• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tahap Implementasi (Implementation)

Kelas X MAN Yogyakarta I pada Materi Alat-Alat Optik. Penelitian tersebut memperoleh kesimpulan bahwa model pembelajaran SSCS efektif untuk

3. Uji Coba Kelompok Besar (field tryout)

4.1 Hasil Pengembangan

4.1.4 Tahap Implementasi (Implementation)

Untuk melihat kepraktisan LKPD berbasis model pembelajaran SSCS dapat diperoleh melalui rata-rata dari hasil angket respon guru pada uji coba perorangan dan angket respon siswa pada uji coba kelompok kecil dengan hasil seperti pada tabel 4.4 berikut.

Tabel 4.4 Data Hasil Angket Respon Guru dan Angket Respon Siswa

No Hasil Angket Respon ( )

1 Hasil Angket Respon Guru

2 Hasil Angket Respon Siswa

Rata-rata

Kategori Sangat Praktis

Berdasarkan tabel 4.4 bahwa kepraktisan LKPD Berbasis model pembelajaran Search, Solve, Create, and Share (SSCS) untuk mendukung kemampuan berpikir kritis matematis yaitu sebesar dinyatakan sangat praktis. Hal ini dibuktikan dengan nilai rat-rata hasil penilaian angket respon guru dan siswa berada dalam rentang yang berada pada kategori sangat praktis.

pada pertemuan ke-tiga dilakukan tes kemampuan berpikir kritis matematis siswa.

Jadi total pertemuan pada tahap implementasi adalah 3 kali pertemuan di mana 1 kali pertemuan terdiri atas 2 jam pelajaran. Sebelum melakukan proses pembelajaran peneliti menyiapkan perangkat pembelajaran berupa rencana pelaksanaan pembelajaran dari pertemuan satu sampai pertemuan dua yang diperlihatkan kepada guru matematika. Setelah guru matematika menyetujui rencana pelaksanaan pembelajaran tersebut maka selanjutnya peneliti melakukan kegiatan pembelajaran di kelas X AK 1. Adapun langkah-langkah kegiatan pembelajaran di kelas X AK 1 yaitu sebagai berikut.

1) Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama berlangsung pada hari Kamis, 15 September 2022 dengan durasi 2 kali 35 menit dengan bahasan materi tentang menyelesaikan SPLDV dengan metode grafik dan metode eliminasi. pada pertemuan ini, peneliti berperan sebagai pendidik atau tutor dan peneliti juga ditemani oleh seorang observer yang berada pada posisi yang tidak mengganggu pembelajaran tetapi dapat memantau setiap kegiatan yang dilakukan guru dan siswa. Jumlah siswa yang hadir pada pertemuan ini adalah 27 orang dengan banyak siswa laki-laki ialah 4 dan siswi perempuan ialah 23.

Kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama mengikuti langkah-langkah pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yaitu, guru memulai pembelajaran dengan dengan mengucapkan salam, menanyakan kabar, kemudian mengecek kehadiran siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu siswa dapat menyelesaikan SPLDV dengan metode grafik dan metode eliminasi. Selanjtunya guru memotivasi siswa dengan menyampaikan bahwa dengan mempelajari

metode grafik dan eliminasi siswa dapat menyelesaikan berbagai permasalahan sehari-hari terkait dengan SPLDV dengan menggunakan metode grafik dan eliminasi. Sebelum memasuki materi guru memberikan apersepsi pada siswa dengan memberikan pertanyaan yang terkait dengan SPLDV yaitu pertanyaan 1,

“Siapa yang masih ingat apa itu SPLDV dan berikan contohnya?” Salah satu siswa dengan inisial DZC menjawab pengertian SPLDV yaitu sebuah sistem yang terdiri dari dua persamaan linear dua variabel contoh SPLDV nya yaitu 2 + 3 = 8 dan + = 5. Pertanyaan 2, siapakah yang dapat membuat model matematika dari permasalahan berikut ini, “Jumlah umur Andi dan umur Rina adalah 50 tahun, sedangkan selisih umur mereka adalah 4 tahun?”. Siswa dengan inisial RI menjawab, “Misal umur Andi = x, umur Rina = y, maka model matematika nya adalah x + y = 50 dan x – y =4”. Kemudian guru meluruskan pendapat kedua siswa dan memberikan apresiasi kepada mereka yang telah berani menyampaikan pendapatnya.

