• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

B. Seting Penelitian

3. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama 12 bulan terhitung dari bulan November 2020 sampai November 2021.

57 4. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di SD Negeri Condongcatur yang beralamatkan di Jalan Candi Gebang No. 246, Dero, Condongcatur, Kec.

Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

C. Prosedur Pengembangan

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan produk perangkat pembelajaran daring materi teknologi perkembangan produksi sandang pada tema 7 subtema 2 menggunakan model pembelajaran inkuiri pada siswa kelas III SD Negeri Condongatur Yogyakarta. Prosedur pengembangan dalam penelitian ini dapat dilihat pada bagan berikut ini:

Gambar 3.2 Langkah-langkah Pengembangan Dalam Penelitian

Langkah 1

1. Menganalisis kalender akademik.

2. Menganalisis tema 7 subtema 2.

3. Menganalisis komponen Kurikulum Kompetensi Inti/KI, indikator, dan tujuan pembelajaran mengacu taksonomi Bloom.

4. Menyusun Program Tahunan.

5. Menyusun Program semester.

6. Menyusun Silabus.

7. Membuat Rencanan Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH).

58

Penelitian ini hanya menggunakan 5 langkah dalam desain Borg &

Gall, yaitu:

1. Potensi dan Masalah

Peneliti melakukan analisis kebutuhan dengan wawancara kepada guru kelas III SD Negeri Condongcatur Yogyakarta yang sudah menggunakan pembelajaran berbasis daring. Wawancara bertujuan untuk mendapatkan data berisi potensi dan masalah yang dialami oleh guru dan siswa dalam rangka mengembangkan perangkat pembelajaran daring dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri.

2. Pengumpulan Data

Setelah menemukan kebutuhan dengan menggali potensi dan masalah secara faktual melalui wawancara dengan guru, selanjutnya perlu mengumpulkan berbagai data dan informasi tentang produk yang dibutuhkan dari hasil wawancara. Pengumpulan data dilakukan peneliti dengan mengambil sebagian hasil wawancara yang terkait dengan ciri-ciri (kriteria/spesifikasi) produk yang dibutuhkan. Selain dari hasil wawancara, peneliti juga mengumpulkan data tentang ciri-ciri atau spesifikasi produk perangkat pembelajaran dengan menggunakan kajian pustaka berupa, jurnal yang telah ada sebelumnya, panduan RPPH daring, dan buku-buku referensi. Tujuan pengumpulan data ini untuk menggali lebih dalam ciri-ciri produk yang perlu dikembangkan.

59 3. Desain Produk

Langkah selanjutnya yaitu desain produk. Peneliti mengembangkan desain perangkat pembelajaran inkuiri berbasis daring untuk siswa kelas 3 Sekolah Dasar dengan langkah-langkah sebagai berikut; (a) menganalisis kalender akademik, (b) menganalisis tema 7 dan subtema 2, (c) menganalisis komponen Kurikulum Kompetensi Inti/KI, Kompetensi Dasar/KD, indikator, dan tujuan pembelajaran mengacu taksonomi Bloom, (d) menyusun program tahunan, (e) menyusun program semester, (f) menyusun silabus, (g) menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) menggunakan model inkuiri dan berbasis daring.

4. Validasi Produk

Validasi produk merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah kualitas rancangan produk awal (prototype/draft produk) telah secara rasional memenuhi kelayakan. Validasi dilakukan secara rasional karena masih bersifat penilaian rasional dan belum berdasarkan fakta di lapangan. Validasi produk dilakukan dengan cara meminta penilaian pakar atau tenaga ahli yang berpengalaman.

Hasil validasi produk dari validasi pakar atau ahli digunakan peneliti sebagai evaluasi formatif. Perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan divalidasi oleh empat orang pakar atau ahli yaitu dua dosen PGSD dan dua guru tersertifikasi. Dari hasil validasi yang sudah

60

dilakukan, peneliti dapat mengetahui kualitas produk yang dikembangkan. Selain mengetahui kualitas produk yang dikembangkan, hasil validasi ahli dapat digunakan untuk merevisi produk yang dikembangkan.

