C. Prosedur Pelaksanaan Metode Tanya Jawab
5. Tata cara menjawab pertanyaan
Cara pendidik dalam menjawab pertanyaan bisa dengan berbagai cara, yaitu:
a. Menjawab pertanyaan sesuai yang dilontarkan penanya.
Rasululloh Saw, selalu menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh para sahabat sesuai pertanyaan mereka. Dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, beliau
mengajarkan banyak hal terkait syari’at, hukum-hukum, serta aturan-aturan agama. Tidak hanya itu, beliau juga mendorong para sahabat untuk melontarkan pertanyaan seputar kejadian dan bencana yang meresahkan mereka, atau seputar kewajiban
dan syari’at yang perlu mereka ketahui. 26 Dalam menjawab pertanyaan yang sesuai dengan yang dilontarkan oleh seorang penanya terdapat beberapa hal, yaitu:
1) Menjawab pertanyaan sesuai yang dilontarkan oleh seorang penanya menjadi wajib jika yang bertanya adalah orang
25 Jamaludin dkk, Pembelajaran Presfektif Islam, (Bandung, Remaja Rosdakarya, 2015), h 196
26 Abdul Fattah Abu Ghuddah, Muhammad sang guru terj. dari Ar-Rosul al-Mu’allim wa
yang berilmu dengan tujuan sebagaimana yang telah di jelaskan pada point tehnik menggunakan pertanyaan diatas hukumnya yaitu wajib jika memang yang ditanyanya pun mengetahui akan hal yang ditanya oleh si penanya.27 2) Terkadang menjawab pertanyaan sebagaimana yang
ditanyakan oleh penanya kadang menjadi tidak wajib hukumnya jika orang yang ditanya bukanlah orang yang satu-satunya mengetahui jawabannya. Hal ini juga menjadi tidak wajib jika memang yang bertanya itu dianggap belum mampu menerima jawaban akan pertanyaan itu.28
b. Memberi jawaban melebihi pertanyaan yang dilontarkan
Memberi jawaban melebihi pertanyaan yang dilontarkan kepada penanya boleh dilakukan, jika sipenanya membutuhkan pengetahuan lebih dari pertanyaan-pertanyaan itu.29
c. Mengalihkan penanya dari pertanyaannya.
Metode mengalikan pertanyaan ini dinamakan “metode orang bijak”, yaitu memberikan kepada penanya jawaban lain yang sebenarnya diluar pertanyaannya, namun jawaban itu dia butuhkan dan lebih bermanfaat dari yang dia tanyakan.30 Ini dilakukan karena ada jawaban yang lebih penting dari pada jawaban yang ditanyakan oleh si penanya tersebut. Hal ini pernah dilakukan oleh Rasululloh Saw, sebagaimana hadits
yang diriwayatkan oleh Ibnu „Umar;
27 Ibid., h. 192
28 Ibid., 193
29 Ibid., h. 203
Artinya: Dari Yahya Ibnu Yahya, dari malik, dari nafi’ dari Ibnu „Umar radhiyallohu „anhuma: ada seorang laki-laki menanyakan kepada Rasululloh SAW tentang pakaian yang akan dipakai oleh orang yang telah telah ihram (niat haji), lalu Rasululloh SAW menjawab: “Janganlah kamu pakai kemeja, jangan pula sorban, jangan pula celana, jangan pula peci dan jangan pula sepatu, kecuali bagi seseorang yang tidak mempunyai dua terompa, maka boleh dipakainya dua sepatu dan dipotongnya disebelah mata kaki. Dan jangan pula kamu pakai kain yang dicelup dengan za’faran dan waras (sebangsa tumbuh-tumbuhan untuk pencelup berwarna kuning dan harum baunya).”31
Dalam hadist di atas, Rasulullah tidaklah menjawab pertanyaan dari si penanya tersebut, melainkan mengalihkannya kepada hal-hal yang tidak boleh dipakai ketika ihram.
d. Meminta penanya mengulangi pertanyaannya.
Meminta penanya mengulangi pertanyaannya sekalipun sudah menguasai jawaban jawaban pertanyaan itu. Ini dilakukan dalam rangka menambah pengetahuan si penanya tersebut, atau untuk mengetahui jawaban yang tepat baginya, atau supaya si penanya memperjelas pertanyaannya.32
31 Fachruddin HS, Terjemah Hadits Shohih Muslim, ( Jakarta, Bulan Bintang, 1982), Jil. V, h.
18
32 Abdul Fattah Abu Ghuddah, Muhammad sang guru terj. dari Ar-Rosul al-Mu’allim wa
e. Selain empat cara tersebut, dalam menjawab pertanyaan Rasululloh SAW juga pernah melimpahkan jawaban sebuah pertanyaan kepada sahabat untuk melatihnya.