Selanjutnya pada kegiatan inti, peneliti sebagai guru mengikuti langkah-langkah atau tahapan model pembelajaran SSCS yang telah dirancang pada RRP.

Sebelum memasuki materi guru membagi siswa menjadi 7 kelompok dengan anggota yang heterogen yang terdiri dari 3-4 orang siswa pada tiap kelompok dengan anggota yang pas sehingga tidak terjadi hambatan dalam pembentukan kelompok. Kemudian guru memberikan LKPD berbasis model pembelajaran SSCS kepada masing-masing kelompok yang sudah terbentuk.

Pada tahap search, guru meminta siswa untuk membuka LKPD pada halaman 15 Kegiatan 1 (menyelesaikan SPLDV dengan metode grafik) dan pada halaman 24 Kegiatan 2 (menyelesaikan SPLDV dengan metode eliminasi), siswa

pun mengikuti arahan tersebut. Setelah siswa membuka LKPD, guru meminta setiap kelompok untuk melihat, mengamati serta membaca permasalahan kontekstual yang ada dalam LKPD mengenai tinggi tiga menara (halaman 15) dan mengenai bahan persediaan untuk membatik (halaman 24). Setiap kelompok terlihat aktif dalam diskusi, ada beberapa siswa yang menerka jawaban dari soal dan beberapa siswa lainnya bertanya bagaimana cara menyelesaikan permasalahan yang ada pada LKPD.

Pada tahap solve, guru meminta siswa memahami dan merencanakan solusi yang tepat untuk menjawab pertanyaan pada permasalahan kegiatan 1 dan kegiatan 2. Guru membimbing siswa belajar dengan berdiskusi secara berkelompok mengerjakan LKPD dan diperbolehkan melihat sumber lain seperti buku teks. Kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan pertanyaan terkait penyelesaian permasalahan kontekstual pada kegiatan 1 dan kegiatan 2 yang belum dipahami. Siswa pada masing-masing kelompok bertanya mengenai materi yang dipelajari diantaranya siswa berinisial JV. Siswa JV bertanya, “Apa SPLDV yang bisa dibentuk dari permasalahan 2?”

Guru menjawab pertanyaan siswa bahwa pada permasalahan kedua dapat dibentuk suatu sistem persamaan linear dua variabel yang pernyataanya yaitu harga 1 buah naptol ditambah dengan harga 2 buah lilin/malam adalah Rp104.000, dimana variabel yang pertama yaitu harga 1 buah naptol dilambagkan dengan x dan harga 1 buah lilin/malam dilambangkan dengan y sehingga dapat kita bentuk PLDV nya yaitu x + 2y = 104.000 dan pada pernyataan kedua siswa yang melanjutkan pengisian LKPD. Selanjutnya guru menjelaskan sedikit mengenai cara penyelesaian masalah dengan metode grafik yaitu siswa harus menggambar grafik

dari PLDV yang telah diperoleh kemudian menentukan titik potong dan menafsirkan kembali titik potong yang diperoleh ke dalam dunia nyata dan cara penyelesaian masalah dengan metode eliminasi yaitu siswa mengelimiasi salah satu variabel dari kedua persamaan untuk memperoleh nilai variabel yang lain kemudian menafsirkan kembali nilai variabel yang diperoleh ke dalam dunia nyata. Selanjutnya guru mengarahkan siswa mengisi LKPD yang telah diberikan dengan mengikuti langkah-langkah yang ada pada LKPD sesuai dengan indikator kemampuan berpikir kritis matematis.

