TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
2. Metode Tanya Jawab dalam Surat Al-Qâri’ah ayat 1-2
Pada surat al-Qâri’ah ayat 1-2 ini pertanyaan yang terdapat
didalamnya adalah pertanyaan “Apa”. Dari pertanyaan “apa” kita bisa
menemukan banyak pertanyaan. pertanyaan apa merupakan pertanyaan
yang biasa ditanyakan dalam berbagai kondisi. Sepert, “apa yang kalian lakukan?”, “apa itu?” dan lain sebagainya.
Dala surat al-Qâri’ah 1-2 ini pertanyaan di dalamnya yaitu “Apakah hari kiamat itu?”. Dalam proses pembelajaran pertanyaan dengan
menggukan “apa” tentu amat diperlukan. Pertanyaan dengan menggunakan “apa” ini bisa digunakan sebagai pertanyaan untuk
meminta pemahaman akan suatu hal atau sekedar untuk mengingatkan saja, dalam artian pertanyaan ini merupakan pertanyaan yang menggali peserta didik kepada pemahaman yang lebih mendalam. Pertanyaan “apa”
juga bisa digunakan dalam proses pembelajaran, baik diawal, pada pemberian materi, maupun di akhir pembelajaran.
Sebagai contoh pertanyaan ini digunakan untuk pemberian materi
yaitu “apa itu sholat?”. Pertanyaan ini bisa dilakukan pada awal proses pembelajaran untuk memfokuskan peserta didik terkait materi yang akan dipelajari pada hari itu. Dari pertanyaan ini juga membuat peserta didik lebih berpikir dan mencari tahu lebih banyak terkait tentang sholat. Demikian juga dengan materi-materi lainnya, misalkan:
- Apa itu zakat? - Apa itu taqwa? - Apa itu ikhfa?
- Dan lain sebagainya….
Pertanyaan selanjutnya adalah pertanyaan yang bisa digunakan untuk menuntun ataupun mengarahkan seperti, “apa yang kalian lakukan jika kalian diberikan banyak rizki dari Allah?” hal ini guna menuntut
peserta didik untuk lebih berfikir lagi akan apa yang ia lakukan dan selain itu pertanyaan ini juga pertanyaan arahan yang membuat pendidik mudah mengarahkan kepada materi yang akan diberikan.
Pertanyaan “apa” juga bisa digunakan diakhir pelajaran dengan
maksud untuk mengulang kembali materi pembelajaran seperti, “Jadi, apa yang dimaksud dengan bersyukur?”. Selain itu pertanyaan lain diakhir
pembelajaran adalah “apa kesimpulan pelajaran kita hari ini?”,
pertanyaan ini merupakan pertanyaan kesimpulan dari apa yang telah dipelajari.
Dalam pembelajaran kita tentu mengenal taksonomi. Taksonomi adalah sebuah kerangka pikir khusus. Dalam sebuah taksonomi pendidikan merupakan klasifikasi tujuan-tujuan.80 Taksonomi digunakan sebagai tujuan pemebalajaran dan juga sebagai asesmen atau penilaian.
Menarik kesimpulan dalam table taksonomi merupakan ranah kognitif tingkat dua (c2) yaitu memahami.81 Dengan peserta didik mampu memberikan kesimpulan materi pembelajaran maka peserta didik tersebut memahami apa yang dipelajarinya.
Selanjutnya kata tanya “apa” juga merupakan pertanyaan ini bisa diberikan diawal pembelajaran ataupun pada proses pemberian materi. Seperti “apakah kalian belajar?”, “apa yang kamu pelajari semalam?”. Pertanyaan ini bisa diberikan dalam proses pendahuluan pembelajaran. Hal ini untuk menuntun peserta didik dari pelajaran sebelumnya kepada pelajaran yang akan diajarkan dan juga untuk mengetahui mengetahui apa saja yang dipelajari oleh peserta didik dan apakah peserta didik mempelajari terkait materi yang akan diajarkan sebelum dipelajari di sekolah.
80Lorin W Enderson dkk, Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran dan
Asesmen. Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom, terj. dari A Taxonomy for Learning, Teaching, and
Assesing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives, Abriged Edision oleh
Agung Prohantoro, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2014), h. 6.
