• Tidak ada hasil yang ditemukan

MINYAK LEMAK DAN LEMAK

Dalam dokumen Bahan ajar kognosi-COMPILATION (Halaman 100-106)

GLIKOSIDA DAN TANIN Tujuan Instruksional Umum :

MINYAK LEMAK DAN LEMAK

Minyak lemak dan lemak dapat diperoleh baik dari tumbuhan maupun hewan. Beberapa sifat lemak dan minyak lemak adalah:

1. Tidak larut dalam air

2. Tidak mudah menguap di udara

3. Meninggalkan noda lemak yang permanen pada kertas 4. Berminyak bila dirasakan

6. Tidak larut dalam alkohol kecuali minyak jarak (oleum ricini) yang larut dalam 3-5 bagian alkohol 90%.

Berdasarkan ada tidaknya ikatan rangkap pada strukturnya, asam lemak dibedakan menjadi 2 yaitu asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh.

Tabel VIII.1. Beberapa contoh asam lemak jenuh rantai lurus (Evans, W.C., 2000)

Nama umum Nama kimia Struktur

Caprilic acid Asam n-oktanoat CH3(CH2)6COOH

Capric acid Asam n-dekanoat CH3(CH2)8COOH

Lauric acid Asam n-dodekanoat CH3(CH2)10COOH

Myristic acid Asam n-tetradekanoat CH3(CH2)12COOH

Palmitic acid Asam n-heksadekanoat CH3(CH2)14COOH

Stearic acid Asam n-oktadekanoat CH3(CH2)16COOH

Arachidic acid Asam n-eicosanoat CH3(CH2)18COOH

Tabel VIII.2. Beberapa contoh asam lemak tidak jenuh rantai lurus (Evans, W.C., 2000)

Nama umum Jumlah ikatan rangkap 2 Struktur Palmitoleic acid 1 CH3(CH2)5CH=CH(CH2)7COOH

Oleic acid 1 CH3(CH2)7CH=CH(CH2)7COOH

Petroselinic acid 1 CH3(CH2)10CH=CH(CH2)4COOH Ricinoleic acid 1 CH3(CH2)5CH(OH) CH2CH=CH(CH2)7COOH

Erucic acid 1 CH3(CH2)7CH=CH(CH2)11COOH

Linolenic acid 2 CH3(CH2)4CH=CHCH2CH=CH(CH2)7COOH

α-Linoleic acid 3 CH3CH2CH=CHCH2CH=CHCH2CH=CH(CH2)7COOH γ-Linolenic acid 3 CH3(CH2)4CH =CHCH2CH=CHCH2CH=CH(CH2)4COOH Arachidonic acid 4 CH3(CH2)4CH=CHCH2CH=CHCH2CH=CHCH2CH=CH (CH2)3COOH

Dibawah ini adalah beberapa contoh bahan alam yang mengandung minyak lemak dan lemak dan banyak digunakan di bidang pengobatan.

Olive oil diperoleh dari pemerasan biji zaitun (Olea europoea Linn.) famili Oleaceae. Pohon zaitun merupakan pohon pendek yang dibididayakan di sekitar kawasan Mediaterania, California dan Australia bagian selatan. Olive oil mengandung olein, palmitin, linolein, dan arachin. Pada reaksi saponifikasinya dihasilkan asam oleat, linoleat, palmitat dan arachidic acid bersama-sama dengan gliserol. Olive oil banyak digunakan dalam pengolahan makanan dan dalam bidang pengobatan mempunyai efek laksatif. Secara eksternal, olive oil digunakan pada kulit sebagai emolient. Penelitian terbaru menyebutkan bahwa olive oil ternyata dapat menghambat karsinogenesis karena aksinya terhadap prostaglandin.

2. Castor oil (Oleum ricini)

Oleum ricini (minyak jarak) diperoleh dengan pemerasan biji jarak (Ricinus communis Linn.), famili Euphorbiaceae. Dalam proses preparasinya, minyak yang diperoleh dari hasil pengepresan harus dipanaskan 80-100ºC agar protein terkoagulasi dan menghilangkan ricin serta enzim lipase yang terdapat dalam minyak. Ricin merupakan konstituen yang bersifat toksik sedangkan lipase dapat menyebabkan minyak terhidrolisa dan menjadi tengik. Oleum ricini mengandung gliserida dari asam ricinoleat, isoricinoleat, stearat dan dihidroksi stearat. Dalam bidang pengobatan, memiliki efek purgatif.