Pada tahap create, siswa diminta menuliskan jawaban pada kolom jawaban yang sudah disediakan, di mana pada tahap penyelesaian siswa mengisi atau melengkapi bagian-bagian kosong dari kegiatan 1 dan kegiatan 2 tersebut. Setelah selesai mengisi jawaban pada kegiatan 1 dan kegiatan 2, siswa diminta untuk mengerjakan soal diskusi pada halaman 18 (menyelesaikan SPLDV dengan metode grafik) dan halaman 24 (menyelesaikan SPLDV dengan metode eliminasi). Guru meminta siswa untuk membaca, mengamati dan merencanakan solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah kontekstual yang ada pada soal diskusi kegiatan 1 dan soal diskusi kegiatan 2. Guru menyampaikan kepada siswa bahwa penyelesaian soal diskusi ini tahapannya sama dengan contoh permasalahan pada kegiatan 1 dan kegiatan 2. Kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan pertanyaan terkait penyelesaian permasalahan kontekstual pada soal diskusi kegiatan 1 yaitu tentang Mushaf Qur‟an Melayu jambi dan pada soal diskusi kegiatan 2 yaitu usia Buli-buli dan Piring Kuno pada Museum Siginjai yang telah dibaca oleh siswa. Pada saat penyelesaian permasalahan soal diskusi kegiatan 1 dan 2 terdapat siswa berinisial

NC, RI, dan ZDF yang bertanya cara menentukan kemungkinan dari penyelesain soal sehingga diperoleh jawaban yang tepat dan benar. Maka guru memberikan penjelasan dengan menggunakan penalaran serta argumentasi maka soal tersebut dan dipecahkan dan siswa diarahkan untuk mencoba dan menyelesaikan kemungkinan yang ada sehingga dari semua kemungkinan akan diperoleh jawaban yang benar.

Pada tahap share, ketika diskusi selesai guru meminta perwakilan kelompok maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil diskusinya, salah satu siswa perwakilan kelompok dengan inisial KF maju ke depan kelas mempresentasikan hasil diskusi kelompok dan kelompok lain menanggapi hasil diskusi tersebut dan guru mengarahkan siswa pada jawaban yang benar. Pada kegiatan penutup untuk mengetahui pemahaman siswa guru memberikan soal umpan balik kepada siswa dengan pertanyaan tentukan nilai x dan y dari sitem persamaan berikut: 2x + 2y = 100 dan x – y = 10. Dengan menggunakan metode grafik dan eliminasi siswa dapat menentukan nilai x dan y berturut-turut adalah 30 dan 20.

Kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyimpulkan pembelajaran pada pertemuan pertama, akan tetapi siswa masih malu-malu dalam menyampaikan pendapatnya dan waktu pembelajaran juga telah habis akhirnya guru yang menyimpulkan pembelajaran pada pertemuan pertama mengenai metode grafik dan eliminasi yang secara umum disimpulkan bahwa cara penyelesaian SPLDV dengan metode grafik dilakukan dengan menggambar grafik persamaan, kemudian menentukan titik potong selanjutnya menafsrikan titik potong yang telah diperoleh menjadi suatu himpunan penyelesaian dan cara

penyelesaian SPLDV dengan metode eliminasi dilakukan dengan mengeliminasi salah satu variabel untuk memperoleh nilai variabel yang lain kemudian menafsirkan kembali nilai variabel yang telah diperoleh menjadi suatu himpunan penyelesaian. Guru juga menyampaikan materi yang akan dipelajari selanjutnya yaitu menyelesaiakan SPLDV dengan metode substitusi dan gabungan (eliminasi dan substitusi) dan guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam.

Adapun lembar observasi aktivitas siswa pada pertemuan pertama dapat dilihat pada Lampiran 13 dan analisis hasil lembar observasi aktivitas siswa pada pertemuan pertama diperoleh skor . Lengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 16.

2) Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua berlangsung pada hari Senin, 19 September 2022 dengan durasi 2 kali 35 menit dengan bahasan materi tentang menyelesaikan SPLDV dengan metode substitusi dan metode gabungan (eliminasi dan substitusi). Pada pertemuan ini peneliti berperan sebagai pendidik atau tutor dan peneliti juga ditemani oleh seorang observer yang berada pada posisi yang tidak mengganggu pembelajaran tetapi dapat memantau setiap kegiatan yang dilakukan guru dan peserta didik. Jumlah siswa yang hadir pada pertemuan ini ialah 32 orang dengan banyak siswa laki-laki ialah 5 dan siswi perempuan ialah 27.

Kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua mengikuti langkah-langkah pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yaitu, guru memulai pembelajaran dengan dengan menyiapkan kelas dengan berdo‟a bersama dan mengucapkan salam, menanyakan kabar, kemudian mengecek kehadiran siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu siswa dapat menyelesaikan SPLDV

dengan metode substitusi dan metode gabungan (eliminasi dan substitusi).

Selanjutnya guru memotivasi siswa dengan menyampaikan bahwa dengan mempelajari metode substitusi dan gabungan siswa dapat menyelesaikan berbagai permasalahan sehari-hari terkait dengan SPLDV dengan menggunakan metode substitusi dan gabungan. Sebelum memasuki materi guru memberikan apersepsi pada siswa dengan memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai SPLDV yaitu siapa yang masih ingat bagaimana penyelesaian SPLDV dengan metode grafik dan metode eliminasi? Siswa dengan inisial RKR menjawab penyelesaian SPLDV dengan metode grafik dilakukan dengan menggambar grafik persamaan, kemudian menentukan titik potong selanjutnya menafsrikan titik potong yang telah diperoleh menjadi suatu himpunan penyelesaian. Dan siswa dengan inisial LK menjawab cara penyelesaian SPLDV dengan metode eliminasi dilakukan dengan mengisolasi atau mengeliminasi salah satu variabel untuk memperoleh nilai variabel yang lain kemudian menafsirkan kembali nilai variabel yang telah diperoleh menjadi suatu himpunan penyelesaian. Kemudian guru memberikan apresiasi kepada kedua siswa yang telah berani menyampaikan pendapatnya.

Selanjutnya pada kegiatan inti, peneliti sebagai guru mengikuti langkah-langkah atau tahapan model pembelajaran SSCS yang telah dirancang pada RRP.

Sebelum memasuki materi guru membagi siswa menjadi 8 kelompok dengan anggota yang heterogen yang terdiri dari 4 orang siswa pada tiap kelompok dengan anggota yang pas sehingga tidak terjadi hambatan dalam pembentukan kelompok. Kemudian guru memberikan LKPD berbasis model pembelajaran SSCS kepada masing-masing kelompok yang sudah terbentuk.

Pada tahap search, guru meminta siswa untuk membuka LKPD pada halaman 28 Kegiatan 3 (menyelesaikan SPLDV dengan metode substitusi) dan pada halaman 34 Kegiatan 4 (menyelesaikan SPLDV dengan metode gabungan), siswa pun mengikuti arahan tersebut. Setelah siswa membuka LKPD, guru meminta setiap kelompok untuk melihat, mengamati serta membaca permasalahan kontekstual yang ada dalam LKPD mengenai harga tiket perahu Danau Sipin (halaman 28) dan mengenai jenis motif Batik Kreasi Jambi (halaman 34). Pada tahap ini, siswa terlihat antusias dalam mengamati permasalah yang ada pada LKPD.

Pada tahap solve, guru meminta siswa memahami dan merencanakan solusi yang tepat untuk menjawab pertanyaan pada permasalahan kegiatan 3 dan kegiatan 4. Guru membimbing siswa belajar dengan berdiskusi secara berkelompok mengerjakan LKPD dan diperbolehkan melihat sumber lain seperti buku teks. Kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan pertanyaan terkait penyelesaian permasalahan kontekstual pada kegiatan 3 dan kegiatan 4 yang belum dipahami. Siswa pada masing-masing kelompok bertanya mengenai materi yang dipelajari diantaranya siswa berinisial AZ. Siswa AZ bertanya, “Apa SPLDV yang bisa dibentuk dari permasalahan 3?”

