• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mikha Yang Selalu Memberitahukan Hal Yang Sebenarnya

Dalam dokumen B U K U P E G A N G A N G U R U (Halaman 25-33)

MIKHA YANG SELALU MEMBERITAHUKAN

HAL YANG SEBENARNYA

Kitab Bacaan:

1 Raj. 22:1-37

Kebenaran Pelajaran:

Mikha memberitahukan hal yang benar sementara nabi-nabi palsu berkata dusta.

Tujuan Pelajaran:

Mengajarkan murid-murid bahwa seharusnya mereka selalu berkata benar.

Ayat Hafalan:

“Aku, Tuhan, selalu berkata benar.” (Yes. 45:19)

Doa:

Di dalam nama Tuhan kami, Yesus Kristus, kami berdoa. Terima kasih, Tuhan Yesus, karena Engkau telah menjadi Juruselamat kami. Kami mengetahui bahwa Engkau menyukai murid-murid yang selalu berkata benar. Tolonglah agar kami dapat selalu berkata benar. Haleluya! Amin.

PERSIAPAN MENGAJAR

Sejak bangsa Aram (raja Benhadad) dan bangsa Israel (raja Ahab) menghadapi musuh yang sama di Siria, mereka tidak berperang beberapa tahun lamanya. Namun, ketika raja Yosafat dari Yehuda datang ke Samaria mengunjungi raja Ahab, maka ia teringat akan beberapa kota yang seharusnya diberikan oleh raja Benhadad kepadanya.

Terbentuk suatu persekutuan baru antara kerajaan Yehuda, raja Yosafat dengan kerajaan Israel, raja Ahab. Raja Ahab meminta bantuan raja Yosafat untuk menolongnya merebut kembali kota-kota itu. Raja Yosafat seharusnya menolaknya, menuruti firman Tuhan (2 Taw 19:2), tetapi ia mengatakan ia akan menolong raja Ahab setelah meminta petunjuk dari nabi Allah.

Raja Ahab memiliki 400 orang nabi! Masalahnya adalah bahwa mereka semua adalah nabi-nabi palsu dan mereka semua telah bersepakat untuk mengatakan bahwa raja Ahab akan mengalami kemenangan bila maju di dalam peperangan itu.

Lalu, raja Ahab memerintahkan seorang utusan agar membawa segera Mikha, nabi yang tidak disukainya. Utusan inipun menganjurkan Mikha agar Mikha mengatakan pesan yang sama seperti yang telah disampaikan nabi-nabi lainnya itu. Raja Ahab menanyakan pertanyaan yang sama kepada Mikha; Mikha menjawab pertanyaan itu dengan jawaban yang sama, namun dengan nada sindiran hingga membuat raja Ahab kesal. Kemudian, ia berkata, ”Sampai berapa kali aku harus

meminta engkau bersumpah, supaya engkau mengatakan kepadaku tidak lain dari kebenaran demi nama Tuhan?” Mikha telah memberikan jawaban yang sama

seperti nabi-nabi palsu, namun raja Ahab sangat tidak puas. Bukankah sebenarnya mengakui bahwa ke empat ratus nabi itu adalah nabi-nabi palsu? Bukankah pada saat yang sama raja Ahab ingin mempercayai nabi-nabi palsu itu?

Kemudian Mikha menjawab raja Ahab dengan serius dengan menggam-barkan Israel tercerai-berai seperti domba-domba yang tidak memiliki seorang gembala. Mikha mengatakan yang sebenarnya bahwa raja Ahab akan kalah bila ia pergi berperang.

Raja Ahab telah meneguhkan hati untuk pergi berperang ke Ramot-Gilead. Raja Ahab menyuruh pegawainya untuk memenjarakan Mikha dan memberikan sedikit makanan sampai ia kembali. Namun, Mikha begitu yakin dengan kebenaran yang ia katakan, sehingga ia memberitahukan kepada semua orang bahwa bila sampai raja Ahab kembali, maka Allah tidak berfirman dengan perantaraannya. Dan memang benar bahwa raja Ahab tidak pernah kembali dari peperangan dan mereka mengalami kekalahan di dalam peperangan itu.

