• Tidak ada hasil yang ditemukan

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan

Dalam dokumen PERBUP RKPD 2015 (Halaman 111-115)

EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

II 72 RKPD Kabupaten Bandung

20) Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan

Persandian

Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian salah satunya dapat dilihat dari beberapa indikator kinerja, diantaranya aspek kemiskinan, karena kemiskinan merupakan permasalahan krusial yang sangat berpengaruh terhadap masyarakat di dalam mengakses pelayanan dasar yaitu pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, dan kemampuan daya beli. Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Bandung pada tahun 2013 sebanyak 267.776 jiwa atau 8,02% terhadap total jumlah penduduk. Jumlah ini menurun bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dimana pada tahun 2012 mencapai 277.806 jiwa atau sebesar 8,32%.

Tabel 2.80

Persentase Penduduk Miskin di Kabupaten Bandung Tahun 2009-2013 No. Uraian 2009 2010 2011 2012 2013 1. Jumlah penduduk 3.148.951 3.174.499 3.229.988 3.351.048 3.451.333 2. Jumlah Penduduk miskin 261.048 294.911 292.155 277.806 267.776 3. Angka Kemiskinan 8.29 9.29 8.99 8.32 8,02 4. Persentase penduduk di atas Garis Kemiskinan 91.71 % 90.70 % 90.01 % 91.68 %

Sumber : BPS Kabupaten Bandung Tahun 2008-2013

Selain dilihat berdasarkan tingkat kemiskinan, urusan ini juga dapat dinilai berdasarkan indikator berikut ini.

a) Persentase Penyelesaian Penegakan Perda

Peraturan Pemerintah RI nomor 32 tahun 2004 tentang Pedoman Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), khususnya yang tercantum pada pasal 3, menyatakan bahwa Satpol PP mempunyai tugas memelihara dan menyelenggarakan ketentraman dan ketertiban umum, menegakan peraturan daerah dan keputusan kepala daerah.

Berkaitan dengan peraturan tersebut petugas Satpol PP Kabupaten Bandung telah melakukan penyelesaian atas masalah yang terkait dengan penegakan perda dan penegakan K3. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

II - 74

RKPD Kabupaten Bandung 2015

Tabel 2.81

Persentase Penyelesaian Penegakan Hukum di Kabupaten Bandung Tahun 2009-2013

No. Uraian 2009 2010 2011 2012 2013 1. Penegakan Perda a. Jumlah Pelanggaran Perda 82 22 35 40 64 b. Jumlah Penyelesaian Penegakan Perda 82 22 35 40 64 c. Persentase Penyelesaian Penegakan Perda 100% 100% 100% 100 100 2. Penegakan K3 a. Jumlah Pelanggaran K3 12 10 8 11 14 b. Jumlah Penyelesaian Penegakan K3 12 10 8 11 14

Sumber: Satpol PP Kabupaten Bandung, 2013

b) Indeks Kepuasan Masyarakat

Fungsi utama pemerintah adalah melayani masyarakat, maka dari itu pemerintah perlu terus berupaya dalam meningkatkan kualitas pelayanan. Ukuran keberhasilan penyelenggaraan pelayanan ditentukan oleh tingkat kepuasan penerima layanan. Kepuasan penerima layanan dapat dicapai apabila penerima layanan memperoleh pelayanan sesuai dengan yang dibutuhkan atau diharapkan. Berkaitan dengan hal tersebut, mulai dilakukan penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) sebagai tolok ukur di dalam menilai tingkat kualitas pelayanan yang diselenggarakan pemerintah. Di samping itu data IKM dapat menjadi bahan penilaian terhadap unsur pelayanan yang masih memerlukan perbaikan dan menjadi pendorong setiap unit penyelenggara pelayanan untuk meningkatkan kualitas pelayanannya.

Tabel 2.82

Indeks Kepuasan Masyarakat Kabupaten Bandung Tahun 2013 Bidang Pelayanan Nilai IKM Konversi 2013 Mutu Pelayanan Kinerja Bidang Pelayanan Nilai IKM Konversi 2012 Kesehatan 74,48 B Baik 73,53 Ekonomi 72,81 B Baik 74,33 Administrasi Penduduk 73,79 B Baik 70,85 Ketenagakerjaan 75,56 B Baik 71,93 Sanitasi 75,21 B Baik 73,64 Kebersihan 74,08 B Baik 75,22 Pendidikan 72,47 B Baik 70,56 Rata-rata IKM

Kabupaten Bandung 74,06 B Baik 72,87 Sumber: Indeks Kepuasan Masyarakat Kabupaten Bandung Tahun 2013

II - 75

RKPD Kabupaten Bandung 2015

21) Ketahanan Pangan

Ketahanan pangan adalah kecukupan ketersediaan pangan bagi setiap rumah tangga sekaligus kemampuan akses rumah tangga terhadap pangan yang dibutuhkan oleh setiap anggotanya. Perwujudan ketahanan pangan dapat diindikasikan dengan ketersediaan pangan, cadangan pangan

daerah, penganekaragaman konsumsi pangan, dan

pencegahan/penanggulangan masalah pangan. a) Ketersediaan Pangan

Terpenuhinya kebutuhan penyediaan pangan penduduk di wilayah yaitu berdasarkan jumlah ketersediaan energi dan zat giji per-orang/hari. Berdasarkan SPM Ketahanan Pangan, kebutuhan energi harian rata-rata penduduk Indonesia adalah 2.200 kkal, kebutuhan protein sebesar 57 gram, dengan jumlah Skor Pola Pangan Harapan (PPH) sebesar 100. Realisasi dan target capaian skor PPH Ketersediaan Pangan di Kabupaten Bandung adalah sebagai berikut.

