• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Pembahasan

2. Pembahasan Kualitas Produk Pengembangan

Perangkat pembelajaran daring dikembangkan berdasarkan materi pembelajaran tema 7 Perkembangan Teknologi subtema 2 Perangkat Teknologi Produksi Sandang pada kelas III Sekolah Dasar. Perangkat pembelajaran daring ini mendapatkan skor rata-rata 3,63 (Sangat baik).

Hasil validasi oleh keempat validator pada komponen program tahunan memiliki skor rata-rata 3,80 (Sangat baik), pada komponen program semester skor rata-rata 3,80 (Sangat baik), komponen silabus memiliki

114

skor rata-rata 3,45 (Sangat baik), hasil validasi pada komponen RPPH memiliki skor rata-rata 3,67 (Sangat baik), pada komponen LKPD memiliki skor rata-rata 3,49 (Sangat baik), dan komponen penilaian memiliki skor rata-rata 3,58 (Sangat baik).

Berdasarkan hasil validasi yang telah dilakukan, item yang mendapatkan penilaian sudah maksimal, skor rerata > 3,26 - 4.0 (Sangat Baik), yaitu: (a) komponen silabus mendapatkan nilai yang sudah tinggi (3,45/Sangat Baik), hanya saja masih ada kekurangan kecil, yaitu pada silabus belum mencantumkan identitas sekolah dan terdapat beberapa indikator yang belum sesuai, (b) komponen RPPH mendapatkan nilai yang sudah tinggi (3,67/Sangat Baik), hanya saja masih ada kekurangan kecil, yaitu pada beberapa indikator dan tujuan pembelajaran, (c) komponen LKPD memiliki nilai yang sudah tinggi (3,49/Sangat Baik), hanya saja masih ada kekurangan kecil, yaitu pada sampul LKPD belum mencantumkan identitas penulis, (d) komponen penilaian mendapatkan nilai yang sudah tinggi (3,58/Sangat Baik), hanya saja masih ada kekurangan kecil, yaitu pada beberapa soal matematika yang akan lebih baik jika menerapkan soal cerita untuk menciptakan High Order Thinking Skill (HOTS) pada siswa.

Selain itu ada beberapa komponen perangkat pembelajaran yang mendapatkan penilaian sangat maksimal, yaitu komponen-komponen sebagai berikut: (a) komponen program tahunan, mendapatkan skor 3,80

“Sangat Baik”, karena struktur sudah rapi dan isi sudah sesuai dengan

115

kelender akademik dan alokasi waktu yang tepat, (b) komponen program semester juga mendapatkan skor 3,80 “Sangat Baik”, karena identitas program semester sudah lengkap dan isi sudah sesuai dengan alokasi waktu yang tepat, (c) komponen RPPH memiliki skor 3,67 “Sangat Baik”

pada aktifitas pembelajaran karena sudah sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran inkuiri, memuat 4C (Critical thinking, Communication, Collaboration, Creativity), dan sudah memuat pendekatan saintifik, (d) komponen LKPD mendapatkan skor 3,49

“Sangat Baik” karena kegiatan siswa sudah sesuai dengan materi, memanfaatkan lingkungan sekitar, dan mengajak siswa untuk aktif dalam berkegiatan.

3. Kaitan Hasil Penelitian dengan penelitian lain yang relevan

Dibandingkan dengan penelitian relevan yang dilakukan oleh Triyuni (2019), terdapat kesamaan dalam hal-hal sebagai berikut: (a) jenis penelitian yang digunakan R&D, (b) mengembangkan perangkat pembelajaran berupa silabus, RPP, dan LKPD, (c) menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis aktivitas High Order Thinking Skill (HOTS). Sedangkan penelitian Triyuni berbeda dalam hal-hal sebagai berikut: (1) penelitian Triyuni menggunakan model pengembangan ADDIE, (2) skala likert yang digunakan yaitu skala 5, (3) materi pembelajaran yang digunakan tema 8 subtema 1 pada siswa kelas V Sekolah Dasar. Kualitas produk yang dikembangkan dalam penelitian ini berbeda dengan penelitian Triyuni. Produk yang dikembangkan dalam

