• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Deskripsi Data

5) Maksud Penutur

4.2.3.1 Subkategori Menyindir Cuplikan tuturan 35 (C22) Cuplikan tuturan 35 (C22)

P : “Iki le ngenei no hp kie tenan po etok-etokan? Nek dibel ra

nyaut blas, disms ra ono balesi blas.”

MT : “Mburi dewe piro? Enem belas?”

P : “Payah tenan koe kie!”

MT : “lha rak kelep to?”

P : “seng keri, lemu ngenei seng keri!”

MT :” yo ijek yo, aku ra tau ganti-ganti! Nek janji siji ra kelep.”

(Konteks C22: Tuturan ini terjadi di teras rumah sekitar jam setengah 5 sore, pada tanggal 20 April 2013. MT adalah tamu, sedangkan penutur adalah tuan rumah dan pada saat itu masih terdapat 2 orang tamu lainnya. MT sudah berpamitan, tetapi penutur menghambat MT dengan bertanya.) 1) Wujud Ketidaksantunan Linguistik

Wujud ketidaksantunan linguistik melecehkan muka subkategori menyindir adalah berupa transkrip tuturan lisan tidak santun. Wujud ketidaksantunan linguistik tersebut sebagai berikut.

Tuturan C22 : Iki le ngenei no hp kie tenan po etok-etokkan? Nek dibel ra nyaut blas, disms ra ono balesi blas. (Ini memberikan nomer

HP ini benar apa bohong-bohongan? Kalau ditelpon tidak masuk sama sekali, disms tidak membalas sama sekali.)

2) Wujud Ketidaksantunan Pragmatik

Tuturan C22 : Penutur berbicara dengan tamunya. Penutur menyampaikan tuturannya dengan cara kesal. MT sudah berpamitan dan sudah berada di halaman rumah tetapi penutur menghambatnya dengan tuturannya. Penutur tidak percaya dengan nomor Handphone yang MT berikan.

3) Penanda Ketidaksantunan Linguistik

Tuturan C22 : Tuturan C22 mempunyai intonasi tanya dan berita. Penutur berbicara dengan nada sedang. Tekanan keras pada frasa ra nyaut blas dan

4) Penanda Ketidaksantunan Pragmatik

Tuturan C22 : Tuturan ini terjadi di teras rumah sekitar jam setengah 5 sore, pada tanggal 20 April 2013. Penutur laki-laki berusia 42 tahun, tuan rumah. MT laki-laki berusia 41 tahun, tamu. MT adalah tamu, sedangkan penutur adalah tuan rumah dan pada saat itu masih terdapat 2 orang tamu lainnya. MT sudah berpamitan, tetapi penutur menghambat MT dengan bertanya. Tujuan penutur adalah bertanya kepada MT mengenai kebenaran nomor handphone MT yang diberikan kepada penutur dan penutur mengeluh dengan sikap MT yang apabila disms tidak membalas dan ditelepon tidak diangkat. Tindak verbal tuturan penutur adalah tindak representatif. Tindak perlokusi MT adalah menanggapi tuturan penutur dengan pertanyaan.

5) Maksud Penutur

Tuturan C22: penutur memiliki maksud kesal terhadap MT. 4.2.3.2 Subkategori Menegaskan

Cuplikan tuturan 20 (C7)

MT : “Arep nendi?”

P : “Lungo dijak Bapak.”

MT : “Shalat sek, wes sarungan ngono kok.”

P : “Wes nyendal motor galho!” (sambil berjalan keluar

ruangan).

MT : “Haiyo shalat sek! Nanggung.”

(Konteks C7: Tuturan ini terjadi di rumah. MT pulang kerja (melaut) dengan keadaan capek, tetapi tidak mendapatkan hasil yang memuaskan. Penutur merasa kesal karena MT pergi seharian tetapi tidak membawa hasil yang diharapkan. MT meminta penutur untuk mengambilkan makan dan minum.)

1) Wujud Ketidaksantunan Linguistik

Wujud ketidaksantunan linguistik melecehkan muka subkategori menegaskan adalah berupa transkrip tuturan lisan tidak santun. Wujud ketidaksantunan linguistik tersebut sebagai berikut.

Tuturan C7 : Wes nyendal motor galho!” (sambil berjalan keluar ruangan). (Sudah menyalakan motor itu!)

2) Wujud Ketidaksantunan Pragmatik

Tuturan C7 : Penutur berbicara dengan orang yang lebih tua. MT menyuruh penutur dengan baik. Penutur menjawab suruhan MT dengan ketus sambil berlalu meninggalkan MT. Penutur menolak suruhan MT.

3) Penanda Ketidaksantunan Linguistik

Tuturan C7 : Tuturan C7 mempunyai intonasi berita. Penutur berbicara dengan nada sedang. Tekanan keras pada frasa nyendal motor. Diksi: bahasa nonstandar dan bahasa slang pada kata nyendal.

