Sebelum masuk kepada tehnik penggunaan metode tanya jawab, hendaknya kita mengetahui terlebih dahulu kriteria orang yang memeberikan pertanyaan, maksudnya sebuah pertanyaan itu biasanya datang atau berasal dari siapa saja?. Imam Syathibi mengungkapkan bahwa pertanyaan itu ada dua yaitu, Pertanyaan yang berasal dari seorang yang berilmu dan berasal dari orang yang tidak berilmu. Adapun maksud dari orang yang berilmu adalah mujtahid (ahli ijtihad), sementara orang yang tidak berilmu adalah muqallid (pengikut). Terhdap kedua jenis pertanyaan ini, orang yang ditanya juga ada dua macam yaitu orang yang tahu dan yang tidak tahu. Sehingga jenis pertanyaan itu ada empat, yaitu: 1. Pertanyaan yang datang dari orang yang berilmu. Biasanya jenis
pertanyaan ini diberikan pada empat kondisi, yaitu: 1) untuk meyakinkan apa yang ia ketahui, 2) menghilangkan ambiguitas yang menyelimutinya, 3) mengingat-ingat sesuatu yang dikhawatirkan lupa, 4) memperingatkan orang yang ditanya atas kesalahan yang dia ucapka ketika mengajar, 5) untuk mewakili orang-orang yang hadir atau yang sedang belajar, 6) untuk mengejar ilmu yang sekiranya terlewat.
2. Pertanyaan dari seorang peserta didik kepada peserta didik lainnya. Pertanyaan ini terjadi pada empat kondisi: 1) untuk mengulangi
pelajaran yang didapatnya, 2) meminta ilmu yang belum pernah diketahui dari orang lain yang sudah mengetahui, 3) Sebagai latihan dalam membahas berbagai permasalahan sebelum pembelajaran., 4) untuk lebih memahami apa yang disampaikan pendidik.11
3. Pertanyaan seorang pendidik kepada peserta didik lainnya. Pertanyaan jenis ini terjadi pada empat kondisi: 1) memperingatkan si peserta didik terhadap hal samar yang harus dijelaskan, 2) menguji sejauh mana peserta didiknya mengetahui pembelajaran tersebut, 3) meminta bantuan si peserta didik jika ternyata dia memiliki pengetahuan lebih, 4) memperingatkan si peserta didik supaya menggunakan ilmu yang telah dikuasainya sebagai perantara untuk meraih ilmu yang belum dikuasainya.
4. Pertanyaan yang berasal dari seorang peseta didik kepada pendidik.12 Pertanyaan dari orang yang berilmu (sudah mengetahuinya), pertanyaan dari peserta didik ke peserta didik lainnya, pertanyaan peserta didik kepada pendidiknya, dan pertanyaan dari pendidik kepada peserta didiknya merupakan pertanyaan yang sering terjadi dalam proses pembelajaran. seorang peserta didik yang sudah memahami sebuah materi pelajaran bukan berarti peserta didik itu tidak akan bertanya, bisa jadi ia akan bertanya untuk lebih meyakinkan apa yang ia pahami.
Bertanya merupakan salah satu cara dalam pembelajaran. Tanpa bertanya tidak akan ada proses pembelajaran. Karena dalam setia proses pembelajaran seorang pendidik perlu memberikan pertanyaan kepada peserta didiknya. Pertanyaan akan memancing kita untuk berfikir. Proses pencerahan didalam diri peserta didik juga baru terjadi kalau kita mengajukan pertanyaan kepada diri kita sendiri. Dengan demikian kemampuan bertanya merupakan hal penting yang harus dimiliki oleh seorang pendidik, baik untuk mengajukan pertanyaan kepada peserta didik
11 Abdul Fattah Abu Ghuddah, Muhammad sang guru terj. dari Ar-Rosul al-Mu’allim wa
Asalibuhu fi at-Ta’lim oleh. Agus Hudlori, (Temanggung, Armasta, 2015), h. 191
dan membuat peserta didik termotivasi untuk bertanya, serta kemampuan pendidik dalam menjawab peserta pertanyaan.13
Jika sebelumnya jenis pertanyaan itu dilihat dari siapa yang memberikan pertanyaan, maka terdapat juga jenis pertanyaan dari segi pertanyaan itu sendiri, yaitu:
1. Jenis-jenis pertanyaan yang baik a. Pertanyaan menurut maksudnya
1) Pertanyaan permintaan (compliance question), yakni pertanyaaan yang mengharapkan agar peserta didik mematuhi perintah yang diucapkan dalam bentuk pertanyaan. Contoh: Dapatkah kamu tenang agar suara bapak (ibu) bisa didengar oleh kalian?