Tabel 2.83

Realisasi dan Target Capaian Skor PPH Ketersediaan Pangan Tahun 2011-2013

No Kelompok Pangan

Skor Pola Pangan Harapan (PPH)

2011 2012 2013

1 Padi-padian 25,0 25,0 25,0

2 Umbi-umbian 2,5 2,5 2,5

3 Pangan hewani 24,0 24,0 24,0

4 Minyak dan lemak 4,1 4,3 4,6

5 Buah/Biji berminyak 0,3 0,5 0,7

6 Kacang-kacangan 10,0 10,0 10,0

7 Gula 0,9 1,3 1,7

8 Sayur dan buah 30,0 30,0 30,0

9 Lain-lain 0 0 0

Total PPH 96,8 97,6 98,4

Sumber: Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Tahun 2013

b) Penganekaragaman dan Konsumsi Pangan

Berdasarkan data Neraca Bahan Makanan (NBM), pada tahun 2012 jumlah ketersediaan pangan di Kabupaten Bandung sudah mencukupi kebutuhan pangan. Hal ini ditandai dengan Angka Ketersediaan Energi (AKE) dan dan Angka Ketersediaan Protein (AKP) yang melebihi angka kecukupan gizi ketersediaan pangan (ketersediaan energi sebesar 109,7% AKE dan ketersediaan protein 189,3% AKP), walaupun keberagamannya masih belum ideal ditandai dengan skor PPH tahun 2013 sebesar 98,4. Dari data tersebut, rata-rata penduduk Kabupaten Bandung mengkonsumsi bahan makanan energi yang melebihi standar kecukupan gizi, namun konsumsi terhadap bahan makanan yang berprotein masih kurang.

II - 76

RKPD Kabupaten Bandung 2015

Penganekaragaman dan konsumsi pangan ini

dipengaruhi oleh akses terhadap pangan. Jika penduduk Kabupaten Bandung memiliki akses terhadap pangan yang baik, maka diproyeksikan konsumsi pangan akan baik pula. Akses pangan tersebut terdiri dari akses

ekonomi/daya beli, akses infrastruktur, akses

budaya/pengetahuan gizi.

Tabel 2.84

Realisasi dan Target Capaian Skor PPH Konsumsi Pangan Tahun 2011-2013

No Kelompok Pangan Tahun

2011 2012 2013

1 Konsumsi Energi (%AKE) 122,5 116,1 109,7

2 Konsumsi Protein (%AKP) 164,1 151,9 141,2

Total PPH 96,8 97,6 98,7

Sumber: Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Tahun 2013

c) Cadangan Pangan Daerah

Berdasarkan SPM Ketahanan Pangan bahwa

kabupaten/kota harus memiliki Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) berupa 100 ton beras atau berupa uang senilai tersebut. Sejak tahun 2013, Kabupaten Bandung telah mengalokasikan anggaran Cadangan Pangan Pemerintah yang setara dengan 60 ton beras.

Tabel 2.85

Cadangan Pangan Pemerintah Tahun 2011-2013

No Indikator

Tahun

2011 2012 2013

1 Cadangan Pangan

Pemerintah (Beras, Ton) 0 0 60

Sumber: Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan, 2013

d) Penanggulangan Masalah Pangan

Dalam ketahanan pangan, permasalahan pangan terjadi apabila terdapat suatu tempat/wilayah mendapat kesulitan akses terhadap pangan, sehingga berdampak terhadap konsumsi pangan yang dikonsumsi oleh masyarakat menjadi kurang baik. Kesulitan akses pangan diantaranya dapat berupa hambatan terhadap akses ekonomi/daya beli, infrastruktur, budaya serta pengetahuan gizi pangan. Program penanggulangan masalah pangan yang dilakukan berupa Program Desa Mandiri Pangan yang bertujuan untuk meningkatkan Ketahanan Pangan dan Gizi (mengurangi kerawanan pangan dan gizi) masyarakat melalui pendayagunaan

II - 77

RKPD Kabupaten Bandung 2015

sumberdaya, kelembagaan dan budaya lokal di

perdesaan. Secara lengkap Program Desa Mandiri Pangan yang telah dilakukan, disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 2.86

Realisasi Pelaksanaan Desa Mandiri Pangan Tahun 2011-2013

No Kelompok Pangan

Tahun

2011 2012 2013

1 Desa Mandiri Pangan, APBD

(jumlah Desa) 4 5 5

2 Desa Mandiri Pangan, APBN

(jumlah Desa) 1 1 2

JUMLAH 5 6 7

Sumber: Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan, 2013

22) Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Dalam dokumen PERBUP RKPD 2015 (Halaman 111-115)