4) Penanda Ketidaksantunan Pragmatik

Tuturan C7 : Tuturan ini terjadi di rumah, tepatnya di ruang keluarga, pukul 16.30 WIB, tanggal 28 April 2013. Penutur laki-laki berusia 12 tahun, adik dari MT. MT laki-laki berusia 23 tahun, kakak dari penutur. Penutur sudah memakai sarung hendak beribadah shalat dzuhur. MT sedang tiduran di ruang keluarga sambil menonton televisi. MT menegur penutur yang tadinya sudah memakai sarung untuk pergi shalat, tetapi justru melepaskannya kembali karena diajak ayahnya. Tujuan penutur adalah memberitahu kepada MT bahwa motornya sudah hidup. Tindak verbal tuturan C7 adalah tindak representatif. Tindak perlokusi MT diam saja karena adiknya susah dinasihati.

5) Maksud Penutur

Tuturan C7: penutur memiliki maksud membela diri. 4.2.3.3 Subkategori Memerintah

Cuplikan tuturan 15 (C2)

MT : “Gawekno wedang ro jupukno maem, Bu...”

P : “Alaaah... jupuk dewe, Pak!”

MT : (mengambil minuman sendiri dengan raut wajah kesal).

(Konteks C2: Tuturan ini terjadi di rumah. MT pulang kerja (melaut) dengan keadaan capek, tetapi tidak mendapatkan hasil yang memuaskan. Penutur merasa kesal karena MT pergi seharian tetapi tidak membawa hasil yang diharapkan. MT meminta penutur untuk mengambilkan makan dan minum.)

1) Wujud Ketidaksantunan Linguistik

Wujud ketidaksantunan linguistik melecehkan muka subkategori memerintah adalah berupa transkrip tuturan lisan tidak santun. Wujud ketidaksantunan linguistik tersebut sebagai berikut.

Tuturan C2 : Alaaah... jupuk dewe, Pak! (Alaaah... ambil sendiri, Pak!) 2) Wujud Ketidaksantunan Pragmatik

Tuturan C2 : Penutur berbicara kepada orang yang lebih tua (suaminya sendiri). Penutur menyampaikan tuturannya dengan cara ketus. Penutur justru menyuruh MT setelah mendapat suruhan dari MT.

3) Penanda Ketidaksantunan Linguistik

Tuturan C2 : Tuturan C2 mempunyai intonasi perintah. Penutur berbicara dengan nada sedang. Tekanan keras pada kata Alaaah dan Pak. Diksi: bahasa nonstandar (bahasa Jawa).

4) Penanda Ketidaksantunan Pragmatik

Tuturan C2 : Tuturan ini terjadi di rumah. Penutur perempuan berusia 32 tahun, istri dari MT. MT laki-laki, suami dari MT, berusia 34 tahun. MT pulang kerja (melaut) dengan keadaan capek, tetapi tidak mendapatkan hasil yang memuaskan. Penutur merasa kesal karena MT pergi seharian tetapi tidak membawa hasil yang diharapkan. MT meminta penutur untuk mengambilkan makan dan minum. Tujuan penutur adalah kesal terhadap MT dan menyuruh MT untuk mengambil makanan dan minuman sendiri. Tindak verbal yang terdapat dalam tuturan C2 adalah tindak direktif. Tindak perlokusi MT adalah mengambil sendiri minuman yang dia inginkan.

5) Maksud Penutur

Tuturan C2 : penutur memiliki maksud menolak suruhan MT. 4.2.3.4 Subkategori Menegur

Cuplikan tuturan 30 (C17)

P : “Mripatmu ki ndokke sikel?”

MT : (Diam).

(Konteks C17: Tuturan ini terjadi di rumah. Penutur melihat anaknya yang belum genap berusia 1 tahun rewel/ menangis. MT hanya diam saja, padahal ia tahu bahwa anaknya sedang menangis.)

1) Wujud Ketidaksantunan Linguistik

Wujud ketidaksantunan linguistik melecehkan muka subkategori menegur adalah berupa transkrip tuturan lisan tidak santun. Wujud ketidaksantunan linguistik tersebut sebagai berikut.

Tuturan C17 : Mripatmu ki ndokke sikel? (Matamu itu ditaruh di kaki!) 2) Wujud Ketidaksantunan Pragmatik

Tuturan C17 : Penutur berbicara menggunakan kata-kata kasar. Penutur berbicara kepada istrinya sendiri. Penutur menyampaikan tuturannya dengan cara keras. Penutur dalam keadaan marah.

3) Penanda Ketidaksantunan Linguistik

Tuturan C17 : Tuturan C17 mempunyai intonasi tanya. Penutur berbicara dengan nada tinggi. Tekanan keras pada frasa Mripatmu ki. Diksi: bahasa nonstandar (bahasa Jawa).

4) Penanda Ketidaksantunan Pragmatik

Tuturan C17 : Tuturan ini terjadi di rumah. Penutur laki-laki, suami dari MT. MT perempuan, istri dari penutur. Penutur melihat anaknya yang belum genap berusia 1 tahun rewel/ menangis. MT hanya diam saja, padahal ia tahu bahwa anaknya sedang menangis. Tujuan penutur adalah memarahi MT karena tidak tanggap dengan keadaan anaknya yang menangis. Tindak verbal tuturan C17 adalah tindak ekspresif. Tindak perlokusi MT adalah diam saja karena MT merupakan orang yang sabar menghadapi penutur dan MT langsung berusaha menenangkan anaknya yang masih bayi.

5) Maksud Penutur

4.2.3.5 Subkategori Menolak