• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

C. Hasil dan Pembahasan

5. Narasi Kehidupan TT

Ingin tahu yang tinggi terhadap seksualitas.

TT adalah anak laki-laki dari tiga bersaudara. Berusia 23 tahun dan bersuku Flores. Orang tuanya bekerja sebagai pegawai negeri sipil.

Pada saat mengalami masa pubertas, TT berusia 15 tahun dan duduk di bangku kelas dua SMP.

“Umur 15 atau 16 tahun, fase pertamanya penasaran berlebihan terus mencoba, coba pertama itu pas 17 tahun, coba dalam artian hubungan seks (transkrip, 6-9)

Selama berada di fase tersebut, TT memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap seksualitas.

70

“Perasaannya lebih puas saat rasa ingin tahu terpuaskan” (transkrip, 11-12)

Selain itu, ia juga mulai berpacaran dan ia selalu ingin berduaan dengan pasangannya. Tidak banyak yang dialami TT saat masa pubertas selain rasa ingun tahunya yang tinggi terhadap seksual.

“Pacar pertama kali pas kelas dua SMP” (transkrip, 71) “Mau berdua terus sama pasangan” (transkrip, 14)

Berhubungan seksual

Saat SMA, TT mulai berpacaran dengan beberapa perempuan. Aktifitas seksual yang ia lakukan bersama pasangannya adalah berciuman dan membutuhkan waktu sekitar tiga hari untuk bisa berciuman.

“Dua sampai tiga hari” (transkrip, 80)

Selain berciuman, ia juga berhubungan seks dan membutuhkan waktu sekitar satu minggu untuk berhubungan seks.

“Satu minggu atau kurang dari dua minggu dengan hampir semua mantan” (transkrip, 83-84)

TT melakukan hubungan seksual pertama kali pada saat berusia 17 tahun. TT pernah berpacaran dengan lawan jenis hanya selama satu minggu dan putus dengan alasan bosan. TT pun sudah berhubungan seksual dengan ke-enam mantan pacarnya.

“Umur 15 atau 16 tahun, fase pertamanya penasaran berlebihan terus mencoba, coba pertama itu pas 17 tahun, coba dalam artian hubungan seks (transkrip, 6-9)

71

”Satu minggu, karena cepat bosan” (transkrip, 77)

“Satu minggu atau kurang dari dua minggu dengan hampir semua mantan” (transkrip, 83-84)

”Enam” (transkrip, 87) Seks itu bersetubuh dan bercinta

Memutuskan untuk pindah dan tinggal di Yogyakarta, membuat TT merasa lebih bebas dari pengawasan orang tua.

“Cepat, karena adnya kebebasan karena tidak ada yang mengontrol atau tidak ada aturan yang mengekang” (transkrip, 22-24)

“Bebas, terutama tidak ada yang control” (transkrip, 30)

Selain itu, TT mengalami perubahan jam tidur. TT juga sering berkumpul dengan teman-teman sampai lupa waktu.

“Pergaulan, begadang, jalan jalan, menghabiskan banyak waktu dengan teman sampai lupa waktu (transkrip, 26-28)

Di tempat yang baru, TT memiliki banyak teman lawan jenis dan sangat dekat dengan teman-temannya.

“Ada, diatas 10” (transkrip, 35) “Sangat dekat” (transkrip. 37)

Selain teman, TT juga memiliki sahabat. TT tidak memiliki perasaan lebih pada teman dan sahabatnya.

72

“Tidak pernah, kalau nyaman iya sebagai teman tidak mau merusak hubungan pertemanan” (transkrip, 45-47)

TT sedang menjalin hubungan dengan pacarnya selama delapan tahun dan selalu ingin berhubungan seksual.

“Delapan tahun” (transkrip, 75)

Menurutnya, pacarnya tidak pernah menolak ketika diajak untuk berhubungan seks karena TT terlebih dahulu membuat pasangannya merasa nyaman.

“Seberapa mood pasangannya ujung ujungnya pasti mau, saya tidak melakukan onani tapi melakukan beberapa trik, ada saatnya saya juga tidak mau melakukan hubungan seks, kayak toleransi, balas budi, saya hampir tidak pernah mengalami kasus ditolak atau tidak mood” (transkrip, 114-120)

Bagi TT, seks itu terdiri dari dua jenis yaitu bersetubuh dan bercinta. Bersetubuh adalah hubungan seks yang didasari oleh napsu, sedangkan bercinta adalah hubungan seks yang dilakukan atas dasar sayang dan sama-sama mau.

“Seks itu ada dua, yaitu bersetubuh dan bercinta, kalau bersetubuh itu karena nafsu tapi kalau bercinta itu hubungan seks atas dasar cinta, suka sama suka” (transkrip, 62-65)

TT sudah melakukan hubungan seks bersetubuh dan bercinta.