Adapun contoh pertanyaan yang diberikan pada proses
pembelajaran seperti, “apakah kita harus bersyukur kepada Allah?”, “apakah kalian sudah bersyukur kepada Allah?”. Dan setelahnya pendidik bisa memberikan pemahaman tentang syukur.
Pertanyaan “apa” selanjutnya yaitu pertanyaan yang meinta peserta didiknya untuk membedakan akan suatu hal. seperti contoh, “apa
perbedaan antara nabi dan rasul?”. Pertanyaan tersebut meminta peserta didik untuk memberikan perbedaan antara Nabi dan Rosul. Pada taksonomi pendidikan, membedakan terolong taksonomi pendidikan ranah kognitif tingkat analisis atau tingkat empat (c4).82 Jika peserta didik dapat membedakan antara nabi dan rasul maka peserta didik tersebut sudah menganalisa apa perbedaan antara nabi dan rasul.
Dalam proses pembelajaran pendidik pun bisa mengajak peserta didiknya untuk bertanya seperti, “apa ada pertanyaan?”. Pertanyaan seperti ini bisa diberikan ketika pemberian materi berlangsung. Hal ini untuk memastikan bahwa seluruh peserta didiknya betul-betul memahami akan materi yang sedang diajarkan.
Pertanyaan lain dari pertanyaan “apa” merupakan pertanyaan meminta penjelasan yang lebih lanjut lagi seperti, “apa contohnya?”.
Dengan meminta contoh berarti pendidik meminta peserta didiknya untuk memberikan penjelasan yang lebih lanjut. Adapun memberikan contoh dalam taksonomi pendidikan merupakan ranah memahami, yaitu ranah kognitif tingkat dua (c2).83
Pertanyaan “apa” juga bisa mengajak peserta didik untuk merumuskan suatu hal. Contoh, “apa yang kalian lakukan saat melakukan
jual beli?” dari pertanyaan tersebut peserta didik akan merumuskan hal -hal yang mereka lakukan saat melanjutkan jual beli sesuai dengan pengalamannya masing-masing. dalam taksonomi pendidikan merumuskan merupakan ranah kognitif tingkat enam (c6) yaitu
82 Ibid., h. 45
mencipta.84 Dari pengalaman masing-masing peserta didik tentu akan memberikan jawaban yang berbeda, dari peserta didik yang lebih sering berbelanja di warung, pasar tradisional, pasar modern, ataupun peserta didik yang sering berbelanja secara on line.
Selain itu juga pertanyaan dengan menggunakan “apa” bisa sebagai
pertanyaan permintaan (compliance question), pertanyaan ini mengharapkan agar peserta didik mematuhi perintah yang diucapkan dalam bentuk pertanyaan.85 Seperti “apa kamu bisa membantu ibu?”,
seorang pendidik bertanya demikian kepada peserta didik dalam hal ini berarti pendidik juga mengharapkan peserta didik dapat membantunya. 3. Metode Tanya Jawab dalam Surat Al-Baqarah ayat 28
Pada surat al-Baqarah ayat 28 ini, kata tanya yang digunakan adalah
فيك yang artinya “Bagaimana”. Dalam surat ini, pertanyaan ini ditujukan
untuk orang yang kafir.
Artinya: Bagaimana kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, Kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, Kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan?
Pertanyaan ini untuk membuat orang kafir tersebut terheran-heran dan kagum akan keagungan Allah. Karena ayat ini merupakan ayat yang mengagungkan Allah. Jika kita kaitkan dengan pendidikan, seorang pendidik pun perlu membuat peserta didiknya menjadi kagum akan suatu hal, seperti pertanyaan “bagaimana kamu tidak sopan pada ibumu padahal ibumu lah yang melahirkanmu, dan menpendidiksmu dari kamu lahir
84 Ibid., h. 44
85 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung, Remaja Rosdakarya, Bandung),
sampai kamu seperti sekarang ini?” Dengan pertanyaan ini peserta didik pun menjadi kagum pada ibunya dan akan merenungi serta mengingat akan pengorbanan ibunya. Selain itu juga pertanyaan “bagaimana kalian akan bisa jika kalian tidak mau mencoba? sedangkan setelah mencoba kalian akan paham dan kalian akan bisa”. Pertanyaan tersebut juga
pertanyaan seperti sebelumnya. Pendidik membuat peserta didiknya untuk mau mencoba dan tidak ragu untuk mencoba. Pertanyaan tersebut juga pertanyaan yang menuntun dan meyakinkan peserta didiknya untuk mau mencoba akan suatu hal.