5. Revisi Produk

Setelah melakukan validasi produk bersama pakar dan para ahli, peneliti memperbaiki produk berdasarkan kritik dan saran yang diberikan oleh pakar. Terdapat kritik dan saran pada komponen perangkat pembelajaran yang dikembangkan seperti pada komponen silabus, RPPH, LKPD, dan penilaian. Revisi desain atau perbaikan desain ini bertujuan untuk menghasilkan produk yang lebih baik.

D. Teknik Pengumpulan Data

Pada suatu penelitian, pengumpulan data sangat diperlukan untuk mendapatkan data. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, sebagai sumber dan berbagai cara (Sugiyono, 2012:137). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian yaitu dengan wawancara dan kuesioner.

1. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dan juga untuk mengetahui hal-hal lain yang lebih detil dari responden. Dalam penelitian ini wawancara dilakukan dengan guru kelas III Sekolah Dasar melalui tanya

61

jawab. Pertanyaan-pertanyaan sangat penting untuk menangkap persepsi, pikiran, pendapat, perasaan orang tentang suatu gejala, peristiwa, fakta atau realita (Raco, 2010:116-117).

Teknis pelaksanaan wawancara dapat dilakukan secara sistematis atau tidak sistematis. Wawancara secara sistematis adalah wawancara dilakukan dengan terlebih dahulu peneliti menyusun instrumen pedoman wawancara. Sebaliknya dengan wawancara secara tidak sistematis, peneliti melakukan wawancara secara langsung tanpa terlebih dahulu mempersiapkan instrumen pedoman wawancara. Pada penelitian ini peneliti melakukan wawancara secara sistematis. Pedoman wawancara yang digunakan peneliti berupa garis-garis besar permasalahan yang ditanyakan. Peneliti melakukan wawancara dengan guru wali kelas III SD Negeri Condongcatur Yogyakarta. Wawancara ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang permasalahan yang dihadapi guru SD Kelas III SD Negeri Condongcatur dalam melaksanakan pembelajaran di masa pandemi. Data yang diperoleh kemudian dianalisis oleh peneliti untuk mengetahui kebutuhan guru, yang perlunya perangkat pembelajaran daring, terutama RPPH daring.

2. Kuesioner

Kuesioner digunakan untuk memvalidasi produk. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2011). Dalam penelitian ini dikembangkan 2 macam

62

kuesioner, yaitu kuesioner untuk validasi produk dan kuesioner untuk validasi instrumen validasi produk.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar pedoman wawancara, kuesioner validasi produk dan kuesioner untuk validasi instrumen validasi produk. pada pedoman wawancara memiliki 15 item, pernyataan validasi kuesioner berisi 6 item dan pernyataan validasi produk berisi 82 item.

1. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara digunakan sebagai acuan untuk memperoleh informasi mengenai analisis kebutuhan guru terkait perangkat pembelajaran efektif di masa pandemik. Berikut pedoman wawancara yang digunakan oleh peneliti:

63

Gambar 3.3 Teks Wawancara 2. Kuesioner Validasi Instrumen Validasi Produk

Sebelum “instrumen/kuesioner validasi produk” digunakan, terlebih dahulu divalidasi oleh ahli menggunakan “instrumen/kuesioner validasi instrumen validasi produk”. instrumen validasi produk ini menggunakan skala likert 1 sampai 4. Berikut ini “kuesioner validasi instrumen validasi produk” yang telah dikembangkan oleh peniliti:

64

Tabel 3.1 Kuesioner Validasi Instrumen Validasi Produk

No. Aspek Kategori

1. Isi Kuesioner memuat komponen-komponen (judul kuesioner, petunjuk penilaian, item pernyataan) secara lengkap

Isi instrumen sesuai dengan kisi-kisi kualitas/spesifikasi produk

2. Penulisan Penggunaan huruf capital sesuai dengan aturan Kuesioner disusun sesuai dengan struktur (urutan komponen-komponen) perangkat pembelajaran 3. Bahasa Penggunaan bahasa sesuai dengan PUEBI

(Panduan Umum Ejaan Bahasa Indonesia) Kalimat yang digunakan jelas dan mudah dimengerti

Komponen-komponen yang terdapat pada “instrumen/kuesioner validasi instrumen validasi produk” memuat 3 aspek, yaitu: (a) isi, (b) penulisan, (c) bahasa. Instrumen/kuesioner validasi instrumen validasi produk terdapat 6 item.

