peserta didiknya yang mau menolong pendidiknya. Ini juga termasuk dalam ranah kognitif tingkat dua (A2) yaitu merespon.96
96Enggar.net, Kata Kerja Operasional Baru-Taksonomi, (Enggar.net, 23-Juni-2016),
85
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa yang terdapat pada bab IV, maka dapat disimpulkan bahwa dari ke enam surat tersebut yaitu pada surat al-Anbiyâ ayat 7, al-Qâri’ah ayat 1-2, al-Baqarah ayat 28, at-Takwîr 26-27, ar-Rahmân 13, al-Baqarah 245 terdapat pendekatan pembelajaran melalui metode tanya jawab.
Adapun kesimpulan yang terdapat pada ke enam surat tersebut dari segi tafsirnya dan kaidah metode tanya jawabnya adalah;
1. Kesimpulan dalam surat al-Anbiyâ ayat 7:
a. Pada surat al-Anbiyâ ayat 7, di dalamnya terdapat perintah untuk bertanya bagi orang yang tidak mengetahui atau memahami akan suatu hal, dan ditujukan kepada orang yang memahami akan hal yang ingin ditanyakan.
b. Dari hasil penelitian penulis menyatakan bahwasanya tanya jawab merupakan sebuah metode dalam pembelajaran. karena seseorang akan mendapatkan pengetahuan setelah bertanya.
c. Dalam mengimplementasikan metode ini, pendidik bisa menggunakannya dalam berbagai macam mata pelajaran, seperti SKI, al-Qur’ân Hadits, Fiqih, dan Aqidah Akhlak.
2. Kesimpulan pada surat al-Qâri’ah ayat 1-2:
a. Pertanyaan dalam ayat ini adalah “ام” yang artinya adalah “apa”.
ayat 1-2 ini merupakan ayat tentang hari kiamat. “Apakah hari kiamat itu?” pertanyaan yang terdapat pada ayat kedua ini
merupakan pertanyaan meminta perhatian serta kecaman terhadap dahsyatnya hari kiamat. Pertanyaan “apa” juga merupakan
b. Pertanyaan yang terdapat dalam surat al-Qâri’an ini adalah pertanyaan “apa”, seorang pendidik bisa memberikan pertanyaan sepeti; pertanyaan menurut maksudnya, pertanyaan menurut taksonomi, pertanyaan menurut macamnya.
c. Dalam menggunakan pertanyaan ini pendidik bisa menggunakannya dalam pembelajaran seperti dalam hal, memulai pembelajaran, menguatkan pemahaman, meminta peserta didik merumuskan sesuatu, menganalisa, meminta peserta didik untuk bertanya, menarik kesimpulan dan lain sebagainya.
3. Kesimpulan pada surat al-Baqarah ayat 28:
a. Pada ayat ini pertanyaan di dalamnya adalah “bagaimana”,
pertanyaan ini merupakan pertanyaan yang mengandung unsur kecaman serta keheranan. Melalui ayat ini Allah ingin membuat hambanya menjadi keheranan dan ta’ajjub akan kebesaran Allah. Bahwasanya Allah-lah yang menghidupkan mereka dan mematikan mereka.
b. Pertanyaan yang terdapat dalam surat ini adalah pertanyaan menurut maksudnya, pertanyaan menurut taksonomi, dan pertanyaan menurut macamnya.
c. Dalam menggunakan pertanyaan “bagaimana”, pendidik bisa
menggunakannya pada, awal pembelajaran, pertengahan pembelajaran, meminta argument dari peserta didik, menanyakan tatacara, meminta akan suatu hal, mengajak peserta didik untuk berfikir dan lain sebagainya.