• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tahap Pengembangan (Development)

Kelas X MAN Yogyakarta I pada Materi Alat-Alat Optik. Penelitian tersebut memperoleh kesimpulan bahwa model pembelajaran SSCS efektif untuk

3. Uji Coba Kelompok Besar (field tryout)

4.1 Hasil Pengembangan

4.1.3 Tahap Pengembangan (Development)

4) Soal atau permasalahan kontekstual pada kegiatan diskusi dibuat lebih spesifik dengan penyelesaian sesuai dengan tahapan model pembelajaran SSCS dan indikator kemampuan berpikir kritis harus tertuang dalam penyelesaian soal tersebut.

Adapun hasil revisi yang telah dilakukan peneliti terhadap LKPD sesuai saran yang diberikan oleh validator materi terhadap LKPD dapat dilihat pada Lampiran 7.

Setelah instrument dan LKPD divalidasi dan direvisi maka selanjutnya yaitu melihat kevalidan LKPD dengan melihat rata-rata persentase kevalidan LKPD dari hasil validasi desain dan validasi materi yang dapat terlihat pada tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.2 Data Hasil Validasi LKPD Oleh Ahli Desain dan Ahli Materi

No Hasil Data ( )

1 Angket validasi desain 94 110

2 Angket validasi materi 84 105

Rata-rata

Kategori Sangat Valid

Berdasarkan tabel 4.2 diatas maka dapat diketahui bahwa rata-rata tingkat kevalidan LKPD Berbasis Model Pembelajaran Search, Solve, Create, and Share (SSCS) untuk mendukung kemampuan berpikir kritis matematis yaitu sebesar yang ada pada rentang sehingga dapat dikatakan sangat valid. Setelah LKPD dan instrument dinyatakan valid dengan kriteria sangat valid maka langkah selanjutnya LKPD dan instrument dapat diujicobakan kepada siswa dikelas X SMK.

berbasis model pembelajaran Search, Solve, Create, and Share (SSCS) untuk mendukung kemampuan berpikir kritis matematis. Tahap uji coba terbagi menjadi 3 tahap yaitu tahap uji coba perorangan (one-to-one trial), uji coba kelompok kecil (small group trial) dan uji coba kelompok besar (field tryout). Uji coba perorangan (one-to-one trial) dan uji coba kelompok kecil (small group trial) digunakan untuk mengetahui kepraktisan LKPD berbasis model pembelajaran Search, Solve, Create and Share (SSCS) untuk mendukung kemampuan berpikir kritis matematis. Sedangkan uji coba kelompok besar (field tryout) tidak dilakukan karena pengembangan dan revisi terhadap LKPD cukup hanya sampai uji coba kelompok kecil (small group trial).

4.1.3.1 Uji Coba Perorangan

Uji coba perorangan (one-to-one trial) dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh masukan awal mengenai LKPD berbasis model pembelajaran Search, Solve, Create, and Share (SSCS) yang dikembangkan. Uji coba perorangan ini dilakukan dengan subjek uji coba satu orang guru matematika di SMK Negeri 1 Kota Jambi yaitu ibu Eni Haryanti, S.Pd yang akan menilai LKPD dan meminta tanggapan mengenai LKPD yang dikembangkan. Penilaian yang akan diberikan oleh guru mata pelajaran tersebut mengandung beberapa aspek yaitu kelayakan isi, kebahasaan, penyajian, kegrafisan, dan kemanfaatan LKPD.

Dari berbagai aspek tersebut, guru juga diminta untuk memberikan komentar dan saran terhadap LKPD berbasis model pembelajaran Search, Solve, Create and Share (SSCS) tersebut.

Pada saat guru melihat dan memperhatikan LKPD berbasis model pembelajaran Search, Solve, Create, and Share (SSCS) guru juga memberikan

tanggapan yang baik mengenai LKPD seperti, “ LKPD nya menarik ya, soal yang dipaparkan juga sudah berkaitan dengan kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan SPLDV.” Setelah guru selesai melihat LKPD berbasis model pembelajaran Search, Solve, Create, and Share (SSCS) yang diberikan peneliti guru praktisi mengisi angket yang diberikan peneliti. Adapun angket respon guru dapat dilihat pada Lampiran 8 dan analisis hasil uji coba perorangan atau respon guru terhadap LKPD berbasis model pembelajaran Search, Solve, Create, and Share (SSCS) untuk mendukung kemampuan berpikir kritis matematis diperoleh persentase sebesar . Lengkapnya dapat dapat dilihat pada Lampiran 10.

Selain itu, guru matematika tersebut juga memberikan komentar dan saran bahwa LKPD yang dihasilkan sudah sesuai dengan yang diharapkan, namum ada lebih baiknya jika gambar ilustrasi yang digunakan pada soal kegiatan 1 diperjelas. Oleh karena itu, peneliti memperbaiki LKPD sesuai komentar dan saran tersebut. Adapun hasil perbaikan yang peneliti lakukan terhadap komentar dan saran guru matematika dapat dilihat pada Lampiran 11.