3. Kuesioner Validasi Produk

Penelitian ini menggunakan kuesioner berupa validasi produk sebagai instrumen untuk mendapatkan data tentang kualitas produk yang dikembangkan. Instrumen validasi produk ini dibuat untuk dapat digunakan oleh validator guna memvalidasi atau menilai kualitas produk yang dikembangkan peneliti. Instrumen validasi produk ini menggunakan skala likert 1 sampai 4. Berikut kuesioner validasi produk yang digunakan peneliti pada program tahunan:

65

Tabel 3.2. Kuesioner Program Tahunan

Aspek Komponen

PROGRAM TAHUNAN

1. Program tahunan memuat komponen identitas yang lengkap (kelas, satuan pendidikan, tahun pelajaran)

2. Program tahunan memuat komponen yang lengkap (tema, subtema, dan alokasi waktu) 3. Proporsi pembagian waktu setiap tema dan

subtema sesuai

4. Produk yang dikembangkan menggunakan kalimat sederhana dan efektif

5. Program Tahunan menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia)

Komponen-komponen yang terdapat pada validasi produk bagian program tahunan: (a) identitas program tahunan; (b) memuat tema, subtema, dan alokasi waktu; (c) pembagian waktu pada alokasi waktu disesuaikan dengan kalender akademik; (d) ketepatan kalimat yang digunakan pada program tahunan; (e) program tahunan menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Berikut kuesioner validasi produk yang digunakan peneliti pada program semester:

66

Tabel 3.3. Kuesioner Program Semester

Aspek Komponen

PROGRAM SEMESTER

1. Program semester memuat identitas yang lengkap (kelas, semester, satuan pendidikan, tahun pelajaran)

2. Program semester memuat komponen yang lengkap (tema, subtema, pembelajaran, bulan, dan alokasi waktu)

3. Materi pokok sesuai dengan Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), serta alokasi waktu yang digunakan proposional

4. Produk yang dikembangkan menggunakan kalimat sederhana dan efektif

5. Program semester menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia)

Komponen-komponen yang terdapat pada validasi produk bagian program semester: (a) identitas program semester; (b) memuat tema, subtema, pembelajaran, bulan, dan alokasi waktu; (c) Materi pokok berkaitan dengan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar dan alokasi waktu sesuai dengan kelender akademik; (d) ketepatan kalimat yang digunakan pada program semester; (e) program semester menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Berikut kuesioner validasi produk yang digunakan peneliti pada silabus:

67

Tabel 3.4. Kuesioner Silabus

Aspek Komponen

SILABUS

1. Silabus memuat identitas sekolah, Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), dan

tema/subtema

2. Silabus memuat materi pokok, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar

3. Komponen dalam silabus saling berkaitan 4. Produk yang dikembangkan menggunakan

kalimat sederhana dan efektif

5. Silabus menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia)

Komponen-komponen yang terdapat pada validasi produk bagian silabus: (a) identitas silabus; (b) memuat materi pokok, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar;

(c) komponen silabus saling berkaitan komponen satu dengan komponen lainnya; (d) ketepatan kalimat yang digunakan pada program semester; (e) program semester menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Berikut kuesioner validasi produk yang digunakan peneliti pada RPPH:

1. Identitas sudah mencakup komponen: satuan pendidikan (sekolah), kelas, semester, mata pelajaran atau tema pelajaran/subtema, alokasi waktu, dan waktu pelaksanaan

Perumusan Indikator

2. Indikator sudah sesuai dengan Kompetensi Dasar

3. Indikator sudah sesuai dengan pengembangan

68

Aspek Komponen

kemampuan berpikir tingkat tinggi pada indikator (C4-C6/HOTS)

