TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
OPERASIONALISASI VARIABEL Return On Assets (ROA)
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah proitabilitas perusahaan. Proitabilitas diukur dengan menggunakan Return On Assets (rOA). Menurut Kasmir (2006:281), Return On Assets (rOA) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh proitabilitas dan mengelola tingkat eisiensi usaha bank secara keseluruhan. ROA merupakan rasio yang mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan yang dihasilkan dari rata-rata total aset bank yang bersangkutan (yuliani, 2007). rOA merupakan tingkat pengembalian atas aktiva yang dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Horne dan Wachowicz, 2005:224):
capital Adequacy Ratio (cAR)
Dalam penelitian ini Capital adequacy Ratio (CAr) merupakan variabel independen yang pertama (X1). CAr adalah jumlah modal minimal yang harus dimiliki oleh suatu bank sehingga keputusan para nasabah sebagai pemilik dana dapat terlindungi dari ancaman terjadinya insolvency kegiatan usaha perbankan (Latumaerissa, 1999:92). rasio ini mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang
Laba Bersih total Aktiva rOA = x 100%
Modal Bank
Aktiva tertimbang Menurut resiko CAr = x 100%
Tabel 1
Populasi Penelitian
No Kode Nama Perusahaan Perbankan 1 AGrO Pt. Bank Agroniaga, tbk.
2 BABP Pt. Bank Bumi Putera indonesia, tbk. 3 BACA Pt. Bank Capital indonesia, tbk. 4 BAEK Pt. Bank Ekonomi raharja, tbk. 5 BBCA Pt. Bank Central Asia, tbk. 6 BBKP Pt. Bank Bukopin, tbk. 7 BBNi Pt. Bank Negara indonesia, tbk. 8 BBNP Pt. Bank Nusantara Parahyangan, tbk. 9 BBri Pt. Bank rakyat indonesia, tbk. 10 BBtN Pt. Bank tabungan Negara, tbk. 11 BCiC Pt. Bank Mutiara, tbk. 12 BDMN Pt. Bank Danamon, tbk.
13 BEKS Pt. Bank Eksekutif internasional, tbk. 14 BKSW Pt. Bank Kesawan, tbk.
15 BMri Pt. Bank Mandiri, tbk. 16 BNBA Pt. Bank Bumi Arta, tbk. 17 BNGA Pt. Bank CiMB Niaga, tbk. 18 BNii Pt. Bank internasional indonesia, tbk. 19 BNLi Pt. Bank Permata, tbk.
20 BSWD Pt. Bank Swadesi, tbk.
21 BtPN Pt. Bank tabungan Pensiunan Nasional, tbk. 22 BViC Pt. Bank Victoria, tbk.
23 iNPC Pt. Bank Artha Graha internasional, tbk. 24 MAyA Pt. Bank Mayapada internasional, tbk. 25 MCOr Pt. Bank Windu Kentjana internasional, tbk. 26 MEGA Pt. Bank Mega, tbk.
