• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab ini berisi uraian tentang jenis penelitian, subjek penelitian, metode dan teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, metode dan teknik analisis data, serta sajian hasil analisis data.

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini berjenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang mencoba untuk memberi gambaran secara sistematis tentang situasi, permasalahan, fenomena, layanan atau program, ataupun menyediakan informasi tentang, misalnya, kondisi kehidupan suatu masyarakat pada suatu daerah, tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi, sikap, pandangan, proses yang sedang berlangsung, pengaruh dari suatu fenomena, pengukuran yang cermat tentang fenomena dalam masyarakat (Widi, 2010:47– 48). Penelitian ini mendeskripsikan fenomena kebahasaan yang berkaitan dengan seluk-beluk ketidaksantunan berbahasa dalam ranah keluarga, khususnya keluarga nelayan di kampung nelayan Pantai Trisik, Desa Banaran dan Pantai Congot, Desa Jangkaran, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Artinya, penelitian ini tidak memanfaatkan metode-metode kuantifikasi tertentu, mengingat bahwa tujuan pokok penelitian ini tidak menuntut pemerantian dari semuanya itu. Moleong (2007:6) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh

subjek penelitian (perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll), secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai suatu penelitian ilmiah yang bertujuan untuk memahami fenomena dalam konteks secara alamiah dengan mengedepankan proses interaksi komunikasi yang mendalam antara peneliti dengan fenomena yang diteliti (Herdiansyah, 2010:9).

3.2 Data dan Sumber Data

Sudaryanto (1993:3) via Mahsun (2006:19) dalam bukunya yang berjudul

Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya

mengatakan bahwa, data merupakan bahan jadi (lawan dari bahan mentah), yang ada karena pemilihan aneka macam tuturan (bahan mentah). Wujud data penelitian ini berupa bermacam-macam wujud tuturan yang diperoleh secara natural dalam ranah keluarga, khususnya keluarga nelayan yang di dalamnya terdapat bentuk-bentuk kebahasaan yang secara linguistis maupun nonlinguistis mengandung maksud yang tidak santun. Objek sasaran penelitian dan konteksnya berupa bentuk-bentuk kebahasaan yang bermakna tidak santun baik secara linguistis maupun nonlinguistis tersebut merupakan objek sasaran penelitiannya dan sisa bentuk kebahasaan yang ada merupakan konteksnya. Data dari penelitian ini berupa gabungan keduanya, yakni objek sasaran penelitian yang berupa bentuk-bentuk kebahasaan yang tidak santun bersama entitas kebahasaan yang mengikuti dan mengawalinya.

Suharsimi Arikunto (2010:172) mengatakan bahwa, sumber data dalam penelitian adalah subjek darimana data diperoleh. Sumber data merupakan tempat asal muasal data diperoleh. Sumber data dari penelitian ini diperoleh dari keluarga nelayan di kampung nelayan Pantai Trisik, Desa Banaran dan Pantai Congot, Desa Jangkaran, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta. Kata ‘nelayan’ menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:779) adalah orang yang mata pencaharian utamanya adalah menangkap ikan (di laut). Sedangkan arti kata ‘keluarga’ adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Keluarga nelayan yang dimaksudkan peneliti dalam penelitian ini adalah sekelompok keluarga yang tinggap pada satu tempat atau daerah yang memiliki mata pencaharian utama sebagai nelayan.

Sumber data penelitian ini berasal dari berbagai macam cuplikan tuturan yang semuanya diambil secara natural dalam praktik-praktik perbincangan dalam ranah keluarga, khususnya keluarga nelayan di kampung nelayan Pantai Trisik, Desa Banaran dan Pantai Congot, Desa Jangkaran, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta. Sumber data penelitian ketidaksantunan berbahasa ini juga dapat berupa rekaman hasil simakan tuturan para orangtua dan anggota keluarga yang diperoleh baik secara terbuka maupun tersembunyi, sehingga diharapkan data penelitian yang diperoleh dari sumber termaksud bersifat natural, andal, dan tepercaya.

Untuk mempermudah penelitian, peneliti memberikan batasan-batasan kriteria keluarga nelayan. Keluarga nelayan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keluarga yang memiliki beberapa atau salah satu ciri berikut.

1) Keluarga yang memiliki mata pencaharian sebagai nelayan di Pantai Trisik dan Pantai Congot, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta.

2) Keluarga yang tinggal di daerah pesisir, khususnya di kampung nelayan Pantai Trisik, Desa Banaran dan Pantai Congot, Desa Jangkaran, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta.

3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang menghasilkan terkumpulnya data merupakan tahapan strategi pertama dalam linguistik menangani bahasa (Sudaryanto, 1988:57). Tujuan dari tahapan ini adalah tertulisnya dan tertatanya data secara sistematis dalam transkripsi tertentu dan pada kartu data tertentu.

Penelitian ini menggunakan dua metode, yaitu metode simak dan metode cakap. Peneliti mengumpulkan tuturan dari keluarga nelayan dalam berbagai situasi yang terjadi di dalam keluarga tersebut. Tuturan ini diperoleh dengan memerantikan metode simak, yakni menyimak pertuturan langsung di dalam keluarga nelayan, yang dipresumsikan di dalamnya terdapat bentuk-bentuk kebahasaan yang mengandung makna linguistis maupun nonlinguistis. Metode penyediaan data ini diberi nama metode simak karena cara yang digunakan untuk memperoleh data dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa (Mahsun, 2006:92). Teknik yang digunakan untuk melaksanakan metode simak ini adalah teknik catat dan teknik rekam baik secara langsung maupun tidak langsung, baik

secara terbuka mauoun secara tersembunyi. Dari catatan dan rekaman pertuturan itulah tuturan-tuturan kebahasaan yang di dalamnya mengandung wujud ketidaksantunan diperoleh sebagai bahan jadi penelitian ketidaksantunan berbahasa ini.

