• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

C. Hasil dan Pembahasan

4. Narasi Kehidupan W Berfantasi

W adalah seorang mahasiswa berusia 22 tahun. W anak ketiga dari tiga bersaudara, W berasal dari Jakarta. Kedua orang tuanya bersuku Jawa. Pekerjaan orang tuanya adalah Pegawai Negeri Sipil. Ketika mengalami masa pubertas saat itu W duduk di kelas VIII SMP. Ketika tidur ia mengalami mimpi basah.

“Umur berapa yah, udah gak ingat umurnya berapa, yang jelas mungkin SMP kali yah, gak terlalu tau dan mengingat” (transkrip, 3-6)

“Gak terlalu ingat sih mungkin Kelas 1 atau 2 SMP” (transkrip, 8-9). “Tentang pubertas ? apa yah ? Ya yang gue tau karna pernah mimpi basah, itu doang yang gue tau” (transkrip, 13-15)

Saat ia terbangun dari tidurnya, ia merasa ada cairan dicelana dalamnya, tetapi pada saat itu ia belum mengerti arti dari pubertas.

“Ada cairan makanya aku biasa aja sih dan sebenarnya aku juga gak ingat itu kapan, dimana trus mimpinya apaan, atau apa itu bukan pubertas kali yah, gak ngerti” (transkrip, 28-33)

Seiring berjalannya waktu, W merasa kalau keinginannya harus selalu terpenuhi.

“Yah itu keinginan, pengen dapat sesuatu yang yang gue pengen, kalo semisal gue gak dapet rasanya gimana gitu” (transkrip, 47-50)

Contohnya ketika ia ingin mendapatkan suatu barang ia harus bisa mendapatkan barang tersebut. Akan tetapi kalau ia tidak berhasil mendapatkan barang tersebut perasaannya menjadi aneh.

58

“Rasanya pengen ngedapatin entah itu barang, entah itu hal lain, Tapi lebih kebarang sih” (transkrip, 51-52)

“Yah itu salah satu yang gak bisa gue tahan. Tapi masi ada hal lain kayak pacaran pun bisa. Misalkan kita pacaran trus pengen ’itu’ trus malah gak bisa jadinya penasaran gitu” (transkrip, 56-61)

Kalau perasaan aneh tersebut sudah muncul, W mengontrol dirinya dengan bermain bersama teman-temannya, berjalan-jalan atau bermain game.

“Yah untungnya gue bisa ngontrol sih tapi tetap usaha buat bisa, caranya sih gue gak ngerti yah, caranya ngapain yah” (transkrip, 64-68)

Terkadang juga jika W menyukai seorang perempuan dan belum berhasil mendekati perempuan tersebut, W akan menonton video porno untuk menyalurkan emosinya.

“Nah iya mungkin main, gara-gara factor temen, terus sibuk, jalan-jalan,cuman kalo cewe misalnya kepengen nonton video yang begitulah, pasti pernahlah. Cuman gak sering tapi ya pernah dan itu salah satu penyebab orang pengen karna video itu” (transkrip, 71-76)

Merasa dirinya terus berfantasi dengan video porno yang ia tonton, saat berpacaran W berciuman untuk pertama kalinya pada saat ia SMP.

“kalo ciuman pas SMP kelas dua atau tiga. Itu sama pacar” (transkrip,

59

Berpacaran

Semasa SMA, W pernah berpacaran dengan beberapa perempuan. Saat itu W memiliki tujuh orang mantan pacar. W menjalin hubungan dengan mantan pacarnya paling singkat sekitar enam bulan dan paling lama sekitar dua tahun.

“Ada sekitar 7” (transkrip, 328)

“Ada 6 bulan yang tersingkat” (transkrip, 325) “2 tahunan lebih” (transkrip, 332)

Untuk bisa berciuman dengan mantan pacarnya tersebut, W membutuhkan waktu sekitar satu bulan untuk bisa berciuman.