27 NiSP Pt. Bank OCBC Nisp, tbk. 28 PNBN Pt. Bank Panin, tbk.
29 SDrA Pt. Bank Himpunan Saudara 1906, tbk. Sumber: Data diolah (2011)
diberikan (Prastiyaningtias, 2010). rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut (Surat Edaran Bank indonesia No. 6/23/DPNP 2004):
Non Performing Loan (NPL)
Dalam penelitian ini NPL merupakan variabel independen yang kedua (X2). rasio NPL menunjukkan risiko kredit yang mengalami masalah dari seluruh kredit yang diberikan oleh bank. NPL merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar risiko kredit yang diberikan kepada nasabah mengalami masalah (Ariin dan Syukri, 2006:146). rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut (Surat Edaran Bank indonesia No. 6/23/DPNP 2004):
Loan to Deposit Ratio (LDR)
Dalam penelitian ini Loan to Deposit Ratio (LDr) merupakan variabel independen yang ketiga (X3). LDr adalah suatu pengukuran yang menunjukkan deposito berjangka, giro, tabungan, dan lain-lain yang digunakan dalam memenuhi permohonan pinjaman nasabahnya (Latumaerissa, 1999:23). LDr merupakan rasio antara jumlah seluruh kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. LDr digunakan untuk menilai likuiditas suatu bank dengan cara membagi jumlah kredit yang diberikan oleh bank terhadap dana pihak ketiga dan modal inti. rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut (Surat Edaran Bank indonesia No. 6/23/DPNP 2004):
total Kredit Bermasalah total Kredit
NPL = x 100%
Jumlah Kredit yang Diberikan total Dana Pihak Ketiga + Modal inti LDr = x 100%
30 riHA DEDi PriANtANA & zuLFiA Jurnal Akuntansi dan Keuangan
Metode Analisis
Metode analisis data dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan menggunakan SPSS 17.0 (Statistical Package for Social Science). Metode analisis pengujian hipotesis adalah regresi linear berganda (Multiple Linear Regression) untuk menguji dan menganalisis pengaruh rasio capital adequacy ratio, non performing loan, dan loan to deposit ratio terhadap return on assets. Spesiikasi persamaan regresi linear berganda (Multiple Linear Regression) yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Y = α + β1X + β2X2 + β3X3 + e Dimana :
y = Return on assets α = Konstanta
β1 = Koeisien regresi capital adequacy ratio
β2 = Koeisien regresi non performing loan
β3 = Koeisien regresi loan to deposit ratio
X1 = Capital adequacy ratio X2 = Non performing loan X3 = Loan to deposit ratio e = Error
uji Asumsi Klasik a. uji Normalitas
uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah variabel dependen, independen atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah berdistribusi normal atau mendekati normal (umar, 2003:181). Mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak dapat diketahui dengan uji Kolmogorov-Smirnov pada tingkat signiikansi 5%. Pedoman pengambilan keputusan tentang data tersebut mendekati atau merupakan distribusi normal berdasarkan uji Kolmogorov Smirnov dapat dilihat dari:
1. Bila nilai signiikan > 0,05 berarti distribusi data normal.
2. Bila nilai signiikan < 0,05 berarti distribusi data tidak normal.
b. Uji Multikolinearitas
uji multikoliniearitas untuk mengetahui
apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka terdapat masalah multikolinieritas yang harus diatasi (umar, 2003:177). Menurut Ghozali (2005:91) untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas digunakan output dari matrik Pearson Corelation yang dapat dilihat dari nilai tolerance atau VIF (Variance Inlation Factor) yang dihitung dengan rumus sebagai berikut:
VIF = / Tolerance
Jika nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.
Jika nilai tolerance < 0,10 dan nilai VIF > 10, maka dapat disimpulkan bahwa ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.
c. Uji Heterokedastisitas
uji heterokedastisitas untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variasi dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap disebut homokedastisitas, sementara untuk variasi yang berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas (umar, 2003:179).
d. Uji Autokorelasi
uji autokorelasi untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi linier terdapat hubungan yang kuat baik positif maupun negatif antardata yang ada pada variabel-variabel penelitian (umar, 2003:182). Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dilakukan dengan menggunakan nilai uji Durbin Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut (Ghozali, 2005:95):
Bila nilai DW berada terletak antara batas atas atau Upper Bound (Du) dan (4 – Du), maka koeisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi.
Bila nilai DW lebih rendah dari pada batas 1.
2.
1.
bawah atau Lower Bound (DL), maka koeisien autokorelasi lebih besar dari nol, berarti ada autokorelasi positif.
Bila nilai DW lebih besar daripada (4 – DL), maka koeisien autokorelasi lebih kecil dari nol, berarti ada autokorelasi negatif.
Bila nilai DW terletak diantara batas atas (Du) dan batas bawah (DL) atau DW terletak antara (4 – Du) dan (4 – DL), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.