• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.1. Strategi Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan memadukan dua pendekatan, yaitu pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif dipilih karena mampu memberikan pemahaman yang mendalam dan rinci tentang suatu gejala sosial. Dimana peneliti hendak mengkaji realitas sosial yang menggambarkan mengapa masyarakat tani dapat bertahan “dibalik” semakin banyaknya lahan pertanian dikonversi menjadi non-pertanian dan bagaimana proses ataupun pola-pola adaptasi yang dibangun masyarakat tani itu sendiri dalam mempertahankan lahan pertanian mereka. Pendekatan kuantitatif dipilih bertujuan untuk melengkapi pendekatan kualitatif yang dilakukan terutama dalam menggambarkan pengaruh perubahan struktur agraria pada lahan sisa8 konversi pertanian yang mencakup pola pemilikan, penguasaan dan pemanfaatan lahan terhadap perubahan struktur masyarakat tani pada lahan sisa konversi pertanian.

Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dan survei. Studi kasus merupakan studi aras mikro (menyoroti satu atau beberapa kasus) dan studi kasus merupakan strategi penelitian yang bersifat multi-metode (wawancara, observasi dan analisis dokumen). Diharapkan dengan strategi tersebut, peneliti dapat lebih mudah memahami permasalahan penelitian secara lebih mendalam dan menyeluruh. Metode studi kasus yang digunakan adalah bersifat eksplanasi. Artinya, penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan alasan mengapa masyarakat tani masih bertahan di sektor pertanian. Selain itu, suvei digunakan peneliti untuk menggali perubahan struktur agraria yang terjadi pada lahan sisa konversi tersebut. Adapun unit kasus dalam penelitian ini adalah komunitas dan unit survei dalam penelitian ini adalah rumahtangga petani.

8

Maksud lahan sisa konversi pada penelitian ini ialah masih tersisanya lahan pertanian di Kelurahan Mulyaharja sebagai salah satu wilayah sasaran untuk pengembangan pembangunan.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kampung Ciharashas dan Cibeureum Batas, Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor dengan memfokuskan pada daerah yang menjadi “sisa” konversi lahan pertanian ke non- pertanian. Pemilihan lokasi penelitian tersebut dilakukan secara purposive karena masih menyisakan lahan pertanian terluas dan merepresentasikan dua kasus yang berbeda. Pada Kampung Ciharashas, mayoritas lahan pertaniannya telah dimiliki oleh pihak swasta. Sementara itu pada Kampung Cibeureum Batas, mayoritas lahan pertaniannya masih dimiliki oleh masyarakat setempat. Peneliti bermaksud untuk melihat alasan masih bertahannya masyarakat tani di sektor pertanian serta strategi bertahan yang dilakukan masyarakat tani di kedua kawasan tersebut.

Penelitian (dari proses penjajagan lapangan, menentukan informan, pelaksanaan penelitian hingga proses penulisan laporan penelitian) dilaksanakan mulai Bulan Maret-Agustus 2009. Dalam pengambilan data peneliti tinggal bersama tineliti objek penelitian di lapangan dalam jangka waktu lebih kurang satu bulan lamanya. Proses ini dilakukan peneliti untuk dapat mengetahui bagaimana kondisi demografis lokasi penelitian dan dalam rangka membangun hubungan sosial yang dekat antara peneliti dengan tineliti.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dari pendekatan kualitatif dilakukan dengan menggunakan teknik triangulasi metodologi (kombinasi beberapa metode pengumpulan data), yaitu: wawancara mendalam (indepth interview), observasi lapang dan penelusuran dokumen atau literatur. Hal ini dilakukan peneliti agar dapat memperoleh kombinasi data yang akurat, sehingga dapat menjelaskan gejala sosial yang berkaitan dengan terjadinya konversi lahan pertanian menjadi non- pertanian dan perubahan struktur agraria masyarakat yang terjadi pada lahan sisa konversi.

Wawancara mendalam dilakukan dengan informan yang dipilih secara purposive, yaitu informan yang sesuai dan dianggap mampu menjelaskan berbagai realitas sosial yang berkaitan dengan tema penelitian ini. Dalam proses mendapatkan informan, peneliti akan melakukan wawancara mendalam dengan

tokoh masyarakat (seperti pemuka agama, lurah dan lain sebagainya) yang ada di kelurahan tersebut yang kemudian diteruskan dengan cara snowball (efek bola salju). Informan tersebut akan mentransfer informasi dengan cara menceritakan kembali gejala sosial yang terjadi di masyarakat ketika proses konversi lahan pertanian terjadi.