“1 bulan” (transkrip, 336)

Ciuman tersebut dilakukan secara spontan dan kemudian W akan melihat respon dari pasangannya. Sejauh ia melakukan perbuatan tersebut W tidak pernah mendapatkan penolakan.

“Langsung nyosor mungkin yah gak pernah omong dulu. Kalo cewenya gak mau cowoknya gak mungkin bakalan maksa” (transkrip, 339-342)

W dan mantan pacarnya sudah melakukan hubungan seksual seperti penetrasi. “Pernah lah” (transkrip, 345)

60

Dari ketujuh mantan tersebut empat dari tujuh sudah pernah melakukan hubungan seksual dengannya. Waktu yang dibutuhkan untuk bisa berhubungan seksual sekitar tiga sampai empat bulan.

“empat dari tujuh lah” (transkrip, 348)

“Gak menentu sih, ada yang tiga bukan atau empat bulan , kisaran segitulah ada juga yang butuh setahun” (transkrip, 350-353)

W melakukan hubungan seksual dengan mantan pacarnya itu tergantung dari suasana hati kedua belah pihak. Terkadang, seminggu dua kali atau satu bulan sekali.

“Itu juga gak nentu tergantung suasana dan maunya, kadang seminggu dua kali malah pernah sebulan sekali gak nentu” (transkrip, 357-361)

W mengakui, kalau ia yang terlebih dahulu mengajak pasangannya untuk berhubungan seksual namun tidak jarang pasangannya yang mengajaknya untuk berhubungan seksual.

“Kadang dari gue, kadang dari cewe juga. Tapi kadang cewe gak langsung ajak dikodein dulu, jadi seakan akan buat cowo ngajakain. Caranya dikodein mungkin minta nginep minta ditemenin” (transkrip, 364-370)

Setelah berhubungan seksual W merasa senang sekaligus takut. Perasaan takut itu muncul jika pasangan nantinya akan hamil, tapi setelah berganti pasangan ia tidak kepikiran lagi.

“Awalnya seneng banget setelah melakukan langsung kepikiran antara jahat gak yah, cuman seneng juga bisa ngerasain, perasaannya yah campur aduk (transkrip, 374-379)

61

“Yah kalo udah ganti pacar udah gak kepikiran lagi, tapi yah keingetlah permainannya di otak” (transkrip, 384-387)

Berhubungan seks

Ketika memutuskan untuk pindah ke Yogyakarta W merasa adanya perbedaan dari segi suasana. Suasana di Jogja yang begitu dingin membuatnya merasa lebih nyaman dibandingkan Jakarta.

“Perbedaannya suasana, udara di Jakarta sama Jogja kan beda, lebih dingin Jogja trus suasananya lebih nyaman di jogja dibandingkan Jakarta (transkrip, 88-92)

W juga merasa lebih mandiri karena jauh dari orang tua. Tidak jarang W merindukan suasana rumah tapi ia merasa lebih bebas saat tinggal di Jogja.

“ngerasa harus lebih mandiri karna jauh dari rumah dari orang tua tapi lebih bebas juga. Ada plus minusnya, ada nyamannya karna suasana lebih enak kurangnya rasa kangen sama orang rumah, rasa kangen masakan orang rumah, cuman yah lebih bebas” (transkrip, 93-101)

W termasuk orang yang mudah beradaptasi karena ia termasuk orang yang senang bertemu dengan orang-orang baru. W suka berbaur dan ingin mengetahui kehidupan orang Jogja.

“Kalo beradaptasi gue termasuk orang yang mudah beradaptasi sama orang-orang, entah dimana aja lebih mudah beradaptasi karna gue emang suka banget ketemu sama orang baru nongkrong sama teman, karna gue juga suka berbaur dan mau tau juga kehidupan orang disini

62

lebih penasaran sama orang. Ada yang bilang juga kalo bintangnya Gemini yang orangnya emang kayak gitu (transkrip, 105-118)

Di lingkungan pertemanannya W dikelilingi oleh teman-teman yang menurutnya memberi pengaruh negatif bagi dirinya. Teman-teman yang suka minum, dan mengkonsumsi narkoba.