116

penelitian ini mendapatkan skor rata-rata 3,63 (Sangat Baik = 90,75%) pada skala 1-4, sedangkan produk yang dikembangkan oleh Triyuni mendapatkan skor rata-rata 4,76 (Sangat Baik = 95,2%). Selain itu, penelitian Triyuni melakukan tahap implementasi sedangkan penelitian ini tidak sampai pada tahap implementasi atau ujicoba produk karena kondisi pandemik yang membuat keadaan untuk melakukan ujicoba tidak memungkinkan. Menurut peneliti produk penelitian Triyuni lebih baik dibandingkan dengan produk pengembangan dalam penelitian ini, walaupun produk pengembangan dalam kedua penelitian mendapatkan skor rata-rata dengan kategori Sangat Baik. Jika skornya dikonversikan dalam persen, hasilnya adalah 3,63 (90,75%) dan 4,76 (95,2%).

Dibandingkan dengan penelitian relevan yang kedua dilakukan oleh Ayuningtyas (2015), terdapat hal-hal yang sama yaitu: (a) jenis penelitian yang digunakan R&D, (b) mengembangkan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKPD. Perbedaan yang ada yaitu: (1) penelitian pengembangan Ayuningtyas menggunakan model 4D (Define, Design, Develop, Desseminate), (2) materi pembelajaran fluida statis.

Kualitas produk pada penelitian Ayuningtyas berbeda dengan kualitas produk yang dikembangkan penelitian ini. Skor yang didapatkan pada Ayuningtyas 93% (Sangat Baik) sedangkan skor rata-rata yang didapatkan peneliti 3,63 (90,75%/Sangat Baik). Menurut peneliti produk yang dikembangkan Ayuningtyas lebih baik, walaupun pada aspek RPP dan LKPD pada produk pengembangan oleh penelitian Ayuningtyas

117

berkategori baik sedangkan produk penelitian ini pada aspek RPP dan LKPD berkategori sangat baik dengan skor 3,58 (89,5%).

Dibandingkan dengan penelitian relevan ketiga yang dilakukan oleh Erdian (2020), terdapat hal-hal yang sama yaitu: (a) jenis penelitian yang digunakan R&D, (b) model pengembangan yang digunakan R&D, (c) mengembangkan perangkat pembelajaran berupa RPP, LKPD, dan lembar penilaian. Perbedaannya yaitu: (1) peneliti Erdian menggunakan enam tahap pengembangan sampai dengan revisi produk, (2) subjek penelitiannya adalah peserta didik kelas X SMA Negeri 1 Sleman, (3) model pembelajaran yang digunakan berbasis proyek. Kualitas produk penelitian Erdian berbeda dengan yang dikembangkan dalam penelitian ini. Kualitas produk yang dikembangkan oleh Erdian mendapat skor rata-rata 96,87% (Sangat Baik) sedangkan kualitas produk yang dikembangkan peneliti mendapatkan skor rata-rata 3,63 (90,75%/Sangat Baik). Menurut peneliti kualitas produk yang dikembangkan oleh peneliti Erdian lebih baik dibandingkan dengan produk penelitian ini. Hal itu mungkin karena pada produk penelitian Erdian melalui 6 tahap dari model pengembangan Borg & Gall sedangkan penelitian ini hanya sampai tahap ke 5 dari model pengembangan Borg & Gall.

118 BAB V PENUTUP

Bab V ini membahas mengenai 1) kesimpulan dari seluruh penelitian, 2) keterbatasan yang terjadi dalam penelitian, dan 3) saran.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan, peneliti menyimpulkan sebagai berikut:

1. Prosedur pengembangan perangkat pembelajaran daring pada tema 7 Perkembangan Teknologi subtema 2 Perangkat Teknologi Produksi Sandang menggunakan model pembelajaran inkuiri untuk mengoptimalkan keterampilan berpikir kritis peserta didik untuk siswa kelas III SD Negeri Condongcatur dilaksanakan menggunakan 5 dari 10 langkah dalam prosedur pengembangan Borg and Gall yaitu: (a) potensi dan masalah, (b) pengumpulan data, (c) desain produk, (d) validasi produk, (e) revisi produk. Penelitian ini berhenti pada langkah kelima yaitu revisi produk. Hal ini dilakukan karena pandemik covid 19, membuat peneliti kesulitan mendapatkan akses untuk menjalankan prosedur berikutnya.