Guru menjawab pertanyaan siswa bahwa pada permasalahan ketiga dapat dibentuk suatu sistem persamaan linear dua variabel dari pernyataan pada pemasalahan 3 yaitu keluarga pak Slamet terdiri dari pak Slamet, ibu Lusi dan dua orang anaknya membayar Rp62.000 untuk naik perahu, dimana variabel yang pertama yaitu harga 1 tiket orang dewasa dilambagkan dengan x dan harga 1 tiket anak-anak dilambangkan dengan y sehingga dapat kita bentuk SPLDV yaitu 2x +

2y = 62.000 dan pada pernyataan kedua siswa yang melanjutkan pengisian LKPD.

Selanjutnya guru menjelaskan sedikit mengenai cara penyelesaian masalah yang diberikan dengan metode substitusi yaitu siswa mengisolasi salah satu persamaan yang selanjutnya dapat disubstitusikan ke persamaan yang lain untuk memperoleh nilai variabel yang dicari kemudian menafsirkan kembali nilai variabel yang diperoleh ke dalam dunia nyata dan cara penyelesaian masalah yang diberikan dengan metode gabungan yaitu siswa mengelimiasi salah satu variabel dari kedua persamaan untuk memperoleh nilai variabel yang lain kemudian mensubstitusikan variabel yang telah diperoleh ke salah satu persamaan. Selanjutnya guru mengarahkan siswa mengisi LKPD yang telah diberikan dengan mengikuti langkah-langkah yang ada pada LKPD sesuai dengan indikator kemampuan berpikir kritis matematis.

Pada tahap create, siswa diminta menuliskan jawaban pada kolom jawaban yang sudah disediakan, di mana pada tahap penyelesaian siswa mengisi atau melengkapi bagian-bagian kosong dari kegiatan 3 dan kegiatan 4 tersebut. Setelah selesai mengisi jawaban pada kegiatan 3 dan kegiatan 4, siswa diminta untuk mengerjakan soal diskusi pada halaman 30 (menyelesaikan SPLDV dengan metode substitusi) dan halaman 36 (menyelesaikan SPLDV dengan metode gabungan). Guru meminta siswa untuk membaca, mengamati dan merencanakan solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah kontekstual yang ada pada soal diskusi kegiatan 3 dan soal diskusi kegiatan 4. Guru menyampaikan kepada siswa bahwa penyelesaian soal diskusi ini tahapannya sama dengan contoh permasalahan pada kegiatan 3 dan kegiatan 4. Kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan pertanyaan terkait penyelesaian

permasalahan kontekstual pada soal diskusi kegiatan 3 yaitu tentang harga tiket pertandingan sepak bola dan pada soal diskusi kegiatan 4 yaitu tentang harga per potong kain batik motif Pohon Karet dan Lebah Madu setelah didiskon yang telah dibaca oleh siswa. Pada saat penyelesaian permasalahan soal diskusi kegiatan 3 dan 4 terdapat siswa berinisial RIF, KN, dan RSK yang bertanya cara menentukan kemungkinan dari penyelesain soal sehingga diperoleh jawaban yang tepat dan benar. Maka guru memberikan penjelasan dengan menggunakan penalaran serta argumentasi maka soal tersebut dan dipecahkan dan siswa harus terus mencoba dan menyelesaikan kemungkinan yang ada sehingga dari semua kemungkinan akan diperoleh jawaban yang benar.