PEMAHAMAN MURID-MURID

Murid-murid Anda baru saja mulai mempelajari Sepuluh Perintah. Karena pelajaran ini berhubungan dengan perintah ke-sembilan, mungkin Anda perlu menjelaskan pemahaman tentang apa yang dikatakan sebagai hal yang benar dan apa yang dikatakan sebagai hal yang salah itu. Marilah kita coba lakukan hal berikut ini. Anda akan mengatakan sesuatu dan murid-murid Anda yang akan menjawab benar atau salah. Mulailah dengan fakta-fakta sederhana dan lanjutkan ke pertanyaan yang berkaitan dengan tingkah laku seperti di bawah ini:

Rumput berwarna biru. (Murid-murid akan menjawab, ”Salah.”)

(Tunjuklah telinga Anda) Ini adalah telingaku. (Murid-murid akan menjawab,

”Benar.”)

Tikus lebih besar dari pada ikan paus. (Murid-murid akan menjawab, ”Salah.”) Kita mendengarkan dengan mata kita. (Murid-murid akan menjawab, ”Salah.”) Susu berasal dari ayam. (Murid-murid akan menjawab, ”Salah.”)

Mengambil kue dari stoples dan memakannya. Kemudian berkata, ”Aku tidak

makan kue.” (Murid-murid akan menjawab, ”Salah.”)

Menaruh mainan di atas karpet, kemudian berkata, ”Ya, aku meninggalkan

mainanku di atas karpet.” (Murid-murid akan menjawab, ”Benar.”)

Hal ini mungkin akan membantu murid-murid Anda untuk memahami konsep yang benar tentang dusta atau kebohongan sebelum memasuki pelajaran yang sesungguhnya. Dengan cara ini, Anda dapat mengajarkan arti perintah ke-sembilan itu.

KOSA KATA PELAJARAN

Nabi:

Seseorang yang melayani dan menyampaikan firman Allah.

Pendusta:

KISAH PELAJARAN

Murid-murid yang terkasih, tahukah kalian apakah bohong itu? (Diskusikanlah di antara kalian.) Apakah kalian pernah dibohongi? Bagaimanakah perasaan kalian bila kalian dibohongi oleh teman kalian? Menurut kalian bagaimana perasaan Allah? (Benar, tentu Allah tidak senang dan Allah menghendaki agar diri kita untuk tidak berbohong/berdusta.)

Pada hari ini, kalian akan berkenalan dengan seseorang yang bernama Mikha. (Mintalah kepada guru lainnya untuk berpura-pura menjadi Mikha, masuk dan menceritakan tentang Mikha di hadapan murid-murid sekalian.)

(Undanglah “Mikha” masuk ke dalam kelas.)

Aku memberitahukan Pesan Allah

Murid-murid yang terkasih, aku adalah Mikha dan aku adalah seorang nabi. Artinya aku memberitahukan kepada orang lain apa yang Allah kehendaki agar diketahui oleh mereka semua. Banyak orang yang telah datang kepadaku untuk mendengarkan apa yang dikatakan Allah. Aku dapat memberitahukan kepada mereka apa yang akan terjadi. Terkadang, orang-orang yang aku ajak bicara menjadi sangat senang ketika aku memberitahukan apa yang dikatakan Allah kepadaku. Terkadang, orang-orang menjadi marah karena mereka tidak menyukai akan apa yang aku katakan kepada mereka. Banyak orang yang telah datang kepadaku, orang-orang itu seperti kalian, namun telah dewasa, kadang-kadang orang-orang yang sangat kaya, dan penting, seperti seorang raja! Kisah yang akan aku beritahukan kepada kalian pada hari ini adalah tentang 2 orang raja yang bertanya kepadaku tentang apa yang akan terjadi kepada umat Allah.