2. Berdasarkan hasil validasi produk perangkat pembelajaran daring tema 7 Perkembangan Teknologi subtema 2 Perkembangan Teknologi Produksi Sandang menggunakan model pembelajaran inkuiri untuk mengoptimalkan kemampuan berpikir kritis peserta didik pada siswa

119

kelas III SD Negeri Condongcatur dari dua dosen PGSD dan dua guru tersertifikasi diperoleh skor rata-rata 3,63 (Sangat baik) dalam skala likert 1 sampai 4.

B. Keterbatasan Penelitian Pengembangan

Produk perangkat pembelajaran daring yang dikembangkan mempunyai keterbatasan, yaitu sebagai berikut:

1. Analisis kebutuhan hanya dilakukan melalui wawancara bersama satu guru kelas III SD saja, sehingga hasil wawancara belum mewakili semua kebutuhan guru kelas III SD.

2. Pengembangan produk perangkat pembelajaran daring ini hanya sampai pada tahap revisi produk (tahap 5 dari 10 tahap R & D Borg & Gall), sehingga kualitas produk masih jauh dari kata “sangat layak” untuk dipublikasikan secara massal karena belum dilakukan uji coba produk di lapangan secara luas. Namun produk sudah layak untuk digunakan dalam pembelajaran di SD Negeri Condongcatur.

3. Peneliti tidak melakukan observasi terhadap kegiatan belajar mengajar guru kelas III dan siswa, sehingga data analisis kebutuhan yang didapatkan kurang lengkap.

C. Saran

Saran yang dapat diberikan peneliti untuk pengembangan perangkat pembelajaran daring dengan model pembelajaran inkuiri untuk siswa kelas III SD adalah sebagai berikut:

120

1. Analisis kebtuhan sebaiknya dilakukan melalui wawancara bersama lebih dari satu guru kelas III Sekolah Dasar, sehingga data yang dihasilkan lebih jelas dan menunjukkan kebutuhan guru dan peserta didik.

2. Produk perangkat pembelajaran daring sebaiknya dilakukan sampai pada tahap 10 yaitu produk massal nasional, jika memang bertujuan untuk publikasi nasional, namun bisa hanya sampai langkah 6 atau 7 jika tujuannya untuk dipakai dalam pembelajaran di sekolah tertentu secara terbatas.

3. Peneliti sebaiknya melakukan observasi pada kegiatan belajar mengajar di kelas maupun online agar data analisis kebutuhan yang didapatkan lengkap.

121

DAFTAR PUSTAKA

Abdul. M. (2009). Perencanaan pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosda.

Abdullah. S. R. (2014). Pembelajaran saintifik untuk kurrikulum 2013. Jakarta:

Bumi Aksara.

Agus. N. C. (2013). Panduan aplikasi teori-teori belajar mengajar teraktual dan terpopuler. Yogyakarta: Divapres.

Akbar. S. (2013). Instrumen perangkat pembelajaran. Bandung: Rosdakarya.

Alec. F. (2008). Berpikir kritis. Jakarta: Erlangga.

Anam. (2015). Pembelajaran berbasis inkuiri metode dan aplikasi. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Anderson, L. W., dan Krathwohl, D.R. (2001) A Taxonomy for learning, teaching, and assesing; a revision of bloom’s taxonomy of education objectives.

New York: Addison Wesley Lonman Inc.

Arifin. (2011). Metode penelitian kualitatif, kuantitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Asrori & Ali, M. (2011). Psikologi remaja – perkembangan peserta didik.

Cetakan ke tujuh. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Barlia. L. (2006). Mengajar dengan pendekatan lingkungan alam sekitar. Jakarta:

Dapertemen pendidikan nasional.

122

Boeree. C. G. (2007). General psychology. Yogyakarta: Primasophie.