Pada tahap share, ketika diskusi selesai guru meminta perwakilan kelompok maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil diskusinya, salah satu siswa dengan inisaial SH maju mempresentasikan hasil diskusi kelompok dan kelompok lain menanggapi hasil diskusi tersebut dan guru mengarahkan siswa pada jawaban yang benar. Pada kegiatan penutup untuk mengetahui pemahaman siswa guru memberikan soal umpan balik kepada siswa dengan pertanyaan tentukan nilai x dan y dari sitem persamaan berikut: 2x + 3y = 12 dan x + 3y = 9 . Dengan menggunakan metode substitusi dan gabungan (eliminasi dan substitusi) siswa dapat menentukan nilai x dan y berturut-turut adalah 3 dan 2.

Kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyimpulkan pembelajaran pada pertemuan kedua, salah satu siswa dengan inisial RKR menyampaikan pendapatnya tentang kesimpulan pembelajaran pada pertemuan kedua mengenai metode substitusi dan gabungan yang secara umum disimpulkan bahwa cara penyelesaian SPLDV dengan metode substitusi

dilakukan dengan mengisolasi salah satu persamaan yang selanjutnya dapat disubstitusikan ke persamaan yang lain untuk memperoleh nilai variabel yang dicari kemudian menafsirkan kembali nilai variabel yang diperoleh ke dalam dunia nyata dan cara penyelesaian SPLDV dengan metode gabungan (eliminasi dan subsitui) dilakukan dengan mengelimiasi salah satu variabel dari kedua persamaan untuk memperoleh nilai variabel yang pertama kemudian mensubstitusikan variabel yang telah diperoleh ke salah satu persamaan untuk memperoleh variabel yang lain. Guru memberikan PR pada halaman 38-39 nomor 3, 4 dan 5 kemudian guru menyampaikan bahwa pertemuan selanjutnya akan dilakukan tes kemampuan berpikir kritis matematis dan guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam. Adapun lembar observasi aktivitas siswa pada pertemuan kedua dapat dilihat pada Lampiran 14 dan analisis hasil lembar observasi aktivitas siswa pada pertemuan kedua diperoleh skor . Lengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 16.

Selama pelaksanaan tahap implementasi ini yaitu dua kali pertemuan dalam proses pembelajaran aktivitas siswa saat belajar dengan menggunakan LKPD berbasis model pembelajaran SSCS yang mendukung kemampuan berpikir kritis matematis diamati oleh observer sehingga diperoleh hasil penilaian lembar observasi aktivitas siswa dari pertemuan 1-2 seperti pada tabel 4.5 berikut.

Tabel 4.5 Hasil Penilaian Lembar Observasi aktivitas Siswa

No Pertemuan ke- Skor

1 1

2 2

Jumlah Skor

Total Skor

Persentase

Berdasarkan tabel 4.5 diperoleh bahwa hasil analisis penilaian lembar observasi aktivitas siswa dari pertemuan 1-2 diperoleh skor 135 dalam bentuk

persen (%) sebesar 79,41% yang berada pada rentang sehingga termasuk pada kategori efektif.

3) Pertemuan Ketiga

Pada pertemuan ketiga atau pertemuan terakhir pada hari kamis, 22 September 2022 dilakukan tes kemampuan berpikir kritis matematis dan pengisian angket respon siswa terhadap LKPD berbasis model pembelajaran SSCS yang telah digunakan dalam pembelajaran terhadap 32 siswa kelas X AK 1.

Sebelum ujian/tes kemampuan berpikir kritis matematis dimulai, peneliti meminta ketua kelas untuk memimpin do‟a. Kemudian setelah itu peneliti mengucapkan salam, mengecek kehadiran siswa dan menanyakan kesiapan siswa untuk mengikuti tes ini. Sebelum peserta didik/siswa mengerjakan soal, peneliti terlebih dahulu menjelaskan petunjuk pengerjaan soal. Di mana siswa diberi waktu untuk menyelesaikan soal selama 60 menit dengan total soal 5 buah soal uraian.

Adapun analisis tes kemampuan berpikir kritis matematis peserta didik setelah menggunakan LKPD berbasis model pembelajaran Search, Solve, Create, and Share (SSCS) untuk mendukung kemampuan berpikir kritis matematis disajikan pada tabel berikut.