“Dalam pertemanan kan ada negative sama positifnya, nah kalo negative ada teman –teman yang suka minumlah, ada yang suka narkocoy kalo nongkrong pasti ada yang suka kayak gitulah terus sama minum kalo nongkrong. Tergantung sih kita mau ngikut apa enggak (transkrip, 123-132)

Diperantauan, W mengaku membutuhkan perempuan yang memberinya semangat. W juga dikelilingi oleh teman-teman perempuan yang sering berkumpul dan makan bersama.

“Gak bisa nyebutin berapa, orang yang baru gue temui trus omng bentar aja udah gue sebut temen” (transkrip, 147-150)

“Yah sama aja sih sama temen cowo, seberapa deket sih sama aja kayak gue sama temen cowo gue, kita makan bareng, makan bareng, sama aja gak ada bedanya” (transkrip, 156-161)

Saat ini W memiliki seorang pacar. Perempuan tersebut adalah sosok perempuan yang tahu menempatkan diri, tahu cara berpakaian yang baik dan benar dan mandiri. Perempuan tersebut juga mempunyai prioritas, tujuan dan target.

“Tipe cewe gue itu gak ribet, artinya yah terserah dia mau gimana aja terserah tapi tau mengkondisikan pakaiannya kalo

63

kemana mana gak usah ribet banget. Trus mandiri, loe tu harus punya prioritas, punya tujuan dan target. Kalo gue deket sama orang sih gue nanya itu sih targetnya gimana, umur berapa mau seperti apa. Kalo misal gue deket sama orang biar gue tau visi misinya apa. Dan gue gak suka cewe yang buncinan banget, kemana mana harus sama dia trus ngabarin dulu. Gue tipe orang yang harus ngelakuan sesuatu yang penting dibandingkan sama cowo loh terus” (transkrip, 204-225)

W kurang menyukai yang over protective. W tipe orang yang menghargai privasi pasangan. W juga tidak menampik kalau ia menyukai perempuan yang cantik.

“Sama ini juga gak suka gue sama orang-orang yang pacaran yang sadap aplikasi-aplikasi mereka, semua orang punya privasi, kalo ada yang mau diceritain yah diceritain tapi kalo gak mau diceritain yah itu udah jadi privasi kamu, tapi sebisanya tetep diceritain. Dari awal udah gue commit. Kalo soal tampang yang standarlah, gue gak munafik juga .faktor itu gue juga ngeliatlah. Yang tetep cantik. tapi gue juga sadar diri gak cari yang cantik cantik banget karna tampang gue juga” (transkrip, 224-242)

W berpendapat kalau seks itu adalah hubungan intim. W juga membandingkan pemahaman seksual dari orang Indonesia dan dari luar negeri. W mengatakan bahwa kalau di Indonesia berciuman adalah perilaku seks dan dianggap mesum.

64

“Kita liat orang ciuman aja di Indonesia udah termasuk seks kan makanya pengertian di luar negeri sama di Indonesia tu beda. Kalo di Indonesia ciuman ditempat umum aja dibilang mesum. Seks, trus apalagi yah ? Yaah yang lebih dari ciuman, yah ML lah menurutku itu sih. Berhubungan intim itu seks” (transkrip, 264-275)

Sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya yaitu agama Islam, hubungan seks diluar nikah itu dilarang. Namun kenyataannya ada anak usia dibawah 18 tahun sudah mulai berpacaran.

“Kalo dalam islam kan gak boleh kalo belum punya status suami istri, namun nyatanya disekitar kita ada yang pacaran di umur 18 tahun, malah ada yang di bawah itu. Kalo menurut gue sih terlepas dari agama yang umur 18 tahun ke atas” (transkrip, 281-285)

W kemudian mengenang masa lalunya ketika ia SD. Saat itu ia duduk di kelas 4 SD dan mengalami cinta monyet. Kejadian itu bermula saat seorang teman perempuannya menyatakan perasaan suka pada dirinya.

