• Tidak ada hasil yang ditemukan

Motivasi kerja

Dalam dokumen Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Dalam P (Halaman 88-93)

BAB II LANDASAN TEORI LANDASAN TEORI

ALLAH Theological Angle

2.4.4.3.1 Motivasi kerja

Alkitab memberikan beberapa motif, yang berasal dari pekerjaan Kristus dan Roh kudus dalam hati manusia, yang menggerakkan orang untuk bekerja (Verkuyl, 1982b: 34-38), yaitu:

 Kerja karena kasih kepada Allah. Kasih kepada Allah inilah yang hendak Roh Kudus nyatakan di dalam pekerjaan manusia.

 Kerja karena kasih kepada sesama manusia. Dengan motif ini orang menjaga supaya ia tidak perlu menjadi beban bagi orang lain, dan supaya dapat menambah kebahagiaan orang lain.

 Kerja karena kasih kepada diri sendiri. Allah mengikat manusia untuk bekerja selagi kita masih berdaya atau mampu untuk bekerja memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya.

 Kerja karena percaya kepada Allah. Kerja di bawah pimpinan Allah adalah kerja yang dibebaskan dari rasa takut dan kuatir. Dan kerja di bawah pimpinan Roh Kudus adalah kerja dengan suasana Kerajaan Allah, yaitu kerja ‘dari iman ke iman’.

Sejak seorang menjadi milik Kristus, segala sesuatu yang ia lakukan harus benar-benar untuk kemuliaan Allah. Karena itulah, maka motivasi manusia dalam bekerja pun adalah untuk memuliakan Allah. Dan jika manusia mengerjakan sesuatu tanpa bermaksud untuk memuliakan Allah, maka pekerjaan tersebut adalah dosa (Susabda,1994).

Motivasi kerja yang telah disebutkan ini akan menghasilkan citra kerja Kristen (Subeno: 1999), yaitu:

1). God Center Work (kerja yang berorientasi kepada Allah) dan bukan

kepada diri, uang, kenikmatan serta sekularisme atau keduniawian. Karena segala sesuatu adalah dari Allah, kepada Allah, dan untuk Allah, bagi Allah kemuliaan untuk selama-lamanya.

2). Orientasi kerja berada di dalam tanggung jawab dan bukan hasil. Dalam hal ini tanggung jawab kita adalah mengerjakan dengan maksimal apa yang menjadi tanggung jawab kita. Karena selebihnya adalah bagian Tuhan.

3). High Quality Effort. Yaitu perjuangan untuk mencapai kualitas tertinggi

yang mungkin kita capai. Semangat kerja mengejar mutu yang tertinggi yang kita mampu perjuangkan, tidak pernah takut susah dan mau berkembang mencapai titik maksimal, itu yang harus kita munculkan.

4). Truth Ethics (etika yang sejati). Truth ethics adalah panggilan kerja

Kristen. Orang Kristen bukan hanya sekedar semangat kerja keras. tetapi juga melakukan “pekerjaan baik", yang berarti pekerjaan itu harus mencapai kualitas etik tertentu, yaitu kalau ketiga hal yaitu tujuan, motivasi dan caranya baik.

5). Altruistic Consideration (pertimbangan altruistik atrau memikirkan

berkat bagi orang lain). Berpikir bahwa apa yang Tuhan percayakan kepada kita juga harus disalurkan pada orang lain, karena baik otak, kemampuan, kesempatan, harta dan segala sesuatu adalah dari Tuhan.

6). Menjadi berkat buat seluruh alam semesta. Bagaimana kita bekerja mendayagunakan dan mengembangkan seluruh budidaya dan potensi alam untuk kesejahteraan seluruh alam.

Motivasi pertama dan utama bagi manusia untuk bekerja adalah kemuliaan Allah. Dimana segala sesuatu yang manusia kerjakan semata-mata

dilakukan untuk memuliakan Allah. Karena segala sesuatu adalah dari Allah, kepada Allah, dan untuk Allah, bagi Allah kemuliaan untuk selama-lamanya. 2.4.4.3.2 Tujuan kerja

Allah menempatkan manusia di atas bumi, supaya ia mengusahakan tanah di bumi. Dan supaya manusia menggali, mempergunakan dan mengembangkan segala kemungkinan-kemungkinan yang hebat, karena Allah menciptakan dunia ini dalam keadaan yang belum dikerjakan, dan dengan segala kemungkinan yang serba hebat tertimbun di dalamnya. Dalam hal ini, maka kerja termasuk di dalam rencana penciptaan Allah sendiri (Verkuyl, 1982b: 23).

Berangkat dari pemahaman tersebut maka arti dan tujuan kerja terletak dalam penggunaan secara sadar kemungkinan-kemungkinan yang terkandung di dalam alam yang diciptakan oleh Allah, untuk kemuliaan Sang Khalik. Dan juga termasuk dalam rencana Allah, bahwa manusia dengan kerjanya akan memenuhi kebutuhannya, dan dengan hasil kerjanya ia akan melayani sesamanya manusia (Verkuyl, 1982b:24).

Susabda (1994) menambahkan bahwa kerja itu pada dirinya adalah karakteristik manusia sebagai peta dan gambar Allah. Oleh sebab itu tujuan utama dari kerja adalah menemukan pemenuhan dari natur dan panggilannya sebagai manusia. Dengan kata lain, tujuan utama dari kerja bukanlah untuk memenuhi kebutuhan pribadinya. Dorothy Sayers dalam Susabda (1994) menyatakan “Work is not primarily one does to live, but a thing one lives to do.

