• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

5. Model Pembelajaran Inkuiri

a. Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri

Model pembelajaran inkuiri merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Inkuiri pada hakekatnya bertujuan untuk membimbing anak didik agar dapat mencari sesuatu oleh dan untuk dirinya sendiri (Barlia, 2006:27). Inkuiri merupakan metode mengajar dimana murid dilatih mengemukakan persoalannya sendiri terhadap sesuatu masalah yang dihadapi dan dilatih menyelesaikan persoalan itu. Guru tidak memberi tahu kepada murid apakah penyelesaian masalah itu benar atau salah, melainkan bagaimana caranya guru membimbing proses penyelesaian masalah tersebut sehingga murid dapat mengetahui sendiri kebenaran atau kesalahan hasil penyelesaian tersebut. Dalam pendekatan pembelajaran inkuiri, siswa dirancang untuk terlibat dalam melakukan inkuiri, terpusat pada siswa dan siswa menjadi aktif (Mudjiono, 2002:173).

Model pembelajaran inkuiri membuat siswa tidak lagi berada dalam lingkup pembelejaran telling science akan tetapi didorong

35

hingga bisa doing science (Anam, 2015:8). Tiga ciri pembelajaran menggunakan model pembelajaran inkuiri yaitu: 1) menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, 2) seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari suatu yang ditanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief), 3) mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental (Hosnan, 2014:341).

b. Macam–Macam Model Pembelajaran Inkuiri

Model pembelajaran inkuiri mempunyai tiga macam cara (Mulyana, 2006), yaitu: 1) inkuiri terpimpin (Guide inquiry) yaitu peserta didik memperoleh pedoman sesuai yang dibutuhkan.

Pedoman-pedoman tersebut biasanya berupa pertanyaan-pertanyaan yang membimbing. Dalam pelaksanaannya, sebagian besar perencanaan dibuat oleh guru, peserta didik tidak merumuskan masalah. Petunjuk mengenai cara penyusunan dan mencatat data dibuat oleh guru, 2) inkuiri bebas (free inquiry), dalam hal ini peserta didik melakukan penelitian bebas sebagaimana seorang ilmuan, metodenya adalah setiap peserta didik dilibatkan dalam kelompok tertentu, setiap kelompok mempunyai tugas yang sesuai. Misalnya ada koordinator kelompok, pembimbing teknis, pencatatan dan mengevaluasi data, 3) inkuiri bebas yang dimodifikasi (modified free

36

inquiry) pada pembelajaran inkuiri ini guru hanya sebagai pemberi masalah atau problem, kemudian peserta didik diminta untuk memecahkan tersebut melalui pengamatan, eksplorasi, dan prosedur penelitian.

Salah satu faktor yang menentukan penggunaan model pembelajaran inkuiri agar berjalan dengan baik dan tepat sasaran adalah tingkat usia dan kemampuan kognitif siswa. Pembelajaran kelas III SD lebih tepat menggunakan guided inquiry karena siswa masih membutuhkan bimbingan dan pengarahan dari guru. Guru dalam guided inquiry memiliki peran sebagai scaffolding yang membantu siswa dalam melewati langkah-langkah eksperimen sehingga nantinya siswa mampu melangkah dari zone of actual development menuju zone of potential development.

c. Manfaat Model Pembelajaran Inkuiri

Model pembelajaran inkuiri dianggap sebagai model pembelajaran yang unggul dalam mengembangkan kemampuan berpikir siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari manfaat model pembelajaran inkuri. Berikut adalah manfaat dari model pembelajaran inkuiri (Hanafiah, 2009:79), 1) membantu peserta didik untuk mengembangkan, kesiapan, serta penguasaan keterampilan dalam proses kognitif, 2) peserta didik memperoleh pengetahuan secara individual sehingga dapat dimengerti dan mengendap dalam pikirannya, 3) dapat membangkitkan motivasi dan gairah belajar

37

peserta didik untuk belajar lebih giat lagi, 4) memberikan peluang untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuan dan minat masing-masing, 5) memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan proses menemukan sendiri karena pembelajaran berpusat pada peserta didik dengan peran guru yang sangat terbatas.

d. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

Model pembelajaran inkuiri terbimbing mengarahkan siswa untuk memperoleh konsep-konsep secara mandiri dan dapat maningkatkan peran aktif siswa dalam pembelajaran. Sehingga, dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing siswa dapat meningkatkan pemahaman terhadap materi yang dipelajari karena adanya proses konstruksi pengetahuan dengan baik (Mawantia, 2013). Model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat lebih membiasakan siswa untuk membuktikan suatu materi pelajaran, membuktikan dengan melakukan penyelidikan sendiri oleh siswa yang dibimbing oleh guru. Dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing ini pengembangan ranah kognitif siswa lebih terarah dan dalam kehidupan sehari-hari dapat diaplikasikan secara motorik. Model pembelajaran inkuiri terbimbing memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari cara menemukan fakta, konsep dan prinsip melalui pengalamannya secara langsung. Sehingga siswa bukan hanya belajar dengan membaca kemudian menghafal materi pembelajarannya, tetapi juga mendapatkan kesempatan untuk

38

berlatih mengembangkan keterampilan berpikir dan bersikap ilmiah sehingga memungkinkan terjadinya proses konstruksi pengetahuan dengan baik sehingga siswa akan dapat meningkatkan pemahamannya pada materi yang dipelajarinya (Ibrahim, 2010).