4.1.3.2 Uji Coba Kelompok Kecil

Tahap uji coba selanjutnya adalah uji coba kelompok kecil. Pada tahap uji coba kelompok kecil yang menjadi subjek uji coba adalah 9 siswa kelas X AK 1 SMK Negeri 1 Kota Jambi yang berkemampuan berbeda yang terdiri dari 3 siswa berkemampuan tinggi (SH, RI, dan JV), siswa berkemampuan sedang (IN, MMC dan RKR), dan 3 siswa berkemampuan rendah (DZC, DPA dan RIF). Pemilihan siswa yang menjadi subjek uji coba kelompok kecil ini dibantu oleh guru matematika yang mengajar di kelas tersebut yaitu Ibu Lestariyani, S.Pd yang telah mengetahui kemampuan matematika siswa kelas X AK 1.

Uji coba kelompok kecil ini berlangsung selama 2 x 35 menit yang dilakukan pada tanggal 12 September 2022. Dalam melaksanakan uji coba, 9 siswa yang telah dipilih menjadi subjek uji coba dikelompokkan menjadi 3 kelompok, tiap-tiap kelompok terdiri dari 3 siswa yaitu siswa berkemampuan tinggi, sedang dan rendah. Selanjutnya masing-masing siswa dalam kelompok diberikan angket dan LKPD berbasis model pembelajaran Search, Solve, Create, and Share (SSCS) yang mendukung kemampuan berpikir kritis matematis.

Sebelum siswa menggunakan LKPD berbasis model pembelajaran SSCS peneliti menjelaskan tata cara atau petunjuk dalam menggunakan LKPD.

Dalam tahap ini uji coba dimulai dengan penjelasan mengenai LKPD yang diujicobakan ke siswa. Penjelasan yang diberikan oleh peneliti yaitu bahwa LKPD yang diberikan adalah LKPD hasil pengembangan peneliti dengan menggunakan model pembelajaran Search, Solve, Create, and Share (SSCS) di mana permasalahan yang dituangkan pada LKPD merupakan permasalahan kontekstual dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan sistem persamaan linear dua variabel.

Selanjutnya peneliti menjelaskan petunjuk cara penggunaan LKPD berbasis model pembelajaran Search, Solve, Create, and Share (SSCS) yang menekankan pada kemampuan berpikir kritis matematis, menjelaskan bahwa dalam LKPD terdapat 4 indikator berpikir kritis matematis yaitu mulai dari interpretasi (menuliskan yang diketahui dan yang ditanyakan soal), analisis (membuat model matematika dari soal), evaluasi (menggunakan metode penyelesaian yang tepat dan memeriksa hasil yang diperoleh), dan inferensi (membuat kesimpulan dengan tepat dari penyelesaian soal yang diperoleh).

Kegiatan siswa selama uji coba yaitu mengerjakan soal kegiatan diskusi secara berkelompok dan mengisi angket yang telah peneliti bagikan. Selama pengerjaan soal diskusi siswa diberikan kesempatan bertanya jika ada contoh dan soal diskusi yang kurang dipahami. Setelah selesai mengerjakan soal diskusi, peserta didik diminta untuk mengisi angket tertutup yang terdiri dari aspek tampilan, penyajian isi, bahasa, dan kemanfaatan. Peserta didik diberikan angket tertutup namun juga diminta untuk memberikan komentar dan saran terhadap LKPD berbasis model pembelajaran Search, Solve, Create, and Share (SSCS) yang mendukung kemampuan berpikir kritis matematis. Adapun angket respon siswa dapat dilihat pada Lampiran 9 dan analisis hasil uji coba kelompok kecil atau respon peserta didik terhadap LKPD berbasis model pembelajaran Search, Solve, Create, and Share (SSCS) diperoleh persentase sebesar . Lengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 10. Selanjutnya peneliti merepresentasikan hasil angket respon 9 orang siswa pada tabel 4.3 berikut

Tabel 4.3 Hasil Angket Respon 9 Orang Siswa

No Nama Skor Kategori

Siswa Berkemampuan Tinggi

1. SH 93,68% Sangat Praktis

2. RI 91,57% Sangat Praktis

3. JV 93,68% Sangat Praktis

Rata-rata 92,97% Sangat Praktis

Siswa Berkemampuan Sedang

4. IN 91,57% Sangat Praktis

5. MMC 77,89% Praktis

6. RKR 91,57% Sangat Praktis

Rata-rata 87,01% Sangat Praktis

Siswa Berkemmapuan Rendah

7. DZC 92,63% Sangat Praktis

8. DPA 74,73% Praktis

9. RIF 74,73% Praktis

Rata-rata 80,69% Praktis

Skor Rata-rata 9 Orang Siswa 87% Sangat Praktis

Untuk melihat kepraktisan LKPD berbasis model pembelajaran SSCS dapat diperoleh melalui rata-rata dari hasil angket respon guru pada uji coba perorangan dan angket respon siswa pada uji coba kelompok kecil dengan hasil seperti pada tabel 4.4 berikut.

Tabel 4.4 Data Hasil Angket Respon Guru dan Angket Respon Siswa

No Hasil Angket Respon ( )

1 Hasil Angket Respon Guru

2 Hasil Angket Respon Siswa

Rata-rata

Kategori Sangat Praktis

Berdasarkan tabel 4.4 bahwa kepraktisan LKPD Berbasis model pembelajaran Search, Solve, Create, and Share (SSCS) untuk mendukung kemampuan berpikir kritis matematis yaitu sebesar dinyatakan sangat praktis. Hal ini dibuktikan dengan nilai rat-rata hasil penilaian angket respon guru dan siswa berada dalam rentang yang berada pada kategori sangat praktis.