“pacaran pertama kali pas empat SD dan cuman bertahan tiga hari tapi bukan yang bener-bener pacaran” (transkrip, 297-299)

65

“yah ada cewe nembak terus gue terima gak lama pacaran tiga hari terus putus gara-gara gue toki kepalanya karna game (transkrip, 302-306)

Guru-guru dan teman-temannya mengetahui peristiwa karena W termasuk siswa yang popular pada saat itu. W dan mantan pacar kecilnya dulu masih berteman baik sampai sekarang dan masih sering bertemu.

“yah lucu lah, masih ketemu kemaren pas bukber SD masih ketemu dan dia malu juga mau dibahas lagi” (transkrip, 311-314)

“Taulah orang gue eksis dulu pas di SD” (transkrip, 317-318) W dan pasangan yang sekarang sudah melakukan hubungan seks. Terkadang W suka teringat akan permainan ranjang mereka. W suka melihat ekspresi wajah pasangannya. W menyukai posisi seks missionary yaitu posisi perempuan berada diatas badan laki-laki. Saat itu W merasa senang melihat wajah pasangan.

“Permainan wanita. Permainan dikasur atau lebih ke ekspresi muka sih gak bakal dilupain” (transkrip, 387-390)

“Yang paling gue suka sih kalo cewe di atas karna yang bikin gue kuat yang disitu doang bisa ngeliat ekspresi mukanya” (transkrip, 393-396)

W tidak mementingkan lamanya durasi berhubungan seksual, pasangannya juga pernah mencapai kepuasan dengan orgasme.

“Gak juga sih, tapi gue kalo ngelakuin itu gak mikir harus lama sih senyamannya aja” (transkrip, 399-401)

66

“Ya pernah merasakan itu cuman dia juga gak menuntut harus lama” (transkrip, 405-407)

Terkadang kalau pasangan sedang tidak ingin berhubungan seksual W mengajak pasangan menonton video porno.

“Apa yah ? sebenarnya gini gue pernah ngerasain itu yah udah kita sabar, ya nonton video” (transkrip, 417-419)

Pernah ada kejadian W berhubungan seksual dengan perempuan yang bukan pasangannya karean ia dijebak. Keadaan itu berawal dari W dan teman-temannya berlibur ke puncak. Salah satu teman perempuannya mempunyai perasaan suka terhadapnya. Sesampainya di puncak mereka menginap di villa, karena keterbatasan kamar W akhirnya memutuskan untuk tidur di ruangan TV. Pada saat subuh tiba-tiba teman perempuannya datang dan membangunkannya.

Perempuan itu berkata kalau diluar itu sangat dingin dan mengajak W untuk tidur di dalam kamar bersama dengannya. Dalam keadaan setengah sadar W mengikuti teman perempuannya itu dan tidur bersama. Tidak lama berselang, perempuan tersebut mulai memegang tangan dan memeluk W. Saat itu W merasa seperti kucing yang dikasih tulang. Maka mereka pun melakukan hubungan seks.

“Pernah kejadian, sama orang ada.karena dijebak juga. Kondisinya gini ada orang yang suka sama gue cuman gue udah punya pacar dan gue tau dia suka, dan gue temenan sama dia sama temen temennya juga. Pernah kita ke puncak trus nginap di villa, gue tidur diluar dan dia tidur dikamar cuman dia nyuru gue tidur dikamar katanya diluar dingin, terus gue bilang gampang gue bisa tidur di depan sambil nntn

67

tv. tapi pas subuh dia nyamperin gua trus suru tidur di dalam aja. karena itu subuh kan terus mata masih gimana gitu. Terus tidur berdua sama dia. Terus lama lama dia mulai megang tangan terus meluk gitu terus ya udah kejadian, ibaratnya kucing dikasih tulang, ya gimana akhirnya kejadian berhubungan terus setelah itu suasananya awakard banget dan bingung” (transkrip, 427-454)

Ketika paginya suasana di villa itu menjadi canggung. Kejadian lainnya saat W melakukan open room di sebuah club malam. Berawal dari jalan bersama sampai pada akhirnya mereka melakukan hubungan seksual. Sampai saat ini W masih merahasiakan hal tersebut dari pacarnya.