3. Cod liver oil (Oleum Morrhuae)

Cod liver oil diekstraksi dari liver segar Gadus callurias Linn. (Gadus morrhua Linn.) dan spesies lain dari Gadus famili Gadidae, Ordo Teleostei. Ikan Cod merupakan ikan besar dengan panjang 1-1,5 m , memiliki berat sekitar 14 kg – lebih dari 25 kg dan hidup di Samudera Atlantik Utara. Livernya memiliki berat kira-kira 4 kg dan mengandung 30- 65% minyak dan juga enzim lipase. Enzim lipase dihilangkan dengan pemanasan 70ºC selama 30 menit. Cod liver oil mengandung asam lemak tidak jenuh dalam jumlah banyak, antara lain decosohexaenoic acid dan clupanodonic acid, serta sebagian kecil asam lemak jenuh yaitu asam palmitat dan asam stearat. Selain itu, cod liver oil juga mengandung konstituen yang tidak dapat tersabunkan, antara lain kolesterol, squalene, vitamin A dan D. Fraksi yang tidak tersabunkan tersebut ternyata menunjukkan aktivitas menghambat pertumbuhan Mycobacterium tuberculosis dari cod liver oil. Cod liver oil banyak digunakan sebagai sumber makanan dan pengobatan tuberkulosis.

4. Halibut liver oil (Oleum Hippoglossi)

Halibut liver oil diperoleh dari liver ikan Halibut (Hippoglossus hippoglossus Linn.) famili Pleuronectidae yang hidup di Samudera Atlantik Utara. Minyak diperoleh dengan

mengekstraksi liver kering menggunakan pelarut yang mudah menguap. Minyak tersebut mengandung 8-10% fraksi yang tidak tersabunkan dan mengandung vitamin A 60-100 kali lebih banyak dibandingkan dengan Cod liver oil dan vitamin D 20 kali lebih banyak dibandingkan dengan Cod liver oil.

5. Almond oil (Minyak almond)

Almond oil diperoleh dengan pemerasan biji Prunus amygdalus (Rosaceae) var. dulcis (almond manis) dan Prunus amygdalus var. amara (almond pahit) yang tumbuh dikawasan Mediterania (Italia, Perancis, Spanyol, dan Afrika Utara). Kedua varietas almond tersebut mengandung 40-55% minyak lemak. Minyak almond sering digunakan sebagai pembawa dari sediaan injeksi yang mengandung minyak. Minyak almond juga memiliki efek laksansia dan minyak atsirinya banyak digunakan sebagai flavoring agent. 6. Arachis oil (Minyak kacang)

Arachis oil diperoleh dari pemerasan biji Arachis hypogaea (earth nut, ground nut, peanut, kacang tanah) famili Leguminosae yang banyak dibudidayakan didaerah tropis seperti di Afrika, India, Brazil Amerika selatan dan Australia. Arachis oil mengandung gliserida dari oleic, linoleic, palmitic, arachidic, stearic, dan lignoceric acid. Arachis oil mempunyai peranan penting dalam industri pembuatan margarine dan minyak goreng. 7. Theobroma oil (Oleum Cacao)

Theobroma oil (Oleum Cacao) diperoleh dari pemerasan panas biji Theobroma cacao (Sterculiaceae). Oleum cacao mengandung gliserida dari asam stearat, palmitat, arachidat dan asam lemak lainnya. Karena memiliki titik lebur disekitar suhu tubuh manusia, Oleum cacao banyak digunakan sebagai basis dalam pembuatan suppositoria. Pada suhu kamar oleum cacao berbentuk padat berbeda dengan minyak lemak yang lain.

Tabel VIII.3. Parameter kuantitatif untuk beberapa minyak lemak (Evans, W.C., 2000) Minyak /

Lemak Titik lebur (ºC)

Bil.

penyabunan Bil. Iod

Komposisi asam lemak Jenuh (%) Tak jenuh (%)

Almond -18 183-208 99-103 12 88 Oleat dan

Linoleat Castor -18 175-183 84 1,3-2,5 88-94 Ricinoleat ; 5-15 Oleat dan Linoleat Olive Deposit palmitin pada 2ºC 185-196 79-88 7-20 75-93 Oleat dan Linoleat

