• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGOLONGAN, STRUKTUR DAN CIRI KHAS FLAVONOID

Dalam dokumen Bahan ajar kognosi-COMPILATION (Halaman 93-98)

GLIKOSIDA DAN TANIN Tujuan Instruksional Umum :

BASA PURIN

VII.2. PENGGOLONGAN, STRUKTUR DAN CIRI KHAS FLAVONOID

FLAVONOID

FLAVONOID FLAVANOID ANTOSIAN

Berdasarkan struktur inti yang dimilikinya, Flavonoid dapat dibagi menjadi 3 golongan besar yaitu flavonoid, flavanoid dan antosian, tetapi biasanya ketiga senyawa tersebut disebut flavonoid dan senyawa pertama (Yang dilingkari) juga namanya flavonoid.

1. FLAVONOID

Flavonoid mempunyai inti berupa cincin piron. Struktur inti flavonoid adalah sebagai berikut.

Cincin Piron Struktur inti flavonoid (flavon) (fenil benzo γ-piron)

Disebut fenil benzo γ-piron karena letak gugus karbonil pada posisi C nomor 3 dari O inti piron. Senyawa ini paling banyak digunakan dalam bidang farmasi. Ada banyak kerangka substitusi yang diturunkan dari struktur ini flavonoid tersebut, antara lain: flavon, isoflavon, flavonol, flavanon, flavanonol, chalkon, dan auron.

Flavon Flavonol Isoflavon

Flavanon Flavanonol Chalkon

(Dihidroflavonol)

Auron

Dilihat dari struktur diatas, dapat disimpulkan bahwa substituen utama pada flavonoid adalah gugus – OH. Substituen lain yang sering terikat pada struktur inti flavonoid adalah gugus metoksi ( - OCH3 ), gugus metil ( - CH3 ), gula (mono, di-glukosil, rhamnosil).

Di alam flavon, biasanya berada dalam bentuk glikosida. Berikut ini adalah contoh senyawa flavonoid turunan flavon yang terdapat pada daun seledri (Apium graveolens) yaitu Apigenin dan senyawa flavon yang terdapat pada daun tempuyung (Sonchus arvensis), daun wortel (Daucus carota) dan daun seledri yaitu Luteolin.

5,7,4’-trihidroksi flavon (Apigenin) 5,7,3’,4’-tetrahidroksi flavon (Luteolin) Flavonol

Flavonol mempunyai sttruktur seperti flavon, hanya saja pada posisi C nomor 3 dari O inti piron terdapat gugus –OH. Flavonol tersebar luas pada tumbuhan baik sebagai ko pigmen antosianin dalam daun bunga maupun dalam daun tumbuhan. Flavonol paling sering terdapat dalam bentuk glikosida. Ada banyak sekali aglikon flavonol yang diketahui tetapi yang umumnya dikenal dalam bidang farmasi ada 3 yaitu kaemferol, kuersetin dan mirisetin (struktur dapat dilihat di Tabel VII.2. , bandingkan pola hidroksilasinya dengan senyawa antosian : pelargonidin, sianidin dan delfinidin). Yang paling umum dikenal dalam dunia farmasi adalah kuersetin 3-rutinosida, yang dikenal sebagai rutin, karena digunakan untuk pengobatan kerapuhan pembuluh kapiler pada manusia.

Kuersetin 3 - rutinosida Xanthon

Senyawa ini tidak banyak bermanfaat dalam bidang farmasi. Xanthon terutama ditemukan pada famili Gentianaceae dan Guttiferae. Beberapa juga ditemukan pada famili Moraceae dan Polygalaceae. Gentisin merupakan xanthon yang dihasilkan dari akar gentian famili Gentianaceae dan diketahui memiliki aktivitas antimikroba. Aktivitas antifungal juga ditemukan pada xanthon yang diperoleh dari akar Morila laxiflora famili Guttiferae.

Mangiferin merupakan senyawa xanthon dalam bentuk C-glikosida, ditemukan pada beberapa spesies Hypericum, Cratoxylem pruniflorum dan Swertia chirata. Mangiferin memepunyai aktivitas anti inflamasi, anti hepatotoksik dan antivirus.

Stuktur Xanthon Flavonoid minor

Chalkon, auron, flavonon dan isoflavon disebut flavonoid minor karena penyebaran masing-masing senyawa ini terbatas. Ada yang terdapat secara sporadis, misalnya flavonon, dan ada pula yang terbatas penyebarannya pada tumbuhan, misalnya isoflavon terbatas pada famili Leguminosae dan Iridaceae.