“Kalo yang mau juga ada sih, itu karna gue yang mau, gue open room tapi orangnya juga mau.awalnya jalan dulu trus gue open room terus kejadian. Sampe sekarang cewe belum tau. Tap kejadian ini gak berkali kali kejadian cuman semalem” (transkrip, 455-463)

Ketika berhubungan seksual W pun tidak selalu menggunakan alat kontrasepsi karena ia dan pasangan merasa kurang puas jika harus menggunakan alat kontrasepsi.

“Menurut gua menjamin sih” (transkrip, 481)

“Sejauh ini sih lebih ngikutin maunya dia yah” (transkrip, 489-490) W juga menceritakan tentang hubungan seksual kepada dua orang sahabat laki-laki yang ia percaya.

“Awalnya mereka bilang anjir, seriusan loh. Terus tanya kenapa loe bisa kayak gitu tapi ujung-ujungnya nanya tapi enak gak kayak bercanda canda gitu” (trankrip, 508-513)

68

W juga kurang menyukai perilaku teman-teman prianya yang terkadang diam-diam suka merekam perbuatan seksual mereka dengan lawan jenis.

“Gue sebenernya kesel sama orang-orang yang kayak gini. Loe udah ngedapatin hal itu eh malah loe sebar, brengsek banget sih. Kalo gue mau sharing mungkin ke satu atau dua orang yang bener-bener deket sama gua. tapi gak pernah di videoin atau gue sebar, gue kasian itukan aib dia sama gue” (transkrip, 495-505)

W pun merasa semakin bebas karena ia tinggal di lingkungan yang bebas seperti tidak ada aturan kos dan warga yang tidak peduli dengan lingkungan sekitar.

“Kosan gue bebas soalnya, lingkungannya juga santai, aman aman aja” (transkrip, 517-519)

Kalau dari segi keluarga orang tuanya hanya tahu kalau ia sudah berpacaran tapi belum tahu kalau ia sudah melakukan hubungan seksual.

“Belum tau tapi kalo pacaran mereka tau” (transkrip, 522- 523) Terkait gambaran masa depan W masih belum mempunyai gambaran dan lebih memilih untuk tidak menceritakan pengalaman masa lalunya ke pasangannya nanti.

“Yah pengen cuman liat nanti kedepannya gimana” (transkrip, 528-529)

Analisis Kehidupan Seksual W

W sebagai mahasiswa rantau merasa dirinya lebih nyaman saat tinggal dan menetap di Yogyakarta. W banyak menghabiskan waktu dengan bergaul dengan teman-teman baru dan mencari tahu kehidupan masyarakat di tempat yang baru karena proses adaptasi menjadi

69

suatu kejadian alamiah yang pasti dilalui oleh tiap indvidu dalam berinteraksi di lingkungannya (Bidang, Erawan, Sary, 2018)

Di perantauan W berteman dengan orang-orang yang suka mengkosumsi minuman keras bahkan narkoba yang dampaknya bisa sampai ke berhubungan seksual. Selain berteman, W juga memiliki pacar dan sudah melakukan hubungan seksual dan menurut pandangan W seks adalah berhubungan badan.

Oleh karena sudah memandang seks sebagai sesuatu yang identik dengan berhubungan badan maka W termasuk dalam kategori teori infatued love adalah cinta gila atau cinta pada pandangan pertama atau hanya jatuh cinta dan mengalami gairah tanpa adanya keintiman dan komitmen Strainberg (1986).