4. Rumusan untuk aspek sikap sudah sesuai 5. Rumusan untuk aspek pengetahuan sudah

sesuai

6. Rumusan untuk aspek keterampilan sudah sesuai

Perumusan Tujuan Pembelajar

an

7. Tujuan pembelajaran sesuai dengan indicator 8. Perumusan tujuan pembelajaran menggunakan

aspek ABCD (Audience, Behaviour, Condition, dan Degree)

9. Tujuan pembelajaran menggambarkan aktivitas yang akan dilaksanakan

Model dan Metode Pembelajar

an

10. Model dan metode pembelajaran sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran

11. Model dan metode pembelajaran sudah sesuai dengan karakteristik materi pembelajaran 12. Model dan metode pembelajaran sudah sesuai

dengan pendekatan saintifik

13. Model dan metode pembelajaran sudah sesuai dengan langkah-langkah yang ditetapkan 14. Langkah-langkah pembelajaran disusun runtut

dengan model pembelajaran yang digunakan 15. Kegiatan pembelajaran dikembangkan dengan

menyajikan masalah yang kontekstual 16. Kegiatan pembelajaran mengorganisasikan

peserta didik untuk belajar

17. Kegiatan pembelajaran memandu peserta didik untuk melakukan penyelidikan secara mandiri atau berkelompok

18. Kegiatan pembelajaran memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan dan menyajikan hasil karya

19. Kegiatan pembelajaran memungkinkan peserta didik menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan masalah

20. Kegiatann pembelajaran membuat peserta didik menjadi aktif

21. Kegiatan pembelajaran mengembangkan kreativitas peserta didik

22. Kegiatan pembelajaran mengembangkan kemampuan berpikir kritis peserta didik 23. Kegiatan pembelajaran mengembangkan

kemampuan berkolaborasi peserta didik

69

Aspek Komponen

24. Kegiatan pembelajaran mengembangkan kemampuan berkomunikasi peserta didik

Skenario Pembelajar

an

25. Kegiatan pembelajaran memuat kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup

26. Setiap kegiatan dalam scenario pembelajaran sudah mendeskripsikan setiap tahap dalam pendekatan saintifik (mengamati, menanya, mencoba, menalar, mengkomunikasikan) 27. Setiap kegiatan dalam scenario pembelajaran

sudah mengembangkan keterampilan abad 21 (Communication, Collaboration, Critical thinking, Creative/4C

28. Skenario pembelajaran berpusat pada peserta didik

29. Skenario pembelajaran mengembangkan keaktifan peserta didik

30. Ketetapan pemilihan platform pada scenario pembelajaran

Sumber Belajar

31. Sumber belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran

32. Sumber belajar sesuai dengan materi pembelajaran

33. Sumber belajar sesuai dengan pendekatan pembelajaran

34. Sumber belajar sesuai dengan model pembelajaran

35. Sumber belajar variatif baik online maupun offline/cetak

36. Sumber belajar mengoptimalkan lingkungan sekitar

Materi Pembelajar

an

37. Materi pembelajaran sesuai dengan KD, indikator dan tujuan pembelajaran

38. Materi pembelajaran, dan susunan materi pembelajaran sudah lengkap

39. Materi pembelajaran sudah lengkap sesuai dengan muatan pelajaran

Media Pembelajar

an

40. Media pembelajaran berisi materi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan indikator yang akan dicapai

41. Media pembelajaran menunjang pembelajaran daring

42. Media pembelajaran mendorong siswa untuk berpikir kritis

43. Media pembelajaran menumbuhkan minat dan

70

Aspek Komponen

antusiasme peserta didik dalam mengikuti pembelajaran

Bahasa

44. Produk yang dikembangkan menggunakan kalimat sederhana dan efektif

45. RPPH menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia)

Komponen-komponen yang terdapat pada validasi produk bagian RPPH: (a) identitas mata pelajaran yang terdiri dari nama sekolah, kelas, semester, mata pelajaran atau tema pelajaran/subtema, alokasi waktu, dan waktu pelaksanaan; (b) perumusan indikator sudah sesuai dengan Kompetensi Dasar, indikator mencakup High Order Thinking Skill (HOTS), perumusan indikator mencakup aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan; (c) perumusan tujuan pembelajaran sesuai dengan indikator, mencakup ABCD (Audience, Behaviour, Condition, dan Degree), dan menggambarkan kegiatan yang hendak dilakukan siswa; (d) model dan metode pembelajaran sudah sesuai dengan komponen satu dengan komponen lainnya; (e) skenario pembelajaran sudan mencakup kegiatan awal, inti, dan penutup, setiap kegiatan menerapkan 5M yaitu mengamati, menanya, mencoba, mengkomunikasikan dan menalar, terdapat keterampilan abad-21 pada kegiatan pembelajaran, kegiatan belajar berpusat pada siswa, kegiatan belajar dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa, penggunaan platform pada kegiatan belajar dapat mendukung siswa berpikir kritis; (f) sumber belajar disesuaikan dengan tujuan, materi,

71

pendekatan dan model pembelajaran, serta berfariatif dan mengoptimalkan lingkungan sekitar siswa; (g) materi pembelajaran disesuaikan dengan Kompetensi Dasar, indikator dan tujuan pembelajaran, dan kelengkapan materi pembelajaran; (h) media pembelajaran dirancang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan indikator, media dapat digunakan pada pembelajaran daring, dan dapat mendorong siswa berpikir kritis; (i) bahasa yang digunkan yaitu bahasa Indonesia dengan ketentuan PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia) dan kalimat yang digunakan sederhana dan efektif.

F. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data kualitatif dan kuantitatif. Berikut penjelasan teknik analisis data yang digunakan peneliti:

1. Analisis Data Kualitatif

Data kualitatif dalam penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara dengan guru wali kelas III SD Negeri Condongcatur terkait dengan menganalisis kebutuhan mengenai perangkat pembelajaran daring menggunakan model pembelajaran inkuiri. Data ini dianalisis secara kualitatif dengan disimpulkan dan dimintakan konfirmasi kepada pihak yang terkait. Selain itu data kualitatif juga diperoleh dari kritik dan saran yang diberikan oleh pakar atau ahli yang telah memberikan validasi atau penilaian terhadap produk yang dikembangkan. Data ini dianalisis secara kualitatif untuk merevisi kekurangan pada produk.

72 2. Analisis Data Kuantitatif

Data kuantitatif diperoleh dari kuesioner yang sudah diisi oleh pakar atau ahli dan guru. Data tersebut kemudian diolah dan dianalisis dengan diubah menjadi data interval. Skala penilaian terhadap perangkat pembelajaran daring dengan model pembelajaran inkuiri yang dikembangkan menggunakan interval sangat baik (4), baik (3), kurang baik (2), sangat kurang baik (1). Validator memilih salah satu skor dengan cara memberikan tanda sentang (√) pada salah satu kolom yang telah disediakan. Hasil dari rerata total skor dari masing-masing komponen perangkat pembelajaran yang telah diperoleh kemudian dikonversikan menjadi data kualitatif menggunakan rumus sebagai berikut:

𝑺𝒌𝒐𝒓 𝒓𝒆𝒓𝒂𝒕𝒂 = 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒊𝒕𝒆𝒎 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒏𝒊𝒍𝒂𝒊 (𝟖𝟐)

Cara untuk memperoleh skor rerata penilaian setiap ahli adalah dengan menjumlahkan seluruh skor yang ada, kemudian dibagi dengan jumlah item yang dinilai. Skor rerata akhir hasil validasi produk oleh seluruh ahli dapat diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut:

𝑺𝒌𝒐𝒓 𝒓𝒆𝒓𝒂𝒕𝒂 𝒂𝒌𝒉𝒊𝒓 =𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒓𝒆𝒓𝒂𝒕𝒂 𝒊𝒏𝒔𝒕𝒓𝒖𝒎𝒆𝒏 𝒗𝒂𝒍𝒊𝒅𝒂𝒔𝒊 𝒑𝒓𝒐𝒅𝒖𝒌 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒂𝒉𝒍𝒊 𝒗𝒂𝒍𝒊𝒅𝒂𝒔𝒊 𝒑𝒓𝒐𝒅𝒖𝒌 (𝟒)

Skor rerata penilaian para ahli dan skor rerata akhir validasi produk dikonversikan kedalam bentuk data kualitatif berdasarkan

73

pendapat Widoyoko (2014: 144). Berikut tabel konversi skor berpedoman berdasarkan Widoyoko (2014: 144):

Tabel 3.6 Konversi Skor Skala Menurut Widoyoko (2014: 144)

Interval Skor Kategori

3,26 < X ≤ 4,00 Sangat baik

2,51 < X ≤ 3,25 Baik

1,76 < X ≤ 2,50 Kurang Baik 1,00 < X ≤ 1,75 Sangat kurang Baik

Berdasarkan klasifikasi skor skala menurut Widoyoko maka nilai yang diperoleh peneliti harus mencapai skor rerata 3,26 sampai dengan 4,00 agar mendapat kriteria sangat baik. Jika nilai yang diperoleh peneliti memperoleh skor rerata 1,00 sampai dengan 1,75, maka peneliti perlu melakukan perbaikan pada instrumen dan produk yang divalidasi.

74 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV ini membahas mengenai hasil penelitian pengembangan, dan pembahasan dari hasil penelitian pengembangan.

A. Hasil Penelitian Pengembangan

Peneliti melakukan pengembangan produk perangkat pembelajaran yang memuat empat komponen antara lain, program tahunan, program semester, silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH).

Perangkat pembelajaran yang dikembangkan untuk pembelajaran tematik kelas III sebagai respon atau solusi atas kebutuhan guru yang mengalami kesulitan dalam pelaksanaan pembelajaran.

1. Langkah-Langkah Penelitian Pengembangan

Penelitian ini menggunakan 5 dari 10 tahap pengembangan menurut Borg & Gall (Haryati, 2012) dan pelaksanaannya adalah sebagai berikut:

a. Potensi dan Masalah

Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian dan pengembangan ini adalah menggali potensi dan masalah. Peneliti pada tahap ini mengumpulkan informasi dengan menggali potensi dan permasalahan dengan guru sebagai seorang pendidik melalui wawancara secara langsung dengan guru kelas III SD Negeri Condongcatur pada tanggal 3 Desember 2020. Pada kegiatan

75

wawancara ini peneliti menemukan permasalahan dan kesulitan di kelas III tema 7 subtema 2. Kegiatan wawancara ini dilakukan untuk mengetahui permasalahan dan kesulitan yang dialami oleh guru maupun peserta didik saat proses pembelajaran. Hal ini yang menjadi dasar dikembangkannya produk perangkat pembelajaran yang dapat membantu dan menjadi referensi guru dalam proses pembelajaran.

Peneliti melakukan wawancara dengan memperhatikan kisi-kisi wawancara yang telah disusun. Adapun kisi-kisi-kisi-kisi wawancara yang telah dibuat memuat tiga indikator yang dijabarkan ke dalam lima belas pertanyaan. Indikator pertama memuat tentang kendala pembelajaran, indikator kedua membahas tentang model pembelajaran inkuiri, indikator ketiga membahas tentang pembelajaran abad ke 21. Indikator dan kisi-kisi pertanyaan dibuat dengan tujuan, supaya dalam melakukan wawancara pertanyaan peneliti lebih tertata dan sistematis. Berikut ini kisi-isi pertanyaan yang telah peneliti rancang:

76

Gambar 4.1 kisi-kisi wawancara

Wawancara yang dilakukan peneliti mendapat hasil bahwa peserta didik kesulitan dalam pembelajaran tema 7 Perkembangan Teknologi, subtema 2 Perangkat Teknologi Produksi Sandang. Pada tema ini, guru menjelaskan bahwa anak belum sepenuhnya dapat memahami materi yang disampaikan karena kurangnya kegiatan menarik pada saat pembelajaran berlangsung. Anak akan lebih mudah memahami materi apabila dalam proses pembelajaran