Arachis -5 sampai +3 188-196 86-106 18 82 Oleat

Coconut 23-26 250-264 7-11 92 8 Oleat

Cotton seed 0 190-198 109-116 27 73 Linoleat dan Oleat

Palm 30 248 13,5 50 50 Oleat dan

Linoleat

Theobroma 31-34 193-195 33-42 59 41 Oleat dan Linoleat

Lard 34-41 192-198 50-66 60 40 Oleat

Cod liver Jernih pada 0ºC

180-190 155-180 Dibawah 15

> 85 dengan 6 ikatan rangkap

Bilangan asam ditentukan dari jumlah mg KOH yang diperlukan untuk menetralkan asam bebas dari 1 gram minyak lemak. Semakin tinggi bilangan asam berarti ketengikan minyak juga tinggi. Bilangan penyabunan menunjukkan jumlah mg KOH yang diperlukan untuk menetralkan asam bebas dan menghidrolisis ester dari 1 gram minyak lemak. Sedangkan bilangan iod menunjukkan jumlah ikatan tak jenuh dalam minyak lemak. Beberapa minyak lemak seperti Linseed oil memiliki bilangan Iod yang tinggi (>175). Linseed oil yang mengalami hidrolisa terbukti memiliki aktivitas antibakteri yang poten terhadap Staphylococcus aereus yang resisten terhadap antibiotik melalui penggunaan secara topikal. Selain parameter diatas, parameter kuantitatif yang penting untuk minyak lemak adalah rotasi optik (seperti pada minyak jarak), indeks bias dan specific gravity.

LEMAK

1. Wool fat (Anhydrous lanolin, Adeps lanae)

Wool fat (Anhydrous lanolin, Adeps lanae) dimurnikan dari wool domba (Ovis aries) famili Bovidae. Wool fat larut dalam eter dan kloroform, dan seperti malam yang lain dapat mengalami penyabunan dengan larutan alkali dalam alkohol. Hydrous wool fat (Lanolin) mengandung 25% air. Konstituen utamanya adalah kolesterol, isokolesterol, lanoceric, lanopalmitate, dan carnaubic acid. Wool fat biasanya digunakan sebagai basis dalam pembuatan krem dan salep.

Umumnya malam (wax) berbentuk padat tetapi ada juga beberapa yang berupa cairan. Secara fisik, malam seringkali mirip dengan minyak lemak dan lemak tetapi komposisi kimianya berbeda. Malam merupakan bentuk ester dari asam lemak dan alkohol. Malam dapat mengalami reaksi saponifikasi atau penyabunan setelah diperlakukan dulu dengan alkohol. Dibawah ini adalah beberapa contoh bahan alam yang mengandung malam dan banyak digunakan di bidang pengobatan.

2. Beeswax (Cera alba, Cera flava)

Beeswax diperoleh dengan mencairkan dan memurnikan sarang madu dari lebah Apis mellifica dan spesies lebah lainnya. Beeswax dibedakan menjadi 2 yaitu cera flava dan cera alba. Cera flava berwarna kuning kecoklatan sedangkan cera alba berwarna putih kekuningan karena cera alba berasal dari cera flava yang mengalami bleaching (pemutihan) dengan penambahan charcoal, Kalium permanganat, asam kromat dan lain- lain. Keduanya banyak digunakan dalam proses pembuatan plester dan sebagai basis salep. Konstituen utama dari beeswax terdiri dari 80% mirisil palmitat (C15H31COOC30H61) dan 15% asam serotat (C26H53COOH)

3. Spermaceti (Cetaceum)

Spermaceti merupakan malam padat yang diperoleh dari ikan paus jantan, Physeter catodon Linn. (=Physeter macrocephalus Linn.), famili Physeteridae, Orde Cetacea dan spesies lain dari Physeter. Beberapa spermaceti yang beredar dipasaran juga diperoleh dari spesies ikan paus, Hyperoodon rostratus Billherg, famili Ziphidae. Ikan paus ini banyak hidup di Samudera Pasifik, Atlantik dan Hindia. Spermaceti mengandung 80% campuran seimbang antara setil palmitat dan setil miristat, ester dari asam lemak (asam laurat), dan alkohol. Setil alkohol dapat diperoleh dari spermaceti dengan cara melakukan rekristalisasi spermaceti dari alkohol panas. Dalam bidang farmasi ceteceum digunakan sebagai basis beberapa krem pendingin (cold cream) dan salep. Setil alkohol juga dipakai sebagai emulgator dan bersama-sama dengan shellac dan mastich digunakan sebagai bahan penyalut tablet atau pil enterik.

4. Carnauba wax

Carnauba wax diperoleh dari daun tumbuhan Copernicia cerifera (Palmae). Konstituen utamanya adalah ester mirisil serotat. Dalam bidang farmasi digunakan sebagai bahan penyalut tablet.

Tabel VIII.4. Standar kimia untuk beberapa jenis malam (Evans, W.C., 2000)

Malam /Lilin Bil. asam Bil. penyabunan Bil. Iod Konstituen utama

miristat

Beeswax 18-24 70-80 (bil. ester) 8-11 72% ester terutama mirisl palmitat, ester steril dan asam serotat bebas

Carnauba 4-7 79-95 10-14

Wool fat Dibawah 1 90-106 18-32 Steril ester, ester dari alkohol alifatik, asam lemak dan hidrokarbon

Bilangan ester adalah perbedaan dari bilangan penyabunan dan bilangan asam.

Dalam dokumen Bahan ajar kognosi-COMPILATION (Halaman 100-106)