Metode cakap adalah metode penyediaan data yang dilakukan dengan cara mengadakan percakapan. Metode cakap dapat pula disejajarkan dengan metode wawancara (Rahardi, 2009:34). Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu (Mulyana, 2008:180). Terdapat dua jenis wawancara, yaitu wawancara tak terstruktur (wawancara mendalam) dan wawancara terstruktur. Teknik yang digunakan dalam menerapkan metode cakap adalah teknik pancing. Mahsun (2006:95) mengartikan teknik pancing sebagai teknik dasar dari metode cakap, karena dimungkinkan muncul jika peneliti memberi stimululasi (pancingan) pada informan untuk memunculkan gejala kebahasaan yang diharapkan oleh peneliti. Sejalan dengan Mahsun, Rahardi (2009:34) mengemukakan bahwa teknik pancing merupakan teknik dasar dari metode cakap yang dilakukan dengan cara memancing seseorang atau beberapa orang agar mereka berbicara.

3.4 Instrumen Penelitian

Suharsimi Arikunto (2010:203) menjelaskan bahwa instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya menjadi lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga mudah diolah. Instrumen yang

digunakan dalam penelitian ketidaksantunan berbahasa ini adalah pedoman atau panduan wawancara (daftar pertanyaan, pancingan, dan daftar kasus) dengan berbekal teori ketidaksantunan berbahasa. Teori-teori tersebut akan digunakan untuk menganalisis bentuk tuturan dalam keluarga nelayan. Data-data yang didapat akan dicatat untuk kemudian dianalisis lebih lanjut selanjutnya.

3.5 Metode dan Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan upaya yang dilakukan untuk mengklasifikasi atau mengelompokkan data. Sugiyono (2012:244) menyimpulkan bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Analisis dilakukan secara kontekstual, yakni dengan memerantikan dimensi-dimensi konteks dalam menginterpretasi data yang telah berhasil diidentifikasi, diklasifikasi, dan ditipifikasikan. Adapun konteks yang diperantikan adalah metode analisis kontekstual, yang artinya adalah cara analisis yang diterapkan pada data dengan mendasarkan dan mengaitkan konteks (cf. Rahardi, 2004; Rahardi, 2006 dalam Rahardi, 2009:36). Secara garis besar metode kontekstual ini sejalan dengan metode padan. Terdapat dua metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini, yakni metode padan intralingual dan metode padan ekstralingual.

3.5.1Metode dan Teknik Analisis Data secara Linguistik

Metode dalam analisis data secara linguistik menggunakan metode padan intralingual. Metode padan intralingual adalah metode analisis dengan cara menghubung-bandingkan unsur-unsur yang bersifat lingual, baik yang terdapat dalam satu bahasa maupun dalam beberapa bahasa yang berbeda (Mahsun, 2006:118). Teknik yang digunakan dalam pelaksanaan metode ini adalah teknik dasar teknik hubung banding yang bersifat lingual.

3.5.2Metode dan Teknik Analisis Data secara Pragmatik

Metode dalam analisis data secara pragmatik menggunakan metode padan ekstralingual. Metode padan ekstralingual adalah metode analisis yang digunakan untuk menganalisis unsur yang bersifat ekstralingual, seperti menghubungkan masalah bahasa dengan hal yang berada di luar bahasa (Mahsun, 2006:120). Teknik yang digunakan dalam pelaksanaan metode ini adalah teknik dasar teknik hubung banding yang bersifat ekstralingual.

Peneliti menganalisis data dalam penelitian ini dengan tahapan sebagai berikut.

1) Peneliti mengumpulkan dan mentranskripsi data (tuturan ketidaksantunan). 2) Peneliti mengelompokkan data ke dalam teori-teori ketidaksantunan

berbahasa.

3) Peneliti memasukkan dan mengklasifikasi data ke dalam tabulasi yang berisi tuturan, penanda ketidaksantunan (penanda lingual dan nonlingual), dan presepsi ketidaksantunan.

4) Peneliti menganalisis data yang telah dikelompokkan secara linguistik dan pragmatik dengan mengacu pada tabulasi yang telah disusun.

5) Peneliti mendeskripsikan dan menyimpulkan hasil analisis data dan pembahasan ke dalam teori-teori ketidaksantunan berbahasa dalam bentuk sajian hasil analisis.

3.6 Sajian Hasil Analisis Data

Tujuan akhir analisis data kualitatif adalah untuk memperoleh makna, menghasilkan pengertian-pengertian, konsep-konsep serta mengembangkan hipotesis atau teori baru. Data yang telah diinterpretasi dalam tahapan analisis data itu kemudian hasilnya disajikan secara tidak formal, dalam arti bahwa hasil analisis data itu dirumuskan dengan kata-kata biasa, bukan dengan simbol-simbol tertentu karena memang hasil penelitian ini tidak menuntut model sajian demikian itu.

3.7 Trianggulasi Data

Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan dan pembanding terhadap data (Moleong, 2007:330). Penelitian ketidaksantunan berbahasa dalam ranah keluarga nelayan ini menggunakan dua teknik trianggulasi data. Pertama, teknik trianggulasi teori yang befungsi untuk membandingkan hasil temuan dengan teori ketidaksantunan berbahasa dari para ahli bahasa.

Kedua, teknik trianggulasi penyidik, yakni dengan membandingkan hasil analisis

Bukan hanya penggunaan kedua teknik trianggulasi diatas, peneliti juga melakukan bimbingan dengan dosen pembimbing, yaitu Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum dan Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum.

70

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN