• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Pembelajaran Search, Solve, Create, and Share (SSCS) .1 Pengertian Model Pembelajaran SSCS

Kelas X MAN Yogyakarta I pada Materi Alat-Alat Optik. Penelitian tersebut memperoleh kesimpulan bahwa model pembelajaran SSCS efektif untuk

2.1 Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan

2.1.3 Model Pembelajaran Search, Solve, Create, and Share (SSCS) .1 Pengertian Model Pembelajaran SSCS

Sebelum memberikan LKPD kepada peserta didik, perlu dilakukan pengecekan kembali terhadap LKPD yang telah dikembangkan tersebut. Ada empat variabel yang harus dicermati sebelum LKPD dapat dibagikan ke peserta didik. Keempat variabel itu adalah sebagai berikut :

1) Kesesuaian desain dengan tujuan pembelajaran yang berangkat dari kompetensi dasar. Pastikan bahwa desain yang ditentukan dapat mengakomodasi tujuan pembelajaran.

2) Kesesuaian materi dan tujuan pembelajaran.

3) Kesesuaian elemen atau unsur dengan tujuan pembelajaran.

4) Kejelasan penyampaian. Pastikan apakah LKPD mudah dibaca dan tersedia cukup ruang untuk mengerjakan tugas yang diminta.

2.1.3 Model Pembelajaran Search, Solve, Create, and Share (SSCS)

Pendapat yang sama diungkap oleh Andayu, dkk (2018:4) yang menyatakan bahwa modelpembelajaran Search, Solve, Create, and Share (SSCS) merupakan model pembelajaran yang berorientasi pada pemecahan masalah (problem solving). Model pembelajaran SSCS memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengeksplorasi ide secara mandiri, merumuskan masalah, mengharuskan peserta didik mampu menuliskan solusi dan langkah-langkah penyelesaian sistematis serta mengharuskan peserta didik untuk aktif berdiskusi selama proses pembelajaran.

Menurut Pizzini (1991) dalam Noviyanti, dkk (2020:9) menyatakan bahwa model pembelajaran SSCS merupakan sebuah model pembelajaran pemecahan masalah dimana adanya kegiatan mengidentifikasi dan mencari solusi sebuah masalah, sehingga pembelajaran terasa bermakna bagi peserta didik. Model pembelajaran SSCS melibatkan peserta didik secara aktif dalam pembelajaran karena model ini memfasilitasi peserta didik dalam mencari, menemukan dan membangun pengetahuannya untuk menyelesaikan permasalahan dan memberikan kesempatan peserta didik untuk menggali informasi (Andayu, dkk., 2018:7).

Lukitasari dan Winarti (2016: 19) mengemukakan bahwa model pembelajaran Search, Solve, Create, and Share (SSCS) adalah model pembelajaran yang menggunakan pendekatan pemecahan masalah dan dirancang untuk mengembangkan dan menerapkan konsep ilmu-ilmu pengetahuan dan keterampilan berpikir kritis. Sehingga siswa dapat terlatih untuk berpikir kritis dengan menggunakan model pembelajaran SSCS.

Jadi dari pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran SSCS merupankan model pembelajaran pemecahan masalah matematika yang berpusat pada siswa (student center), di mana siswa dituntut aktif dalam memecahkan suatu permasalah, mulai dari pengidentifikasian masalah (search), merencanakan penyelesaian masalah (solve), menciptakan/melaksanakan penyelesaian masalah (create), hingga mensosialisasikan penyelesaian masalah yang telah didapatkan siswa (share). Sehingga dengan pembelajaran SSCS ini diharapkan dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa.

2.1.3.2 Peranan Guru dalam Model Pembelajaran SSCS

Ramson (2010:20) menjelaskan peran guru dalam model pembelajaran SSCS yaitu memfasilitasi pengalaman untuk menambah pengetahuan peserta didik. Peranan guru dalam setiap fase adalah seperti pada tabel 2.1 berikut.

Tabel 2.1 Peranan Guru dalam Model Pembelajaran SSCS

Fase Peranan Guru

Search (menyelidiki masalah)

1. Menciptakan situasi yang dapat mempermudah muculnya pertanyaan.

2. Menciptakan dan mengarahkan kegiatan.

3. Membantu dalam pengelompokan dan penjelasan permasalahan yang muncul.

Solve

(merencanakan pemecahan masalah

1. Menciptakan situasi yang menantang bagi peserta didik untuk berpikir.

2. Membantu peserta didik mengaitkan pengalaman yang sedang dikembangkan dengan ide, pendapat atau gagasan peserta didik tersebut.

3. Memfasilitasi peserta didik dalam hal memperoleh informasi dan data.

Create (mengontruksi pemecahan masalah)

1. Mendiskusikan kemungkinan penetapan audien atau audiensi.

2. Menyediakan ketentuan dalam analisis data dan teknik penanyangannya.

3. Menyedaiakan ketentuan dalam menyiapkan presentasi.

Share

(mengkomunika sikan

penyelesaian yang

diperolehnya)

1. Menciptakan terjadinya interaksi antara kelompok/diskusi kelas.

2. Membantu mengembangkan metode atau cara-cara dalam mengevaluasi hasil penemuan studi selama presentasi, baik secara lisan maupun tulisan.

Sumber: Ramson ( 2010:20)

Model pemecahan masalah SSCS memberikan sebuah kerangka kerja yang dibuat untuk memperluas keterampilan dalam penggunaan pada konsep ilmu

pengetahuan, model ini membantu guru berpikir kreatif untuk menciptakan peserta didik mampu berpikir secara kritis. Peranan guru pada pemecahan masalah model SSCS adalah memfasilitasi pengalaman untuk menambah pengetahuan peserta didik.

2.1.3.3 Peranan peserta didik dalam model Pembelajaran SSCS

Model pembelajaran SSCS adalah model pembelajaran yang disetiap fase nya melibatkan peserta didik dan dapat memfasilitasi terjadinya latihan berpikir peserta didik dalam pelajaran karena fase search menyangkut ide-ide lain yang mempermudah dan mengidentifikasi sehingga mengembangkan pertanyaan-pertanyaan yang dapat diselidiki. Secara rinci Irwan (2011:5) memaparkan kegiatan yang dilakuan peserta didik pada model pembelajaran SSCS terdapat pada tabel 2.2 di bawah ini.

Tabel 2.2 Peranan Peserta Didik dalam Model Pembelajaran SSCS

Fase Kegiatan yang dilakukan

Search 1. Memahami soal atau kondisi yang diberikan kepada siswa, yang berupa apa yang diketahui, apa yang tidak diketahui, apa yang ditanyakan.

2. Melakukan observasi dan investigasi terhadap kondisi tersebut.

3. Membuat pertanyaan-pertanyaan kecil.

4. Menganalisis informasi yang ada sehingga terbentuk sekumpulan ide.

Solve 1. Menghasilkan dan melaksanakan rencana untuk mencari solusi.

2. Mengembangkan pemikiran kritis dan keterampilan kreatif, membentuk hipotesis yang dalam hal ini berupa dugaan jawaban.

3. Memilih metode untuk memecahkan masalah.

4. Mengumpulkan data dan menganalisis.

Create 1. Menciptakan produk yang berupa solusi masalah berdasarkan dugaan yang telah dipilih pada fase sebelumnya.

2. Menguji dugaan yang dibuat apakah benar atau salah.

3. Menampilkan hasil yang sekreatif mungkin dan jika perlu siswa dapat menggunakan grafik, poster atau model

Share 1. Berkomunikasi dengan guru dan teman sekelompok dan kelompok lain atas temuan, solusi masalah. Siswa dapat menggunakan media rekaman, video, poster, dan laporan.

2. Mengartikulasikan pemikiran mereka, menerima umpan balik dan mengevaluasi solusi.

Sumber: Pizzini, Abel dan Shepardson (1988) dalam Irwan (2011:5)

2.1.3.4 Keunggulan dan Kekurangan Model Pembelajaran SSCS

Keunggulan model pembelajaran SSCS dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah (problem solving) menurut Hakim (2020:16) yaitu seperti pada tabel 2.3 di bawah ini:

Tabel 2.3 Keunggulan Model Pembelajaran SSCS

Bagi guru Bagi peserta didik

1) Dapat melayani minat siswa yang lebih luas.

2) Dapat melibatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi dalam pembelajaran.

3) Melibatkan semua siswa secara aktif dalam proses pembelajaran.

4) Meningkatkan pemahaman antara sains teknologi dan masyarakat dengan memfokuskan pada masalah-masalah real dalam kehidupan sehari-hari.

1) Kesempatan untuk memperoleh pengalaman langsung pada proses pemecahan masalah.

2) Mengembangkan metode ilmiah dengan menggunakan peralatan laboratorium atau alat sederhana melalui eksperimen.

3) Menggunakan keterampilan berpikir tingkat tinggi.

4) Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanggung jawab terhadap proses pembelajarannya.

5) Menetapkan pengetahuan tentang grafik, pengolahan data, dan dapat menyampaikan ide/gagasan dalam bahasa yang baik.

6) Bekerja sama dengan orang lain.

Sumber: Hakim (2020:16)

Adapun kekurangan dari model SSCS adalah memerlukan pemahaman konsep yang lebih dan berpikir tingkat tinggi ketika dalam pembelajaran pada fase solve, siswa diharapkan memahami masalah atau pertanyaan yang mereka peroleh untuk dipecahkan. Sedangkan pada fase create siswa mencari solusinya dengan cara eksperimen yang mereka rancang sendiri. Namun pada saat fase ini peranan dan perhatian guru sangat diperlukan agar siswa dapat melaksanakan eksperimen dengan baik (Hakim, 2020:16).

2.1.3.5 Tahapan Model Pembelajaran SSCS

Model pembelajarn Search, Solve, Create, and Share (SSCS) terdiri dari empat tahapan, di mana pada setiap tahapan dari model pembelajaran SSCS membuat peserta didik menjadi aktif dalam pembelajaran. Sebagaimana yang

dipaparkan secara rinci oleh Chen (2013:76-77) dalam tulisannnya yang berjudul

“Applying Problem-Based Learning Model and Creative Design to Conic-Sections Teaching” bahwa tahapan model pembelajarn Search, Solve, Create, and Share (SSCS) seperti pada tabel 2.4 berikut.

Tabel 2.4 Tahapan model pembelajaran SSCS

Phase Content

Search Peserta didik dituntut berpikir untuk mengidentifikasi masalah, membuat daftar ide-ide untuk kegiatan eksplorasi, merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan dan fokus pada investigasi.

Solve Peserta didik melaksanakan rencana (yang diperoleh dari tahap search) untuk mencari solusi, membentuk bentuk hipotesis, memilih metode untuk memecahkan masalah, mengumpulkan data dan menganalisisnya.

Create Peserta didik membuat produk dalam skala kecil dan menyajikan data hasil pengamatan sebagai solusi dari masalah seperti dokumentasi, grafik, atau poster.

Share Peserta didik mengkomunikasikan temuannya, solusi, dan kesimpulan dengan pendidik dan peserta didik lainnya, menerima umpan balik dan mengevaluasi solusi.

Sumber (Chen, 2017:76-77)

2.1.4 Kemampuan Berpikir Kritis Matematis