• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4. Tafsir Surat At-Takwîr Ayat 26-27

a. Teks dan Terjemaham Surat At-Takwîr ayat 26-27

44 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya, (Jakarta, Lentera Abadi, 2010), Edisi

Revisi, jil. 1, h. 70

۞

۞

:ريوكتلا ةروس(

٧٦

-٢٧

)

Artinya: Maka ke manakah kamu akan pergi - al Qur’ân itu tiada lain hanyalah peringatan bagi semesta alam

d. Kosakata Ayat

Kata يا memiliki arti “mana?”. Dalam kaidah nahwu huruf يا

merupakan huruf istifhâm yang digunakan untuk menanyakan ا م

yaitu tempat.46 Dalam hal menanyakan tempat, dalam bahasa Indonesia ada dua kata tanya yaitu kemana dan dimana. Adapun kata

يا pada ayat ini memiliki arti kemana. Dalam kamus Munjid dikatakan bahwa يا merupakan isim ťaraf dan digunakan untuk menanyakan tempat.47

Kata żikrun memiliki arti mengingat, nama baik, dan zikir.48 Dalam Lisânul ‘Arabi karya Imam Jamaluddin Abul Fadhil menyatakan bahwa żikrun adalah hafal akan sesuatu yang di ingatnya, dan żikrun juga memiliki arti sesuatu yang ditetapkan oleh perkataan artinya żikir adalah menetapkan sesuatu dalam perkataan.49

e. Tafsir Surat At-Takwîr Munâsabah Ayat

Pada ayat-ayat yang sebelumnya yaitu surat At-Takwîr ayat 1-13, Allah menjelaskan kedahsyatan hari kiamat, kemudia menerangkan bahwa manusia ketika itu melihat amal perbuatannya di dunia sebaga suatu fakta kenyataan dan dapat membedakan mana amal perbuatan yang diterima dan mana yang ditolak. Pada ayat-ayat berikutnya, Allah menjelaskan bahwa apa-apa yang disampaikan oleh

46 Mamat Zaenudin dan Yayan Nurbayan, Pengantar Ilmu Balaghah, (Bandung, Refika

Auditama, 2007), h. 109

47Al-Munjid, ( Bairut, Maktabah Asy-Syarqiyyati, 1987), h. 23

48 Mahmud Yunus, Kamus Arab Indoensia, (Jakarta: Mahmud Yunus Wa Dzurriyyah, 2013),

h. 134

Muhammad yaitu al-Qur’ân yang diturunkan kepadanya, adalah ayat-ayat yang jelas yang memberikan petunjuk kepada jalan kebahagiaan. Apa-apa yang dituduhkan oleh orang-orang musyrik yang mengatakan bahwa Muhammad itu hanya seorang tukang sihir, orang gila, pendusta, atau penyair, adalah dusta yang timbul karena rasa permusuhan, kedengkian dan kedewasaan mereka.

Tafsir Ayat

Awal kata pada ayat di atas adalah kata tanya dengan menggunakan aina. Al-Maraghi mengartikan makna “aina tażhabun”

yaitu jalan manakah yang hendak kalian tempuh edang bukti kebenaran telah membuktikan bahwa mereka bersalah50. Ibnu Katsir dalam kitabnya Tafsir Ibnu Katsir mengatakan bahwa pada ayat ini merupakan sebuah peringatan kepada manusia, bahwa kemana ia akan pergi? Maksudnya kemana akal kalian akan pergi ketika kalian mendustakan al-Quran ini. Yang mana al-Qur’ân ini sudah benar-benar nyata akan kebenar-benarannya. Adapun Qatadah mengatakan bahwa

“aina tażhabûn” yaitu pergi dari kitab Allah artinya mereka tidak lagi

ta’at kepada Allah.51 Ayat ini mengarah kepada orang-orang yang ingkar akan utusan Allan dan menolak wahyu Allah. Maka mereka

dikecam dengan ayat ini dengan firman Allah “maka kemanakah

kamu akan pergi?” yakni jalan apa yang kamu akan kamu tuju sehingga kamu memberikan tuduhan yang tidak benar dan berpaling darinya? Atau mau kemana kamu akan pergi, padahal al-Qur’ân

adalah petunjuk karna tidak ada jalan keselamatan selain darinya.52 Allah menerangkan bahwa orang-orang Quraisy telah sesat, dan jauh dari jalan kebenaran, serta tidak mengetahui jalan yang benar.