Degeng. N. S. (2013). Ilmu pembelajaran klasifikasi variabel untuk pengembangan teori penelitian. Bandung: Kalam Hidup.

Desmita. (2007). Psikologi perkembangan. Bandung: Pt.Remaja Rosdakarya.

Dimyati dan Mudjiono. (2002). Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta dan Depdikbud.

Ely T. N. (2019). Pengembangan perangkat pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis aktivitas higher order thinking (HOT) pada tema 8 subtema 1 kelas V SD. Journal pf Education Technology. Vol. 3 (1). Diunduh dari https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=ely+triyuni

%2C+ni+nyoman+2019&btnG=#d=gs_qabs&u=%23p%3DWxuC3yES95 wJ 14 Februari 2021.

Erdian. (2020).Pengembangan perangkat pembelajaran berbasis proyek untuk meningkatkan keterampilan proses sains peserta didik. Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika. Vol. 4 (2). Diunduh dari https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&as_vis=1&q=e rdian+dwiyanti+2020&btnG=#d=gs_qabs&u=%23p%3DBTCN5tWqgRU J 14 Februari 2020.

Facione. (1990). Critical thinking: a statement of expert consens for purposes of educational assessment and instruction. Millbrae: California Academic Press.

123

Facione. (2013). Critical thinking: what it is and why it counts. Measured Reasons And The California Academic Press, Millbrae, CA.

Hanafiah. (2009). Konsep strategi pembelajaran. Bandung: PT refika aditama.

Haryati, N. (2012). Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Jakarta: Bumi Aksara.

Haryanti , S. & Nuswowati, M. (2016). Penerapan model pembelajaran inkuiri materi kelarutan dan hasil kali kelarutan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Journal of Innovative Science Education, 5(2), 170-177.

Diunduh dari https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jise 24 Januari 2021.

Hosnan. (2014). Pendekatan saintifik dan kontekstual dalam pembelajaran abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.

Huda. M. (2013). Model-model pengajaran dan pembelajaran. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Ibrahim, R. (2010). Perencanaan pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Jamaris, M. (2013). Orientasi dalam psikologi pendidikan. Bogor: Galia Indonesia.

Kemendikbud. Surat edaran nomor 15 tahun (2020). Diunduh dari https://drive.google.com/file/d/1BeILsYrdScwFpb1pWo3P1SU74gyMISi5 /view 21 Januari 2021.

124

Khairani. M. (2014). Psikologi belajar. Yogyakarta: Aswaja presindo.

Khairuddin, R. S. (2009). Pengembangan perangkat pembelajaran untuk guru SMP. Bandung: PPPPTK IPA.

Kuswana, W. S. (2013). Taksonomi berpikir. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Liliasari. (2003). Pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi mahasiswa calon guru melalui model pembelajaran kimia. Mimbar pendidikan matematika dan sains. Jurnal pendidikan No2 tahun XXII.

Matdio, S. (2020). Dampak pandemic covid-19 terhadap dunia pendidikan. Jurnal Kajian Ilmiah (JKI). ISSN: 1410-9794. Diunduh dari http://ejurnal.ubharajaya.ac.id/index.php/JKI 11 Januari 2021.

Mawantia, T., Fajaroh, F., & Afandy, D. (2013). Pengembangan modul berbasis inkuiri terbimbing (guaided inquiry) pada pokok bahasan reaksi oksidasi redukasi untuk siswa SMK Kelas X. Jurnal Online Universitas Malang.

https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=mawantia+t

%2C+fajaroh+2013&btnG=#d=gs_qabs&u=%23p%3DVEHqjYzsoDQJ 23 Februari 2021.

Monks. (1998). Psikologi perkembangan: pengantar dalam berbagai bagiannya.

Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Mulyana. D. (2006). Metode penelitian kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

125

Mulyasa. (2007). Standar kompetensi dan sertifikasi guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nazarudin. (2007). Manajemen pembelajaran: implementasi komsep, karakteristik dan metodologi pendidikan agama islam di sekolah umum. Yogyakarta:

Teras.

Nieveen. (1999). Design approaches and tools in education and training.

Dordrecht: Kluwer Academic Publishers.