Raja Ahab Memanggil Mikha

Raja Ahab dan raja Yosafat sedang merencanakan suatu peperangan untuk melawan seorang raja lain yang tinggal di Aram. Maka, mereka mulai bertanya kepada para nabi yang ada, apakah mereka akan memenangkan peperangan itu? Semua nabi itu mengatakan, “Pergilah, engkau akan menang.” Itulah jawaban yang ingin didengar oleh raja Ahab, namun raja Yosafat belum merasa yakin apa yang harus ia lakukan. Lalu, raja Yosafat ingin bertanya kepada seorang nabi Allah dan nabi Allah itu adalah aku.

Maka raja Yosafat menyuruh aku datang dan memberitahukan kepada mereka, apakah mereka akan memenangkan peperangan itu? Aku mengetahui bahwa para nabi yang lainnya itu telah mengatakan bahwa mereka akan menang, namun Allah memberitahukan kepadaku bahwa raja Ahab justru akan mengalami kekalahan. Tentu akan lebih mudah bila aku berkata dusta seperti para nabi lainnya itu, namun aku mengetahui bahwa Allah menghendaki agar aku selalu mengatakan yang sebenarnya, sekalipun itu sangat sulit. Maka, aku berkata kepada 2 orang raja itu, “Kalian akan kalah. Para nabi kalian telah membohongi kalian agar

menyenangkan kalian saja.”

Kebenaran adalah Kebenaran

Raja Ahab sangat tidak senang setelah mendengar perkataanku. Bahkan seorang dari para nabinya itu sempat menamparku! Namun aku mengetahui bahwa

MENGULANG DAN PERTANYAAN

1. Siapakah Mikha itu? (Mikha adalah seorang nabi Allah.)

2. Siapakah nama kedua orang raja yang ingin berperang melawan Aram itu? (Raja Ahab dan raja Yosafat.)

3. Jawaban apakah yang kedua orang raja itu ingin dengarkan dari Mikha? (Mereka ingin mengetahui bahwa apakah mereka akan mengalami kemenangan di dalam peperangan itu?)

4. Jawaban apakah yang Mikha katakan kepada raja Ahab? (Mikha mengatakan bahwa Raja Ahab tidak akan memenangkan peperangan itu.)

5. Apakah raja Ahab senang mendengar jawaban dari Mikha itu? (Tidak.) 6. Apakah raja Ahab memenangkan peperangan itu? (Tidak.)

Mikha adalah seorang nabi yang begitu berani, bukan? Mikha melakukan hal yang benar sekalipun semua orang tidak melakukannya. Memberitahukan kebenaran memerlukan iman dan keberanian yang besar. (Doronglah murid-murid Anda untuk selalu mengatakan kebenaran.) Sebagai contoh: Saat kalian tidak dengan sengaja memecahkan sesuatu, akankah kalian dengan berani mengatakannya kepada orang tua kalian? Atau bila kalian merusak mainan saudara perempuan kalian, akankah kalian dengan berani mengatakannya? Kita harus melakukan hal yang benar dengan mengatakan kebenaran.

KISAH APLIKASI KEHIDUPAN

Seorang Raksasa

Pada suatu siang, Tommy bersama John sedang bermain dengan mainan tentara mereka. Mereka telah membariskan tentara mereka di sekeliling ruangan. Beberapa tentara berada di meja, beberapa lagi berada di lantai, dan sebagian lagi berada di tangga.

Lalu Tommy mendapatkan sebuah ide yang bagus.

“Aku tahu!” kata Tommy. “Marilah kita berpura-pura bahwa ada seorang raksasa yang akan datang ke kota dan kita harus menyelamatkan kota itu.”