Rasululloh SAW, mempercayakan salah seorang sahabat untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan kepada Rasululloh. Hal ini dilakukan untuk melatih para sahabat supaya terbiasa menjawab pertanyaan berkaitan dengan masalah keilmuan.
6. Hal-hal yang perku diperhatikan. a. Kehangatan dan keantusiaan
Untuk meningkatkan partisipasi peserta didik dalam pembelajaran, pendidik perlu menunjukkan sikap baik pada waktu mengajukan pertanyaan maupun ketika menerima jawaban peserta didik. Sikap tersebut termasuk suara, ekspresi wajah, gerakan dan posisi badan menampakkan ada tidaknya kehangatan dan keantusiasan.
b. Kebiasaan yang perlu dihindari
1) Jangan mengulang-ulang pertanyaan bila peserta didik tidak mampu menjawabnya. Hal ini dapat menyebabkan menurunya perhatian dan dan partisipasi peserta didik.
2) Jangan mengulang-ulang jawaban peserta didik hal ini akan membuang waktu, peserta didik tidak memperhatikan jawaban temannya karena menunggu komentar dari pendidik
3) Jangan menjawab sendiri pertanyaan yang diajukan sebelum peserta didik memperoleh kesempatan untuk menjawabnya. Hal ini akan menyebabkanpeserta didik frustasi dan tidak mau mengikuti pelajaran dengan baik.
5) Jangan menentukan siapa yang akan menjawab, sebaiknya pertanyaan diajukan kepada semua peserta didik dalam kelas33. D. Implementasi Metode Tanya Jawab Dalam Pembelajaran
Seorang pendidik setelah memperhatikan tehnik dan prosedur pelaksaan metode tanya jawab, barulah seorang pendidik bisa mengimplementasikan metode tanya jawab dalam pembelajarannya. Adapun implementasi metode tanya jawab dalam pembelajaran adalah: 1. Pendidik memberikan pertanyaan di awal pembelajaran. pertanyaan di
awal pembelajaran yang dimaksud adalah pertanyaan pendahuluan. Pertanyaan ini berfungsi sebagai pertanyaan penghubung antara materi yang lalu dengan materi yang baru. Pertanyaan ini juga untuk merangsang peserta didik untuk lebih berfikir dan mendalami materi yang diajarkan oleh peserta didik. Pertanyaan ini ditujukan kepada seluruh peserta didik tanpa terkecuali.
2. Pendidik memberikan peserta didik waktu untuk menjawab peserta didik menjawab pertanyaan tersebut. Bila dalam beberapa waktu peserta didik belum ada yang menjawabnya barulah pendidik menyebut salah seorang dari peserta didik untuk menjawab pertanyaan tersebut.
3. Selanjutnya pendidik memberikan pertanyaan yang menggali atau probing question kepada peserta didik. Hal ini untuk membuat peserta didik didorong untuk meningkatkan kualitas jawaban yang diberikan pada pertanyaan sebelumnya.
4. Pada tahap selanjutnya, pendidik memberikan yang mengarhkan atau menuntun. Pertanyaan ini disebut juga dengan prompting question. Pertanyaan ini diajukan untuk mengarahkan peserta didik dalam proses berfikirnya.
5. Pada pertengahan pembelajaran seorang pendidik juga bisa mengajak peserta didiknya untuk berfikir bersama melalui pertanyaan yang
diajukan oleh pendidk. Seperti pertanyaan: “Apakah kalian setuju?”.
Selain itu pendidik juga bisa meminta peserta didiknya untuk
mengajukan pertanyaan, seperti “apa ada pertanyaan?”. hal ini
dimaksudkan untuk pendidik mengetahui apakah peserta didik tersebut sudah memahami atau belum terkait materi yang diajarkan.
6. Pendidik juga bisa memberikan pertanyaan yang tidak membutuhkan pesertanyaan atau yang disebut dengan pertanyaan retori (rhetorical question), hal ini dimaksudkan agar pendidik memberi pemahaman yang lebih mendalam terkait dengan pertanyaan yang ajukan oleh pendidik.
7. Dalam sela-sela pembelajaran, pendidik juga bisa memberikan pertanyaan permintaan atau yang disebut dengan compliance question. Hal ini merupakan sebuah perintah namun dalam bentuk pertanyaan 8. Pada akhir pembelajaran, seorang pendidik bisa memeberikan
pertanyaan dalam bentuk pertanyaan pengetahuan atau recall question. Hal ini untuk mengingat kembali terkait materi yang telah diajarkan dari awal proses pembelajaran.
9. Pendidik juga bisa memberikan pertanyaan evalusi. Hal ini untuk mengetahui sampai mana pemahaman siswa terkait dengan materi pembelajaran.
10.Pendidik juga bisa memberikan pertanyaan yang meminta kesimpulan terkait materi yang diajarkan pada hari itu.
31