77

terdapat kegiatan yang menarik. Guru menjelaskan bahwa salah satu pemicu kegiatan belajar tidak menarik karena keterbatasan pemahaman akan pembelajaran daring membuat guru kurang optimal dalam menyampaikan materi. Saat ini guru sedang membutuhkan seperangkat pembelajaran yang dapat membantu proses pengajaran di masa pandemi korona. Guru menjelaskan keterbatasan buku panduan pembelajaran daring dengan model pembelajaran inkuiri yang dimiliki sehingga guru kesulitan dalam menciptakan kegiatan pembelajaran yang memicu anak untuk berpikir kritis. Guru juga menjelaskan bahwa baik RPP, media maupun soal-soal yang dibutuhkan dapat membuat anak didiknya lebih tertarik dan memahami lagi pembelajaran yang disampaikan.

b. Pengumpulan Data

Dari hasil wawancara yang didapatkan pada 15 butir pertanyaan tersebut, terdapat 12 butir pertanyaan yang mendukung untuk merancang produk perangkat pembelajaran daring yang dikembangkan peneliti. Berikut rangkuman ke 12 butir pertanyaan hasil wawancara dengan guru SD Negeri Condongcatur:

Pertanyaan pertama yaitu, apakah Bapak pernah mengembangkan RPPH daring pada materi pokok tema 7 subtema 2? Narasumber belum pernah mengembangkan RPPH daring pada materi pembelajaran tema 7 Perkembangan Teknologi subtema 2 Perangkat Teknologi Produksi Sandang.

78

Pertanyaan kedua yaitu, kesulitan apa sajakah yang dihadapi dalam upaya pengembangan RPPH pada materi pembelajaran tema 7 subtema 2 di sekolah Bapak? Narasumber mengalami kesulitan menemukan media pembelajaran dan kegiatan menarik yang sesuai dengan materi pembelajaran.

Pertanyaan ketiga yaitu, bagaimana cara Bapak untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut? Narasumber mengatasi kesulitan tersebut dengan mencari buku panduan dan referensi lainnya untuk menemukan kegiatan belajar dan media yang menarik.

Pertanyaan keempat yaitu, apakah Bapak pernah menyusun RPPH menggunakan model pembelajaran inkuiri? Narasumber sudah pernah menggunakan model pembelajaran inkuiri pada beberapa materi pembelajaran lainnya.

Pertanyaan kelima yaitu, apakah Bapak pernah mengikuti pelatihan pengembangan RPPH dengan model pembelajaran inkuiri?

Narasumber sudah pernah mengikuti pelatihan pengembangan RPPH dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri.

Pertanyaan keenam yaitu, sejauh mana pemahaman Bapak dalam pengembangan RPPH dan model pembelajaran inkuiri?

Sejauh ini pemahaman narasumber akan pengembangan RPPH dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri hanya sebatas belajar di dalam kelompok.

79

Pertanyaan ketujuh yaitu, apakah Bapak memahami langkah-langkah model pembelajaran inkuiri? Narasumber tidak sepenuhnya memahami langkah-langkah pembelajaran inkuiri karena sudah lama tidak menggunakan model pembelajaran inkuiri.

Pertanyaan kedelapan yaitu, kesulitan apa saja yang dihadapi oleh Bapak dalam menggunakan model pembelajaran inkuiri?

Narasumber menjawab bahwa kesulitan yang dialami yaitu mencari kegiatan yang dapat meningkatkan berpikir kritis siswa.

Pertanyaan kesembilan yaitu, sejauh mana pemahaman Bapak terhadap pengertian dari indikator kemampuan Critical thinking? Narasumber mengatakan indikator untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis yaitu dengan indikator High Order Thinking Skill (HOTS).

Pertanyaan kesepuluh yaitu, apakah dalam pembuatan RPPH Bapak sudah merumuskan indikator dan tujuan terkait dengan

Pertanyaan kesepuluh yaitu, apakah dalam pembuatan RPPH Bapak sudah merumuskan indikator dan tujuan terkait dengan