“Kedengarannya asyik,” kata John. "Tapi kita tidak memiliki raksasa itu.” “Kita dapat menggunakan boneka kakakku,” kata Tommy. Lalu, ia segera

berlari ke atas untuk mengambil boneka itu. “Inilah raksasa kita,” kata Tommy. aku telah melakukan hal yang benar. Aku telah mengatakan kebenaran. Aku tidak berdusta.

Apakah kalian mengetahui apa yang akan terjadi ketika kedua orang raja itu pergi untuk berperang dengan Aram? Raja Yosafat hampir saja mati dibunuh oleh musuh karena mereka menyangka bahwa ia adalah raja Ahab, namun akhirnya mereka mengetahui bahwa ia bukanlah orang yang ingin mereka bunuh. Hal yang sangat aneh terjadi ketika ada seseorang dengan tidak sengaja menembakkan anak panahnya dan mengenai raja Ahab di antara sambungan baju zirahnya hingga menyebabkan matinya raja Ahab itu. Apa yang Allah katakan kepadaku sebelumnya menjadi kenyataan. Kedua raja itu kalah.

Mereka asyik bermain dengan “raksasa” itu ketika kakak Tommy, Julie, pulang ke rumah. Tommy menyembunyikan boneka itu di bawah bantal.

“Hai,” sapa Julie. “Aku akan mengunjungi Michelle, aku akan memperlihatkan boneka baruku.” Lalu, Julie pergi ke atas.

Julie cukup lama berada di dalam kamar tidurnya. Ia tidak dapat menemukan bonekanya. Lalu, ia turun kembali ke bawah.

“Apakah kalian melihat bonekaku?” tanya Julie kepada Tommy. “Aku..eh..eh..,” kata Tommy. “Tadi kami sedang ...”

“Apa?” tanya Julie. “Apakah yang kalian lakukan dengan bonekaku?” “ Ehm, kami sedang menggunakannya untuk bermain,” kata Tommy. “Mengapakah engkau tidak mengatakannya dari tadi? Aku telah lama mencarinya,” kata Julie.

“Aku takut kalau engkau marah,” kata Tommy.

Lalu, Julie berkata, “Tommy, tidak apa-apa. Memang aku sedikit marah

namun aku tidak apa-apa bila engkau mengatakan yang sejujurnya. Lain kali, tanyakanlah terlebih dahulu sebelum kalian mengambil sesuatu, ya?”

“Terima kasih,” kata Tommy. “Julie, tahu tidak,” “Apa?” tanya Julie.

“Bonekamu adalah raksasa yang hebat.”

Pertanyaan Untuk Direnungkan

1. Menurut kalian, apakah sulit bagi Tommy untuk memberitahukan hal yang sebenarnya kepada Julie tentang boneka itu?

AKTIVITAS

Amplop Yang Mengatakan Hal Sebenarnya Tujuan:

Membuat sebuah peralatan yang sederhana untuk mengingatkan janji agar mengatakan hal yang sebenarnya.

Bahan:

Sebuah amplop putih untuk setiap murid Benang

Lem Spidol

Petunjuk:

Lemlah amplop dan lipatlah menjadi 2 bagian lipatan. Bukalah kembali lipatan amplop itu untuk menunjukkan tanda lipatannya. Guntinglah sedikit kedua bagian ujung lipatan itu dan kemudian guntinglah menurut garis lipatan pada satu sisinya saja. Bagian bawah amplop janganlah digunting dan masih terlipat. Akan ada 2 buah lubang yang cukup besar yang dapat dimasukkan oleh ibu jari dan jari-jari lainnya dari murid-murid Anda. Setelah mereka memasukkan tangan mereka, mereka akan membuka dan menutup amplop serta mengatakan, ”Aku akan berkata yang sebenarnya.”

Suruhlah mereka untuk menggambarkan muka dengan spidol pada bagian atas amplop dan tempelkanlah benang untuk rambutnya. Gambarlah lidah dan gigi di bagian dalam lipatan amplop itu.

Dalam dokumen B U K U P E G A N G A N G U R U (Halaman 25-33)