50Ahmad Musthafa Al-Maroghi, Tafsir Al-Maroghi, (Semarang, Toha Putra Semarang, 1974)

juz.30, h. 111

51Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir, (Semarang, Kariyath Futiran, ttt),Juz. 4, h. 480

Sehingga Allah bertanya kepada mereka “maka kemanakah kamu akan pergi?” maksudnya ialah setelah dijelaskannya bahwa al-Qur’ân

itu benar-benar diturunkan oleh Allah dan al-Qur’ân benar-benar merupakan petunjuk, bimbingan, pedoman hidup dan di dalamnya terdapat pelajaran dan petunjuk. Maka pertanyaan dalam firman ini,

“jalan manakah yang kamu akan kamu tempuh lagi? Merupakan peringatan kepada orang kafir53

Sedangkan “żikrun lil ‘âlamîn” yakni al-Qu’an ini merupakan

peringatan bagi seluruh manusia dengan kata lain al-Qur’ân ini merupakan pelajan dan nasihat untuk seluruh manusia.54 Namun demikian, jika itu kehendak kamu silakan saja karena al-Qur’ân itu tidak lain hanyalah peringatan dan bahan pelajaran bagi semesta alam, yaitu bagi siapa diantara kamu yang hendak menempuh jalan yang lurus dan menemukan kebenaran dan kebahagiaan.55

Dan pada ayat selanjutnya Allah menyatakan bahwa al-Qur’ân

ini tidak lain hanya peringatan bagi alam semesta, bagi mereka yang mempunyai hati cenderung kepada kebaikan. Namun demikian tidak semua manusia dalam mengambil manfaat dari al-Qur’ân ini.56

Al-Qur’ân juga merupakan petunjuk bagi semua makhluk yang

mengingatkan mereka kepada apa yang telah tertanam dalam tabi’at

mereka tentang kecintaan kepada kebaikan. Adapun penyebab kelalaian mereka dalam mengingat hal itu tidak lain karena kebiasaan buruk telah mewarnai mereka.57

Kalimat tanya pada ayat ini merupakan merupakan pertanyaan yang berupa peringatan. Allah memeperingatkan mereka melalui

53Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya, (Jakarta, Lentera Abadi, 2010), Edisi

Revisi, jil. 10, h. 571

54Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir, (Semarang, Kariyath Futiran, ttt),Juz. 4, h. 480

55Quraisy Shihab, Tafsir Al-Misbah, (Ciputat Lentera Hati, 2002), Juz 15, h. 112-113

56Departemen RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya (Jakarta, Lentera Hati 2010), jil. 10, h. 571

57Ahmad Mustafa Al-Maroghi, Terjemah Tafsir Al-Maroghi, (Semarang, Toha Putra

pertanyaan “Kemana kamu akan pergi?”. Dalam hal ini Allah sudah

memberikan petunjuk kepada Manusia melalui kitab al-Qur’ân, petunjuk yang nyata dan benar tapi manusia justru mereka malah ingkar terhadap al-Qur’ân yang telah diturunkan oleh Allah.

Pertanyaan ayna digunakan untuk menanyakan tempat,

sebagaimana pada ayat ini “mau kemana kamu akan pergi?” dengan

demikian jawaban dari pada pertanyaan tersebut tentulah tempat yaitu tempat yang akan mereka tuju atau tempat mereka akan pergi.