Karakteristik dari inkuiri terbimbing yang perlu diperhatikan (Anam, 2015:18) yaitu: 1) siswa mengembangkan kemampuan berpikir kritis melalui observasi spesifik hingga membuat inferensi atau generalisasi, 2) sasarannya adalah mempelajari proses mengamati kejadian atau objek kemudian menyusun generalisasi yang sesuai, 3) guru mengontrol bagian tertentu dari pembelajaran misalnya kejadian, data, materi dan berperan sebagai pemimpin kelas, 4) tiap-tiap siswa berusaha untuk membangun pola yang bermakna berdasarkan hasil observasi di dalam kelas, 5) kelas diharapkan berfungsi sebagai laboratorium pembelajaran, 6) biasanya sejumlah generalisasi tertentu akan diperoleh dari siswa, 7) guru memotivasi semua siswa untuk mengomunikasikan hasil generalisasinya sehingga dapat dimanfaatkan oleh seluruh siswa dalam kelas.

e. Langkah–Langkah Sintaks Model Pembelajaran Inkuiri

Terdapat langkah-langkah yang merupakan sintaks model pembelajaran inkuiri menurut beberapa ahli. Berikut langkah-langkah sintaks model pembelajaran inkuiri (Sani, 2014:93) yaitu: 1) perencanaan (planning), yang mencakup pembuatan rencana untuk melakukan inkuiri. Guru dan siswa perlu menentukan topik inkuiri

39

dan memilih sumber belajar atau sumber informasi yang diperlukan, 2) mencari informasi (retrieving), yang mencakup pengumpulan dan pemilihan informasi serta mengevaluasi informasi, 3) mengolah (processing), yang mencakup analisis informasi dengan mencari hubungan dan melakukan inferensi, 4) mengkreasi (creating), yang mencakup kegiatan mengelola informasi, mengkreasikan produk, dan memperbaiki produk, 5) berbagi (sharing), mencakup komunikasi atau paparan hasil kepada audience, 6) mengevaluasi (evaluating), mencakup aktivitas evaluasi produk dan proses inkuiri yang telah dilakukan.

Langkah-langkah sintaks model pembelajaran inkuiri menurut Wina Sanjaya (Sanjaya, 2007:201) yaitu, sebagai berikut: 1) orientasi, 2) merumuskan masalah, 3) mengajukan hipotesis, 4) mengumpulkan data, 5) menguji hipotesis, dan 6) merumuskan kesimpulan.

Mulyasa (2007:109) juga mengemukakan bahwa model pembelajaran inkuiri merupakan metode penyelidikan yang melibatkan proses mental dengan kegiatan-kegiatan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang fenomena alam, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, merancang dan melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, menarik kesimpulan dengan mengembangkan sikap ilmiah, yaitu objektif, jujur, hasrat ingin tahu, terbuka, berkemauan, dan bertanggung jawab.

40

Berdasarkan penjelasan di atas, langkah-langkah sintaks model pembelajaran inkuiri yang digunakan dalam penelitian ini adalah orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, merancang dan melakukan eksperimen, menarik kesimpulan, mempresentasikan hasil, dan evaluasi. Berikut penjelasan langkah-langkah pembelajaran inkuiri: 1) Orientasi; merupakan langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini, pendidikan mengkondisikan agar siswa siap melakukan proses belajar (Hosnan, 2014:342), 2) Merumuskan masalah; persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu, proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam pembelajaran inkuiri. Oleh sebab itu, melalui proses ini siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga untuk mengembangkan mental (Hosnan, 2014:342), 3) Merumuskan hipotesis; hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Hipotesis perlu diuji kebenarannya. Perumusan hipotesis harus memiliki landasan berpikir yang kokoh, sehingga hipotesis yang dimunculkan itu bersifat rasional dan logis (Hosnan, 2014:343), 4) Melakukan eksperimen; eksperimen bisa dilakukan dengan mengumpulkan data-data atau informasi yang dibutuhkan dengan melakukan percobaan, observasi, menganalisis data, ataupun melakukan wawancara kepada ahli (Mulyasa, 2007:109), 5) Menarik kesimpulan; menarik kesimpulan adalah suatu proses mendiskripsikan

41

temuan yang diperoleh dari hasil percobaan yang telah dilakukan.

Kegiatan menarik kesimpulan juga membutuhkan peran guru untuk membimbing agar data dari kesimpulan yang dibuat siswa benar dan sesuai (Mulyasa, 2007:109), 6) Mempresentasikan hasil; kegiatan mempresentasikan hasil merupakan kegiatan memaparkan atau mengkomunikasikan hasil temuan serta kesimpulan kepada teman sebaya dan juga guru (audients). Pada proses ini, siswa mempresentasikan dalam bentuk penjelasan dan pelaporan hasil percobaan atau eksperimen di depan kelas (Sani, 2014:93), 7) Evaluasi; mengevaluasi produk yang dipresentasikan oleh siswa berupa sebuah benda, temuan, atau paparan tulisan. Proses inkuiri yang dilakukan oleh siswa juga dievaluasi di tahap ini. kemampuan yang diharapkan dalam tahap evaluasi adalah transfer kemampuan dalam menangani masalah lain (Sani, 2014:93).