Chalkon dan auron merupakan pigmen kuning yang terdapat khas pada Compositae terutama Coreopsis, yang dengan mudah dapat dideteksi keberadaanya dengan cara diuapi dengan basa/ amonia dan warnanya berubah menjadi merah jingga atau merah. Salah satu contoh chalkon adalah Lutein dan satu contoh auron adalah Aureusidin. Keduanya terdapat di alam sebagai glikosida.

Isoflavon keberadaanya sangat terbatas. Senyawa seperti 7,4’-dihidroksi isoflavon (daidzein) dan 5,7,4’-trihidroksi isoflavon (genistein) merupakan estrogen alam lemah yang terdapat dalam semanggi (Trifolium pratense).

2. FLAVANOID

Pada struktur inti flavanoid terdapat inti berupa cincin piran.

Cincin Piran Struktur inti flavanoid (flavan) (fenil benzo piran)

Ada 2 golongan flavanoid yang umum yaitu : Katekin dan Leukoantosian.

Flavan -3-ol Flavan- 3,4 - diol

(katekin) (leukoantosian)

Katekin

 Larut dalam air, etanol, etil asetat, eter  Tidak larut dalam kloroform dan PE

 Apabila dipananskan dengan asam maka akan muncul endapan merah coklat yang disebut flobafen dan warna larutannya coklat.

Teh dapat digunakan sebagai antidiare karena mengandung tanin. Tanin terdiri dari katekin dan leukoantosian. Flobafen dapat mengiritasi membran mukosa apalagi kalau teh diminum dalam keadaan dingin dan manis. Katekin juga mempunyai aktivitas menghambat efek kafein.

Leukoantosian

Sifat leukoantosian:

 Larut dalam air, etanol, etil asetat

 Tidak larut dalam eter, kloroform dan PE

3. ANTOSIANIN

Pada struktur inti antosian terdapat inti berupa cincin pirinium.

Cincin Pirinium Struktur inti antosian (flavinium) (fenil benzo pirinium)

Antosianin merupakan pigmen warna yang penting dan tersebar luas pada tumbuhan dan merupakan penyebab warna merah, ungu dan biru pada daun bunga, daun dan buah pada tumbuhan tinggi serta dapat larut dalam air. Antosianidin adalah bentuk aglikon dari antosianin yang terbentuk apabila antosianin dihidrolisis dengan asam. Di alam sebagain besar antosianin terdapat dalam bentuk glikosida. Antosianin berasal dari bahasa Yunani, antho- = bunga dan kyanos = biru.

Tabel VII.1. Beberapa contoh antosianidin dan keberadaannya (Evans, W.C., 2000).

Pelargonidin H H Bunga Pelargonium (Geraniaceae)

Merah oranye

Sianidin OH H Bunga jagung, Rosa spp, coklat dan cherry

merah

Peonidin OCH3 H Peony (Ranunculaceae)

Delfinidin OH OH Delphinium dan Viola spp Ungu

Petunidin OH OCH3 Petunia spp (Solanaceaae)

Malvidin OCH3 OCH3 Malva spp Merah ungu

(Paling banyak pada anggur)

Beberapa sifat antosian adalah:

1. Larut dalam air, etanol dan pelarut beroksigen 2. Tidak stabil sebagai zat warna

3. Bila terdapat gugus o-OH dapat membentuk khelat dengan logam berat

Antosianin umum terdapat pada tanaman berpembuluh, tetapi antosianin juga telah dideteksi pada beberapa lumut, daun muda paku, angiospermae dan gymnospermae. Pada salah satu ordo tumbuhan tinggi yaitu Centrospermae kecuali pada satu suku Caryophyllaceae, antosianin diganti oleh pigmen yang mirip dengan antosinin yaitu betasianin. Betasianin yang paling dikenal adalah betanin (aglikonnya adalah betanidin), yaitu pigmen utama pada umbi bit (Beta vulgaris). Secara kimia, betasianin berbeda dengan antosianin karena secara biosintesis betasinin berasal dari asam amino aromatik yaitu 3,4 – dihidroksi fenilaalanina (Harborne, J.B.).

Dalam dokumen Bahan ajar kognosi-COMPILATION (Halaman 93-98)