2) Pertanyaan retoris (rethorical question) yaitu pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban, tetapi dijawab sendiri oleh pendidik. Hal ini merupakan teknik penyampaian kepada peserta didik. Contoh: “Siapakah yang menciptakan manusia dan alam semesta?”
3) Pertanyaan mengarahkan atau menuntun (prompting question), yaitu pertanyaan yang diajukan untuk member arah kepada peserta didik dalam proses berpikirnya. Hal ini dilakukan apabila pendidik mengehendaki agar memperhatikan dengan seksama bagian tertentu atau inti pelajaran yang dianggap penting. Dari segi yang lain, apabila peserta didik tidak dapat menjawab atau salah menjawab, pendidik melanjutkan pertanyaan lanjutan yang akan mengarahkan atau menuntun proses berpikir peserta didik dapat menemukan jawaban bagi pertanyaan pertama tadi.
4) Pertanyaan menggali (probing question), yaitu pertanyaan lanjutan yang akan mendorong peserta didik untuk lebih mendalami jawbannya terhadap pertanyaan pertama. Dengan
pertanyaan menggali ini peserta didik didorong untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas jawaban yang diberikan pada pertanyaan sebelumnya14.
b. Pertanyaan menurut taksonomi bloom.
1) Pertanyaan pengetahuan (recall question atau knowledge question), atau ingatan dengan menggunakan kata-kata apa, dimana, kapan, siapa, dan sebutkan. Contoh: sebutkan apa saja syarat-syarat sahnya sholat!
2) Pertanyaan pemahaman (comprehension question), yaitu pertanyaan yang menghendaki jawaban yang bersifat pemahaman dengan kata-kata sendiri. biasanya menggunakan kata-kata jelaskan, uraikan, dan bandingkan. Contoh: Jelaskan, bagaimana proses berdirinya dinasti Abbasiyah!
3) Pertanyaan penerapan (application question), yaitu pertanyaan yang menghendaki jawaban yang benar, tidak tunggal, tetapi lebih dari satu dan menuntut peserta didik untuk membuat ramalan (prediksi), memecahkan masalah, mencari komunikasi. Contoh: apa yang kamu lakukan bila telah masuk waktu sholat dan tidak ada air!
4) Pertanyaan evaluasi (evaluation questin), yaitu pertanyaan yang menghendaki jawaban dengan cara memberikan penilaian atau pendapatnya terhadap suatu isyu yang ditampilkan15. Contoh: bagaimana pendapat anda tentang
2. Macam-macam pertanyaan
Macam-macam pertanyaan ini dilihat dari waktu penyampainnya, pertanyaan dibagi menjadi tiga:
a. Pertanyaan awal pelajaran, yaitu pertanyaan pendahuluan yang dimaksud untuk menghubungkan pengetahuan yang telah lalu dengan pengetahuan yang baru, merangsang minat belajar untuk
14 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung, Remaja Rosdakarya, Bandung),
cet.24, h. 75
menerima pelajaran baru, dan memusatkan perhatian mereka kepada pelajaran.
b. Pertanyaan ditengah-tengah berlangsungnya proses belajar-mengajar. Pertanyaan ini dimaksudkan untuk mendiskusikan bagian-bagian pelajaran dan menarik sebagai fakta baru.
c. Pertanyaan akhir pelajaran, yaitu pelajaran penutup yang dimaksudkan untuk mengulang, dan menyimpulkan materi pembelajaran16.