Selain melakukan wawancara mendalam, peneliti juga melakukan observasi berperanserta terbatas. Artinya, pengamatan dilakukan oleh peneliti dengan wawancara informal dan formal dengan berperanserta dalam beberapa kegiatan tineliti, seperti ngarambet. Ini merupakan kegiatan menggemburkan tanah sekaligus menghilangkan gulma pada permukaan tanah. Pengamatan ini dilakukan agar memudahkan peneliti dalam memahami kondisi di sekitar tineliti secara langsung mengenai keadaan masyarakat setempat, merasakan, dan melihat beragam fenomena/peristiwa yang diharapkan dapat diperoleh pemaknaan yang sama antara peneliti dan tineliti.

Pengumpulan data dengan pendekatan kuantitatif melalui teknik penggunaan instrumen kuesioner yang telah dibuat sebelumnya. Responden diperoleh melalui metode pemilihan sampel secara simple random sampling yang berasal dari dua wilayah yang merepresentasikan dua kasus berbeda. Total responden yang diambil pada kedua kampung tersebut berjumlah 40 KK. Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer penelitian diperoleh dari informan dan responden. Data yang bersumber dari informan meliputi data mengenai bentuk atau pola-pola adaptasi yang dibangun oleh masyarakat tani pada lahan sisa konversi pertanian. Data yang bersumber dari responden adalah gambaran perubahan struktur agraria berdasarkan kepemilikan, penguasaan dan pemanfaatan lahan rumahtangga petani. Data sekunder penelitian diperoleh melalui dokumen-dokumen tertulis baik yang berupa tulisan ilmiah ataupun dokumen laporan yang diterbitkan oleh kelurahan setempat.

3.4. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dari pendekatan kualitatif dilakukan sejak awal pengumpulan data, dimana dalam melakukan pengumpulan data peneliti juga melakukan analisis data secara bersamaan. Analisis data primer dan sekunder

(bahan empirik) diolah dengan melakukan tiga tahapan kegiatan dan dilakukan secara bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan melalui verifikasi (Sitorus, 1998).

Tahap pertama, reduksi data dilakukan dengan tujuan untuk menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, megeliminasi data-data yang tidak diperlukan dan mengorganisir data sedemikian sehingga didapatkan kesimpulan akhir. Peneliti juga membagi data ke dalam beberapa fokus penelitian yang disesuaikan untuk menjawab perumusan masalah yang ada. Data yang terkait dengan sejarah, dinamika dan gambaran umum desa dikelompokkan tersendiri, dan begitu pula dengan data yang menerangkan sub-bab lain yang sejenis dikumpulkan sesuai sub- bab yang ditentukan. Tahap kedua, data yang telah direduksi akan disajikan dalam bentuk deskriptif (teks naratif) maupun matriks yang menggambarkan dinamika sejarah lahan pertanian, kemudian alasan masih bertahannya masyarakat tani beserta usaha yang dilakukannya untuk tetap bertahan di sektor pertanian, sehingga diharapkan dapat menjawab perumusan masalah yang telah ditetapkan.

Tahap ketiga adalah penarikan kesimpulan melalui verifikasi yang dilakukan peneliti sebelum peneliti menarik kesimpulan akhir. Artinya, terdapat satu tahapan dimana proses penarikan kesimpulan penelitian dilakukan bersama dengan para informan yang merupakan subyek dalam penelitian ini. Cara yang dilakukan ialah upaya kroscek data kepada informan lainnya yang dianggap mengerti terhadap suatu permasalahan sehingga dapat diketahui kualitas kebenarannya. Kemudian, tentunya dalam menarik kesimpulan akhir, peneliti mengkonsolidasikan masalah dan tujuan dengan analisis dalam penelitian ini.Data informasi yang diperoleh dari pendekatan kuantitatif akan dianalisis secara kuantitatif. Analisis data secara kuantitatif dilakukan dengan tabulasi silang dan tabulasi frekuensi yang menggambarkan pola penguasaan, kepemilikan dan pemanfaatan lahan pertanian serta memberikan interpretasi secara deskriptif pada data tersebut sehingga data dapat mudah dipahami maknanya.

BAB IV

POTRET PERTANIAN KAMPUNG CIHARASHAS