Tabel 4. 6 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Peserta Didik

No Nama Nilai Tes Kriteria Berpikir Kritis

(1) (2) (3) (4)

1. AZ 90 Sangat Tinggi

2. CAD 60 Rendah

3. CRH 75 Tinggi

4. DZC 75 Tinggi

5. DW 86,25 Sangat Tinggi

6. DPA 23,75 Sangat Rendah

7. EPR 72,5 Tinggi

8. FA 87,5 Sangat Tinggi

9. FN 88,75 Sangat Tinggi

10. IN 75 Tinggi

11. JV 96,25 Sangat Tinggi

12. KF 31,25 Sangat Rendah

13. KN 65 Sedang

(1) (2) (3) (4)

14. LK 81,25 Tinggi

15. MMC 85 Sangat Tinggi

16. MK 92,5 Sangat Tinggi

17. NRA 88,75 Sangat Tinggi

18. NC 85 Sangat Tinggi

18. NR 81,25 Tinggi

20. RIF 18,75 Sangat Rendah

21. RI 95 Sangat Tinggi

22. RKR 77,5 Tinggi

23. RSK 95 Sangat Tinggi

24. RAM 95 Sangat Tinggi

25. SDP 87,5 Sangat Tinggi

26. SH 100 Sangat Tinggi

27. SL 95 Sangat Tinggi

28. SAH 85 Sangat Tinggi

29. TPA 75 Tinggi

30. T 88,75 Sangat Tinggi

31. YAA 82,5 Sangat Tinggi

32. ZDF 90 Sangat Tinggi

Jumlah 2.525

Nilai Rata-rata (%) 78,9 Tinggi

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa hasil tes kemampuan berpikir kritis matematis 32 orang peserta didik termasuk dalam kategori tinggi di mana persentase yang diperoleh adalah sebesar 78,9%. Dimana dari 32 orang peserta didik, terdapat 19 peserta didik termasuk berkemampuan berpikir kritis sangat tinggi, 8 peserta didik termasuk berkemampuan berpikir kritis tinggi, 1 pesera didik termasuk berkemampuan berpikir kritis sedang, 1 peserta didik termasuk berkemampuan berpikir kritis rendah, dan 3 peserta didik termasuk berkemampuan bepikir kritis sangat rendah.

Setelah tes kemampuan berpikir kritis matematis selesai dilaksanakan peneliti memberikan angket respon kepada semua siswa kelas X AK 1 dan meminta siswa mengisi angket respon tersebut yang terdiri dari 4 indikator dengan 19 pernyataan dengan durasi waktu 10 menit. Sebelum siswa mengisi angket respon peneliti menjelaskan cara mengisi angket respon tersebut kepada siswa. Adapun hasil angket respon 32 orang siswa terhadap LKPD berbasis model

pembelajaran SSCS yang mendukung kemampuan berpikir kritis matematis diperoleh skor 83,38%, lengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 15.

Untuk melihat keefektifan LKPD berbasis model pembelajaran SSCS dapat diperoleh dari data hasil dari Angket Respon Siswa, Lembar Observasi Aktivitas Siswa dan Tes kemampuan berpikir kritis matematis seperti pada tabel berikut.

Tabel 4.7 Data Hasil Angket Respon siswa, Lembar Observasi aktivitas Siswa dan Tes Kemampuan BerpikirKritis Matematis

No Data Persentase

1 Angket Respon Siswa

2 Lembar Obsevasi Aktivitas Siswa 3 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis

Matematis

Jumlah

Rata-rata Persentase (E)

Jadi berdasarkan tabel di atas diperoleh persentase keefektifan LKPD berbasis model pembelajaran SSCS untuk mendukung kemampuan berpikir kritis matematis sebesar yang berada pada rentang 81% sampai 100% sehingga termasuk pada kategori efektif.