3. Komponen-komponen keterampilan bertanya dasar:
Adapun komponen-komponen keterampilan dasar bertanya yang harus dimiliki oleh pendidik untuk mengajukan pertanyaan, adalah: a. Penggunaan pertanyaan secara jelas dan singkat. Pertanyaan
pendidik harus diungkap secara jelas dan singkat dengan menggunakan kata-kata yang dapat dipahami oleh peserta didik sesuai dengan taraf perkembangannya.
b. Pemberian acuan. Sebelum memberikan pertanyaan, kadang-kadang pendidik perlu memberikan acuan yang berupa pertanyaan yang berisi informasi yang relevan dengan jawaban yang diharapkan dari peserta didik.
c. Pemindahan giliran. Adakalanya suatu pertanyaan perlu dijawab oleh lebih dari seorang peserta didik karena jawaban peserta didik benar atau belum memadai
d. Penyebaran. Untuk melibatkan peserta didik sebanyak-banyaknya didalam pelajaran, pendidik perlu menyebarkan giliran menjawab pertanyaan secara acak.
e. Pemberian waktu berpikir. Setelah mengajukan pertanyaan kepada seluruh peserta didik, pendidik perlu memberi waktu beberapa detik untuk berpikir sebelum menunjuk salah seoarang peserta didik untuk menjawabnya.
f. Pemberian tuntunan. Bila peserta didik itu menjawab salah atau tidak dapat menjawab, pendidik hendaknya memberikan tuntunan kepada peserta didik itu agar ia dapat menemukan sendiri jawaban yang benar17.
4. Tatacara bertanya:
a. Menanyakan alasan: Contoh: 1) Apakah hal ini sesuai?
2) Mangapa kalian berfikir seperti itu?
3) Jika ada yang tidak setuju dengan pendapatmu, apa yang akan kamu ungkapkan?
b. Meminta penjelasan lebih lanjut:
Meminta penjelasan bisa dengan menggunaan kata tanya, apa dan dapatkah:
1) Apa contohnya?
2) Dapatkah kamu jelaskan lebih lanjut? c. Berfikir fleksibel
Untuk berfikir fleksibel kita bisa menggunakan pertanyaan dengan klimat tanya:
1) Bagaimana kita dapat……
2) Apa pendapatmu……….
d. Kejujuran
Untuk menanyakan sebuah kejujuran maka bisa menggunakan kalimat tanya seperti:
1) Apakah kamu…..
e. Berfikir bersama
Untuk mendorong peserta didik berfikir bersama maka kita bisa menggunakan kalimat tanya sepert:
1) Apakah kalian setuju atau tidak setuju?
17 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung, Remaja Rosdakarya, Bandung),
f. Akurasi. Untuk mengetahui keakuratan sebuah jawaban atau kesimpulan bisa dengan menggunakan kalimat tanya:
1) Apakah hal itu benar? g. Pendalaman, contoh:
1) Apa hubungan……?
h. Meminta untuk bertanya, contoh: 1) Pertanyaan apa yang muncul? i. Perenungan, contoh:
1) Apa yang perlu kita perbaiki? j. Keterkaitan:
1) Bagaimana hal ini dapat membntu kita? k. Kreatifitas, contoh:
1) Bagaimana jika……?
l. Mencari pengertian yang paling baik: 1) Apa yang sudah kita pelajari?18 5. Dasar-dasar pertanyaan yang baik
a. Jelas dan mudah dimengerti oleh peserta didik
b. Berikan informasi yang cukup untuk pertanyaan yang baik. c. Difokuskan pada suatu masalah atau tugas terentu.
d. Berikan waktu yang cukup kepada anak untuk berpikir sebelum menjawab pertanyaan.
e. Bagikanlah semua pertanyaan kepada seluruh peserta didik secara merata
f. Berikan respon yang ramah dan menyenangkan sehingga timbul keberanian peserta didik untuk menjawab atau bertanya
g. Tuntunlah jawaban peserta didik sehingga mereka dapat menemukan sendiri jawaban yang benar19.
18 Zulfiandri, Qualitan Teaching, (Jakarta, Qualitama Tunas MAndiri, 2009), h. 162-164