Ormrod. J. E. (2008). Psikologi pendidikan. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Ormrod. J. E. (2009). Psikologi pendidikan membantu siswa tumbuh dan berkembang. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Patmonodewo & Soemiarti. (2008). Pendidikan anak prasekolah. Jakarta: Rineka cipta.

Putri A, Soegimin W., Iman. S. (2015). Pengembangan perangkat pembelajaran fisika dengan Mmdel inkuiri terbimbing untuk melatih keterampilan proses sains siswa SMA pada materi fluida statis. Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya. Vol. 4, No. 2. Diunduh dari https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=putri+ayuni ngtyas+2015+&btnG=#d=gs_qabs&u=%23p%3DyYBAQ_ncO0gJ 14 Februari 2021.

Raco. J. R. (2010). Metode penelitian kualitatif. Jakarta: Grasindo.

126

Sanjaya. W. (2007). Metode pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Sanjaya. W. (2013). Penelitian pendidikan, jenis, metode dan prosedur. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

Sapriya. (2011). Pendidikan IPS. Bandung: Pt.Remaja Rosdakarya.

Schunk. D. H. (2012). Learning theories: an educational perspectives, 6th edition.

New York: Pearson Education Inc.

Sofyana & Abdul. (2019). Pembelajaran daring kombinasi berbasis whatsapp pada kelas karyawan prodi teknik informatika universitas PGRI madiun.

Jurnal Nasional Pendidikan Tekniik Informatika. Vol. 8, No. 1. Diunduh dari

https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=sofyana+da n+abdul+2019&btnG=#d=gs_qabs&u=%23p%3DvcgEh4QoqNQJ 23 Februari 2021.

Sri. I. F. (2015). Pengembangan perangkat pembelajaran biologi berbasis inkuiri materi sistem ekskresi manusia untuk melatih keterampilan berpikir kritis dan kerjasama siswa SMA. Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya. Vol. 5, No. 1. Diunduh dari https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=sri+istinafiat in+fadilah&oq=sri+istinafiatin#d=gs_qabs&u=%23p%3Dx5DVXa8t1jkJ 14 Februari 2021.

127

Sugiyono. (2010). Metode penelitian: pendidikan kuantatif, kualitatif, dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Memahami penelitian kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2015). Metode penelitian kombinasi (Mix Methods). Bandung:

Afabeta.

Suparno, P. (2012). Teorip perkembangan kognitif jean piaget. Yogyakarta:

Kanisius.

Trianto. (2010). Model pembelajaran terpadu, konsep, strategi dan implementasinya dalam KTSP. Jakarta: Bumi Aksara.

Trianto. (2012). Desain pengembangan pembelajaran tematik bagi anak usia dini TK/RA dan anak usia kelas awal SD/MI. Jakarta: Kencana.

Widoyoko, E. P. (2014). Penilaian hasil pembelajaran di sekolah. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Yudrik. J. (2011). Psikologi perkembangan. Jakarta: PT. Kharisma Putra Utama.

Zuhdan. (2011). Pengembangan perangkat pembelajaran sains terpadu untuk meningkatkan kognitif, keterampilan proses, kreativitas serta menerapkan konsep ilmiah peserta didik SMP. Program Pascasarjana UNY.

128

LAMPIRAN

129 Lampiran 1 Surat Izin Penelitian

130 Lampiran 2 Surat Pernyataan Kepala Sekolah

131 Lampiran 3 Surat Izin Wawancara

132 Lampiran 4 Hasil Validasi Instrumen Produk

133

134

135

136 Lampiran 5 Surat Permohonan Validasi Produk

137

138

139

140

Lampiran 6 Hasil Validasi Produk oleh Ahli Materi Pertama

141

142

143

144

145

146

147

148

149

150

151

152

153

154

Lampiran 7 Hasil Validasi Produk oleh Ahli Materi Kedua

155

156

157

158

159

160

161

162

163

164

165

166

167

168

Lampiran 8 Hasil Validasi Produk oleh Guru SD Kanisius Totogan

169

170

171

172

173

174

175

176

177

178

179

180

181

182

Lampiran 9 Hasil Validasi Produk oleh Guru SD Negeri Sarikarya

183