Pertanyaan bagaimana biasanya digunakan untuk menanyakan keadaan seseorang, seperti “bagaimana kabar kalian hari ini?”.
Pertanyaan ini juga digunakan pada awal pembelajaran ataupun pada awal masuk kedalam kelas. Dengan pertanyaan tersebut pendidik bisa mengetahui keadaan peserta didik sebelum melakukan pembelajaran. Pertanyaan ini juga merupakan pertanyaan pembuka agar si anak tidak tegang dan tetap relex selama proses pembelajaran.
Pertanyaan ini juga merupakan pertanyaan argumentasi seperti
“bagaimana pendapatmu tentang…..?”. Dalam taksonomi pendidikan, mengemukakan pendapat merupakan bagian dari mengatribusi. Adapun mengatribusi adalah ketika peserta didik dapat menentukan sudut pandang, pendapat, nilai, atau tujuan dibalik komunikasi86. Mengatribusi merupakan ranah kognitif tingkat empat (C4) yaitu ranah analisis87. Pertanyaan ini mengajak peserta didik berpikir lebih aktif lagi. Dengan pertanyaan ini peserta didik diminta berargumentasi dan mengeluarkan pendapatnya terkait dengan suatu hal.
Pertanyaan bagaimana juga digunakan untuk menanyakan tatacara ataupun proses seperti “bagaimana tatacara berwuđu?”. Pertanyaan
86Lorin W Enderson dkk, Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran dan
Asesmen. Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom, terj. dari A Taxonomy for Learning, Teaching, and
Assesing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives, Abriged Edision oleh
Agung Prohantoro, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2014), h. 124
bagaimana biasanya dijawab dengan deskripsi terkait dengan bagaimana tatacara melakukan berwuđu. Pertanyaan ini pun bisa dilanjutkan dengan meminta peserta didik untuk mempraktikkannya seperti, “bagaimana tatacara berwuđu? Praktikkan!. Dengan demikian selain pendidik mengetahui secara teoritis juga bisa melihat bagaimana peserta didik mempraktikkan dan mendemonstrasikan tatacara berwuđu. Dalam taksonomi pendidikan mendemonstrasikan merupakan ranah psikomotorik tingkat dua (P2) yaitu manipulasi.88
Pertanyaan “bagaimana” dalam penerapannya bisa digunakan dalam
hal apa saja. Pertanyaan bagaimana bisa digunakan ketika pembelajaran akan dimulai dan menanyakan kesiapan para peserta didik untuk belajar yaitu, “bagimana kesiapan kalian untuk belajar hari ini?” maka para
peserta didik pun akan menjawab dengan mendeskripsikan kesiapan belajara mereka pada hari itu. Dan dari pertanyaan tersebut pun pendidik bisa mengetahui persiapan mereka dalam menghadapi pelajaran pada hari itu.
Dari pertanyaan “bagaimana?” pendidik juga bisa memberikan pemahaman kepada peserta didik, seperti “bagaimana kalian akan pintar
jika kalian tidak belajar?” dengan pertanyaan demikian pendidik dapat memberikan pemahaman bahwa belajar itu amatlah penting agar peserta didiknya senang belajar. Selain itu pertanyaan ini bisa juga sebagai pertanyaan penuntut yang mana pertanyaan ini dapat menuntun peserta didiknya agar belajar dengan giat.
Sebagaimana pertanyaan dengan menggunakan “apa?” pertanyaan
dengan menggunakan kata “bagaimana?” bisa digunakan sebagai
pertanyaan permintaan (compliance question seperti, “Bagaimana jika kamu menuliskannya di papan tulis?” pertanyaan ini) secara tidak langsung meminta peserta didik tersebut untuk menulsikannya dipapan tulis.
88Enggar.net, Kata Kerja Operasional Baru-Taksonomi, (Enggar.net, 23-Juni-2016),