Dengan demikian, hasil dari suatu kerja tidak seharusnya menentukan, mengatur dan mengontrol karakteristik manusia. Bagi umat kristen, “means” (sarana) jauh lebih penting daripada “end”. Karena “means” (apa dan bagaimana manusia

memilih sarana) menyingkapkan level kematangan dan benar tidaknya motivasi manusia dalam memilih kebutuhan self-fullfilment tersebut.Sehingga pemenuhan

kebutuhan-kebutuhan primernya pun pada dirinya sendiri tidak selalu membuat kerja suatu sarana self-fulfillment manusia (Susabda, 1994).).

Melalui kerja, manusia seharusnya menemukan self-fulfillment dari

naturnya sebagai peta dan gambar Allah. Susabda (1994) memberikan empat poin penting mengenai kerja, yang melaluinya manusia dapat menemukan

Self-fulfillment, yaitu:

a. Kerja yang mengerjakan dan mengembangkan talenta atau bakat yang Allah berikan.

Allah adalah Allah yang berencana, yang menyukai keteraturan, dan keteraturan ini bukan hanya berlaku untuk pembangunan tubuh kristus yang visible, tetapi juga untuk mengerjakan setiap pekerjaan yang baik

yang sudah disediakan Allah sebelumnya. Setiap individu dipanggil untuk mengerjakan pekerjaan yang sesuai dengan bakat yang Allah telah berikan kepadanya, dengan begitu “Self-fulfillment” dapat dialami oleh

manusia. Sebagai peta dan gambar Allah, manusia adalah makhluk yang berkreasi, dan terus-menerus berkembang. Ia menemukan, menaklukkan, mengolah, dan mengembangkan bahkan merekayasa. Itulah sebabnya, melalui apa yang dikerjakannya manusia seharusnya menemukan “

self-fulfillment”nya.

b) Kerja yang mengerjakan dan mengembangkan “natur yang baru” dalam kristus

Sejak manusia menerima Kristus Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamatnya, ia menjadi manusia baru dengan “natur yang baru” dalam

Kristus Yesus. Natur yang baru ini harus dipelihara, dirawat, dilatih, dikembangkan dan diaplikasikan dalam setiap aspek kehidupan sesuai dengan maksud dan rencana Allah. Dalam konteks inilah orang Kristen berbicara tentang “kerja” sebagai “self-fulfillment” natur manusia, peta dan

gambar Allah. Dan orang yang sudah dilahirkan baru tak mungkin menemukan kepuasan dan self-fulfillment dari pekerjaan, jikalau

pekerjaan itu tidak mengerjakan dan mengembangkan “natur yang baru” yang sudah dianugerahkan Allah padanya.

c) Kerja yang mengerjakan dan mengembangkan “keunikan relasi antara dirinya dengan alam dan lingkungannya”.

Alkitab menyatakan bahwa “hidup manusia” adalah “hidup dalam ketergantungan dan relasi yang harmonis” dengan alam dan lingkungannya (Kejadian1:26-31 dalam Alkitab, 1999). Ada sesuatu perjanjian (covenant) yang disahkan oleh Allah, antara manusia dengan

sesama dan lingkungannya. Yaitu bahwa segala binatang dan tumbuh-tumbuhan boleh menjadi makanan manusia, tetapi “hidup itu sendiri” bukanlah wewenang manusia (Kejadian 9:4 dalam Alkitab,1999). Jadi, satu pihak manusia diciptakan sebagai mandataris yang harus mengelola dan mengerjakan alam dan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Tetapi, di lain pihak manusia juga di panggil untuk memelihara kelestarian hidup ini. Bahkan “nilai dan daya kehidupan” dari benda pun harus dipelihara.

d) Kerja yang mengerjakan hal-hal yang memuliakan allah

Bisnis dan kerja dalam bentuk apa saja bagi orang Kristen adalah ibadah kepada Allah. “Labore Orare (work is workship)” adalah motto Kristen

dalam bekerja. “Unsur ibadah dalam kerja” hanya dapat di tempatkan dalam konteks “general revelation” di mana pengabdian pada kebenaran

Allah yang tersedia dalam alam menjadi sarana yang menstimulir kerinduan umat manusia untuk memuliakan Allah (Mazmur 19 dalam Alkitab, 1999). Dalam konteks kerja ini umat Kristen bertemu, bergaul, dan bekerja sama dengan umat beragama yang lain. Kerja merupakan self-fulfillment natur manusia, dan mengerjakan hal-hal yang memuliakan

Allah, yaitu jikalau kerja merupakan pengabdian pada kebenaran-kebenaran yang Allah sediakan di dalamnya (dalam pekerjaan tersebut). Tujuan dari kerja itu sendiri sebenarnya adalah untuk melakukan rencana Allah yang telah ditetapkannya bagi manusia untuk kemuliaan Sang Khalik. Dan juga termasuk dalam rencana Allah ini, bahwa manusia dengan pekerjaannya akan dapat memenuhi kebutuhannya, dan dengan hasil kerjanya itu pula ia akan melayani sesamanya manusia. Sehingga pemenuhan kebutuhan atau keinginan diri, penguasaan atas sesam manusia dan ciptaan lain, dan lain-lain, bukanlah menjadi tujuan utama dari bekerja itu sendiri. Melainkan melalui bekerja inilah, maka manusia dapat menemukan pemenuhan dari natur dan panggilannya sebagai manusia, yang telah Allah ciptakan. Dan dengan itu pula manusia dapat merasakan kebahagian yang kekal yang tidak dapat dirusak oleh waktu.

Dalam dokumen Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Dalam P (Halaman 88-93)