“Sering bersetubuh dan bercinta pernah” (transkrip, 67)

Jika bersetubuh, ia melakukannya dengan perempuan yang sudah melakukan hubungan seks dengan pria lain. Hal lainnya adalah saat ia ia ingin bersetubuh dengan

73

perempuan yang belum pernah berhubungan seks, TT akan mencari cara untuk meyakinkan pasangannya kalau berhubungan seks itu adalah sebuah kenikmatan.

“Sebelum sama saya dia sudah melakukan hubungan seksual duluan, ada kayak aktifitas yang kayak kode begitu yang menunjukkan dia mau berhubungan seks, dan pasti dia respon, yang agak sulit itu yang baru pertama kali, sulit karena harus dijelaskan apa pentingnya seks, apa enaknya seks, sementara semua perempuan yang belum pernah seks tahu itu sakit” (transkrip, 90-98)

Balas budi pun terjadi di sini. Saat TT selalu bersedia saat pasangannya ingin berhubungan seks, begitu juga sebaliknya.

“ada saatnya saya juga tidak mau melakukan hubungan seks kayak toleransi, balas budi” (transkrip, 128-130)

Tidak jarang juga TT berhubungan seks dengan teman perempuan yang kesepian dan membutuhkan seks. Setelah berkomunikasi dan sepakat maka mereka pun berhubungan seksual.

“Ada teman sering melakukan seks tapi ketika tidak ada pasangan pasti akan akan butuh, namanya kebutuhan kan pasti ada niat dipenuhi dan kebetulan waktu kami ngobrol kami kontak, kami ketemu, bahas pengalaman seks, kayak oke bagaimana kalo cba , setuju , enak” (transkrip, 139-145)

Diakuinya, ia melakukan hubungan seks dengan perempuan yang bukan pasangannya karena rasa penasaran.

74

“Pernah, itu karena nafsu, lebih ke rasa penasaran” (transkrip, 135-136)

Selama satu minggu, TTberhubungan seks empat sampai lima kali. “4-5 kali” (transkrip, 110)

Ketika berhubungan seksual, TT terkadang tidak memakai alat kontrasepsi. TT memakai alat kontrasepsi tergantung pasangannya.

“Kadang kadang, kalau hubungan seks tanpa pengaman lebih enak” (transkrip, 150-151)

“Tergantung pasangannya , kalau pasangannya cocok, oke tidak usah pakai pengaman, tapi kalau lihat pengalaman seks banyak berarti pakai pengaman” (transkrip, 158-161)

TT juga selalu berhubungan seksual di kost karena ia tinggal di kos yang bebas yang tidak ada pengawasan dari pemilik kost dan warga sekitar.

“Tidak ada, bebas” (transkrip, 179 “Di kosan” (transkrip, 182)

“Mereka lebih ke cuek” (transkrip, 184) Orang tuanya pun tidak mengetahui sejauh pergaulan TT.

“Mudah mudahan tidak tahu” (transkrip, 187)

Hubungannya dengan pasangannya yang sekarang pun baik-baik saja dan TT berniat ingin menjadikannya istri.

75

“Untuk sekarang sudah cukup sudah nyaman, tidak usah berubah lagi tapi kalo berubah ke arah lebih baik bagus , tapi tidak berubah juga tidak apa apa” (transkrip, 190-193)

Namun, TT berusaha untuk tidak menceritakan masa lalunya kepada istrinya kelak dan jika istrinya mengetahuinya dari orang lain, TT akan berusaha meminta maaf.

“Tidak, itu karna rahasia, setahu saya perempuan cemburu walaupun soal masa lalu dia akan jadi masalah” (transkrip, 199-201)

“Kalau tahu tidak apa-apa, tapi kalau tahu di marah yah minta maaf” (transkrip, 205-206)

Analisis Perilaku Seksual TT

Ketika memutuskan untuk pindah dan berkuliah di Yoyakarta, TT merasa dirinya mahasiswa luar Jawa harus berusaha menyesuaikan diri atau melakukan proses penyesuaian diri terhadap keadaan masyarakat dan budaya di tempat baru (Mitasari, Istikomayanti, 2017).

Di lingkungannya, TT memiliki teman dan sahabat. Selain itu, TT pun sudah menjalin hubungan dengan pacarnya. Ia dan pasangannya pun sudah melakukan aktifitas seksual dan TT selalu ingin melakukan hubungan seksual dengan pasangannya.

Motivasi TT melakukan hubungan seksual ialah TT melihat seksualitas dari dua sisi yaitu bercinta dan bersetubuh. Bagi TT bercinta dilakukan oleh dua orang yang saling sayang, sedangkan bersetubuh dilakukan atas dasar napsu sesaat dan termasuk dalam kategori infatued love yaitu cinta gila atau cinta pada pandangan pertama atau hanya jatuh cinta dan mengalami gairah tanpa adanya keintiman dan komitmen Strainberg (1996).

76